Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS STERILISASI RUANGAN

Diajukan oleh:
ZAENAL JAFAR
15020140055

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi


Program Studi S1 Ilmu Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2016

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM


ANALISIS STERILISASI RUANGAN

Dipersiapkan dan disusun oleh


ZAENAL JAFAR
15020140055
telah dipertahankan di depan asisten pendamping pada tanggal
.................................................

Telah disetujui oleh:

Asisten Pendamping,

FathulKahar

tanggal...................................

ANALISI STERILISASI RUANGAN


Zaenal Jafar1danFathul Kahar2
1

MahasiswaFakultas Farmasi, UMI.


Laboratorium MikrobiologiFakultasFarmasi, UMI

Email: Zaenaljafar585@gmail.com
Ruang steril merupakan suatu keadaan dimana ruangan tersebut bebas dari
mikroorganisme baik yang pathogen maupun yang non patogen. Sterilisasi adalah
proses penghilangan atau membunuh mikroorganisme yang terdapat dalam suatu
benda atau ruangan. Ruang steril sangat penting dalam bidang kesehatan seperti
ruang pasca operasi. Dimana pengujian ini dilakukan dengan metode
eksperimental (pengujian) dan hasil analisis menunjukkan bahwa pada ruangan
LAF jumlah mikroorganisme yang tumbuh ialah 0 koloni bakteri dan 1 koloni
jamur, pada ENKAS yaitu 27 koloni dan 23 koloni jamur dan pada ruangan
lampu UV yaitu 36 koloni bakteri dan 36 koloni jamur. Jadi, tingkat kesterilan
pada ruangan LAF sangat tinggi untuk membasmi bakteri pathogen maupun non
pathogen.
Kata Kunci: Ruangsteril, sterilisasi, UV, LAF, Enkas
PENDAHULUAN
Sterilisasi merupakan proses yang menghancurkan semua bentuk
kehidupan Suatu benda yang steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya
bebas dari mikroorganisme hidup. Pada proses sterilisasi, spora bakteri adalah
yang paling resisten diantara semua organisme hidup2.
Steril (Suci Hama) artinya bebas dari segala mikroba baik patoghen
maupunt idak.Tindakan untuk membuat suatu benda menjadi steril disebut
sterilisasi3.
Tujuan utma mematikan, menyingkirkan, atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme adalah: Untuk mencegah infeksi pada manusia, hewan piaraan
dan tumbuhan, Untuk mencegah makanan dan lain-lain komoditi menjadi rusak,
Untuk mencegah gangguann kontaminasi terhadap mikroorganisme yang
digunakan dalam industry, hasilnya tergantung pada kemurnian penggunaan
biakan murni6.
Metode sterilisasi panas merupakan metode yang paling dapat dipercaya
dan banyak digunakan. Metode sterilisasi ini digunakan untuk bahan yang tahan

panas. Sterilisasi panas basah menggunakan temperature diatas 100oC dilakukan


dengan uap yaitu menggunakan autoklaf. Metode strerilisasi dengan penyaringan
digunakan untuk bahan yang sensitive terhadap panas, misalnya enzim, digunakan
LAF. Metode sterilisasi dengan menggunakan radiasi dilakukan dengan
menggunakan sinar UV ataupun dengan metode ionisasi4.
Efektifitas sterilisasi tergantung pada jumlah dan jenis mikroorganisme,
jumlah dan jenis kontaminasi oleh zat lain, serta ada tidaknya tempat-tempat
perlindungan mikroorganisme pada alat (misalnya pada alat yang bergigi)2.
Pembagian ruang steril, yaitu5 : Ruang Kelas I (White Area): jumlah
partikel (non patogen) ukuran 0,5 m maksimum 100/ft3, Ruang Kelas II
(Clean Area): jumlah partikel (non patogen) ukuran 0,5 m maksimum
10.000/ft3, Ruang Kelas III (Grey Area): jumlah partikel (non patogen) ukuran
0,5 m maksimum 100.000/ft3, Ruang Kelas IV (Black Area): jumlah partikel
(non patogen) ukuran 0,5 m > 100.000/ft3 (dengan ventilasi udara memadai)
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya
pertumbuhan mikroorganisme di dalam ketiga ruangsteril yang diujikan (LAF,
Lampu UV danenkas) dan menentukan tingkatk eefektifan dari ketiga alat steril
tersebut.
METODE PRAKTIKUM
Jenis dan Rancangan Praktikum
Praktikum ini telah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi
Universitas Muslim Indonesia ,sejak tanggal 17 Oktober 2016. Jenis praktikum ini
adalah experimental dengan rancangan praktikum one-shot study.
Bahan dan Alat Penelitian
Alat yang digunakanCawan petri steril, Ruang yang akan di uji (Enkas,
LAF, UV), Handscun, Gelas Erlenmeyer, Stopwatch,

