Anda di halaman 1dari 3

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

3.1 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR POM DI SURABAYA


Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12
Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Unit Pelaksana Teknis di
lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disingkat
UPT BPOM adalah satuan kerja yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas
teknis operasional klasifikasi UPT BPOM berdasarkan pengelompokan
organisasi UPT BPOM yang mempunyai tugas dan fungsi sejenis berdasarkan
perbedaan tingkatan organisasi (eselon) yang dinilai berdasarkan beban
kerja.tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu di bidang pengawasan
obat dan makanan. UPT BPOM berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan, yang secara teknis dibina oleh Deputi dan secara administratif
dibina oleh Sekretaris Utama. UPT BPOM yang dikepalai oleh seorang Kepala,
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis operasional di bidang
pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Klasifikasi UPT BPOM terdiri atas:
a. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disebut Balai
Besar POM.
b. Balai Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disebut Balai POM
c. Loka Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disebut Loka POM.

Saat ini terdapat 73 UPT di 33 provinsi Lingkungan Badan POM dengan


rincian 21 BBPOM, 7 Balai POM Tipe A, 5 Balai POM Tipe B, dan 40 Kantor
Perwakilan Badan POM (Loka POM). Salah satu lokasi Balai Besar POM di
Provinsi Jawa Timur terdapat di Kota Surabaya.

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Surabaya


merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis dari Badan POM RI dalam
melaksanakan fungsi pengawasan obat dan makanan di Indonesia Balai Besar
POM di Surabaya mempunyai tugas dan fungsi untuk melaksanakan kebijakan
di bidang pengawasan obat dan makanan di wilayah Provinsi Jawa Timur dalam
rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap risiko yang
berdampak pada kesehatan akibat penggunaan dan penyalahgunaan obat,
narkotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA), obat tradisional, makanan,
suplemen makanan, kosmetik dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT)
yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan dan mutu. Wilayah
kerja Balai Besar POM di Surabaya terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota
meliputi:

Tabel 3.1 Wilayah Kerja Balai Besar POM di Surabaya


1 Kota Surabaya 14 Kab. Bangkalan 27 Kota Probolinggo
2 Kab. Bojonegoro 15 Kota Malang 28 Kab. Banyuwangi
3 Kab. Malang 16 Kab. Sampang 29 Kab. Tulungagung
4 Kab. Mojokerto 17 Kab. Sumenep 30 Kab. Blitar
5 Kab. Sidoarjo 18 Kab. Lamongan 31 Kab. Jember
6 Kab. Jombang 19 Kab. Pamekasan 32 Kab. Kediri
7 Kab. Nganjuk 20 Kab. Madiun 33 Kab. Lumajang
8 Kab. Gresik 21 Kab. Ngawi 34 Kab. Pasuruan
9 Kab. Pasuruan 22 Kota Pasuruan 35 Kab. Trenggalek
10 Kab. Probolinggo 23 Kota Batu 36 Kota Pasuruan
11 Kab. Tuban 24 Kab. Magetan 37 Kota Blitar
12 Kab. Ponorogo 25 Kota Mojokerto 38 Kota Kediri
13 Kab. Pacitan 26 Kota Madiun
Struktur organisasi Balai Besar POM di Surabaya dapat dilihat pada
Gambar 3.1 dibawah ini:

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Balai Besar POM di Surabaya

PUSTAKA
Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan
Pengawas Obat dan Makanan.
Anonim. 2019. Struktur Organisasi Balai Besar POM di Surabaya. Diakses pada
tanggal 20 April 2019 melalui https://surabaya.pom.go.id/.

Anda mungkin juga menyukai