HIDROKARBON
1
HIDROKARBON
A. Pengujian Senyawa Karbon
Senyawa karbon dapat berupa senyawa yang tersusun atas unsure
karbon (C) dan unsure hidrogen dan juga ada yang mengandung unsure
oksigen (O). Jika hanya mengandung unsure C dan H disebut senyawa
hidrokarbon (CxHy).
Adanya unsure C, H, dan O dalam senyawa karbon dapat diketahui
dengan cara membakar senyawa tersebut sehingga terjadi reaksi berikut.
CxHy + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
CxHyOz + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Perhatikan bahwa pada reaksi pembakaran tersebut dihasilkan gas
karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Gas CO2 yang terbentuk dapat
diuji dengan cara melewatkan gas tersebut ke dalam larutan kapur (air
kapur) sehingga larutan kapur yang semula bening berubah menjadi
keruh. Reaksi yang terjadi sebagai berkut.
Ca(OH)2(aq) + CO2(g) → CaCO3(s) + H2O(l)
Bening Keruh
Uap air hasil pembakaran senyawa karbon dapat diuji dengan cara
menggunakan kertas kobalt. Kertas kobalt yang berwarna biru berubah
menjadi merah jambu jika bereaksi dengan uap air. Kertas kobalt dapat
dibuat dengan cara mencelupkan kertas saring pada larutan kobalt (II)
klorida. Kertas saring tersebut kemudian dikeringkan hingga berwarna
biru.
Massa C dalam senyawa karbon dapat dihitung dari massa CO2 yang
dihasilkan. Massa C dalam senyawa karbon sama dengan massa C dalam
CO2 dan dapat dihitung dengan rumusan berikut.
Massa C = massa CO2
Begitu juga massa H dalam senyawa karbon sama dengan massa H
dalam H2O. massa hidrogen ini dapat dihitung dengan rumusan berikut.
Massa H = massa H2O
Adapun massa O dalam senyawa karbon dapat dihitung dengan
menerapkan Hukum Kekekalan Massa sehingga diperoleh persamaan
berikut.
Massa O = massa senyawa karbon – (massa C + massa H)
2
HIDROKARBON
a. Atom C primer
Atom C primer adalah atom C yang hanya mengikat satu atom C
lainnya. Pada senyawa hidrokarbon jenuh, atom C primer mengikat tiga
atom H ( -CH3).
Perhatikan tanda segitiga (▲) yang menandai atom C primer pada
contoh-contoh senyawa berikut ini.
▲CH3 – ▲CH3
(terdapat 2 atom C primer) (terdapat 3 atom C primer)
b. Atom C sekunder
Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lainnya.
Pada suatu senyawa hidrokarbon jenuh, atom C sekunder mengikat dua
atom H (-CH2-).
Contoh:
c. Atom C tersier
Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C lainnya.
Pada senyawa hidrokarbon jenuh, atom C hanya mengikat tiga atom H (-
CH-)
Contoh:
d. Atom C kuartener
Atom C kuartener adalah atom C yang mengikat empat atom C
lainnya. Pada senyawa hidrokarbon jenuh, atom C kuartener tidak
mengikat atom H.
Contoh:
3
HIDROKARBON
CH4 : atau
b. Satu ikatan kovalen rangkap dua dan empat ikatan kovalen tunggal,
contohnya C2H4.
C2H4 : atau
d. Satu ikatan kovalen rangkap tiga dan dua ikatan kovalen tunggal,
contohnya C2H2.
C2H2 : atau
Kemampuan atom karbon untuk berikatan dan memenuhi kaidah
octet berbeda dengan atom lain, termasuk atom yang berada dalam satu
periode, seperti atom boron dan nitrogen. Konfigurasi elektron kedua
atom tersebut adalah 5B: 2 3 dan 7N: 2 5. Atom boron memiliki tiga
elektron valensi sehingga jika berikatan kovalen, senyawa yang
dihasilkan tidak mengikuti kaidah octet. Perhatikan distribusi elektron
valensi pada senyawa boron trihidrida (BH3) berikut ini.
atau
atau
4
HIDROKARBON
Jadi, senyawa BH3 dan NH3 hanya memiliki tiga ikatan kovalen.