incubator. Bahan yang

digunakan Alkohol 70%, NA (Nutrient Agar)5 gramno. reg: 1.05450.0500 Merck


KG A, 64271 Darmstadt, NB (Nutrient Broth) 2 gram no. reg: 234000 Merck
bacton, Dickinson and Company, PDA (Potato Dextrose Agar) 9,75 gram no. reg:
1.101300500 Merck KG A, 64271 Darmstadt, larutanFenol 5%, Plastik wrap.

Variabel
Variable pada praktikum ini adalah jumlah koloni mikroorganisme,
ruang steril (LAF, Enkas, Lampu UV) dan medium.
Cara kerja
Penyiapan Media Kultur
Disiapkan medium NA sebanyak yang dibutuhkan ,kemudian disterilkan
pada suhu 121C selama 15 menit. Medium yang telah steril dituang ke dalam
cawan petri steril sebanyak yang dibutuhkan sejumlah 15-20 ml/cawan petri.
Kemudian diinkubasi dalam indikator selama 24 jam suhu 37C. Dilakukan
pengamatan, media yang tidak ditumbuhi mikroba disiapkan sebagai media uji1.
Pengujian Sterilisasi Ruangan (LAF, ENKAS, dan RuangLampu UV).
Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu ruangan uji disemprot
dengan alkohol 70%, dibiarkan selama 15 menit. Tiap alat dinayakan sesuai
dengan prosedur alatnya. Diletakkan masing-masing satu cawan petri uji pada
bagian tengah dan tiap sudut ruangan uji, kemudian dibuka 1/3 bagian dari cawan
petri uji, dibiarkan selama 15 menit.Selanjutnya cawan petri ditutup, kemudian
diinkubasikan pada suhu 37C selama 24-48 jam dengan posisit erbalik.
Dilakukan pengamatan ada tidaknya kontaminasi mikroba diruangan uji1.
Analisis Hasil
Data yang diperoleh berupa jumlah koloni mikroorganisme. Tiap ruangan
akan dikategorikan sesuai dengan pembagian ruang steril.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Analisis tingkat kesterilan berbagai ruangan steril yang telah
disemprotkan alkohol 70%
Jumlah koloni mikroorganisme yang tumbuh
Kelompo
k
I
II
III

LAF
Bakteri
Jamur
1
3
0

0
0
3

UV
Bakteri
Jamur
26
43
26

20
2
13

ENKAS
Bakteri Jamur
31
24
12

13
2
8

IV

36

36

27

23

Berdasarkan dari hasil uji sterilisasi ruangan dimana digunakan LAF,


ENKAS, dan lampu sinar UV sebagai perbandingan dengan media pertumbuhan
PDA didapatkan hasil seperti pada gambar 1, gambar 2, dangambar 3:

PDA

(1)Jamur

(2) Medium PDA

(3 )Jamur

PDA

Gambar1 :medium PDA sebagai media pertumbuhan jamur padar uang lampu
UV terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aureus.
Gambar2 :Medium PDAsebagai media pertumbuhan jamur pada ruanguji LAF
(Laminar Air Flow) terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aureus.
Gambar3 :medium PDA sebagai media pertumbuhan jamur pada ruang uji enkas
terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aureus.

