Anda di halaman 1dari 15

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS STERILISASI RUANGAN

Ditujukan oleh
WIRI RESKY AMALIA
15020140074

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi


Program Studi S1 Ilmu Farmasi
Fakultas Farmasi
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2016

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM


ANALISIS STERILISASI RUANGAN\

Dipersiapkan dan Disusun Oleh


Wiri Resky Amalia
15020140074

telah dipertahankan di depan asisten pendamping


pada tanggal..

Telah disetujui oleh :

Asisten Pendamping

[Nur Vicky Safriani]

tanggal..

STERILISASI RUANGAN
Wiri Resky Amalia.1 dan Nur Vicky Syafriani2
1

Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI.


Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI

Email: wirireskyamalia@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Pengawasan terhadap mikrorganisme penyebab penyakit
telah menjadi pemikiran para ahli semenjak penyakit penyakit mulai dikenal.
Berbagai macam substansi telah dicoba untuk memilih yang paling tepat guna
menghilangkan pencemaran oleh jasad renik terhadap benda benda baik hidup
maupun mati2. Ruang steril sangat penting dalam bidang kesehatan, seperti ruang
steril antara lain ruang bedah, ruang pascaoperasi, termasuk dalam industri
farmasi, khususnya sediaan steril (injeksi dan lain-lain).
Tujuan Praktikum : Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah
untuk menentukan sterilitas ruangan yang disterilkan dengan menggunakan enkas,
lampu UV, dan Laminary Air Flow (LAF).
Metode Praktikum : Metode yang digunakan dalam percobaan sterilisasi
ruangan menggunakan metode eksperimental. Dimana pengukuran pada ruangan
yang steril yaitu LAF, ENKAS dan ruang lampu UV yang terlebih dahulu
disemprotkan dengan alkohol yang 70%. Dengan membandingkan jumlah
pertumbuhan koloni yang terdapat pada medium NA dan PDA. Adapun tujuan
dilakukannya praktikum ini adalah untuk menentukan sterilitas ruangan yang
disterilkan dengan menggunakan enkas, lampu UV, dan Laminary Air Flow
(LAF).
Hasil Praktikum : Dari hasil praktikum ini dengan menggunakan ruang uji
steril seperti ENKAS, LAF dan UV di peroleh hasil bahwa hasil kontaminasi
bakteri yang paling banyak adalah cawan petri yang di ujikan pada ruangan steril
lampu UV , sedangkan yang paling sedikit terjadi kontaminasi adalah cawan petri
yang di ujikan pada ruangan steril LAF . pada pertumbuhan jamur kontaminasi
jamur paling banyak adalah cawan petri yang di ujikan pada ruangan steril Enkas
dan kontaminasi jamur yang paling sedikit adalah cawan petri yang di ujikan pada
ruangan steril LAF
Kesimpulan : berdasarkan tingkat sterilitasnya maka dapat disimpulkan
bahwa LAF merupakan white area, Lampu UV merupakan black area, dan Enkas
merupakan black area
Kata Kunci : Sterilisasi, Steril, Enkas, LAF (Laminar Air Flow), Lampu
UV

PENDAHULUAN
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil
yaitu dalam skala micrometer atau micron () atau sepersejuta meter dan tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang3.
Pengawasan terhadap mikrorganisme penyebab penyakit telah menjadi
pemikiran para ahli semenjak penyakit penyakit mulai dikenal. Berbagai macam
substansi telah dicoba untuk memilih yang paling tepat guna menghilangkan
pencemaran oleh jasad renik terhadap benda benda baik hidup maupun mati2.
Sterilisasi adalah suatu proses yang bertujuan meniadakan semua
mikroorganisme hidup yang mungkin terdapat pada permukaan suatu benda atau
di dalam cairan. Sesuatu yang akan disterilisasi dibersihkan terlebih dahulu/dicuci
diberi label tanggal sterilisasi3.
Ruang steril sangat penting dalam bidang kesehatan, seperti ruang steril
antara lain ruang bedah, ruang pascaoperasi, termasuk dalam industri farmasi,
khususnya sediaan steril (injeksi dan lain-lain). Ruang-ruang tersebut dibutuhkan
adanya pengujian sterilisasi yang baku. Untuk pengujian tersebut dibutuhkan
adanya kesterilannya sebab diharapkan tidak adanya kontak bakteri dengan bahan
atau alat yang digunakan yang pada akhirnya akan merugikan bagi manusia.
Dalam percobaan ini dilakukan uji sterilisasi dengan menggunakan enkas,
lampu UV, dan Laminary Air Flow (LAF). Di mana ketiga metode diatas memiliki
cara-cara tersendiri dalam meminimalkan atau membunuh mikroorganisme.
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menentukan sterilitas