Untuk atom yang segolongan yaitu silicon yang memiliki konfigurasi
elektron 2 8 4. Atom silicon memiliki empat elektron valensi, sama
dengan atom karbon. Keempat elektron pada atom silikon ini
terdistribusi pada empat sisinya secara simetris. Perhatikan struktur
Lewis senyawa-senyawa silikon berikut ini.
SiH4 : atau
SiO2 : atau O Si O
5
HIDROKARBON
monoksida
Karbondioksida CO2 +4
Karbon CCl4 +4
tetraklorida
6
HIDROKARBON
1) Ikatan tunggal
Pada senyawa C2H6, terdapat dua buah atom C dan enam buah atom
H. Setiap atom C berikatan kovalen dengan tiga atom H dan
antaratom C juga berikatan kovalen. Struktur Lewis senyawa C2H6
sebagai berikut.
H H
H C C H
atau
H H
atau
atau
H H H H H
Disingkat CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 atau CH3 – (CH2)3 – CH3
H H H H
H CH3 H H
7
HIDROKARBON
H H2
H3C C C CH3
disingkat
CH3
CH3 H CH3 H
CH3
Kemampuan membentuk berbagai jenis rantai karbon lurus maupun
bercabang inilah yang menyebabkan senyawa karbon berjumlah sangat
banyak.
CH3
b. Senyawa karbon tak jenuh
Senyawa karbon tak jenuh adalah senyawa karbon yang memiliki ikatan
rangkap antaratom C. Ikatan rangkap ini dapat berupa ikatan rangkap
dua atau rangkap tiga.
Contoh:
C2H4 : CH2 = CH2
C3H6 : CH3 – CH = CH2
C2H2 : CH CH
C3H4 : H3C C CH
8
HIDROKARBON
PENGGOLONGAN HIDROKARBON
9
HIDROKARBON
TATANAMA SENYAWA HIDROKARON
A. Tatanama alkana
Pemberian nama pada alkana dengan rantai tak bercabang menurut
sistem IUPAC terdiri dari dua bagian, yaitu :
a. Awalan yang menyatakan jumlah atom karbon dalam rantai
b. Akhiran –ana untuk menunjukkan bahwa senyawanya berupa
hidrokarbon alifatik jenuh.
Nama alkana dengan rantai bercabang, terdiri dari dua bagian yaitu :
a. Nama cabang yang menunjukkan gugus yang terikat pada rantai
utama.
b. Nama induk yang menunjukkan atom-atom karbon yang membentuk
rantai utama (rantai karbon terpanjang).
5. Jika terdapat lebih dari satu gugus alkil yang sama, maka nomor
masing-masing atom karbon rantai utama yang mengikat gugus alkil
10
HIDROKARBON
tersebut harus dituliskan. Jumlah gugus alkil ditunjukkan dengan
awalan di-, tri-, tetra, penta-, dan seterusnya, yang berturut-turut
menyatakan jumlah gugus alkil sebanyak dua, tiga, empat, lima, dan
seterusnya.
6. Jika terdapat dua atau lebih gugus alkil yang berbeda, maka dalam
penulisan
7. Awalan di-, tri-, tetra-, dan seterusnya tidak perlu diperhatikan dalam
penentuan urutan abjad.
8. Awalan-awalan yang diikuti dengan tanda hubung (-) seperti sekunder
(sek-), tersier (ters-), tidak perlu diperhatikan dalam penentuan abjad,
sedangkan awalan iso dan neo tidak perlu dipisahkan dengan tanda
hubung tetapi harus diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
3 etil-2metil pentana
SIKLOALKANA
Sikloalkana adalah rantai hidrokarbon tertutup membentuk
sebuah cincin.Berikut ini ditunjukan beberapa struktur sikloalkana dan
bentuk molekulnya.
B. Tatanama Alkena
Seperti halnya penamaan alkana, pemberian nama IUPAC alkena juga
perlu memperhatikan rantai induk, penomoran, dan cara penulisan nama.
a). Penamaan alkena linier, dengan mengganti akhiran –ana pada
alkana menjadi –ena dan diberi awalan nomor yang menunjukkan
letak ikatan rangkap duanya.
