Anda di halaman 1dari 46

PENGENALAN MIKROSKOP DAN CARA PEMAKAIANNYA SERTA PENGAMATAN

SEL EUKARIOT, SEL PROKARIOT DAN JARINGAN TANAMAN DAN


PENGAMATAN MAKROMOLEKUL: POLISAKARIDA DAN LIPID

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah BIOLOGI SEL

OLEH:

NAMA : INA PADU IHO


NIM : 092 201 1361
KELAS / SEMESTER : A / VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH KUPANG
KUPANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran Tuhan yang maha kuasa, atas
limpahan berkat, rahmat, taufik serta hidahnya sehingga kita masih mampu melaksanakan segala
rutinitas kita seharian,amin..
Laporan praktikum ini dibuat dalam rangka tindak lanjut dari praktek pada
laboraturium Universitas Muhammadiyah Kupang.
Saya menyadari bahwa dalam proses penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan sehingga kritik, saran dan pendapat dari pihak lain sangat saya harapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Sesungguhnya tak ada satu pun makhluk di dunia ini yang sempurna
karena yang sempurna hanyalah Allah Tuhan yang maha kuasa. Akhir kata penulis berharap agar
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita di kemudian hari.

Kupang, 18 Juni 2012

Ina Padu Iho

KEGIATAN I
PENGENALAN MIKROSKOP DAN
CARA PEMAKAIANNYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang
berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme
yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang
diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi
(mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Selain mikroskop biasa, dikenal pula mikroskop-mikroskop yang lain seperti mikrosop
ultraviolet, mikroskop fase kontras, dan mikroskop elektron. Mikroskop ultraviolet, mikroskop
ini menggunakan sinar ultraviolet, dilengkapi dengan alat pemotret sebagai alat pengamatannya.
Karena sebagai sumber cahaya yang digunakan adalah ultraviolet (UV) yang memiliki panjang
gelombang lebih pendek dari sinar biasa, maka mikrosop ini memiliki daya pisah yang kuat.
Mikroskop fase kontras, mikroskop fase kontras berbeda dengan mikroskop biasa.
Miroskop ini dilengkapi dengan diafragma khusus yang memiliki celah berbentuk cincin dan
lensa obyektifnya dilengkapi lempeng difraksi. Pada mikroskop biasa perbedaan indeks bias
yang sangat kecil pada obyek tidak dapat terlihat, tetapi dengan adanya lempeng difraksi pada
susunan lensa obyektif maka perbedaan indeks bias yang kecil pada obyek dapat terlihat dengan
jelas. Hal in memungkinkan pembedaan struktur dengan jelas.
Mikroskop electron, daya pisah mikroskop biasa kirakira hanya 0,2 mikron apabila daya
pisah yang digunakan adalah maksimum. Pada mikroskop elektron digunakan sinar elektron
yang mempunyai panjang gelombang sangat pendek, yang tergantung pada voltase yang dipakai.
Untuk mendapatkan sinar elektron yang mempunyai 0,005 diperlukan voltase 50.000 volt.
Mikroskop biasa dapat mencapai perbesaran kurang lebih 1000 kali. Mikroskop biasa
hanya dapat digunakan untuk mengamati ukuran, dan bentuk sel. Informasi mengenai struktur
internal sel kurang teramati jika menggunakan mikroskop biasa. Gambaran lengkap mengenai
struktur internal sel dapat lebih jelas jika diamati menggunakan mikroskop elektron. Perbesaran
menggunakan mikroskop elektron dapat mencapai hingga 100.000 kali, sehingga dapat dipakai
untuk melihat molekul protein, virus, bakteriophage, struktur bakteri, dan lainlain.

2.1 TUJUAN PRATIKUM


Tujuan dari penulisan laporan ini agar kita semua khususnya sebagai mahasiswa dapat
mempelajari mikroskop lebis dalam lagi.

3.1 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas maka diambil rumusan masalah sebagai beikut dapat
mengenal secara terperinci tentang mikroskop.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang
berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme
yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang
diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi
(mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Berikut akan dibahas struktur, mempersiapkan, cara penggunaan, serta perawatan
mikroskop:

2.1 Bagian-Bagian Mikroskop

Komponen-komponen mikroskop terdiri dari:

Lensa okuler

Merupakan bagian yang dekat dengan mata pengamat saat mengamati objek. Lensa
okuler terpasang pada tabung atas mikroskop. Perbesaran pada lensa okuler ada tiga
macam, yaitu 5x, 10x, dan 12,5x.

Tabung mikroskop

Merupakan penghubung lensa okuler dan lensa objektif. Tabung terpasang pada
bagian bergerigi yang melekat pada pegangan mikroskop sebelah atas. Melalui bagian
yang bergerigi, tabugn dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.
Makrometer (sekrup pengarah kasar)

Merupakan komponen untuk menggerakkan tabung mikroskop ke atas dan ke bawah


dengan pergeseran besar.

Mikrometer (sekrup pengarah halus)

Merupakan komponen untuk menggerakkan tabung ke atas dan ke bawah dengan


pergeseran halus.

Revolver
Merupakan pemutar lensa untuk menempatkan lensa objektif yang dikehendaki

Lensa objektif

Merupakan komponen yang langsung berhubungan dengan objek atau specimen.


Lensa objektif terpasang pada bagian bawah revolver. Perbesaran pada lensa objektif
bervariasi, bergantung pada banyaknya lensa objektif pada mikroskop. Misalnya, ada
perbesaran lensa objektif 10x dan 40x (mikroskop dengan dua lensa objektif); 4x,
10x, dan 40x (mikroskop dengan tiga lensa objektif); dan 4x, 10x, 45x, dan 400x
(mikroskop dengan empat lensa objektif).

Panggung mikroskop

Merupakan meja preparat atau tempat sediaan obek/specimen. Pada bagian tengah
panggung mikroskop terdapat lubang untuk jalan masuk cahaya ke mata pengamat.
Panggung digunakan untuk meletakkan sediaan objek atau specimen. Pada panggung
terdapat dua penjepit untuk menjepit object glass. Pada beberapa mikroskop lain,
panggung dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.

Diafragma
Merupakan komponen untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui
lubang pada panggung mikroskop. Diafragma ini terpasang pada bagian bawah
panggung mikroskop.
Kondensor
Merupakan alat untuk memfokuskan cahaya pada objek atau specimen. Alat ini
terdapat di bawah panggung.

