Anda di halaman 1dari 7

MENERA HARGA SKALA MIKROMETER DAN

PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi


yang dibimbing oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M. Pd

disusun oleh:
Offering A
Kelompok 4

Anggun Risma Atika 140341600442


Dewi Nur Arasy 140341602754
Faiqotul Mala 140341606168
Fandy Tri fajar Cahyo 140341601660
Fina Mustika Dewi 140341601824

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2016
A. Topik
1. Menera Harga Skala Mikrometer
2. Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri

B. Tujuan
1. Untuk menera harga skala mikrometer yang digunakan dalam pengukuran
berbagai macam mikroba
2. Untuk mempelajari morfologi koloni bakteri

C. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


1. Menera Harga Skala Mikrometer
Hari, tanggal : Selasa, 19 Januari 2016
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi O5.305 Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Negeri Malang
2. Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Hari, tanggal : Selasa, 02 Februari 2016
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi O5.305 Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Negeri Malang

D. Dasar Teori
Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang hidup bebas dan mampu
bereproduksi sendiri tetapi menggunakan organisme lain untuk mendapatkan
makanannya. Bakteri tidak mmemiliki inti sel. Bakkteri terdiri dari sitoplasma yang
dikelilingi oleh sebuah dinding sel yang kaku dan terbuat dari sebuah zat khusus yang
disebut peptidoglikan. Bakteri bereproduksi secara aseksual melalui replikasi DNA
dan pembelahan sederhana(elisaabeth et al 2009). Dalam kehidupan di ekosistem
bakteri memiliki peranan yang menguntungkan dan dibudidayakan oleh manusia
contohnya Lactobacillus strain yang dimanfaatkan untuk pembuatan youghurt,
namun ada pula bakteri yang merugikan bagi manusia contohnya Salmonella
thyphosa yang dapat menyebabkan penyakit tifus (Zaky, 2008).
Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari hasil
isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni,morfologi sel
bakteri. Selain itu, identifikasi juga dapat dilakukan dengan pengujian sifat
pantogenis dan serologinyan. Pertumbuhan bakteri dialam dipengaruhi beberapa
faktor luar seperti substat pertumbuhan, PH, Temperatur, dan bahan kimia. Bakteri
yang nampak dapat memiliki morfologi yang sama, namun keperluan nutrisi dan
persyaratan ekologinya berbeda (Dwidjoseputro, 1990).
Ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dari isolat campuran. Dua
di antaranya yang sering digunakan adalah teknik cawan gores dan teknik cawan
tuang. Prinsip dari kedua teknik tersebut sama, yaitu mengencerkan biakan campuran
hingga setiap individu spesies dapat dipisahkan, sehingga setiap koloni yang
terbentuk merupakan hasil dari pembelahan satu sel. A. Metode Cawan Gores
Kuadran (Strike Plate). Metode ini praktis, hemat biaya dan waktu, hanya
membutuhkan keterampilan. Kesalahan-kesalahan yang umum dilakukan dalam
metode ini antara lain : (1) tidak memanfaatkan permukaan medium untuk digores
sehingga pengenceran kurang optimal, (2) penggunaan inokulum yang terlalau
banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel waktu digores. B. Metode Cawan Tuang
(Pour Plate) Metode cawan tuang merupakan teknik lain yang dapat digunakan untuk
mendapatkan koloni murni mikroorganisme. Kelemahan metode ini adalah
membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak memerlukan
keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan dengan menggunakan medium agar
yang telah dicairkan dan didinginkan. Pengenceran dilakukan dalam beberapa tahap
hingga diperoleh koloni tunggal (Mikrobiologi UNPAD, 2013).
Teknik Aseptis pertama kali ditemukan oleh Joseph Lister(1827-1912). Pada
tahun 1860-an telah ditemukan adanya fenol yang mampu membunuh bakteti. Lister
menggunakan untuk merendam perlengkapan bedahnya dan menyemprot ruang
bedah. Pada pasiennya luka dan torehan mengalami percepatan penyembuhan. Prinsip
ini sekarang sering disebut dengan prinsip aseptis. Prinsip kerjanya adalah mencegah
masuknya mikroba kedalam luka atau insisi (Pelczar et al,1986).
Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan
ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga agar terbebas
dari kontaminan. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek.
Beratus-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian
tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat
beribu-ribu mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat
meminimalisirnya seperti pengisolasian (Pelczar & Chan, 1999).
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan
bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin).
(Hadioetomo, 1999).
Salah satu cara untuk menjaga sterilitas alat adalah dengan membakar dengan
Bunsen. Inti dari pembakaran ini adalah seluruh bakteri maupun sel yang ada pada
alat dapat dimusnahkan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kontaminasi pada
sampel saat menggunakan alat tersebut. Hal ini memang dapat mengurangi
kontaminasi tapi kurang efektif untuk kontaminasi dari udara ataupun gas (Stelley et
al.1986 ).
Ketika alat-alat akan mengalami kontak dengan suatu media kulture yang steril
maka peralatan tersebut harus disterilkan. Mencegah suatu kontaminasi dalam suatu
manipulasi kultur adalah suatu teknik yang dikenal dengan teknik aseptis. Ketika
suatu media kulture terbuka,hal ini harus dikendalikan karena kontaminasi denagn
udara luar tidak diizinkan masuk ke media kulture agar tidak terjadi mengontaminasi
media kulture sehingga kesterilan dari media kulture tetap terjaga. Pemindahannya
pun juga harus diperhatikan. Jarum oase yang juga digunakan untuk memindahkan
biakan harus dibakar terlebih dahulu hingga warna dari jarum menjadi merah atau
lebih disebut membara lalu diangin-anginkan. Sebelum digunakan untuk mengambil
biakan dari ujung jarum. Hal tersbut juga dilakukan setelah jarum telat digunakan
(Mardigan et al 1984).
E. Alat dan Bahan
1. Menera Harga Skala Mikrometer
Alat
 Satu set mikroskop elektrik
 Satu set lensa M Objektif
 Satu set lensa M Okuler
2. Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Alat Bahan
 inkubator * 2 buah medium lempeng NA
 loupe

