Anda di halaman 1dari 8

A.

Kekhasan Atom Karbon


1. Jenis Atom Karbon
Berdasarkan kemampuannya untuk berikatan dengan atom C
lainnya, atom C dikelompokkan menjadi atom C primer, atom C
sekunder, atom C tersier, dan atom C kuartener.

a. Atom C primer
Atom C primer adalah atom C yang hanya mengikat satu atom C
lainnya. Pada senyawa hidrokarbon jenuh, atom C primer mengikat tiga
atom H ( -CH3).
Perhatikan tanda segitiga (▲) yang menandai atom C primer pada
contoh-contoh senyawa berikut ini.

▲CH3 – ▲CH3
(terdapat 2 atom C primer) (terdapat 3 atom C primer)

b. Atom C sekunder
Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lainnya.
Pada suatu senyawa hidrokarbon jenuh, atom C sekunder mengikat dua
atom H (-CH2-).
Contoh:

(terdapat 1 atom C sekunder) (terdapat 3 atom C sekunder)

c. Atom C tersier
Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C lainnya.
Pada senyawa hidrokarbon jenuh, atom C hanya mengikat tiga atom H (-
CH-)

Contoh:

(terdapat 1 atom C tersier) (terdapat 2 atom C tersier)

d. Atom C kuartener
Atom C kuartener adalah atom C yang mengikat empat atom C
lainnya. Pada senyawa hidrokarbon jenuh, atom C kuartener tidak
mengikat atom H.
Contoh:

(terdapat 1 atom C kuartener) (terdapat 2 atom C tersier)

2. Struktur Lewis Atom dan Senyawa Karbon


Atom 6C memiliki konfigurasi elektron 2 4. Keempat elektron valensi
atom C terdistribusi pada empat posisi secara simetris.

Untuk memenuhi kaidah octet, atom karbon dapat membentuk ikatan


berikut.
a. Empat ikatan kovalen tunggal, contohnya CH4.

CH4 : atau

b. Satu ikatan kovalen rangkap dua dan empat ikatan kovalen tunggal,
contohnya C2H4.

C2H4 : atau

c. Dua ikatan rangkap dua, contohnya CO2


CO2 : atau O = C = O

d. Satu ikatan kovalen rangkap tiga dan dua ikatan kovalen tunggal,
contohnya C2H2.
C2H2 : atau
Kemampuan atom karbon untuk berikatan dan memenuhi kaidah
octet berbeda dengan atom lain, termasuk atom yang berada dalam satu
periode, seperti atom boron dan nitrogen. Konfigurasi elektron kedua
atom tersebut adalah 5B: 2 3 dan 7N: 2 5. Atom boron memiliki tiga
elektron valensi sehingga jika berikatan kovalen, senyawa yang
dihasilkan tidak mengikuti kaidah octet. Perhatikan distribusi elektron
valensi pada senyawa boron trihidrida (BH3) berikut ini.
atau

Senyawa BH3 memiliki bentuk molekul yang simetris dan memiliki


tiga ikatan kovalen. Berbeda dengan senyawa BH3, senyawa NH3
mengikuti kaidah octet, namun bentuk molekulnya tidak simetris
karena terdapat satu pasangan elektron bebas pada atom N.

atau

Pasangan elektron bebas


Jadi, senyawa BH3 dan NH3 hanya memiliki tiga ikatan kovalen.
Untuk atom yang segolongan yaitu silicon yang memiliki konfigurasi
elektron 2 8 4. Atom silicon memiliki empat elektron valensi, sama
dengan atom karbon. Keempat elektron pada atom silikon ini
terdistribusi pada empat sisinya secara simetris. Perhatikan struktur
Lewis senyawa-senyawa silikon berikut ini.