Lengan mikroskop

Merupakan bagian yang dapat dipegang waktu mengangkat mikroskop atau


menggeser mikroskop.

Cermin reflektor

Digunakan untuk menangkap cahaya yang masuk melalui lubang pada panggung
mikroskop, yakni dengan cara mengubah-ubah letaknya. Cermin ini memiliki
permukaan datar dan permukaan cekung. Permukaan datar digunakan jika sumber
cahaya cukup terang dan permukaan cekung digunakan jika cahaya kurang terang.

Kaki mikroskop

Merupakan tempat mikroskop bertumpu. Kebanyakan kaki mikroskop berbentuk


seperti tapal kuda.

2.2 Mempersiapkan Mikroskop

Mikroskop diambil dari tempat penyimpanan mikroskop dengan menggunakan


kedua tangan saat mengambil dan membawa mikroskop ke meja. Satu tangan
memegang lengan mikroskop dan tangan lain memegang kaki mikroskop.

Mikroskop ditempatkan di meja dengan kedudukan datar dan dihadapkan kea rah
cahaya.

Sekrup pemutar besar diputar hingga tabung mikroskop turun sampai ke batas
bawah.
Revolver diputar sehingga lensa objektif dengan pembesaran lemah (missal 10x)
tepat pada posisinya atau tepat berada di atas lubang panggung.

Diafragma dibuka secara penuh. Kedudukan cermin diatur agar cahaya yang masuk
terpantul melalui lubang pada panggung sehingga melalui lensa okuler akan tampak
lingkaran cahaya yang terangnya merata. Lingkaran cahaya tersebut dikenal sebagai
bidang pandang.

2.3 Cara Penggunaan Mikroskop

Jarak mata-okuler:

Untuk mencegah kelelahan mata, diperlukan penjagaan jarak antara mata dan okuler.
Untuk menentukan jarak ini, mata mendekati okuler dari suatu jarak maksimum
sekitar 1 cm. Jarak optimum dicapai pada saat medan pandang tampak sebesar-
besarnya dan setajam-tajamnya. Selain itu, mata yang sebelah lagi harus tetap
terbuka.

Pengamatan dimulai dengan menggunakan lensa objektif dengan pembesaran lemah


(misal 10x).

Sambil mengamati melalui lensa okuler, sekrup pemutar kasar diputar secara
perlahan agar tabung mikroskop naik. Pada saat demikian, gambar dapat teramati
meskipun belum begitu jelas. Untuk memperoleh gambit yang lebih jelas, sekrup
pemutar halus diputar sehingga dapat diamati gambar yang lebih jelas dan lebih
fokus.

Setelah mengamati gambar dengan menggunakan lensa objektif dengan pembesaran


lemah (10x), objek yang sama coba diamati dengan menggunakan lensa dengan
pembesaran yang lebih kuat (missal 40x) dengan cara memutar revolver sehingga
lensa objektif 40x tepat mengarah ke lubang pada panggung.
Hal yang perlu diingat: selama pengamatan dengan pembesaran kuat tidak boleh
mempergunakan sekrup pemutar kasar, untuk mendapatkan gambar yang baik (fokus)
cukup digunakan sekrup pemutar halus

2.4 Perawatan Mikroskop

Memegang mikroskop dengan kedua tangan ketika mengangkatnya

Memulai pengamatan dengan pembesaran lemah sebelum menggunakan


pembesaran kuat

Tidak memutar tombol dengan kasar.

Menghilangkan kotoran pada lensa mikroskop:

Seringkali gambar mikroskop tetap kabur meski telah diusahakan penyetelan focus
halus. Ini seringkali disebabkan lensa depan objektif yang kotor dan/atau lensa okuler.
Untuk memastikan pada bagian mana lensa kotor, pertama-tama lensa okuler diputar,
dan kemudian, bila perlu, lensa objektif diputar sambil mengamati cuplikan untuk
menentukan kapan lapisan kotoran yang kabur bergerak. Kemudian lensa yang kotor
dibersihkan dengan kertas transerat atau kertas lensa. Kondensor yang kotor pun
dapat mengaburkan gambar. Ketika membersihkan lensa depan objektif, harus diingat
bahwa lensa terpasang pada perekat yang dapat melarut dalam pelarut organic. Oleh
karena itu, lebih baik jika digunakan air suling untuk menghilangkan kotoran; jika
tidak bisa, digunakan pelarut organik yang mudah menguap sesedikit mungkin,
misalnya benzene atau eter minyak bumi.

Memastikan mikroskop dalam keadaan kering, sebelum dan sesudah digunakan

2.5 Menghitung Pembesaran Gambar


Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sebuah mikroskop memiliki dua macam lensa, yaitu
lensa okuler dan lensa objektif. Kedua lensa tersebut memiliki ukuran pembesaran tertentu.

Pembesaran total untuk panjang tabung yang digunakan diperoleh dari pembesaran pada
objektif dikalikan dengan pembesaran yang tertera pada okuler. Perbesaran objektif x perbesaran
okuler = perbesaran total

10 x 8 = 80 x

10 x 12,5 = 125 x

40 8 = 320 x

40 x 12,5 = 500 x

Perbesaran total 80-125x (perbesaran rendah) dan 320-500x (perbesaran tinggi) yang
diberikan pada contoh sudah cukup untuk memenuhi persyaratan normal. Perbesaran rendah (3,5
x 8 atau 3,5 x 12,5, yaitu perbesaran total 30-40x) dapat memperlihatkan tampak umum dari
suatu cuplikan dan biasanya digunakan untuk pengamatan pertama pada seluruh cuplikan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 LOKASI DAN WAKTU PRATIKUM


Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Laboraturium Universitas
Muhammadiyah Kupang. Waktu penelitian yaitu pada tanggal 11 Juni 2011 jam 10.00.

3.2 OBYEK PENELITIAN


Yang menjadi obyek penelitian ini adalah mikroskop.

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : Observasi, yakni pengamatan yang
di laksanakan oleh penulis secata sistematis kemudian mencatat hal-hal yang diperlukan.

3.4 ANALISA DATA


Untuk mengetahui tentang mikroskop dan cara penggunaannya maka di pakai adalah
menggunakan metode observasi langsung:yakni mengumpulkan, mengamati dan mencatat hal
hal yang di[erlukan dalam pengamatan ini.

