Anda di halaman 1dari 3

NAMA:

Aulia Tamara (201820471011069)


Astriniar Nisrina Ulfa (201820471011070)

Bekasi / Kota /
SELASA, 19/01/2016 13:46 WIB

Inspektorat Temukan Kelalaian Penyimpanan Obat


BEKASI_DAKTACOM:
Inspektorat Kota Bekasi temukan
kelalaian dalam penyimpanan dan
administrasi pengelolaan obat di gudang
obat Kota Bekasi.
Kepala Inspektorat Kota Bekasi,
Cucu Samsudin, mengatakan, setelah
mendapat perintah dari Walikota untuk
melakukan audit investigasi pengelolaan
obat di gudang obat Perumahan
Bumiagara, Mustika Sari, Mustikajaya,
Kota Bekasi, Inspektorat langsung
menurunkan tim melakukan penyidikan
lebih mendalam.
Satu hari turun ke lapangan pihaknya sudah menemukan adanya kesalahan penyimpanan obat.
Menurutnya, penyimpanan obat harus disesuaikan dengan jenisnya, tidak ditumpuk dalam kardus dan
dibiarkan tidak terawat. Suhu obat ketika disimpan juga harus diatur, jika tidak dapat berubah menjadi
racun dan akibatnya akan fatal jika dikonsumsi masyarakat.
"Ada obat yang harusnya disimpan dalam lemari pendingin, ada juga yang pengaturan suhunya
berbeda, tapi ini malah disimpan di kardus dan tidak terawat," katanya.
Terkait administrasi pengeluaran obat dan stok obat saat ini masih dalam proses pendalaman,
mengingat masih banyak masyarakat yang berobat di puskesmas dan RSUD Kota Bekasi harus
menebus obat di apotik, sedangkan seharusnya semua pasien yang berobat mendapatkan pelayanan
dan obat langsung dari pusat kesehatan yang dituju.
"Diusahakan obat yang dibutuhkan pasien ada di pusat kesehatan dan RSUD, bukan malah beli
dari apotek karena stoknya tidak ada," tambahnya.
Cucu mengaku belum dapat memberikan sangsi kepada UPTD persediaan obat Dinas
Kesehatan karena audit investigasi masih berjalan.
Reporter : Warso Sunaryo
Editor : Dakta Administrator
1. Akar permasalahan dari berita
a. Obat dibiarkan tertumpuk didalam kardus dengan kondisi tidak terawat.
b. Obat yang berada dalam lemari pendingin disimpan dalam suhu berbeda dengan keterangan
yang ada pada brosur.
c. Sanksi masih belum bisa diberikan karena masih dalam proses pendalaman
2. Aturan dan Undang-Undang yang dilangggar
a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek

Tedapat pada BAB II Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Dan Bahan Medis Habis
Pakai, Pada Point D bagian Penyimpanan bahwa:
1. Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah
baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa.
2. Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin
keamanan dan stabilitasnya.
3. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya
yang menyebabkan kontaminasi.
4. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas
terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
5. Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In
First Out)
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Penyelesaian Masalah sesuai aturan yang Berlaku.
a. Pembuatan SOP terkait proses penerimaan, penyimpanan, pemusnahan yang jelas
b. Dilakukan pencatatan dan pelaporan terkait bahan obat maupun bahan medis lain yang
telah mengalami expired, akan diretur, atau dimusnahkan.
c. Obat disimpan pada ruangan yang sesuai dengan aturan yang tertera pada brosur.
d. Obat disimpan pada suhu yang telah ditentukan sesuai yang tertera pada brosur.
e. Pelabelan dan peletakan obat diatur sedemikian rupa untuk menghindari kesalahan
pemberian, khususnya obat obat high alart

Anda mungkin juga menyukai