Tabel 7. Beberapa nama IUPAC alkana dan alkena linier
Nama alkana Nama alkena
Etana CH3-CH3 Etena CH2=CH2
11
HIDROKARBON
Propana CH3-CH2-CH3 Propena CH2=CH-CH3
Butana CH3-CH2-CH2-CH3 1-Butena CH2=CH-CH2-CH3
2-ButenaCH3 CH CH CH3
Pentana CH3-CH2-CH2-CH2- 1-Pentena CH3=CH-CH2-CH2-
CH3 CH3
2-Pentena
CH3 CH CH CH2 CH3
Heksana CH3-CH2-CH2-CH2- 1-HeksenaCH3=CH2-CH2-CH2-
CH2-CH3 CH2-CH3
CH 2 CH 2
C CH 2 CH 2 CH 3 C CH 2 CH 2 CH 3
CH 2 induk buka CH 2
cabang
cabang n CH 3
induk
CH 3
Rantai induk: pentena Rantai induk: butena
2. Beri nomor rantai induk dimulai dari atom C yang terdekat dengan
ikatan rangkap tanpa memperhatikan letak rantai cabang. Kemudian
diikuti tanda (-) dan nama dari rantai induk.
Contoh:
CH2
1
CH3 CH2 C CH2 CH2 CH2 CH3
2 3 4 5 6
Rantai induk: 1-heksena
bukan
CH2
CH3 CH2 C CH2 CH2 CH2 CH3
1 2 3 4 5 6 7
Rantai induk: 3-heptena
12
HIDROKARBON
CH3
Rantai induk: 2-heksena
Rantai cabang: 2-metil, 3-etil
Penamaan: 3-etil-2-metil-2-heksena
bukan
2-metil-3-etil-2-heksena
C. Tatanama Alkuna
Secara umum, penamaan alkuna tidak jauh berbeda dengan
penamaan alkana dan alkena. Perbedaannya terletak pada akhiran nama
senyawa. Berikut langkah-langkah memberi nama senyawa alkuna.
a) Aturan Penamaan Senyawa Alkuna
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti
senyawa tersebut merupakan senyawa alkuna.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan
akhiran -una.
4. Jika jumlah atom C senyawa alkuna lebih dari 3, beri nomor setiap
atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom
C yang terikat ikatan rangkap tiga. Kemudian, penamaan senyawa
diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan rangkap 3,
diikuti tanda (-) dan nama rantai induk.
Untuk lebih jelasnya, kita lihat contoh soal berikut.
1) HC ≡ CH
2) HC ≡ C – CH2 – CH3
Struktur 1) memiliki atom C sebanyak 2 buah. Jadi, senyawa ini
memiliki nama etuna. Sedangkan, pada struktur 2) memiliki atom C
sebanyak 4. Posisi ikatan ganda tiga terletak pada atom C nomor 1
sehingga senyawa ini memiliki nama 1-butuna.
Seperti halnya senyawa alkana dan alkena, senyawa alkuna pun
ada yang memiliki rantai cabang. Aturan penamaannya mirip dengan
penamaan rantai alkana dan alkena bercabang.
13
HIDROKARBON
3. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil
terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga.
4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkuna
rantai lurus.
5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus
alkil.
6. Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan
nama senyawa alkana dan alkena.
contoh
Tentukan nama senyawa hidrokarbon berikut:
Penyelesaian:
a. Jumlah atom C pada rantai induk = 4 dan ikatan rangkap tiga terikat
pada atom C nomor 1 sehingga nama rantai induk adalah 1-butuna.
Jumlah atom C pada rantai cabang = 1 sehingga nama rantai cabang
adalah metil. Rantai cabang terikat pada atom C nomor 3. Dengan
demikian, senyawa ini memiliki nama 3-metil-1-butuna.
b. Jumlah atom C pada rantai induk = 7 dan ikatan rangkap tiga terikat
pada atom C nomor 2 sehingga nama rantai induk adalah 2-heptuna.
Jumlah atom C pada rantai cabang = 2 sehingga nama rantai cabang
adalah etil. Rantai cabang terikat pada atom C nomor 4. Dengan
demikian, senyawa ini memiliki nama 4-etil-2-heptuna.
c. Jumlah atom C pada rantai induk = 7 dan ikatan rangkap tiga terikat
pada atom C nomor 3 sehingga nama rantai induk adalah 3-heptuna.
Jumlah rantai cabang = 2 (di). Jumlah atom C pada setiap rantai
cabang = 1 sehingga nama rantai cabang adalah metil. Rantai cabang
terikat pada atom C nomor 2. Dengan demikian, senyawa ini memiliki
nama 2,2-dimetil-3-heptuna.
