BAB I
HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI
Begitu juga massa H dalam senyawa karbon sama dengan massa H dalam H2O. massa
hidrogen ini dapat dihitung dengan rumusan berikut.
Massa H = massa H2O
Ikatan rangkap dua, yaitu ikatan antara atom-atom karbon dengan dua pasang elektron ikatan
yang digunakan secara bersama-sama.
Contoh senyawa karbon dengan ikatan kovalen rangkap dua
Ikatan rangkap tiga, yaitu ikatan antara atom – atom karbon dengan tiga pasang elektron ikatan
yang digunakan secara bersama-sama.
Contoh senyawa karbon dengan ikatan kovalen rangkap tiga
b. Bentuk Rantai
Rantai terbuka (alifatis), yaitu rantai yang antar ujung-ujung atom karbonnya tidak saling
berhubungan. Rantai jenis ini ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang.
Contoh senyawa karbon dengan ikatan kovalen rantai terbuka (alifatis)
Rantai tertutup (siklis), yaitu rantai yang terdapat pertemuan antara ujung – ujung rantai
karbonnya. Terdapat dua macam rantai siklis, yaitu rantai siklis dan aromatis.
Contoh senyawa karbon dengan ikatan kovalen rantai tertutup (siklis)
Untuk memenuhi kaidah oktet, atom karbon dapat membentuk ikatan sebagai berikut:
a. Empat ikatan kovalen tunggal, contohnya CH4.
CH4 :
atau
b. Satu ikatan kovalen rangkap dua dan empat ikatan kovalen tunggal, contohnya C2H4.
C2H4 :
atau
c. Dua ikatan rangkap dua, contohnya CO2
CO2 :
atau O=C=O
d. Satu ikatan kovalen rangkap tiga dan dua ikatan kovalen tunggal, contohnya C2H2.
C2H2 :
atau
Kemampuan atom karbon untuk berikatan dan memenuhi kaidah oktet berbeda dengan
atom lain. Atom yang berada dalam satu periode, seperti atom boron dan nitrogen, memiliki cara
yang berbeda dengan atom C dalam mencapai kestabilan . Konfigurasi elektron kedua atom
tersebut adalah 5B: 1s2 2s2 2p1 dan 7N: 1s2 2s2 2p5. Atom boron memiliki tiga elektron valensi
sehingga jika berikatan kovalen, senyawa yang dihasilkan tidak mengikuti kaidah oktet.
Perhatikan distribusi elektron valensi pada senyawa boron trihidrida (BH3) berikut ini.
atau
atau
Jadi, senyawa BH3 dan NH3 hanya mampu memiliki tiga ikatan kovalen. Sedangkan
untuk atom yang segolongan dengan atom C, yaitu silicon yang memiliki konfigurasi elektron
14Si : 1s 2s 2p 3s 3p , memiliki empat elektron valensi sama dengan atom karbon. Keempat
2 2 6 2 2
elektron pada atom silikon ini terdistribusi pada empat sisinya secara simetris. Perhatikan
struktur Lewis senyawa-senyawa silikon berikut ini.
SiH4 :
atau
SiO2 :
atau
Struktur Lewis dan jenis ikatan pada senyawa SiH4 dan SiO2 sama struktur lewis dan
jenis ikatan pada senyawa CH4 dan CO2. Namun perbedaannya, elektron valensi atom silikon
terletak pada kulit ketiga, sedangkan elektron valensi atom karbon terletak pada kulit kedua.
Dengan demikian, jari-jari atom Si lebih besar daripada jari-jari atom C. jadi, ikatan Si–H pada
senyawa SiH4 lebih lemah daripada ikatan C–H pada senyawa CH4.
Atom karbon memiliki empat elektron valensi dan memiliki harga jari-jari atom paling
kecil diantara jari-jari atom unsur lain dalam golongan IVA. Hal ini memberi kemudahan bagi
atom C tersebut untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom lainnya, terutama atom H, O, N,
dan atom halogen (F, Cl, Br dan I). Ikatan kovalen yang terbentuk memenuhi kaidah oktet. Atom
karbon dapat membentuk maksimum empat ikatan kovalen. Ikatan kovalen yang dibentuk oleh
atom C tersebut lebih kuat daripada ikatan kovalen lain sehingga senyawa karbon bersifat stabil.