3.5 PROSEDUR KERJA


1. Perbesaran lemah
a. Lensa obyektif 10x ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa okuler
b. Tubus diturunkan dengan pengatur tubus (sekrup kasar)
c. Amati melalui lensa okuler dan aturlah masuknya cahaya ke dalam mikroskop
sehingga diperoleh bidang pandang yang paling terang (terangnya merata) dengan
cara mengatur kedudukan cermin dan mengatur diafragma kondensor.
d. Preparat diletakkan di meja benda
e. Perlahan lahan naikkan tubus dengan sekrup kasar sehingga diperoleh bayangan
obyek. Untuk mendapatkan bayangan yang paling baik tubus dinaik turunkan dengan
hati-hati memakai pengatur tubus (sekrup kasar) sehingga diperoleh bayangan yang
paling jelas.
f. Bagian bagian tertentu dari obyek, dapat ditentukan dengan mengatur kedudukan
preparat. Kedudukan preparat dapat diatur dengan menggunakan sekrupsekrup
pengatur meja preparat.
2. Perbesaran sedang
a. Kerjakan seperti pada cara kerja menggunakan mikroskop pada perbesaran lemah
sampai diperoleh bayangan yang dikehendaki (cara 1 sampai 6)
b. Kemudian lensa obyektif 10x diganti lensa obyektif 40x (perbesaran sedang)
c. Cahaya yang masuk ke dalam mikroskop diatur lagi dengan mengatur kedudukan
kondensor (biasanya dinaikkan) serta mengatur diafragma
d. Untuk mendapatkan bayangan akhir yang baik, tubus diturunkan dengan
menggunakan pengatur tubus sekrup halus (jangan menggunakan sekrup kasar).
3. Perbesaran kuat menggunakan minyak immerse
a. Cara kerja seperti pada perbesaran sedang diulang sampai diperoleh noda bayangan
yang paling jelas pada penyinaran yang paling kuat.
b. Lensa obyektif 40x diganti dengan lensa obyektif 100x (perbesaran kuat)
c. Tetesi gelas benda pada bagian yang akan diamati dengan minyak immerse
d. Turunkan tubus hati hati sampai hampir menyentuh gelas benda, sehingga antara
lensa obyektif dan gelas tertutup minyak immerse
e. Naikkan atau turunkan tubus dengan hati hati menggunakan sekrup halus sampai
didapatkan bayangan yang jelas.
f. Setelah menggunakan minyak immersi bagian lensa obyektif yang terkena minyak
immersi dibersihkan dengan xylol. Xylol diteteskan di atas kertas lensa yang halus,
kemudian diulaskan pada bagian yang terkena minyak immerse beberapa kali.
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan kali ini, kan dibahas tentang berbagai jenis mikroskop serta cara
penggunaannya. Berikut pembahasannya:

4.1 Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran
objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk
mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek
serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini
menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek
dibandingkan mikroskop cahaya.
Sebagai gambaran mengenai mikroskop elektron kita uraikan sedikit dalam buku ini.
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai
pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning
(SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil arsitektur
permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan
TEM digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel.
4.2 Mikroskop Cahaya

Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang
berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme
yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang
diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi
(mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

Penggunaan Mikroskop Cahaya


Letakkan potongan kertas berhuruf A pada kaca obyek dan tutup dengan kaca
penutup.
Amati dengan perbesaran lemah (1010)
Amati apakah bayangan benda sama atau terbalik, dan gambarkan !
Sambil memandang ke dalam lensa okuler, geser preparat dari kiri ke kanan dan dari
atas ke bawah. Amati kemana bayangan bergerak?
Ubahlah lensa obyektif ke perbesaran yang lebih besar. Amati apakah ada perubahan
luas bidang pandang?
Berapa diameter bidang pandang mikroskop pada obyektif lemah (mm) dan berapa
pada obyektif kuat?
Kerjakan seperti langkah nomor 1-3 namun menggunakan potongan kertas huruf d.

Pembesaran Mikroskop Cahaya


Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan
kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop.
Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda
(binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang
bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop
yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor
berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari
yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah
kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada
mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari.
Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini
menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri
penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai
apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan
menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang
berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas
tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar
bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk
berkisar antara 4 25 kali.
Lensa kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada
obyek yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah
maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu.
Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik.
4.3 Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda
yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda
yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama
mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan
lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa
mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat
melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga
obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa
obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga
perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat.
Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator.
Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran
terletak diatas pengatur fokus.
Penggunaan Mikroskop Stereo
Tempatkan mikroskop stereo beserta transformatornya, hubungkan dengan sumber
listrik.
Tekan tombol on pada transformator, pergunakan voltase yang ada pada
transformator sesuai keperluan. Ingat. lampu mempunyai umur tertentu, oleh karena
itu nyalakan lampu sesuai keperluan saja.
Letakkan spesimen pada cawan petri.
Amati dengan mikroskop dengan perbesaran lemah kemudian perbesaran kuat
Mengatur Besarnya Obyek
Perbesaran bayangan dari suatu obyek dapat diketahui dari angka perbesaran
lensa obyektif dan lensa okuler. Ukuran suatu benda dapat diketahui dengan
membandingkan terhadap ukuran bidang pandang. Hal ini dapat dikerjakan dengan
beberapa langkah berikut: letakkan penggaris plastik berskala mm diatas meja obyek dan
perkirakan diameter bidang pandang tersebut, dan catat perbesaran lensa obyektifnya.
Ubahlah lensa obyektif dengan lensa obyektif perbesaran kuat dan tentukan diameter
bidang pandangnya dengan rumus berikut:
ok = ol x pl/pk dimana :
ok = diameter bidang pandang dengan obyektif perbesaran kuat.
ol = diameter bidangpandang dengan obyektif perbesaran lemah
pk = perbesaran lensa obyektif kuat, pl = perbesaran lensa obyektif lemah
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan ini saya dapat menyimpulkan bahwa Mikroskop merupakan
alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini
membantu memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua
jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua
dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan
berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop
elektron.