14
HIDROKARBON
Aturan Penamaan Senyawa Alkuna yang Ikatan Rangkap Tiganya
lebih dari Satu
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti
senyawa tersebut merupakan senyawa alkuna.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Hitung jumlah ikatan rangkap tiganya.
4. Jika jumlah ikatan rangkap tiganya = 2, nama senyawa diakhiri
dengan akhiran diuna. Jika jumlah ikatan rangkap tiganya = 3, nama
senyawa diakhiri dengan akhiran -triuna.
5. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil
terletak pada dua atau tiga atom C pertama yang terikat ikatan
rangkap dua. Kemudian, penamaan senyawa diawali oleh nomor atom
C pertama dan kedua/ketiga yang terikat ke ikatan rangkap tiga,
diikuti tanda (-) dan nama rantai induk.
6. Jika terdapat rantai cabang, penamaan rantai cabang serupa dengan
penamaan senyawa alkuna.
15
HIDROKARBON
contoh
Tentukan nama senyawa hidrokarbon berikut:
Jawab
a. Jumlah atom C pada rantai induk = 5, tidak memiliki rantai
cabang, dan ikatan rangkap 3 terikat pada atom C nomor 1
dan 3 sehingga senyawa ini bernama 1,3-pentadiuna.
b. Jumlah atom C pada rantai induk = 7, tidak memiliki rantai
cabang, dan ikatan rangkap 3 terikat pada atom C nomor 1, 3,
dan 5 sehingga senyawa ini bernama 1,3,5-heptatriuna.
c. Jumlah atom C pada rantai induk = 7 dan ikatan rangkap 3
terikat pada atom C nomor 1 dan 3 sehingga rantai induk
memiliki nama 1,3-heptadiuna. Jumlah atom C pada rantai
cabang = 1 sehingga nama rantai cabang adalah metil. Rantai
cabang terikat pada atom C nomor 5. Dengan demikian,
senyawa ini memiliki nama 5-metil-1,3-heptadiuna.
KEISOMERAN
16
HIDROKARBON
CH3 CH CH3
Titik didih = –12C
CH3 Titik beku = –160,9C
Isobutana
b. Senyawa pentana (C5H10) memiliki tiga isomer dengan sifat fisik yang
berbeda.
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 Titik didih = 36C
Titik beku = –129,9C
n-pentana
CH3 CH CH2 CH3
Titik didih = –27,9C
Titik beku = –160,5C
CH3
Isopentana
CH3
Titik didih = 9,6C
CH3 C CH3 Titik beku = –20C
CH3
Neopentana
Jumlah isomer pada alkana dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.
a. Mula-mula tentukan rantai C terpanjang (tanpa cabang).
b. Satu atom C dikurangi untuk membentuk satu cabang metil.
Kemudian cabang metil ini dipindahkan secara teratur mulai dari
atom C bernomor kecil ke atom C berikutnya. Penomoran ini dapat
dilakukan dari ujung kiri maupun ujung kanan rantai karbon.
17
HIDROKARBON
c. Kurangi dua atom C untuk membentuk dua cabang metil atau satu
cabang etil. Secara sistematis, kedua cabang metil ini ditempatkan
pada atom C bernomor kecil secara bersamaan.
d. Kemudian, secara bertahap satu cabang digeser ke atom C
berikutnya, sedangkan cabang metil yang lain tetap. Selanjutnya buat
cabang metil baru yang masih memungkinkan. Demikian seterusnya.
Semakin panjang rantai C maka semakin banyak pula jumlah isomer
yang terbentuk.
B. Keisomeran pada Alkena
Keisomeran pada alkena dimulai dari butena. Jenis isomernya dapat berupa
isomer rangka, isomer posisi, dan isomer geometri. Seyawa alkena juga
berisomer fungsional dengan senyawa sikloalkana (golongan senyawa
alkana yang memiiliki rantai karbon berbentuk siklik). Contoh pada
senyawa butena (C4H8) berisomer fungsional dengan siklobutana (C4H8).
CH2 CH CH2 CH3 CH2 CH2
CH2 CH2
Butena Siklobutana
Selain itu, senyawa alkena C4H8 juga memiliki tiga isomer lain, yaitu:
a. 1-butena
CH2 CH CH2 CH3
b. 2-butena
CH3 CH CH CH3
Kedua senyawa ini memiliki rangka atom C yang sama, tetapi posisi
ikatan rangkapnya berbeda sehingga keduanya disebut berisomer posisi.