SiH4 : atau

SiO2 : atau O Si O

Perhatikan struktur Lewis dengan ikatan pada senyawa SiH4 dan


SiO2. Struktur Lewis dan ikatan tersebut sama dengan ikatan pada
senyawa CH4 dan CO2.
Elektron valensi atom silikon terletak pada kulit ketiga, sedangkan
elektron valensi atom karbon terletak pada kulit kedua. Dengan
demikian, jari-jari atom Si lebih besar daripada jari-jari atom C. jadi,
ikatan Si – H pada senyawa SiH4 lebih lemah daripada ikatan C – H
pada senyawa CH4.
Atom karbon memiliki empat elektron valensi dan memiliki harga
jari-jari atom paling kecil diantara jari-jari atom unsure lain dalam
golongan IVA. Hal ini memberi kemudahan bagi atom C tersebut untuk
membentuk ikatan kovalen dengan atom lainnya, terutama atom H, O,
N, dan atom halogen (F, Cl, Br dan I). Ikatan kovalen yang terbentuk
memenuhi kaidah octet. Atom karbon dapat membentuk maksimum
empat ikatan kovalen. Ikatan kovalen yang dibentuk oleh atom C
tersebut lebih kuat daripada ikatan kovalen lain sehingga senyawa
karbon bersifat stabil.
Atom karbon terletak di bagian tengah system periodic sehingga nilai
keelektronegatifan sedang (2,5). Sifat ini menyebabkan atom karbon
dapat berikatan dengan atom-atom yang memiliki keelektronegatifan
lebih besar atau lebih kecil. Atom karbon dapat memiliki bilangan
oksidasi positif (+2, +4), negative (-2, -4), atau bahkan nol. Perhatikan
tanda dan nilai bilangan oksidasi atom C dalam senyawa-senyawa
karbon pada tabel berikut.
Senyawa Rumus Bilangan oksidasi
molekul atom C
Metana CH4 -4
Methanol CH3OH -2
Formalin CH2O 0
(formaldehid)
Asam metanoat HCOOH +2
(asam formiat)
Karbon CO +2
monoksida
Karbondioksida CO2 +4
Karbon CCl4 +4
tetraklorida

3. Pembentukan Ikatan Karbon


a. Ikatan antaratom karbon dalam Kristal karbon
Atom karbon dapat berikatan kovalen dengan sesamanya sehingga
membentuk struktur kristal. Terdapat bentuk Kristal karbon, yaitu
grafit, bentuk intan, dan bentuk amorf
1) Bentuk grafit
Pada Kristal grafit, atom-atom karbon membentuk struktur
heksagonal yang simetris dan berlapis-lapis, seperti tampak pada
gambar berikut.

Grafit Struktur grafit


2) Bentuk intan
Intan merupakan karbon kurni. Pada intan, atom-atom karbon
membentuk struktur tetrahedral yang dimetris. Atom-atom karbon
tersebut tersusun dalam inti tiga dimensi yang sangat kuat (pola
berulang-ulang dalam sebuah kristal). Setiap atom berikatandengan
empat atom tetangganya melalui ikatan kimia. Intan termasuk batu
mulia yang berharga. Kristal intan dapat diasah menjadi berlian
yang indah berkilau sehingga banyak digunakan sebagai perhiasan.
Selain itu, intan juga dapat digunakan sebagai mata bor karena
merupakan bahan alami yang paling keras.

Intan Struktur grafit


3) Bentuk Amorf
Arang, kokas, dan bubuk karbon merupakan bentuk lain dari
susunan atom-atom karbon, yaitu bentuk amorf. Bentuk amorf ini
bersifat rapuh, berbeda dengan bentuk Kristal (intan dan grafit) yang
kuat.
b. Ikatan antaratom karbon pada senyawa karbon
Antaratom karbon dapat saling berikatan membentuk ikatan tunggal,
ikatan rangkap dua, dan ikatan rangkap tiga.
1) Ikatan tunggal
Pada senyawa C2H6, terdapat dua buah atom C dan enam buah atom
H. Setiap atom C berikatan kovalen dengan tiga atom H dan
antaratom C juga berikatan kovalen. Struktur Lewis senyawa C2H6
sebagai berikut.
H H

H C C H
atau
H H

2) Ikatan rangkap dua


Pada senyawa C2H4, terdapat dua atom Cdan empat atom H. Setiap
atom C mengikat dua atom H dengan ikatan kovalen. Untuk
mengikuti kaidah octet, antaratom C membentuk dua ikatan kovalen
sehingga terdapat ikatan kovalen rangkap dua. Struktur Lewis
senyawa C2H4, sebagai berikut.

atau

3) Ikatan rangkap tiga


Pada senyawa C2H2 terdapat dua atom C dan dua atom H. Setiap
atom C mengikat satu atom H dengan ikatan kovalen. Untuk
mengikuti kaidah octet, enam elektron dari dua atom C membentuk
tiga pasang elektron terikat sehingga terdapat ikatan rangkap tiga.
Struktur Lewis senyawa C2H2 sebagai berikut.