5.2 SARAN
Dari hasil pengamatan ini dapat saya memberi saran agar Dosen pengasuh mata kuliah ini
dapat maklumi laporan ini dan dapat member kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini
serta dalam pratikum ini kedepannya semoga pratikum tambah lancar sebaiknya Dosen
pengasuh bisa lebih dekat dengan peserta pratikum agar setiap kegiatan dapat berjalan terarah.

KEGIATAN II
PENGAMATAN SEL EUKARIOT, SEL PROKARIOT
DAN JARINGAN TUMBUHAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Semua organisme selular terbagi
ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme eukariota
dan organisme prokariota.

Organisme eukariota memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih kompleks, antara
lain dengan membran internal, organel yang memiliki membran tersendiri seperti inti sel dan
sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariota memiliki beberapa kromosom linear di dalam
nuklei, di dalamnya terdapat sederet molekul DNA yang sangat panjang yang terbagi dalam
paket-paket yang dipisahkan oleh histon dan protein yang lain.

Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel yang
relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang besar: eubakteria yang
meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariota yang sangat mirip
dengan bakteri dan berkembang-biak di lingkungan yang ekstrim seperti sumber air panas yang
bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Genom prokariota
terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi DNA.

Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam yaitu Jaringan Meristem dan jaringan dewasa.
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah.Jaringan meristem dapat dibagi
3 macam: Promeristem merupakan Jaringan meristem yang ada pada saat tumbuhan masih dalam
tingkat embrio; Jaringan Meristem Primer merupakan Jaringan meristem yang merupakan
perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.Contoh: ujung batang, ujung akar.
Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan
jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan
jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer; Jaringan Meristem Sekunder adalah
jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan
meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.

Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan dewasa dapat
dibagi menjadi beberapa macam yaitu Jaringan Epidermis, Jaringan Parenkim, Jaringan
Penguat/Penyokong, dan Jaringan Gabus. Jaringan epidermis merupakan jaringan yang letaknya
paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-
macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya
sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi
jaringan di sebelah dalamnya.

Jaringan Parenkim Nama lainnya adalah jaringan dasar merupakan jaringan parenkim
dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel
parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang
mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air
oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.

Jaringan Penguat/Penyokong nama lainnya stereon yang memiliki fungsinya untuk


menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim dimana Kolenkim
sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan
penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak dan Sklerenkim selain
mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga
sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan
sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang
mengandung serabut dan sklereid.

Jaringan Pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada
2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh
kulit kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid dan Floem bertugas
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.

Jaringan Gabus berfungsi untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak
air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh
kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup
yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.

2.1 TUJUAN PRATIKUM


Tujuan dari penulisan laporan ini agar kita semua khususnya sebagai mahasiswa dapat
mempelajari dan mengamati Sel Eukariot, Sel Prokariot dan Jaringan Tanaman.

3.1 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas maka diambil rumusan masalah sebagai beikut
Dapat membedakan dan mengamati sel eukariot, sel prokariot dan jaringan tanaman.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel merupakan kesatuan struktural, fungsional dan herediter yang terkecil. Sel terbagi
menjadi dua tipe, yaitu prokariot dan eukariot. Perbedaan karakteristik antara kedua sel tersebut
adalah keberadaan membran yang menyelubungi nukleus maupun organel lainnya yang memiliki
fungsi spesifik, seperti mitokondria, retikulum endoplasmik, komplek golgi dan lisosom. Sel
eukariot memiliki karakteristik tersebut, sedangkan pada sel prokariot tidak dijumpai adanya
membran interior (Nelson and Cox, 2004).
Sel prokariot berupa satu sel, memiliki ukuran yang sangat kecil (diameter sel 12 m)
dan memiliki organisasi internal sel yang sederhana. Materi genetik prokariot tidak terselubung
membran dan tersebar di sitoplasma sel, disebut sebagai daerah nucleoid. Ribosom pada
prokariot juga tersebar diseluruh sitoplasma (Gambar 4). Prokariot dibagi menjadi dua kelompok
yaitu Eubakteria dan Arkhaebakteria. Eschericia coli merupakan salah satu spesies eubakteria
yang paling banyak dipelajari untuk memahami sel prokariot. (Nelson and Cox, 2004).
Adapun penejelasan struktur sel prokariotik dan struktur sel eukariotik adalah sebagai
berikut :
1. Struktur Sel Prokariotik
Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki selaput inti. Maka materi genetik sel
prokariotik tidak dibungkus oleh selaput. Kebanyakan sel prokariotik adalah uniseluler,
walaupun ada pula beberapa yang multiseluler. Sel prokariotik uniseluler ini mampu membentuk
koloni.
Semua sel prokariotik mempunyai membran sel plasma, neklueoid berupa DNA dan RNA,
serta sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki membran inti,
sehingga bahan inti yang berada dalam sel mengadakan kontak langsung dengan protoplasma.
Sel prokariotik juga tidak memiliki sistem endomembran (membran dalam), seperti retikulum
endoplasma dan kompleks Golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan
kloroplas, tetapi mempunyai struktur yang berfungsi sama dengan keduanya, yaitu mesosom dan
kromator. Contoh sel prokariotik adalah bakteri (Bacteria) dan Sianobakteri (Cyanobacteria).
Adapun bagian-bagian sel bakteri dan fungsinya adalah sebagai berikut:
Dinding Sel yang tersusun dari atas peptidoglikan, lipid dan protein. Dinding sel
berfungsi sebagai pelindung dan memberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel
terdapat pori-pori sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul.
Membran Plasma yang tersusun atas molekul lipid dan protein dan berfungsi sebagai
pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di sekirnya, dengan jalan mengatur lalu
lintas molekul dan ion-ion dari dalam
Sitoplasma yang tersusun dari air, protein, lipid, mineral dan enzim yang berfungsi
untuk mencerna makanan secara ekstraselular untuk melakukan metabolisme sel.
Mesosom yaitu membran plasma yang melekuk ke dalam membentuk bangunan.
Fungsinya sebagai pengahasil energi.
Ribosom merupakan tempat berlangsungnya sintesis protein
DNA (Asam Deoksiribonukleat), berfungsi sebagai pembawa informasi genteika,
yaitu sifat-sifat yang harus diwariskan kepada keturunannya.
RNA (Asam Ribonukleat), RNA berfungsi membawa kode-kode gentika sesuai
pesanan DNA.
Ternyata sel prokariotik terdiri atau tersusun dari berbagai bagian. Setiap bagian bagian sel
memiliki fungsi yang berbeda. Tetapi seluruh bagian tersebut harus bekerja sama membentuk
satu kesatuaan. Setiap bagian sel ini mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan hidup
sebuah sel, Namun bagian-bagian sel itu tidak dapat berdiri sendiri dalam menjalankan fungsi
sel, melainkan membentuk satu kesatuan (Purnomo, Sudjino, Sembiring dan Trijoko (2006:9)).
2. Sel Eukariotik
Sel eukariotik adalah sel yang memiliki selaput inti. Maka, materi genetiknya tidak tersebar
melainkan dibungkus selaput. Jenis-jenis sel eukariotik meliputi: sel protista, sel hewan, sel
tumbuhan, dan sel fungi. Adapun bagian-bagian dari sel eukariotik adalah sebagai berikut :
Membran Sel (selaput Plasma) yaitu selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat
dilaui molekul-molekul tertentu, seperti glukosa, asam amino. Gliserol dan berbagai
ion.
Sitoplasma adalah materi yang mengisi antara inti dan selaput plasma.
Sitoskleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut yaitu mikrofilamen,
mikrotubulus dan filamen intermediar.
Nukleus merupakan organel terbesar di dalam sel yang berperan penting pada sel
sebagai pengendali kegiatan sel.
Retikulum Endoplasma merupakan organl yang tersusunoleh membran yang
terbentuk seperti jala dan berfungsi sebagai saluran penghubung antara nukleus
dengan bagian luar sel.
Ribosom yaitu bagian terkecil dari sel dan berfungsi sebagai tempat sintesis potein.
Kompleks golgi yaitu mempunyai hubungan erat dalam sekresi protei sel.
Lisosom merupakan membran kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik (lisozom).
Badan Mikro yaitu berisi enzim katalase.
Mitokondria berfungsi dalam oksidasi makanan, respirasi sel, dehidrogenasi,
fosforilasi oksidatif dan sistem elektron.
Kloroplas berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
Sentriol
3. Jaringan Tumbuhan
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :
Jaringan meristem
Jaringan dewasa
Berikut adalah penjelasannya :

Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan
meristem dapat dibagi 3 macam:
Promeristem merupakan Jaringan meristem yang ada pada saat tumbuhan masih dalam
tingkat embrio.

Jaringan Meristem Primer adalah Jaringan meristem yang merupakan perkembangan


lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.
Contoh: ujung batang, ujung akar.

Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal.
Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang.
Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer. Meristem primer
(meristem yang berkembang dari sel embrional). Terdapat pada ujung akar dan ujung
batang (menyebabkan pertumbuhan primer). Daerah yang terdiri dari :

Meristem apikal (pada ujung akar dan ujung batang).


Daerah promeristem (daerah diferensiasi sel/ sel meristem yang sudah mengalami
diferensiasi pada tingkat tertentu).
Jaringan protoderma (membentuk epidermis).
Prokambium (membentuk jaringan ikat pembuluh primer : xilem primer dan floem
primer) dan cambium.
Meristem dasar (membentuk jaringan dasar tumbuhan (empulur, korteks :
parenkim, kolenkim dan sklerenkim)
Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan
dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder
disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan
besar tubuh tumbuhan.

Meristem sekunder (berkembang dari jaringan dewasa).

Jaringan kambium : terletak antara berkas pembuluh angkut xilem dan floem,
selnya aktif membelah, kearah dalam membentuk xilem sekunder, kearah luar
membentuk floem sekunder.
Jaringan gabus / jaringan periderma fungsinya menggantikan fungsi epidermis yang
sudah menebal. Terdiri dari felogen (kambium gabus), akan membentuk felem
(gabus) ke arah luar dan feloderma ke arah dalam. Dibentuk oleh epidermis/
paremkim dibawah epidermis/ kolenkim/ perisikel/ paremkim floem.
Jaringan permanen/ jaringan dewasa
Terbentuk dari jaringan meristem yang berdiferensiasi (perubahan bentuk sel yang
disesuaikan dengan fungsi) dan terspesialisasi (pengkhususan sel untuk mendukung
suatu fungsi tertentu). Jaringan ini tidaklagi mengalami pembelahan sel dan bersifat
irreversible. Jaringan ini disebut jaringan permanen, yang meliputi :
Jaringan epidermis
Merupakan jaringan terluar (menutupi seluruh organ tubuh tumbuhan)
Ciri ciri : terdiri dari selapis sel, berbentuk pipih, tersusun rapat (tidak terdapat
ruang antar sel), Fungsinya sebagai pelindung jaringan yang lebih kedalam dan
sebagai tempat pertukaran zat. Dapat mengalami modifikasi.
Jaringan parenkim
Sel berukuran besar, berdinding tipis, sel hidup, mengandung kloroplas,susunan
sel longgar, banyak rongga antar sel dan sel banyak mengandung vakuola.
Jaringan penyokong
Berfungsi untuk menunjang tumbuhan agar dapat berdiri kokoh dan kuat
Ada 2 macam jaringan penyokong :
o Jaringan kolenkim :
terdapat pada tumbuhan muda, tumbuhan herba, mrp sel hidup
dinding sel mengalami penebalan dari selulosa pada sudut sudut sel
o Jaringan sklerenkim :
terdiri dari sel sel mati, dinding sel mengalami penebalan dari lignin.
Fungsi : menguatkan bagian tubuh yang sudah dewasa
Menurut bentuknya , jaringan sklerenkim ada 2 macam :
Sklereid (sel batu) : berbentuk bulat, berdinding keras, contoh sel-sel
pada tempurung kelapa dan tempurung kenari.
Serabut sklerenkim (serat) : berbentuk panjang dan umumnya
terletak pada permukaan batang.
o Jaringan pengangkut
Terdiri dari xilem dan floem
Xilem (pembuluh kayu) : disusun oleh trakeid, trakea, pembuluh
xilem, parenkim kayu, sklerenkim kayu, berfungsi untuk
mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah ke daun.
Floem (pembuluh tapis) : sel tapis, pembuluh tapis, sel penggiring,
sel parenkim kulit kayu, sklerenkim (serabut kulit kayu). berfungsi
untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh
tanaman.
Xilem dan Floem membentuk suatu ikatan yang dinamakan
ikatan pembuluh. Macam-macam ikatan pembuluh :
Tipe Kolateral : xilem dan floem letaknya bersebelahan ( xilem
sebelah dalam, floem di sebelah luar). Kolateral terbuka : antara
xilem dan floem terdapat cambium, Contohnya pada batang
tumbuhan magnoliopsida (dikotil) Kolateral tertutup : antara xilem
dan floem tidak terdapat cambium. Contohnya pada batang
tumbuhan liliopsida (monokotil)
Tipe Bikolateral : xilem diapit floem (terletak pada radius yang
sama)
Tipe Radial : xilem dan floem letaknya bersebelahan (tidak berada
pada radius yang sama
Tipe Konsentris : xilem dan floem berbentuk cincin silendris
Amfikribal : xilem di tengah, dikelilingi floem
Amfivasal : floem di tengah, dikelilingi xylem
o Jaringan permanen pada tumbuhan berfungsi antara lain :
Jaringan epidermis, melindungi jaringan yang berada didalamnya.
Jaringan parenkim palisade, tempat penyelenggara fotosintesis.
Jaringan parenkim spons, selain sebagai tempat fotosintesis juga
tempat penyimpan hasil fotosintesis.
Jaringan kolenkim, jaringan penguat pada organ tubuh tumbuhan
yang muda.
Berkas pembuluh atau berkas vaskuler daun yaitu floem dan xilem
terdapat pada ibu tulang daun.
Xilem , mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui akar
sampai daun.
Floem, mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh
tumbuhan.
Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan
dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam

Jaringan Epidermis
Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk
jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami
pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan
epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya.

Jaringan Parenkim
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit
batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim
bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang
mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan
dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.

Jaringan Penguat/Penyokong
Nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan.
Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.

Kolenkim
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa
selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh
tumbuhan yang lunak.
Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim
mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras.
Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu.
Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang
mengandung serabut dan sklereid.

Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh
tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau
pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam
mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam:
trakea dan trakeid. Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tubuh tumbuhan.

Jaringan Gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan
banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan
gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah
dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang
disebut felem.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 LOKASI DAN WAKTU PRATIKUM


Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Laboraturium Universitas
Muhammadiyah Kupang. Waktu penelitian yaitu pada tanggal 11 Juni 2011 jam 10.00

3.2 OBYEK PENELITIAN


Yang menjadi obyek penelitian ini adalah Pengamatan Sel Eukariot, Sel Prokariot dan
Jaringan Tanaman.

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : Observasi, yakni pengamatan yang
di laksanakan oleh penulis secata sistematis kemudian mencatat hal-hal yang diperlukan.

3.4 ANALISA DATA


Untuk mengetahui berapa Sel Eukariot, Sel Prokariot dan Jaringan Tanaman, maka di pakai
adalah menggunakan metode observasi langsung:yakni mengumpulkan, mengamati dan
mencatat hal hal yang di[erlukan dalam pengamatan ini.

3.5 ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
a. Mikroskop
b. Pisau atau skapel stainless
c. Mortir dan stamper
d. Ose
e. Gelas preparat
f. Penutup preparat

2. BAHAN
a. Preparat Lactobacillus bulgaricus
b. Preparat Rhizopus sp.
c. Preparat Sacharomyces cereviceae
d. Daun bayam (Amaranthus sp.)
e. Bawang Bombay (Amilum cepa)

3.6 PROSEDUR KERJA


1. Pembuatan preparat klorofil dari daun bayam
a. Daun bayam dipotong tipis atau digerus dengan mortir
b. Diambil potongan kecil atau hasil gerusan menggunakan ose dan diletakan pada gelas
preparat
c. Ditetesi dengan air dan ditutupi dengan penutup preparat
d. Diamati preparat dengan mikroskop, amati klorofil yang berwarna hijau.
2. Pembuatan preparat dari sel epidermis pada bawang bombay
a. Bawang bombai dikupas dan diiris tipis
b. Irisan diletakan pada gelas preparat diberi air dan ditutup dengan penutup preparat
c. Diamati sel epidermis.
3. Pembuatan preparat dari Rhizopus sp
a. Tempe dipotong tipis
b. Diambil potongan kecil dan diletakan pada gelas preparat
c. Diamati lalu digambar.
4. Pembuatan preparat dari Sacharomyces cereviceae
a. Ambil goresan tape menggunakan ose
b. Goresan tadi diletakan pada gelas preparat diberi air dan ditutup dengan penutup
preparat
c. Diamati lalu digambar.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Gambar hasil pengamatan preparat klorofil dari daun bayam


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Upafamili : Amaranthoideae
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus caudatus

4.2 Gambar hasil pengamatan preparat sel epidermis bawang


Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa L.

4.3 Pembuatan preparat dari Rhizopus sp


4.4 Pembuatan preparat dari Sacharomyces cereviceae

BAB V
PENUTUP

5.3 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan ini saya dapat menyimpulkan bahwa Sel merupakan
kesatuan struktural, fungsional dan herediter yang terkecil. Sel terbagi menjadi dua tipe, yaitu
prokariot dan eukariot. Perbedaan karakteristik antara kedua sel tersebut adalah keberadaan
membran yang menyelubungi nukleus maupun organel lainnya yang memiliki fungsi spesifik,
seperti mitokondria, retikulum endoplasmik, komplek golgi dan lisosom. Sel eukariot memiliki
karakteristik tersebut, sedangkan pada sel prokariot tidak dijumpai adanya membran interior
(Nelson and Cox, 2004).
Sel prokariot berupa satu sel, memiliki ukuran yang sangat kecil (diameter sel 12 m)
dan memiliki organisasi internal sel yang sederhana. Materi genetik prokariot tidak terselubung
membran dan tersebar di sitoplasma sel, disebut sebagai daerah nucleoid. Ribosom pada
prokariot juga tersebar diseluruh sitoplasma (Gambar 4). Prokariot dibagi menjadi dua kelompok
yaitu Eubakteria dan Arkhaebakteria. Eschericia coli merupakan salah satu spesies eubakteria
yang paling banyak dipelajari untuk memahami sel prokariot. (Nelson and Cox, 2004).

5.4 SARAN
Dalam melakukan percobaan ini sebaiknya praktikan membuat sediaan dengan cara
memotong setipis-tipisnya, sehingga didapatkan gambaran mikroskopik sel yang jelas, selain itu
juga diperlukan ketelitian dan kecermatan agar didapat hasil yang sesuai. Dan dari hasil
pengamatan ini juga dapat saya memberi saran agar Dosen pengasuh mata kuliah ini dapat
maklumi laporan ini dan dapat memberi kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini serta
dalam pratikum ini kedepannya semoga pratikum tambah lancar sebaiknya Dosen pengasuh bisa
lebih dekat dengan peserta pratikum agar setiap kegiatan dapat berjalan terarah.

KEGIATAN III
PENGAMATAN MAKROMOLEKUL:
POLISAKARIDA DAN LIPID

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makromolekul merupakan molekul yang terdiri atas banyak atom. Makromolekul terdiri
dari polisakarida dan lipid dimana polisakarida merupakan karbohidrat yang dibentuk oleh
penggabungan molekul-molekul monosakarida yang banyak.
Lipid merupakan lemak netral yang terdiri atas asam lemak dan gliserol atau dengan kata
lain lipid merupakan kumpulan zat organic yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang bersifat
tidak larut dalam air dan memberikan rasa lemak. Lipida merupakan senyawa-senyawa
heterogen (lemak dan minyak) dikenal didalam makanan, tubuh manusia.
Mempunyai sifat yang sama, yaitu larut dalam pelarut nonpolar (etanol, eter, kloroform
dan benzena). Fungsi lipid adalah sebagai berikut: Lipid berfungsi sebagai sumber energydimana
lemak menghasilkan 9 kkal/gram; Lemak tubuh disimpan sbb : 50% di subkutan, 45%
disekeliling organ dalam rongga perut, 5% di jaringan intramuskuler. Lipid berfungsi sebagai
sumber asam lemak esensial dimana sumber lemak esensial linoleat dan linolenat. Lipid
berfungsi sebagai alat angkut vitamin larut lemak dimana lemak membantu transportasi dan
absorbsi vitamin larut lemak. Lipid berfungsi memberi rasa kenyang dan kelezatan dimana
menghambat sekresi as lambung dan memperlambat pengosongan lambung sehingga lemak
memberi rasa kenyang lebih lama. Lemak juga memberi kelezatan khusus pada makanan. Lipid
berfungsi sebagai pelumas dimana lemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa
pencernaan. Lipid berfungsi sebagai pemelihara suhu tubuh dimana lapisan lemak dibawah kulit
mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat, jadi lemak berfungsi
dalam memelihara suhu tubuh. Lipid berfungsi sebagai pelindung organ tubuh dimana
melindungi ginjal, jantung dan hati dengan membantu menahan organ-organ tersebut tetap
ditempatnya dan melindungi dari benturan.

1.2 TUJUAN PRATIKUM


Tujuan dari penulisan laporan ini agar kita semua khususnya sebagai mahasiswa dapat
mempelajari dan mengamati makromolekul: Polisakarida dan Lipid.

1.3 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas maka diambil rumusan masalah sebagai beikut Dapat
membedakan dan mengamati makromolekul: Polisakarida dan Lipid.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Polisakarida

Polisakarida adalah polimer dengan beberapa ratus hingga ribu monosakarida yang
dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Polisakarida dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
polisakarida simpanan dan polisakarida struktural. Polisakarida simpanan berfungsi sebagai
materi cadangan yang ketika dibutuhkan akan dihidrolisis untuk memenuhi permintaan gula bagi
sel. Sedangkan polisakarida struktural berfungsi sebagai materi penyusun dari suatu sel atau
keseluruhan organisme. Arsitektur dan fungsi suatu polisakarida ditentukan oleh jumlah
monomer gula dan posisi ikatan glikosidiknya.

Pati adalah polisakarida simpanan dalam tumbuhan. Monomer-monomer penyusunnya


dihubungka dengan ikatan alfa 1-4. Bentuk pati yang paling sederhana adalah amilosa, yang
hanya memiliki rantai lurus. Sedangkan bentuk pati yang lebih kompleks adalah amilopektin
yang merupakan polimer bercabang dengan ikatan alfa 1-6 pada titik percabangan. Adapun
poliskarida yang paling umum ditemukan antara lain:

a. Glikogen

Glikogen adalah polisakarida simpanan dalam tubuh hewan. Struktur glikogen mirip dengan
amilopektin, namun memiliki lebih banyak percabangan. Manusia dan vertebrata lainnya
menyimpan glikogen pada sel hati dan sel otot. Glikogen dalam sel akan dihidrolisis bila
terjadi peningkatan permintaan gula dalam tubuh. Hanya saja, energi yang dihasilkan tidak
seberapa sehingga tidak dapat diandalkan sebagai sumber energi dalam jangka lama.

b. Dekstran

Dekstran adalah polisakarida pada bakteri dan khamir yang terdiri atas poli-D-hlukosa rantai
alfa 1-6, yang memiliki cabang alfa 1-3 dan beberapa memiliki cabnga alfa 1-2 atau alfa 1-4.
Plak di permukaan gigi yang disebabkan oleh bakteri diketahui kayak akan dekstran. Dekstran
juga telah diproduksi secara kimia menghasilkan dekstran sintetis.

c. Selulosa

Selulosa adalah komponen utama penyusun dinding sel tumbuhan. Selulosa adalah senyawa
paling berlimpah di bumi, yaitu diproduksi hampir 100 miliar ton per tahun. Ikatan glikosidik
selulosa berbeda dengan pati yaitu monomer selulosa seluruhnya terdapat dalam konfigurasi
beta.

d. Kitin
Kitin adalah karbohidrat penyusun eksoskeleton artropoda (serangga, laba-laba, krustase).
Kitin terdiri atas monomer glukosa dengan cabang yang mengandung nitrogen. Kitin murni
menyerupai kulit, namun akan mengeras ketika dilapisi dengan kalsium karbonat. Kitin juga
ditemukan pada dinding sel cendawan. Kitin telah digunakan untuk membuat benang operasi
yang kuat dan fleksibel dan akan terurai setelah luka atau sayatan sembuh.

2.2 Lipid

a. Pengertian
Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik.
Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut
nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk
menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal
rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti
vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau
sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan
gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan
kategori: asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida
(diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan
dari kondensasi subsatuan isoprena).
Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga
meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan
monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol.[6]
Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid,
beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.
Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang
terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol,
vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida,
digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-
lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari
wujudnya yang padat maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.
Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin yang berperan
dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam komunikasi antar sel. Hormon
sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa secara khusus disebut hormon adipokina, antara
lain kemerin, interleukin-6, plasminogen activator inhibitor-1, retinol binding protein 4 (RBP4),
tumor necrosis factor-alpha (TNF), visfatin, dan hormon metabolik seperti adiponektin dan
hormon adipokinetik (Akh).