F. Prosedur
1. Menera Harga Skala Mikrometer

Menyiapkan alat dan bahan

Memasukan M Okuler kedalam lensa okuler mikroskop dengan cara melepas


lensa okuler mikroskop yaitu diputar, kemudian meletakan M Okuler kemudian
mengembalikan seperti semula

Memasukan M Objektif kedalam lensa objektif mikroskop perbesaran 4x10,


10x10, dan 100x10 dengan cara melepas lensa objektif mikroskop yaitu diputar,
kemudian meletakan M Objektif, setelah selesai mengembalikan seperti semula

Melakukan pengamatan dengan mikroskop

melakukan analisis untuk peneraan, dengan cara memasukan angka yang


diperoleh pada prosedur sebelumnya dalam rumus berikut:
x skala M okuler = y skala M objektif
= y x o.o1 mm
Sehingga 1 skala m okuler= (hasil)/ x
Begitu juga dilakukan berulang untuk erbesaran 10x10 dan 100x10

HASIL
2. Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri

Menyiapkan alat dan bahan

Membawa dua cawan petri berisi medium lempeng ke tempat yang banyak dilalui
orang, lalu membuka tutup cawan petri selama 5 menit, kemudian menutup
kembali. (melakukan pada dua cawan petri dengan jarak minimal 2 m)

Menginkubasikan kedua biakan pada medium lempeng pada suhu 37oC

Membiakan sampai berumur 4 x 24 jam, dan kemudian mengamati koloni bakteri


yang tumbuh pada medium lempeng

Menghitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh. Koloni bakteri ditandai dengan
bentuk seperti lendir, tetesan mentega, tetesan sari buah

Memilih dua koloni bakteri yang tumbuh, dan tentunya yang memiliki banyak
koloni, sehingga dapat antisipasi koloni lain bila terjadi hal yang tidak terduga

Melakukan pengamatan morfologi koloni dari dua macam koloni bakteri,


meliputi:
Warna koloni5) kepekatan koloni
Bentuk koloni6) mengkilat atau suram
Tepi koloni7) diameter koloni
elevasi

HASIL

G. Data dan Analisis


1. Menera Harga Skala Mikrometer
2. Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
H. Pembahasan
1. Menera Harga Skala Mikrometer
2. Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri

I. Simpulan
1. Menera Harga Skala Mikrometer
2. Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri

J. Rujukan
Stefe, Parker . 2009. Jendela Iptek Seri 16 Ilmu Kedokteran . Jakarta : PT Jakarta
Balai Pustaka. Dari googlebook, (online), (http://www.google.com/book),
diakses 29 Januari 2014
Hadioetomo, R.S. 1999. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : Gramedia
Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan 1999. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press
Pelczar, Michael j. et al. 1989. Dasar-dasar mikrobiologi 1. UI Press. Jakarta
Madigan,Michael T. et al. 1984. Brock Biology Eight Edition. Pretice Hall
Internasional, Inc. United State of America
Zaky, Amarullah,. 2008. Kumpulan ilmu pengetahuan.
http://senyawa-kimia.com/2009/12/kegunaan-dan kerugian-bakteri.html.
diakses pada tanggal 30 januari 2014
Dwidjoseputro,Prof.Dr,D. 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: jakarta
Praktikum mikrobiologi UNPAD. 2013 Modul 3 Teknik Isolasi Bakteri
http://elearningunpad.ac.id/2013/teknik-isolasi-bakteri.html. diakses pada
tanggal 30 januari 2014

K. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai