TUGAS PBL
MEI 2014
Defensive Medicine
DISUSUN OLEH:
Christa Gisella Pirsouw
NIM. 2013-83-023
TUTOR:
dr. Samuel Maruanaya
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2014
Defensive Medicine
Pada tahun 1994, Kongres Office of Thechnology Assessment (OTA)
mengeluarkan definisi mengenai defensive medicine. Defensive medicine
menurut OTA, terjadi ketika dokter memesan tes, prosedur atau kunjungan atau
menghindari pasien berisiko tinggi atau prosedur, terutama (tetapi belum tentu
atau semata-mata) untuk mengurangi eksposur mereka terhadap kewajiban
malpraktik. Ketika dokter melakukan tes tambahan atau prosedur terutama untuk
mengurangi kewajiban malpraktik, mereka berlatih kedokteran defensif positif.
Ketika mereka menghindari pasien tertentu atau prosedur, mereka berlatih
kedokteran defensif negatif. OTA juga mencatat bahwa tindakan mungkin
kedokteran defensif bahkan jika dilakukan untuk alasan seperti kepercayaan
dalam efektivitas prosedur ini, keinginan untuk mengurangi ketidakpastian medis
atau insentif keuangan, asalkan motif utama adalah untuk menghindari risiko
malpraktek. Dalam sebuah editorial Journal of American Medical Association,
Budetti mencatat, mungkin ironi terbesar adalah bahwa kedokteran defensif
mungkin menjadi kontraproduktif dan benar-benar dapat meningkatkan risiko
malpraktek. Studdert dan rekan menunjukkan bahwa semakin dokter memesan
tes atau melakukan prosedur diagnostik dengan nilai prediktif rendah atau
memberikan pengobatan agresif untuk kondisi beresiko rendah, praktik tersebut
lebih besar kemungkinan untuk menjadi standar hukum perawatan. Defensive
medicine adalah reaksi terhadap meningkatnya biaya premi asuransi malpraktik
dan biasanya gugatan pasien yang tidak sesuai dengan persepsi medis tetapi hanya
memuaskan nafsu persepsi medis yang terbatas dari masyarakat awam dan
penegak hukum. Dokter di Amerika pun saat ini berada pada risiko tertinggi
digugat dan overtreatment secara umum. Bukan hanya di Indonesia, jumlah
tuntutatn terhadap dokter di Amerika Serikat telah meningkat dalam dekade
terakhir dan telah memiliki dampak besar pada perilaku dokter dan praktek medis.
Referensi
1. Manner Paul A. Practicing Defensive Medicine Not good for patients or