Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI KUANTITASI MIKROBA: HITUNGAN CAWAN

KELOMPOK I Rabu, 9 Maret 2011

Yustin Nurwulandari Mahardias Fadillah

260110090057 260110090058

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 20011

I. Tujuan Melatihuntukmelakukanpengenceran serial danmenentukankonsentrasisuspensibakteridenganmetodehitungancawan.

II. Prinsip 1. Teknis Aseptis a. SanitasiDasar Mejadansekitarnyadisemprotdenganalkohol 70% .Tangandisemprotdenganalkohol,dandiusapkankeseluruhtangan. Alatdanbahan yang diperlukandisiapkan.Alatdanbahandisemprotdengan alkohol. b. Penuangan Media Erlemeyeryang berisi media .

didekatkanbunsen,danpenutupdibukadenganjarikelingking

Erlemeyerdisterilkandengancaraperlahandiputardidekatbunsen. Cawan petri diambil, pastikanjaritidakmenyentuhmulutcawan petri.Cawan petri petri Media petri, Cawanpetriditutup,

didekatkandenganbunsendandiputar.

Cawan

dibukadenganmenghadapkebunsen,janganbukaterlalulebar. dipindahkandari Erlenmeyerkecawan

pastikankeduaalattetapdekatdenganbunsen. dandisterilkankembali . c. 3.Pemindahan Isolat Bunsen

dinyalakan,Tabungreaksididekatkandenganbunsen,penutupdibukadenganjar ikelingking. Tabungreaksidisterilkandengandidekatkanpadabunsendandiputar.Jarumdiba karpadabunsensampaiberwarnamerah.JarumdikibaskibaskanhinggadinginIsolatdiambildenganjarumdandipindahkecawan petri yangtelahsteril, keduaalatharustetap di dekatbunsen. petri

Tabungreaksiditutupdanletakkanpadameja.Cawan kembalidisterilkanJarumoasekembalidibakarhinggamerah. 2. Sterilisasi

Sterilisasiadalahsuatu yang ada,

proses

untukmembunuhsemuajasadrenik di dalamsuatu medium yang yang

sehinggajikaditumbuhkan

tidakadalagijasadrenik dapatberkembangbiak.Sterilisasiharusdapatmembunuhjasadrenik paling tahanpanasyaitusporabakteri 3. Pembiakan Pembiakanadalah organismebaru. Pada proses praktikum

biologiuntukmenghasilkan pembiakan bakteri

mikrobiologi

dilakukan pada berbagai macam media umumnya NB (suspensi cair) dan NA (suspensi padat). 4. Counting Counting adalah tindakan untuk menemukan jumlah koloni bakteri. III. Teori Dasar Bakteri adalah salah satu makhluk hidup yang tergolong dalam kingdom protista. Bakteri tergolong dalam sel prokariot, yaitu tidak memiliki membrane inti sel. Sehingga organel sel yang terdapat dalam sel bakteri hanyalah nukleotida, ribosom, sitoplasma, membran sel, dan dinding sel (beberapa ada yang memiliki mesosom). Adapun bentuk bakteri yang dapat dilihat secara mikroskopis adalah kokus (bulat), basil (batang), dan spiral. Bakteri yang khas berdiameter sekitar 0,5 sampai 1,0 m dan panjangnya 1,5 sampai 2,5 m. Reproduksi bakteri adalah dengan pembelahan biner sederhana, yaitu proses aseksual. Beberapa bakteri menyebabkan penyakit. Berperan penting dalam peredaran alamiah unsureunsur yang menambah kesuburan tanah. Bermanfaat dalam industry untuk membuat senyawa-senyawa penting. Beberapa merusak makanan, dan beberapa membuat makanan (Pelczar, 1986). Mikroskop adalah instrument yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk melihat organism dan struktur yang tak tampak dengan mata bugil. Mikroskop memungkinkan perbesaran dalam kisaran luas dari seratus kali sampai ratusan ribu kali. Mikroskop terdiri dari banyak jenis, diantaranya mikroskop medan terang, mikroskop medan gelap, mikroskop fluoresensi, mikroskop kontras fase, dan mikroskop electron (pelczar, 1986).

Bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya (Indriani, 2010): a. Lensaokuler, yaitulensa yang dekatdenganmatapengamatlensainiberfungsiuntukmembentukba yanganmaya, tegak, dandiperbesardarilensaobjektif. b. Lensaobjektif, lensainiberadadekatpadaobjek yang diamati, lensainimembentukbayangannyata, terbalik, diperbesar. Dimanalensainidiaturolehrevoleruntukmenentukanperbesaranlen saobjektif. c. Tabungmikroskop (tubus), tabunginiberfungsiuntukmengatur focus danmenghubungkanlensaobjektifdanlensaokuler.\ d. Makrometer (pemutarkasar), makrometerberfungsiuntukmenaikturunkantabungmikroskopsec aracepat. e. Micrometer (pemutarhalus), pengaturiniberfungsiuntukmenaikturunkanmikroskopsecaralamb at, danbentuknyalebihkecildaripadamakrometer. f. Revolver, berfungsiuntukmengaturperbesaranlensaobjektifdengancaramem utarnya. g. Reflector, terdiridariduajeniscermin, yaitucermindatardancermincekung. Reflector iniberfungsiuntukmemantulkancahayadaricerminkemejaobjekm elaluilubang yang terdapat di mejaobjekdanmenujumatapengamat. Cermindatardigunakanketikacahaya yang dibutuhkanterpenuhi, sedangkanjikakurangcahayamakamenggunakancermincekungka renaberfungsiuntukmengumpulkancahaya. h. Diafragma, berfungsiuntukmengaturbanyaksedikitnyacahaya yang masuk. i. Kondensor, berfungsiuntukmengumpulkancahaya yang masuk, alatinidapatdiputardandinaikturunkan. j. Mejamikroskop, berfungsisebagaitempatmeletakkanobjek yang akandiamati. k. Penjepitkaca, berfungsiuntukmenjepitkaca yang melapisiobjek agar tidakmudahbergeser. l. Lenganmikroskop, berfungsisebagaipengangangpadamikroskop. m. Kaki mikroskop, berfungsiuntukmenyanggaataumenopangmikroskop n. Sendiinklinasi (pengatursudut), untukmengatursudutatautegaknyamikroskop.

mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrient yang disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia; macamnya yang dipakai bergantung kepada banyak factor, salah satu diantaranya adalah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Pelczar, 1986). Andaikan kita ingin mengisolasikan biakan murni bakteri dari mulut kita, maka air liur dari mulut diisolasikan sedikit saja pada medium yang cocok sedemikian rupa sehingga sel-sel mikroba tumbuh terpisahpisah pada medium tersebut. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum (Pelczar, 1986). Beberapa cara dapat digunakan untuk mengukur atau menghitung jumlah jasad renik di dalam suspense atau bahan, yang dapat dibedakan atas beberapa kelompok, yaitu (Fardiaz, 1989): A. Perhitunganjumlahsel 1. Hitunganmikroskopik 2. Hitungancawan 3. MPN (Most Probable Number) B. Perhitunganmassaselsecaralangsung 1. Volumetrik 2. Gravimetrik 3. Kekeruhan (turbidimetri) C. Perhitunganmassaselsecaratidaklangsung 1. Analisiskomponensel (protein, DNA, ATP, dansebagainya) 2. Analisisprodukkatabolisme (metabolit primer atausekunder, panas) 3. Analisiskonsumsi nutrient (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, mineral, dansebagainya). Teknik aseptis atau steril adalah suatu system cara bekerja (praktek) yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya teknik aseptic adalah adanya banyak partikel debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk dalam cawan, mulut erlenmeyer, atau mengendap di area kerja. Pertumbuhan mikroba yang tidak dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil dari suatu percobaan (pradhika, 2009).