Kedua senyawa tersebut juga berisomer rangka dengan senyawa berikut.
c. 2-metil propena
CH2 C CH3
CH3
Senyawa alkena kedua yang memiliki isomer adalah C5H10. Senyawa ini
memiliki lima isomer dengan dua bentuk rangka atom C, yaitu rangka
lurus dan rangka bercabang.
a. Bentuk rangka lurus
1)
CH2 CH CH2 CH2 CH3
1-pentena
18
HIDROKARBON
2-metil-1-butena
2)
CH3 C CH CH3
CH3
2-metil-2-butena
3) CH3 CH CH CH3
CH3
3-metil-1-butena
cis-2-butena trans-2-butena
3-metil-1-butuna
HUBUNGAN TITIK DIDIH DAN MASSA MOLEKUL
HIDROKARBON
Anda tentu pernah melihat air yang sedang mendidih. Apa gejala yang
ditunjukkan oleh air yang sedang mendidih? Bagaimana suatu senyawa
dikatakan mendidih? Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya?
Suatu senyawa disebut mendidih jika tercapai kesetimbangan anatara fase
cair dan gas. Dengan kata lain, ketika suatu senyawa mendidih terjadi
perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Perhatikan data Mr senyawa
alkana, titk didih, serta titik lelehnya pada tabel di berikut.
Tabel 1. Data Massa Molekul Relatif, Titik Leleh, dan Titik Didih Beberapa
senyawa Alkana
Rumus Titik leleh Titik didih
No. Nama Mr
molekul (oC) (oC)
1. Metana CH4 16 -183 -162
2. Etana C2H6 30 -172 -88,5
3. Propana C3H8 44 -187 -42
4. n-butana C4H10 58 -138 0
5. Isobutana C4H10 58 -159 -12
6. n-pentana C5H12 72 -130 36,0
7. Isopentana C5H12 72 -160 28
8. Neopentana C5H12 72 -17 9,5
9. Heksana C6H14 86 -95 69
10. Heptana C7H16 100 -90,5 98
11. Oktana C8H18 114 -57 126
12. Nonana C9H20 128 -54 151
13. Dekana C10H22 142 -30 174
14. Undekana C11H24 156 -26 196
15. Dodekana C12H26 170 -10 216
16. Tridekana C13H28 184 -6 234,0
17. Tetradekana C14H30 198 5,5 252
18. Pentadekana C15H32 212 10,0 266
19. Heksadekana C16H34 226 18 280
20. Heptadekana C17H36 240 22 292
20
HIDROKARBON
21. Oktadekana C18H38 254 28,0 308
22. Nonadekana C19H40 268 32,0 326
23. Eikosana C20H42 280 36 -
21
HIDROKARBON
22
HIDROKARBON
Contoh reaksi antara alkana dengan Cl2 yaitu
H H
H C H + Cl Cl H C Cl + HCl
H H
C. Reaksi adisi
Reaksi adisi adalah reaksi pemutusan rantai (pengubahan ikatan yang
awalnya memiliki ikatan rangkap dan kemudian menjadi ikatan kovalen
tunggal atau pengubahan ikatan tak jenuh menjadi jenuh). Senyawa etena
(C2H4) dapat diubah menjadi senyawa etana dengan menambah dua atom H.
secara umum reaksi adisi untuk senyawa alkena dapat digambarkan
sebagai berikut.
X Y
C C + X Y C C
Catt: Pada reaksi ini berlaku hukum Markovnikov ”Atom H dari asam
halida ditangkap oleh C berikatan rangkap yang mengikat atom H
lebih banyak atau gugus alkil yang lebih kecil”
D. Reaksi eleminasi
Reaksi pengeluaran gugus atom dari dua atom C yang berdekatan pada
senyawa jenuh sehingga terbentuk senyawa tak jenuh atau senyawa yang
mempunyai ikatan rangkap. Melalui mekanisme reaksi ini alkena atau
alkuna dapat dibuat dari senyawa alkana. Ada beberapa jenis reaksi
eleminasi, yaitu:
a. Reaksi dehidrogenasi (penarikan hidrogen)
Contoh:
Pemanasan etana dengan katalis Cr2O3.AsO3
23
HIDROKARBON
24