Atom karbon terletak di bagian tengah sistem periodik sehingga nilai keelektronegatifan
sedang (2,5). Sifat ini menyebabkan atom karbon dapat berikatan dengan atom-atom yang
memiliki keelektronegatifan lebih besar atau lebih kecil. Atom karbon dapat memiliki bilangan
oksidasi positif (+2, +4), negative (-2, -4), atau bahkan nol. Perhatikan tanda dan nilai bilangan
oksidasi atom C dalam senyawa-senyawa karbon pada tabel berikut.
Tabel 1. Biloks Atom C pada Beberapa Senyawa
Senyawa Rumus molekul Biloks atom C
Metana CH4 -4
Methanol CH3OH -2
Formalin (formaldehid) CH2O 0
Asam metanoat
HCOOH +2
(asam formiat)
Karbon monoksida CO +2
Karbondioksida CO2 +4
Karbon tetraklorida CCl4 +4
▲
CH3 – ▲CH3
(terdapat 2 atom C primer) (terdapat 3 atom C primer)
2. Atom C sekunder
Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lainnya. Pada suatu senyawa
hidrokarbon jenuh, atom C sekunder mengikat dua atom H (-CH2-).
Contoh:
4. Atom C kuartener
Atom C kuartener adalah atom C yang mengikat empat atom C lainnya. Pada senyawa
hidrokarbon jenuh, atom C kuartener tidak mengikat atom H.
Contoh:
Nama alkana dengan rantai bercabang, terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Nama cabang yang menunjukkan gugus yang terikat pada rantai utama.
2. Nama induk yang menunjukkan atom-atom karbon yang membentuk rantai utama (rantai
karbon terpanjang).
4. Jika terdapat substituent atau gugus alkil, penomoran rantai utama dimulai dari ujung yang
memberikan nomor cabang yang lebih rendah.
CH3
CH3 –CH2 –CH2 –CH3- n-butil atau butil
CH3 –CH2 –CH- sek-butil (baca sekunder butil)
CH3
CH3 –CH –CH2- Isobutil
CH3
CH3 ters-butil (baca tersier butil)
CH3 –C-
CH3
5. Jika terdapat lebih dari satu gugus alkil yang sama, maka nomor masing-masing atom karbon
rantai utama yang mengikat gugus alkil tersebut harus dituliskan. Jumlah gugus alkil
ditunjukkan dengan awalan di-, tri-, tetra, penta-, dan seterusnya, yang berturut-turut
menyatakan jumlah gugus alkil sebanyak dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya.
6. Jika terdapat dua atau lebih gugus alkil yang berbeda, maka dalam penulisan sesui urutan
abjad.
7. Awalan di-, tri-, tetra-, dan seterusnya tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
8. Awalan-awalan yang diikuti dengan tanda hubung (-) seperti sekunder (sek-), tersier (ters-),
tidak perlu diperhatikan dalam penentuan abjad, sedangkan awalan iso dan neo tidak perlu
dipisahkan dengan tanda hubung tetapi harus diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
CH3
CH3 CH2
3-etil-2-metilpentana
CH 2 CH 2
C CH 2 CH 2 CH 3 C CH 2 CH 2 CH 3
CH 2 induk bukan CH 2
cabang
cabang induk
CH 3 CH 3
b. Beri nomor rantai induk dimulai dari atom C yang terdekat dengan ikatan rangkap tanpa
memperhatikan letak rantai cabang. Kemudian diikuti tanda (-) dan nama dari rantai
induk.
Contoh:
CH 2
1
CH 3 CH 2 C CH 2 CH 2 CH 2 CH 3
2 3 4 5 6
Rantai induk: 1-heksena
c. Jika ada dua atau lebih jenis cabang yang sama diberi awalan di, tri, dst.
Contoh:
CH 3
CH 3 CH CH CH CH 2
5 4 3 2 1
CH 3 bukan
Rantai induk: 1-pentena
Rantai cabang: 3-metil, 4-metil
Penamaan: 2,2-dimetil-1-pentena
d. Jika jenis cabang berbeda, maka nama alkil disusun berdasarkan abjad. Contoh:
CH 3
Rantai induk:2-heksena
Rantai cabang: 2-metil, 3-etil
Penamaan: 3-etil-2-metil-2-heksena
bukan
2-metil-3-etil-2-heksena
e. Jika dalam senyawa terdapat lebih dari satu ikatan rangkap, maka akhiran -ena diberi
awalan di, tri, tetra, dsb.
Penamaan : Heksadiena
C. Tatanama Alkuna
Secara umum, penamaan alkuna tidak jauh berbeda dengan penamaan alkana dan alkena.
Perbedaannya terletak pada akhiran nama senyawa. Berikut langkah-langkah memberi nama
senyawa alkuna.
1. Aturan Penamaan Senyawa Alkuna
a. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut
merupakan senyawa alkuna.
b. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -una.
c. Jika jumlah atom C senyawa alkuna lebih dari 3, beri nomor setiap atom sedemikian rupa
sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga.
Kemudian, penamaan senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan
rangkap 3, diikuti tanda (-) dan nama rantai induk.
Untuk lebih jelasnya, kita lihat contoh soal berikut.
a. HC ≡ CH
b. HC ≡ C – CH2 – CH3
Struktur a memiliki atom C sebanyak 2 buah. Jadi, senyawa ini memiliki nama etuna. Sedangkan,
pada struktur b memiliki atom C sebanyak 4. Posisi ikatan ganda tiga terletak pada atom C
nomor 1 sehingga senyawa ini memiliki nama 1-butuna.
Seperti halnya senyawa alkana dan alkena, senyawa alkuna pun ada yang memiliki rantai
cabang. Aturan penamaannya mirip dengan penamaan rantai alkana dan alkena bercabang.
2. Aturan Penamaan Senyawa Alkuna Rantai Bercabang
a. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan dari rantai atom C
terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.
b. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C
yang terikat ikatan rangkap tiga.
c. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkuna rantai lurus.
d. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
e. Jika dalam senyawa terdapat lebih dari satu ikatan rangkap, maka akhiran -una diberi awalan
di, tri, tetra, dsb.
f. Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana dan
alkena.
Contoh
Tentukan nama senyawa hidrokarbon berikut:
a.
CH3
b.
H H2 H2 H2
H3C C C C C C C CH3
CH2
CH3
Penyelesaian:
a. Jumlah atom C pada rantai induk = 4 dan ikatan rangkap tiga terikat pada atom C
nomor 1 sehingga nama rantai induk adalah 1-butuna. Jumlah atom C pada rantai
cabang = 1 sehingga nama rantai cabang adalah metil. Rantai cabang terikat pada atom
C nomor 3. Dengan demikian, senyawa ini memiliki nama 3-metil-1-butuna.
b. Jumlah atom C pada rantai induk = 7 dan ikatan rangkap tiga terikat pada atom C
nomor 2 sehingga nama rantai induk adalah 2-heptuna. Jumlah atom C pada rantai
cabang = 2 sehingga nama rantai cabang adalah etil. Rantai cabang terikat pada atom
C nomor 4. Dengan demikian, senyawa ini memiliki nama 4-etil-2-heptuna.
Bagaimana jika senyawa alkuna tersebut memiliki ikatan rangkap tiga lebih dari satu?
Berikut ini aturannya.
Aturan Penamaan Senyawa Alkuna yang Ikatan Rangkap Tiganya lebih dari Satu
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut
merupakan senyawa alkuna.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Hitung jumlah ikatan rangkap tiganya.
4. Jika jumlah ikatan rangkap tiganya = 2, nama senyawa diakhiri dengan akhiran diuna. Jika
jumlah ikatan rangkap tiganya = 3, nama senyawa diakhiri dengan akhiran -triuna.
5. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada dua atau
tiga atom C pertama yang terikat ikatan rangkap dua. Kemudian, penamaan senyawa diawali
oleh nomor atom C pertama dan kedua/ketiga yang terikat ke ikatan rangkap tiga, diikuti
tanda (-) dan nama rantai induk.
6. Jika terdapat rantai cabang, penamaan rantai cabang serupa dengan penamaan senyawa
alkuna.
contoh
Tentukan nama senyawa hidrokarbon berikut:
Jawab
a. Jumlah atom C pada rantai induk = 5, tidak memiliki rantai cabang, dan ikatan rangkap 3
terikat pada atom C nomor 1 dan 3 sehingga senyawa ini bernama 1,3-pentadiuna.
b. Jumlah atom C pada rantai induk = 7, tidak memiliki rantai cabang, dan ikatan rangkap 3
terikat pada atom C nomor 1, 3, dan 5 sehingga senyawa ini bernama 1,3,5-heptatriuna.
2- butena
CH3-CH=CH-CH3 , bila digambarkan sebagai berikut:
C sebelah kiri mengikat 2 gugus atom yang berbeda yaitu atom
H dan gugus –CH3, begitu juga C sebelah kanan mengikat 2
gugus atom berbeda yaitu H dan CH3, jadi:
2-butena mempunyai isomer cis-trans
Keisomeran geometri menghasilkan 2 bentuk isomer yaitu: cis dan trans. Cis
menunjukkan geometri dua gugus dalam posisi ruang yang sepihak, sedangkan Trans
menunjukkan geometri dua gugus dalam posisi ruang yang berseberangan (menyilang).