ruangan yang disterilkan dengan menggunakan enkas, lampu UV, dan Laminary
Air Flow (LAF).
METODE PRAKTIKUM
Metode yang digunakan dalam percobaan sterilisasi ruangan menggunakan
metode eksperimental. Dimana pengukuran pada ruangan yang steril yaitu LAF,
ENKAS dan ruang lampu UV yang terlebih dahulu disemprotkan dengan alkohol
yang 70%. Dengan membandingkan jumlah pertumbuhan koloni yang terdapat
pada medium NA dan PDA.
Jenis dan Rancangan Praktikum :
Adapun jenis dari praktikum ini adalah experimental dan rancangan
praktikum adalah one shot case study
Bahan dan Alat Penelitian :
Bahan
Bahan yang digunakan yaitu, alkohol 70%, aluminium foil, medium NA
(Nutrien Agar), medium PDA (Potato Dextrosa Agar).
Alat
Alat yang digunakan, yaitu cawan petri, enkas, erlenmeyer, Laminar Air
Flow(LAF), lampu spiritus, Lampu UV, dan Spoit.
Sampel Praktikum : Salmonella thyposa

Cara kerja1
A.

Penyiapan Medium
a. Medium NA
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan beserta medium
NA sebanyak yang dibutuhkan, kemudian disterilkan pada suhu 121 oC
selama 15 menit. Medium yang telah disterilkan dituang ke dalam
cawan petri steril sebanyak 10 mL. Kemudian dibiarkan memadat
selama 15 menit.
b. Medium PDA
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan beserta medium
PDA sebanyak yang dibutuhkan. Kemudian disterilkan pada suhu
121oC selama 15 menit. Medium yang telah disterilkan dituang ke
dalam cawan petri steril sebanyak 10 mL. Setelah itu dibiarkan
memadat selama 15 menit.
B. Penyiapan ruangan steril
a. LAF
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian
disemprot LAF dengan alkohol 70%.

Kemudian dinyalakan dan

dibiarkan selama + 15 menit.


b. Lampu UV
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian
disemprot Lampu UV dengan alkohol 70%. Setelah itu dinyalakan dan
dibiarkan selama + 15 menit.
c. Enkas

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Enkas


disemprot dengan alkohol 70%, kemudian dibiarkan selama + 15
menit.
C. Uji sterilisasi ruangan
a. LAF
Diletakkan cawan petri yang berisi medium NA dan PDA dalam
LAF selama + 15 menit. Tutup cawan petri dibuka 1/3 bagian. Setelah
+ 15 menit tutup cawan petri ditutup kembali kemudian diinkubasi.
Untuk cawan petri yang berisi medium NA diinkubasi pada cuhu 37
0C selama 1 x 24 jam dan untuk cawan petri yang berisi PDA
diinkubasi pada suhu kamar selama 3 x 24 jam. Kemudian diamati dan
dihitung jumlah koloni yang tumbuh.
b. Lampu UV
Diletakkan cawan petri yang berisi medium NA dan PDA dalam
Lampu UV selama + 15 menit. Tutup cawan Petri dibuka 1/3 bagian.
Setelah + 15 menit tutup cawan petri ditutup kembali kemudian
diinkubasi. Untuk cawan petri yang berisi medium NA diinkubasi
pada cuhu 37 0C selama 1 x 24 jam dan untuk cawan petri yang berisi
PDA diinkubasi pada suhu kamar selama 3 x 24 jam. Kemudian
diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh.

c. Enkas

Diletakkan cawan petri yang berisi medium NA dan PDA dalam


Enkas selama + 15 menit. Tutup cawan Petri dibuka 1/3 bagian.
Setelah + 15 menit tutup cawan petri ditutup kembali kemudian
diinkubasi. Untuk cawan petri yang berisi medium NA diinkubasi
pada cuhu 37 0C selama 1 x 24 jam dan untuk cawan petri yang berisi
PDA diinkubasi pada suhu kamar selama 3 x 24 jam. Kemudian
diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh
HASIL PENELITIAN
Kelompo
k

LAF
Bakteri
Jamur

Lampu UV
Bakteri
Jamur

Enkas
Bakteri
Jamur

(NA)

(PDA)

(NA)

(PDA)

(NA)

(PDA)