IV. Alat dan Bahan a. Alat b. Bahan Aquadest steril Nutrient agar Sampel (air dispenser) Cawan petri Erlenmeyer Ose Pembakar bunsen Tabung reaksi Volume pipet

V. Prosedur Pertama-tama alat-alat disterilkan dengan metode autoclave (telah dilakukan pada minggu sebelumnya). Kemudian alat-alat dan bahan disiapkan di atas meja yang telah disterilkan dengan disinfektan. Selanjutnya Bunsen dinyalakan. Aqudest steril dimasukkan ke dalam tiga tabung masing-masing sebanyak 9 mL dengan cara memipet aqudest dengan pipet volume, dilakukan dekat api, dan pipet dilewatkan di atas api sebelum digunakan untuk memipet. Penutup wadah aqudest steril dibuka di dekat api, dan mulut wadah dilewatkan sebentar di atas api, begitu juga ketika akan ditutup. Kemudian sampel sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung pertama, dikocok, lalu disisihkan. Pengambilan sampel juga dilakukan seperti pengambilan aquadest steril, namun sampel tidak ditutup sehingga mulut wadah sampel tidak perlu dilewatkan di atas api. Campuran dari tabung pertama diambil sebanyak 1 mL dengan menggunakan pipet volume dengan metode yang sama dengan pengambilan aquadest steril, kemudian dimasukkan ke dalam tabung kedua. Kemudian tabung kedua dikocok dan disisihkan. Campuran dari tabung kedua diambil sebanyak 1 mL dengan menggunakan metode yang sama dengan pengambilan campuran dari tabung pertama, kemudian campuran dimasukkan ke dalam tabung ketiga. Kemudian tabung kedua dikocok dan disisihkan. Nutrient agar disiapkan dalam suhu + 40oC, kemudian dimasukkan ke dalam tiga cawan petri masing-masing sebanyak 19 mL. Pengambilan nutrient agar juga harus dekat dengan api, mulut wadah nutrient agar dilewatkan di atas api sebelum dan setelah diambil, kemudian saat membuka cawan petri tidak boleh terlalu lebar, dan setelah diberi nutrient agar, mulut cawan petri dilewatkan di atas api. Kemudian campuran dari tabung pertama diambil 1 mL dengan metode yang sama dengan saat pengambilan campuran sebelumnya, kemudian campuran dimasukkan dalam cawan petri dengan metode yang sama dengan penambahan nutrient agar. Selanjutnya cawan petri digoyanggoyang. Begitupula campuran dari tabung kedua ditambahkan pada cawan petri kedua, dan campuran dari tabung ketiga ditambahkan pada cawan petri ketiga dengan metode yang sama (aseptis) dan setelah itu digoyang-goyang kemudian ditiriskan.

Kemudian cawan petri ditumpuk dalam keadaan terbalik, dibungkus dengan kertas koran dengan rapi dan diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37oC selama 18-24 jam. Setelah itu cawan petri diambil, dilepaskan dari pembukus koran, kemudian koloni yang terlihat dihitung dan dimasukkan dalam data pengamatan.

VI. Data Pengamatan Gambar 5.1 koloni bakteri dengan pengenceran 10-1

Gambar 5.2 koloni bakteri dengan pengenceran 10-2

Gambar 5.3 koloni bakteri dengan pengenceran 10-3

Koloni banyak dan padat sehingga tidak diperoleh hasil perhitungan karena dipastikan lebih dari 300 koloni bakteri yang ada.