Jadi 2-butena CH3-CH=CH-CH3 mempunyai isomer cis trans sebagai berikut :
b. Cracking berkatalis
Keterangan:
Dalam penggambaran rantai molekul ini, setiap ujung garis adalah CH3 dan
setiap sudut adalah CH2 dalam rantai alkana.
Reaksi-Reaksi Pada Alkena dan Alkuna
Reaksi halogenasi dapat digunakan untuk membedakan alkena dari alkana. Sebagai contoh, jika
alkena dicampur dengan air bromin yang berwarna merah, maka warna tersebut akan hilang.
Akan tetapi, alkana tidak dapat menghilangkan warna air bromin.
2. Reaksi alkena dengan hidrogen (hidrogenasi)
Alkena bereaksi dengan hidrogen (H2) membentuk alkana pada suhu sekitar 150-200oC
dengan bantuan katalis logam.
Katalis Ni/Pt
CH2═CH−CH3 + H2 CH3−CH2−CH3
propena hidrogean propana
Reaksi alkena asimetris dan hidrogen halida menghasilkan dua haloalkana. Produk utama
reaksi dapat diramalkan menggunakan Aturan Markovnikov yang dicetuskan V.V.
Markovnikov (1838-1904).
Jika suatu HX bereaksi dengan ikatan rangkap asimetris, maka produk utama
reaksi adalah molekul dengan atom H yang ditambahkan ke atom C dalam
ikatan rangkap yang terikat dengan lebih banyak atom H
Reaksi adisi alkuna menjadi alkena dan alkana menggunakan katalis seperti platina, nikel, atau
palladium.
1. Hidrogenasi Katalitik Alkuna Menjadi Alkana
Dengan adanya katalis yang sesuai, hidrogenasi alkuna menghasilkan senyawa alkana.
Sebagai contoh butana, dan isomer-isomernya bereaksi dengan hidrogen, dengan adanya katalis,
menghasilkan suatu n-alkana, platina, palladium, dan nikel adalah katalis yang umum digunakan
dalam reaksi ini.
Trans-alkena dapat diperoleh dengan cara mereduksi alkuna menggunakan logam natrium
dalam amonia cair.
MINYAK BUMI
2. Mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang. Cara ini disebut
reforming. Contoh: pentana menjadi 2,2-dimetilpropana.
3. Penggabungan molekul-molekul alkil menjadi molekul besar. Cara ini disebut alkilasi
atau polimerisasi.
Contoh : isobutena + isobutana → isooktana
Kualitas Bensin
Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya untuk bahan
bakar kendaraan bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas bensin sebagai bahan bakar
ditentukan melalui bilangan atau angka oktan. Semakin tinggi bilangan oktan, maka mutu
bensin akan semakin bagus dan semakin efisien menghasilkan energi.
Bensin mengandung campuran hidrokarbon rantai lurus maupun rantai bercabang.
Hidrokarbon penyusun bensin akan menentukan ketepatan waktu pembakaran. Semakin
panjang rantai karbon, pembakaran bensin berlangsung semakin cepat. Pembakaran bensin
yang terlalu cepat akan mengurangi efisiensi energi yang dihasilkan.
Pembakaran bensin rantai lurus, tidak merata dan menimbulkan gelombang kejut
yang mengakibatkan terjadinya ketukan (knocking) pada mesin. Suara ketukan mengakibatkan
mesin bergetar sangat hebat dan panas, sehingga dapat merusak mesin. Ukuran pemerataan
pembakaran bensin agar tidak terjadi ketukan digunakan istilah bilangan oktan.
Knocking disebabkan pembakaran terjadi terlalu dini, yaitu terjadi sebelum piston
berada pada posisi yang tepat. Knocking akan terdengar jika mobil dipercepat pada tanjakan.
Adanya knocking menyebabkan mesin berbunyi menggelitik, mengurangi efisiensi
pembakaran bahan bakar, dan dapat merusak mesin. Banyaknya knocking dapat diatasi
dengan bahan bakar yang memiliki bilangan oktan yang tinggi. Makin sedikit knocking,
makin besar bilangan oktan yang dimiliki bensin tersebut.