(4) Bakteri

NA

Bakteri (5)

NA

(6) Medium NA

Gambar4 :Medium NA sebagai media pertumbuhan bakteri pada ruang uji


Lampu UV terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aureus.
Gambar5:medium NA sebagai media pertumbuhan jamur pada ruang Enkas
terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aureus.
Gambar6 :Medium PDA sebagai media pertumbuhanbakteripadaruanguji LAF
(Laminator Air Flow ) terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aureus.
PEMBAHASAN

Ruang

steril

merupakan

keadaan

ruangan

yang

bebas

dari

mikroorganisme baik yang pathogen maupun yang non patogen. Ruang steril
sangat dibutuhkan dalam bidang kesehatan seperti ruang pasca operasi dimana
ruangan tersebut memang diharuskan untuk dalam keadaan steril.
Percobaan uji sterilisasi ruangan ini dilakukan dengan uji sterilisasi
dengan menggunakan sinar UV, Laminary Air Flow (LAF), dan enkas. Cawan
petri dibuka 1/3 bagian dengan tujuan untuk memberikan celah bagi
mikroorganisme sebagai parameter steril tidaknya ruangan tersebut apabila
terdapat atau tidak kontaminasi dari mikroorganisme. Dibiarkan 15 menit karena
pada selang waktu tersebut mikroba ssudah mampu di isolasi dari suatu tempat
(lingkungan) ke dalam suatu medium.
Uji sterilitas pada Laminary Air Flow (LAF). Hasil uji sterilitas
Laminar Air Flow (LAF) yaitu pada medium NA jumlah koloni yang tumbuh
lebih sedikit daripada medium PDA yakni 0 koloni sedangkan pada medium PDA
jumlah koloni yang tumbuh ialah 1 koloni jamur. LAF termasuk pada kategori
zona Grey Area.
Uji sterilitas pada ruang lampu UV. Hasil uji sterilitas ruang lampu UV
yaitu jumlah koloni yang tumbuh sama dengan medium PDA yakni 36 koloni
sedangkan pada medium PDA jumlah koloni yang tumbuh ialah 36 koloni jamur.
Lampu UV termasuk pada kategori zona Grey Area.
Uji sterilitas pada ruang enkas. Hasil uji sterilitas ruang lampu enkas
yaitu jumlah koloni yang tumbuh lebih banyak daripada medium PDA yakni 27
koloni sedangkan pada medium PDA jumlah koloni yang tumbuh ialah 23 koloni
jamur. Enkas termasuk pada kategori zona Grey Area.
LAF, Lampu UV dan Enkas termasuk pada kategori zona Grey Area.
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk dalam kelas
ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan primer, ruang
timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji potensi dan
inkubasi), ruang sampling di gudang. Setiap karyawan yang masuk ke area ini
wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey). Antara black area dan grey
area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan airlock.

KESIMPULAN
Dari hasil praktikum di atas maka disimpulkan bahwa alat sterilisasi
yang paling efektif digunakan adalah LAF (Laminar Air Flow) dibandingkan
dengan ENKAS dan UV karena pertumbuhan koloni jamur maupun bakteri di
dalam capet lebih banyak di ENKAS dan UV.
SARAN
Diharapkan untuk penggunaan bahan-bahan selanjutnya menggunakan
bahan yang lebih bagus lagi dan bervariasi agar hasil percobaan mendapatkan
hasil yang efisien dan benar dan dapat menambah ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2015. Penuntun Praktikum Analisis Mikrobiologi. Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia :Makassar.
2. Adjil, D, Zuliyanti, Larashantyz. H. 2007, PERBANDINGAN EFEKTIVITAS
STERILISAS I ALKOH OL 7 OO/o, INFRAMERAH, OTOKLAF DAN
OZON TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Bacillus subtilis, J.
Sain VeL Vol. 25 No.I.
5. Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi & Parasitologi. PT Citra Aditya Bakti :
Bandung.
3. Hasdiana H.R.2012. PanduanLaboratoriumMikrobiologi Dan Rumah
Sakit.Nuha Medika : Yogyakarta
6. Irianto, Koes. 2013. Mikrobiologi Medis. Alfabeta : Bandung
4. Pratiwi, Sylvia, T. 2008.Mikrobiologi Farmasi. Erlangga : Jakarta

DATA TAMBAHAN
Perhitungan:
Medium PDA (Potato Dextrose Agar)
250 ml
20 g=5 g
1000 ml

Medium NA (Nutrient Agar)


250 ml
8 g=2 g
1000 ml
Medium NB (Nutrient Broth)
250 ml
39 g=9,75 g
1000 ml

Anda mungkin juga menyukai