Struktur beberapa lipid umum. Di bagian atas adalah asam oleat dan kolesterol. Struktur
bagian tengah adalah trigliserida yang terdiri dari rantai oleoil, stearoil, dan palmitoil yang
melekat pada kerangka gliserol. Di bagian bawah adalah fosfolipid yang umum, fosfatidilkolina.
b. Sifat dan ciri-ciri
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon(-CH2-CH2-CH2-) maka
lemak mempunyai sifat hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk
larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik seperti: eter,
Chloroform, atau benzol
c. Fungsi Lipid
Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06
kjoule atau 9,3 kcal.
Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang
berkaitan dengan karbohidratd an protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain,
keluar dan masuk ke dalam sel.
Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin
dan steroid hormon dan kelenjar empedu.
Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis
Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh
dari suhu luar yang kurang bersahabat.

Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama yang
membentuk membran semua jenis sel.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 LOKASI DAN WAKTU PRATIKUM


Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Laboraturium Universitas
Muhammadiyah Kupang. Waktu penelitian yaitu pada tanggal 11 Juni 2011 jam 10.00

3.2 OBYEK PENELITIAN


Yang menjadi obyek penelitian ini adalah mengamati makromolekul: Polisakarida dan
Lipid.

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : Observasi, yakni pengamatan yang
di laksanakan oleh penulis secata sistematis kemudian mencatat hal-hal yang diperlukan.

3.4 ANALISA DATA


Untuk mengamati makromolekul: Polisakarida dan Lipid, maka di pakai adalah
menggunakan metode observasi langsung:yakni mengumpulkan, mengamati dan mencatat
hal-hal yang diperlukan dalam pengamatan ini.

3.5 ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
a. Mikroskop
b. Pisau atau skapel stainless
c. Beaker glass
d. Gelas preparat
e. Penutup preparat

2. BAHAN
a. Ketela pohon
b. Tape ketela
c. Susu sapi segar
d. Susu UHT
e. Susu fermentasi / yogurt
f. Cat lod

3.6 PROSEDUR KERJA


1. Pembuatan pati dan gelatinisasi
a. Ketela pohon dikupas dan diparut
b. Diambil 5g parutan ketela pohon, diletakan dalam beaker glass dan diberi air 10 mL
c. Disaring untuk memisahkan ampas dan pati yang larut dalam air
d. Larutan pati dipanaskan selama 2 menit sambil diaduk-aduk sampai terjadi
gelatinisasi (mengental).
2. Pembuatan preparat pati segar
a. Ketela pohon dikupas dan digores lembut bagian dalamnya dengan pisau
b. Goresannya diletakan pada gelas preparat, ditetsi air dan diberi penutup
c. Diamati granula pati menggunakan mikroskop
d. Untuk memperjelas pengamatan tambahkan cat lod.
3. Pembuatan preparat pati tergelatinisasi
a. Diambil 1 ose pati yang telah gelatinisasi
b. Diletakan pada gelas preparat, ditetsi air dan diberi penutup
c. Diamati dengan mikroskop
d. Untuk memperjelas pengamatan tambahkan cat lod.
4. Pembuatan preparat tape ketela
a. Diambil 1 ose tape ketela bagian tengah
b. Goresannya diletakan pada gelas preparat, ditetsi air dan diberi penutup
c. Diamati dengan mikroskop: granula pati dan komponen serat
d. Untuk memperjelas pengamatan tambahkan cat lod.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Gambar pembuatan preparat pati segar

4.2 Gambar pembuatan preparat pati tergelatinisasi


4.3 Gambar pembuatan preparat tape ketela

BAB V
PENUTUP

5.5 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan ini saya dapat menyimpulkan bahwa Makromolekul
merupakan molekul yang terdiri atas banyak atom. Makromolekul terdiri dari polisakarida dan
lipid dimana polisakarida merupakan karbohidrat yang dibentuk oleh penggabungan molekul-
molekul monosakarida yang banyak.
Lipid merupakan lemak netral yang terdiri atas asam lemak dan gliserol atau dengan kata
lain lipid merupakan kumpulan zat organic yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang bersifat
tidak larut dalam air dan memberikan rasa lemak. Lipida merupakan senyawa-senyawa
heterogen (lemak dan minyak) dikenal didalam makanan, tubuh manusia.
Polisakarida adalah polimer dengan beberapa ratus hingga ribu monosakarida yang
dihubungkan dengan ikatan glikosidik.

5.6 SARAN
Dalam melakukan percobaan ini sebaiknya praktikan membuat sediaan dengan cara
memotong setipis-tipisnya, sehingga didapatkan gambaran mikroskopik sel yang jelas, selain itu
juga diperlukan ketelitian dan kecermatan agar didapat hasil yang sesuai. Dan dari hasil
pengamatan ini juga dapat saya memberi saran agar Dosen pengasuh mata kuliah ini dapat
maklumi laporan ini dan dapat memberi kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini serta
dalam pratikum ini kedepannya semoga pratikum tambah lancar sebaiknya Dosen pengasuh bisa
lebih dekat dengan peserta pratikum agar setiap kegiatan dapat berjalan terarah.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander S.K., Sterete D., Niles M.J., 2003, Laboratory Exercises in Organismal and Molecular
Microbiology, The McGrawHill Companies, USA.
Bolsover S.R., Hyams J.S., Sephard E.A., White H.A., Wiedemann C.G., 2004. Cell Biology : a
Short Course 2nd ed, John Willey and Son Inc., USA.
Coluccio A. and Neiman A.M., 2004, Interspore bridges: a new feature of the Saccharomyces
cerevisiae spore wall, Microbiology, 150:31893196.
Nelson D.L. and Cox M.M., 2004, Lehninger Principles of Biochemistry 4th ed, W.H. Feeman,
New York.
Svihla G., Dainko J.L., and Schlenk F., 1964, Ultraviolet Mycroscopy of The Vacuole of
Saccharomyces Cerevisae During Sporulation, Journal of Bacteriology 88(2) : 449456

Anda mungkin juga menyukai