14

19

22

47

25

56

II
III
IV

11
92
61

26
61
12

28
78
104

37
47
44

22
178
92

60
83
35

PEMBAHASAN
Steril artinya bebas dari segala mikroba baik pathogen maupun tidak.
Tindakan untuk membuat suatu benda menjadi steril disebut sterilisasi.
Ruang steril adalah bebas dari semua mikroorganisme yang pathogen
maupun non patogen termasuk sporanya, pada praktikum sterilisasi ruangan
terdapat 3 metode sterilisasi ruangan yaitu secara fisika, mekanik dan kimia.
Uji sterilitas ruangan adalah salah satu percobaan dimana dilakukan uji
mikroba dalam suatu ruangan apakah memenuhi syarat atau tidak. Dari hasil uji
yang dilakukan maka suatu ruangan dapat dikelompokkan dalam kelas kelas
tertentu sesuai dengan tingkat kontaminasi dari ruangan tersebut. Seperti yang kita
ketahui ruangan adalah tempat yang paling umum digunakan untuk menyimpan

suatu produk, baik itu produk makanan, minuman ataupun obat obatan Dan bila
ruangan tersebut mengandung banyak mikroba dan tidak sesuai dengan
standarilisasi maka ruangan tersebut tidak layak digunakan sebagai tempat
penyimpanan produk.
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk
memahami kemudian dapat menentukan sterilitas ruangan yang disterilkan
dengan menggunakan enkas, lampu UV, dan Laminary Air Flow (LAF).
Alasan digunakan pengujian sterilisasi ruangan kepada ruangan enkas,
lampu UV dan LAF adalah karena merupakan alat yang digunakan sebagai tempat
inkubasi mikroorganisme, untuk itu perlu diketahui konntaminasi mikroorganisme
pada ketiga ruangan tersebut.
Pada uji sterilisasi ruangan ini perlakuan pertama yang kita lakukan adalah
memasukkan medium (PDA atau NA) terlebih dahulu kedalam cawan Petri
setelah itu dibiarkan beberapa menit untuk memadat. Setelah itu Cawan Petri yang
telah berisi medium PDA dan NA itu masing-masing dimasukkan kedalam Enkas,
Lampu UV, dan LAF yang telah diaktifkan selama 15 menit terlebih dahulu dan
telah disemprotkan dengan Alkohol 70 % pada enkas pada LAF dan Lampu UV,
cawan petri dibuka 1/3 bagian dengan tujuan untuk memberikan kesempatan
kepada mikroba untuk masuk sehingga dapat diamati. Dibiarkan 15 menit karena
pada selang waktu tersebut mikroba sudah mampu di isolasi dari suatu tempat
(lingkungan) ke dalam suatu medium. Alasan penggunaan alkohol 70% adalah
karena pada konsentrasi tersebut alkohol dapat menghambat mikroorganisme

dengan cara mendenaturasi protein dinding sel mikroorganisme, hingga terjadi


lisis dan akhirya mati.
Setelah penginkubasian dilakukan pengamatan dimana didapatkan
pertumbuhan jumlah koloni pada tiap tiap medium. Diperoleh hasil sterilisasi
untuk rata-rata pada medium NA di kelompok 2, yaitu LAF 11 koloni, Lampu
UV 28 koloni, dan Enkas 22 koloni, Sedangkan jumlah pertumbuhan pada
medium PDA, yaitu LAF 26 koloni, Lampu UV 37 koloni, dan Enkas 60 koloni.
Hal tersebut dapat dinyatakan bahwa mekanisme kerja alat Laminar Air Flow
(LAF) lebih efektif dibandingkan alat sterilisasi yang lainnya.
Dari hasil praktikum yang dilakukan terlihat bahwa urutan ruangan
yang paling steril adalah LAF, Enkas, dan kemudian ruang lampu UV. Untuk itu
LAF termasuk white area sebagaimana yang dikatakan dalam ruangan steril
dikategorikan ruang kelas I dan II atau sering disebut white area, yang harus
memenuhi syarat jumlah partikel dan mikroba. Kelas I sebenarnya berada dalam
ruangan kelas II, tetapi ruang kelas I memiliki alat LAF (Laminar Air Flow), yaitu
alat yang menjamin ruangan dalam kondisi steril dan bisa dipakai untuk
pembuatan secara aseptik. Sedangkan enkas dan lampu UV termasuk black area.
Contoh ruangan steril lainnya yang prinsipnya sama dengan LAF adalah ruangan
industri farmasi bagian Ruang Proses Sediaan Steril dan Ruang pengisian sediaan
steril. Adapun persyaratan menurut CPOBmengenai standar lingkungan produksi
dibedakan sebagai berikut:
Ruang Kelas I (White Area): jumlah partikel (non patogen) ukuran 0,5 m
maksimum 100/ft3. Ruang Kelas II (Clean Area): jumlah partikel (non patogen)

ukuran 0,5 m maksimum 10.000/ft3. Ruang Kelas III (Grey Area): jumlah
partikel (non patogen) ukuran 0,5 m maksimum 100.000/ft3. Ruang Kelas IV
(Black Area): jumlah partikel (non patogen) ukuran 0,5 m > 100.000/ft3
(dengan ventilasi udara memadai).
Dari pengamatan tersebut maka dapat dilihat bahwa pada ruangan-ruangan
tersebut mempunyai kemungkinan untuk terkontaminasi oleh mikroba. Walaupun
ruangan tersebut digunakan untuk pengerjaan aseptis,

tetapi masih mampu

terkontaminasi oleh mikroba. Tetapi itu bukan merupakan hal yang dapat
dijadikan landasan karena adanya koloni mikroba pada medium mungkin saja
berasal dari pengerjaan yang dilakukan, jadi untuk mendapatkan kepastian tentang
hal tersebut perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.
Adapun faktor faktor kesalahan dalam praktikum yaitu : Alat Alat yang
digunakan ada yang belum steril, Adanya kontaminasi dari luar, Pengerjaannya
yang kurang aseptis.
Pada praktikum ini cawan di buka 1/3 bagian alasannya untuk mencegah
agar tidak banyak mikrorganisme yang masuk kedalam cawan petri.
Dari hasil praktikum ini dengan menggunakan ruang uji steril seperti
ENKAS, LAF dan UV di peroleh hasil bahwa hasil kontaminasi bakteri yang
paling banyak adalah cawan petri yang di ujikan pada ruangan steril lampu UV ,
sedangkan yang paling sedikit terjadi kontaminasi adalah cawan petri yang di
ujikan pada ruangan steril LAF . pada pertumbuhan jamur kontaminasi jamur
paling banyak adalah cawan petri yang di ujikan pada ruangan steril Enkas dan

kontaminasi jamur yang paling sedikit adalah cawan petri yang di ujikan pada
ruangan steril LAF
KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan menggunakan ketiga alat tersebut, yaitu
Laminar Air Flow (LAF), Enkas dan Lampu UV, alat yang paling efektif dapat
menghambat pertumbuhan Mikroorganisme, yaitu Laminar Air Flow (LAF)
karena LAF memiliki prisip kerja tekanan udara di dalam ruangannya lebih besar
daripada udara di luar, sehingga udara di dalam mengalir ke luar (udara di luar
yang lebih kotor tidak dapat masuk ke dalam ruangan yang lebih bersih) dan
berdasarkan tingkat sterilitasnya maka dapat disimpulkan bahwa LAF merupakan
white area, Lampu UV merupakan black area, dan Enkas merupakan black area
SARAN
Sebaiknya asisten meningkatkan cara bimbingannya terhadap praktikan
khususnya lebih diadakan lagi diskusi teori mengenai sterilisasi ruangan .
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2016. Penuntun Prraktikum Analisis Mikrobiologi Farmasi. Makassar
: FF UMI.
2. Yuwono, H. 2015. Mikrobiologi Kedokteran. Sriwijaya : Departemen
Mikrobiologi FK UNSRI.
3. Hasdianah. 2012. Mikrobiologi : Untuk Mahasiswa kebidanan, Keperawatan
dan Kesehatan Masyarakat. Kediri: Numed.

DATA TAMBAHAN
Perhitunganbahan
MediumNA(NutrientAgar)
Untuk250mL
Nurtient Agar =

gram
Aqua dest

=5

= ad 250 mL

MediumPDA(PotatoDextroseAgar)
untuk250mL
PDA =

gram
Aqua dest

'

= ad 250 mL

KomposisiMedium
MediumNA
Komposisi :
Ekstrak beef.. 3 g
Pepton 5 g
Agar 15 g
Aquadest 1000 ml
Medium PDA
Komposisi
Potato Infusion from 200 g..4 g
Dextrose20 g
Agar15 g

= 9,75

Gambar Pengaamatan Jamur (PDA)

Gambar 1. Pertumbuhan Koloni


Enkas

Gambar 2. Pertumbuhan koloni pada


Lampu UV

Gambar 3. Pertumbuhan koloni pada Laminar Air Flow (LAF)

Anda mungkin juga menyukai