Perhitungan JumlahKoloni = ( x 10) + ( x 100) + ( x 1000) = 3

VII. Pembahasan Setiap prosedur pada praktikum harus dilakukan secara aseptik, yaitu dengan melakukan setiap langkah-langkah kerja di dekat panas api spiritus. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kontaminasi dari lingkungan luar terhadap sampel ataupun biakan bakteri yang akan dibuat. Percobaan metode hitungan cawan ini menggunakan sampel air dispenser dari laboratorium mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas padjadjaran. Sejumlah tertentu sampel disediakan dalam erlenmeyer. Kemudian sampel diencerkan dengan metode pengenceran tabung.

Pertama, sampel dipipet sebanyak 1 ml dengan menggunakan volum pipet 1 ml. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi I. setelah itu, aquadest steril dipipet sebanyak 9 ml dengan menggunakan volum pipet 10 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi I. Tabung reaksi digoyang perlahan untuk menghomogenkan larutan.

Sampel dari tabung reaksi I yang telah diencerkan dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi II. Setelah itu, sampel ditambahkan aquades steril yang dipipet sebanyak 9 ml dengan menggunakan volum pipet 10 ml. tabung reaksi digoyang perlahan untuk menghomogenkan larutan. Sampel dari tabung reaksi II yang telah diencerkan dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi III. Setelah itu, sampel ditambahkan aquades steril yang dipipet sebanyak 9 ml dengan menggunakan volum pipet 10 ml. tabung reaksi digoyang perlahan untuk menghomogenkan larutan. Dari tiap-tiap tabung reaksi (I, II, III) dipipet sebanyak 1 ml dengan menggunakan volum pipet dan dituang ke dalam cawan Petri. Kemudian nutrient agar sebanyak 9 ml dimasukkan ke dalam cawan petri. Setelah itu, campuran dihomogenkan dengan cara memutar cawan secara perlahan di atas permukaan datar. Setelah homogen, sampel didiamkan beberapa saat sampai nutrien agar membeku. Sampel diinkubasi di dalam incubator selama 24 jam dengan suhu 37C. Posisi cawan dibalik agar uap air dari kondensor tidak tercampur dengan sampel. Alasancawanpetriharusdiinkubasikan agar Setelah

suspensibakterimendapatsuhuoptimaluntukpertumbuhanhidupnya.

sampel diinkubasi, pada cawan petri terlihat koloni-koloni bakteri dengan warna putih kekuningan. Pada cawan petri hasil percobaan kami terlihat koloni yang hanya berbentuk titik titik. Namun, koloni bakteri tersebut berjumlah sangat banyak sehingga sulit untuk dihitung secara kasat mata. Perhitungan dilakukan dengan cara membagi cawan petri menjadi 4 bagian sama besar dengan menggunakan spidol pada bagian luar cawan. Koloni sangat banyak dan padat sehingga sulit dihitung Hal ini kemungkinan terjadi karena kerja kurang aseptis sehingga terdapat kontaminan yang mempengaruhi hasil biakan. Selain itu juga air yang digunakan mungkin memang sudah terkontaminasi.

VIII. Kesimpulan Pengenceran serial dapat dilakukan tetapi konsentrasi suspense bakteri dengan metode hitungan cawan tidak berhasil dilakukan karena adanya kontaminan yang berlebihan dari berbagai faktor.

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, Srikandi. 1989. MikrobiologiPangan. DepartemenPendidikandanKebudayaanDirektoranJenderalPendidikanTin ggiPusatAntarUniversitasPangandanGiziInstitutPertanian Bogor. Bogor. Indriani, Sulistya. 2010. Bagian-bagianMikroskopdanFungsinya. sulistyaindriani.wordpress.com/2010/07/12/bagian-bagian-mikroskopdan-fungsinya/ Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid I. Penerjemah: Ratna Srihadioetomo. UI Press. Jakarta. Pradhika, Indra. 2009. Bekerja Tanpa Kontaminasi. http://ekmonsaurus.blogspot.com/2009/05/bekerja-tanpa-kontaminasidasar-tehnik.html

Anda mungkin juga menyukai