BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Ajeng Dwi Saputri NIM: 2015430001 Tahun Angkatan: 2015
Dela Astria Virliantari NIM: 2015430008 Tahun Angkatan: 2015
Puji Nafilah NIM: 2016430044 Tahun Angkatan: 2016
Edit
Unduh lembar pengesahan
- Lengkapi data sumber dana lain (jika ada), jangka waktu pelaksanaan,
menyetujui Ketua Program Studi / Wakil Dekan III dan Wakil Rektor III
(WR3: Irfan Purnawan, S.T., M.Chem.Eng., NIP. 20.773).
- Setelah lengkap, klik cetak di kanan atas untuk save as pdf
i
DAFTAR ISI
Tabel 2............................................................................................................. 5
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki garis pantai
terpanjang di dunia. Perikanan Indonesia memiliki peran yang penting karena
wilayah negaranya sebagian besar adalah lautan. Salah satu hasil yang paling
melimpah adalah ikan.
Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung berbagai
macam zat nutrisi. Penggunaan ikan skala industri maupun skala rumah tangga
menjadikan daging ikan sebagai bahan baku utama. Ini berarti bagian-bagian
tubuh ikan selain dagingnya disebut sebagai hasil samping (by-product). Rata-rata
bagian daging ikan yang dapat dimakan sebanyak 40-50 %. Berarti selebihnya
tidak dimakan. Bagian tubuh ikan yang biasanya menjadi limbah adalah sisik,
kulit, tulang, insang, dan semua oragan dalam. Limbah yang dihasilkan akan
bernilai ekonomis jika dilakukan pengolahan lebih lanjut yaitu dengan cara
mengolah sisik ikan sebagai bahan baku kitosan (Vanadia, 2009).
Menurut penelitian Vanadia yang berjudul “Karakteristik kimia dan Fisik
Sisik Ikan Gurami” sisik gurami mengandung kadar air berkisar 30,0–36,8 %, abu
18,7-26,3 %, lemak 0,1-1,0 %, protein 29,8-40,9 %, karbohidr.at by differences
2,0-5,7%, kitin 0,4-3,7 %, kalsium 5,0-8,6 % (Vanadia, 2009)
Kitosan merupakan turunan dari kitin dengan rumus N-asetil D-
glukosamin, merupakan polimer kationik dengan jumlah monomer sekitar 2000-
3000 monomer, tidak toksik dengan LD50 = 16 g/kg berat badan dan mempunyai
bobot molekul sekitar 800 KDa (Janesh 2003). Kitosan merupakan salah satu
senyawa yang dimanfaatkan dalam bidang farmasi sebagai antibakteri. Kitosan
memiliki keunggulan diantaranya biodegradable, biocompatible dan non toxic.
Kitosan dimanfatkan sebagai antibakteri dilihat dari adanya gugus fungsional
amina pada kitosan yang dapat membentuk ikatan dengan dinding sel bakteri dan
mengakibatkan timbulnya kebocoran konstituen intreseluler sehingga bakteri akan
mati (M. Andi, 2012).
Menurut (Hasri, 2010) hasil survei Badan Riset Kelautan dan Perikanan
(BRKP) menunjukkan bahwa daerah Jabotabek tersedia sekitar 100 ton/bulan
kulit udang kering setara satu ton kitin, dikonversikan ke dalam nilai mata uang,
maka akan diperoleh devisa sebesar US$ 65 ribu/bulan atau US$ 780/tahun.
Dilihat dari karakteristik dan manfaatnya, kitosan dapat diformulasikan
menjadi lotion antiibakteri yang aman bagi kesehatan. Kitosan diharapkan
menjadi salah satu bahan alami sebagai alternatif untuk menggantikan
penggunaan alkohol pada lotion. Penggunaan alkohol dalam pembuatan lotion
dapat malarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit yang fungsinya sebagai
pelindung terhadap infeksi mikroorganisme.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
- Mengetahui proses terbaik untuk mendapatkan jumlah kitosan optimum
- Mengetahui komposisi terbaik pembuatan lotion antibakteri
D. Manfaat Penulisan
- Untuk mencari proses terbaik untuk mendapatkan jumlah kitosan optimum
- Untuk mendapatkan komposisi terbaik pembuatan lotion antibakteri
GAGASAN
3
1. Kementrian Perikanan
Memberikan informasi tentang potensi hasil penangkapan dan
pembudidayaan ikan yang ada di Indonesia untuk kemudian memaksimalkan
pengolahan limbah sisik ikann menjadi lotion anti bakteri
2. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Memberikan informasi komposisi bahan dari pembuatan lotion antibakteri
yang diperbolehkan di Indonesia agar dapat diproduksi dalam skala industri
Langkah-langkah strategis yang dilakukan agar gagasan bisa berjalan dengan baik
dan diterima masyarakat luas, yaitu :
1. Melakukan pengolahan sisik ikan yang selama ini hanya dibuang untuk
dijadikan UMKM
2. Membuat sistem pengolahan limbah sisik ikan
3. Membuat rancangan pengolahan limbah sisik ikan menjadi kitosan
4. Menentukan formulasi terbaik untuk fungsi antimokroba dari kitosan dalam
bentuk lotion
6
KESIMPULAN
- Kitosan dapat diformulasikan menjadi lotion antibakteri yang secara umum dapat
memberikan lapangan pekerjaan dan juga dapat meningkatkan nilai ekonomis dari sisik
ikan
- Limbah sisik ikan dapat membuka peluang UMKM melakukan sistem pengolahan dari
hulu ke hilir
- Dalam skala nasional dapat memberikan kesejahteraan dari pengolahan kitosan dari
yang berasal dari sisik ikan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Andi, M Rahman. 2012. Kitosan sebagai Bahan Antibakteri dalam Formulasi Gel
Pembersih Tangan (Hand Sanitizer). Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, IPB.
Herliana P. 2010. Potensi Khitosan Sebagai Anti Bakteri Penyebab Periodontitis.
Jurnal UI Untuk Bangsa Seri Kesehatan, Sains, dan Teknologi, Vol (1).
Hasri. 2010. Prospek dari Kitosan Termodifikasi sebagai Biopolimer Alami yang
Menjanjikan. Makassar. Jurnal 1 Chemica, vol 11 : 1-10.
Islam M, Masumb S, Mahbuba KR, Haque Z. 2011. Antibacterial Activity
of Crab-Chitosan against Staphylococcus aureus and Escherichia
coli. Journal of Advanced Scientific Research, 2(4): 63-66.
Kusumaningsih, Triana, Abu Masyukur, Usman Arief. 2014. Pembuatan Kitosan
dari Kitin Cangkang Bekicot (Achatina fulica). Surakarta. Jurnal Biofarmasi
2 (2) : 64-68.
Nasruddin, dkk. 2017. Pemanfaatan Ekstrak Kitosan dari Limbah Sisik Ikan
Bandeng di Selat Makassar pada Pembuatan Bioplastik Ramah
Lingkungan. Makassar. Hassanudin Student Journal, 1(1) : 56-61.
Purwaningsih, Sri, Ella Salamah, Tika A. Budiarti. 2014. Formulasi Skin Lotion
dengan Karagenan dan Antioksidan Alami dari Rhizophora mucronata
Lank. Bogor. Jurnal Akuatika, vol 5, no 1.
Yogaswari, Vanadia. 2009. Karakteristik Kimia dan Fisik Ikan Gurami. Bogor :
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.