atau

4. Pembentukan Rantai Karbon


Senyawa karbon dapat membentuk rantai yang sangat panjang. Hal
ini terjadi karena atom C memiliki kemampuan untuk mengikat satu,
dua, tiga atau bahkan empat atom C lainnya. Perhatikan ikatan pada
senyawa-senyawa karbon berikut ini.
H H H H H

C5H12 bentuk lain H C C C C C H

H H H H H
Disingkat CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 atau CH3 – (CH2)3 – CH3
H H H H

C5H12 bentuk lain H C C C C H

H CH3 H H

H H2
H3C C C CH3
disingkat
CH3

atau CH3 – CH(CH3) – CH2 – CH3


H CH3 H

C5H12 bentuk lain H C C C H

CH3 H CH3 H

disingkat H3C C CH3

CH3
Kemampuan membentuk berbagai jenis rantai karbon lurus maupun
bercabang inilah yang menyebabkan senyawa karbon berjumlah sangat
banyak.

5. Jenis Senyawa Karbon


Berdasarkan jenis ikatan antaratom karbonnya, senyawa karbon
dapat dikelompokkan menjadi senyawa karbon jenuh dan senyawa
karbon tidak jenuh.
a. Senyawa karbon jenuh
Senyawa karbon jenuh adalah senyawa karbon yang hanya memiliki
ikatan tunggal antaratom C atau tidak memiliki ikatan rangkap
antaratom C.
Contoh:
C3H8 : CH3 – CH2 – CH3
C5H12 : H H2
H3C C C CH3

CH3
b. Senyawa karbon tak jenuh
Senyawa karbon tak jenuh adalah senyawa karbon yang memiliki ikatan
rangkap antaratom C. Ikatan rangkap ini dapat berupa ikatan rangkap
dua atau rangkap tiga.
Contoh:
C2H4 : CH2 = CH2
C3H6 : CH3 – CH = CH2
C2H2 : CH CH

C3H4 : H3C C CH

PENGGOLONGAN HIDROKARBON

A. Penggolongan Berdasarkan Struktur Molekul


Penggolongan hidrokarbon berdasarkan struktur molekulnya dapat
berupa rantai karbon terbuka (rantai alifatik) dan rantai karbon tertutup
(alisiklik dan aromatik)
a. Senyawa Hidrokarbon Alifatik
Senyawa karbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon dengan
struktur rantai karbon terbuka. Senyawa yang termasuk hidrokarbon
alifatik, yaitu:
1) Alkana : metana (CH4), etana (C2H6), propana (C3H8), butana
(C4H10), dan seterusnya.
2) Alkena : etena (C2H4), propena (C3H6), butena (C4H8), dan
seterusnya
3) Alkuna : etuna (C2H2), propuna (C3H4), butuna (C4H6), dan
seterusnya
b. Senyawa Hidrokarbon Alisiklik
Senyawa hidrokarbon alisiklik merupakan senyawa hidrokarbon yang
memiliki struktur rantai karbon tertutup. Contoh senyawa
hidrokarbon alisiklik sebagai berikut.
c. Senyawa Hidrokarbon Aromatik
Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon
yang memiliki rantai karbon tertuttup dan mengandung dua atu lebih
ikatan rangkap yang letaknya berselang-seling. Contoh senyawa
hidrokarbon aromatik, yaitu benzena dan toluena.

B. Penggolongan Berdasarkan Kejenuhan Ikatan


Berdasarkan kejenuhan ikatannya, senyawa hidrokarbon dikelompokkan
menjadi dua, yaitu hidrokarbon jenuh dan hidrokarbon tak jenuh.
a. Senyawa Hidrokarbon Jenuh
Senyawa hidrokarbon jenuh memiliki ciri antar atom C berikatan
tunggal (C–C). senyawa yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
golongan alkana dan sikloalkana.
b. Senyawa Hidrokarbon Tak Jenuh
Senyawa hidrokarbon yak jenuh memiliki ciri antaratom C yang
berikatan rangkap, yaitu rangkap dua (C=C) atau ikatan rangkap tiga
(C≡C). senyawa yang termasuk ke dalam kelomok ini adalah golongan
alkena, alkuna dan aromatik.

Anda mungkin juga menyukai