Adanya knocking disebabkan dalam bensin terdapat hidrokarbon rantai lurus yang
terbakar tidak sempurna. Bahan bakar yang baik, terdiri atas alkana rantai bercabang dan
senyawa aromatik yang terbakar sempurna. Oleh karena itu, hidrokarbon rantai lurus pada
bahan bakar harus diubah menjadi rantai bercabang atau aromatik. Salah satu proses yang
digunakan adalah proses perengkahan (cracking) yang mengubah alkana rantai lurus
menjadi alkana rantai bercabang dan senyawa aromatik.
Logam tersebut bersifat persistent dalam tubuh manusia, dan memiliki sifat neurotoksik dan
karsinogenik sehingga dapat mengganggu sistem saraf pusat, sistem fungsi ginjal, dan
pertumbuhan tulang. Bukan hanya itu saja, kandungan timbal juga dapat menurunkan tingkat
kecerdasan atau IQ tertutama pada anak-anak dan menurunkan kualitas fertilisasi dan
spermatozoa .
c. Metode reforming dengan mengubah bentuk hidrokarbon dari rantai lurus menjadi bercabang.
Contoh:
A. Kerjakan soal di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban
yang paling tepat!
1. Adanya atom karbon dalam suatu senyawa dapat diuji dengan percobaan sederhana yang ditandai
dengan dihasilkannya gas yang dapat mengeruhkan air kapur. Gas tersebut adalah . . . .
a. NO2 d. CO
b. NH3 e. CH4
c. CO2
2. Pada hasil percobaan sederhana tentang identifikasi senyawa karbon, dihasilkan senyawa yang
dapat merubah kristal CuSO4 dari warna putih menjadi biru. Senyawa tersebut adalah . . . .
a. CO2 d. H2O
b. CO e. CH4
c. NH3
3. Diberikan pernyataan sebagai berikut!
(i) Memiliki 4 elektron valensi
(ii) Memiliki ukuran atom yang besar
(iii) Mampu membentuk rantai
(iv) Terletak pada periode keempat dalam sistem periodik unsur
Pernyataan yang merupakan ciri atom karbon adalah . . . .
a. (i) dan (iii)
b. (ii) dan (iv)
c. (i), (ii), dan (iii)
d. (iv) saja
e. Semua benar
4. Perhatikan gambar struktur senyawa sebagai berikut!
CH3
H H2
H3C C C C CH3
H
CH3
Banyaknya atom primer, sekunder, dan tersier pada senyawa hidrokarbon tersebut berturut-turut
adalah . . . .
a. 2, 3, 2 d. 4, 2, 1
b. 3, 2, 2 e. 2, 1, 4
c. 4, 1, 2
5. Jenis atom C berdasarkan kedudukannya dalam senyawa hidrokarbon ditentukan oleh . . .
Atom karbon yang ditunjukkan oleh nomor 1 dan 2 adalah jenis atom karbon . . . .
a. Primer dan sekunder
b. Tersier dan primer
c. Tersier dan sekunder
d. Kuarterner dan sekunder
e. Kuarterner dan tersier
7. Senyawa hidrokarbon jenuh, ditandai dengan adanya ikatan . . . .
a. Ion
b. Kovalen tunggal
c. Kovalen rangkap dua
d. Kovalen rangkap tiga
e. Hidrogen
8. Perhatikan struktur senyawa berikut!
(i)
H2 H2
H3C C C CH3
(ii)
H2
H2C C C CH3
H
(iii)
H
H3C C CH3
CH3
(iv)
H2
HC C C CH3
Berdasarkan jenis ikatannya, senyawa yang termasuk hidrokarbon tak jenuh adalah . . . .
a. (i) dan (iii)
b. (ii) dan (iv)
c. (i), (ii), dan (iii)
d. (iv) saja
e. Semua benar
9. Berdasarkan bentuk rantainya, senyawa hidrokarbon dibedakan menjadi . . . .
a. Alifatis jenuh dan tak jenuh
b. Siklis dan aromatis
c. Alifatis dan siklis
d. Alifatis rantai panjang dan rantai pendek
e. Alifatis dan aromatis
10.Berikut yang merupakan senyawa hidrokarbon siklis adalah . . . .
a.
CH3
b.
CH3
H2C C C CH3
H H
c.
H2 H2
H3C C C CH3
d.
H
HC C C CH3
CH3
e.
H2C CH2
H2C CH2
H2C CH2
11. Isomer rantai dari CH2 ═ CH — CH2 — CH2 — CH3 .....
a. CH3 — CH ═ CH — CH2 — CH3
b. CH3 — CH2 — CH ═ CH — CH3
CH2 CH2 CH3
c. CH2 C
CH3
d.
CH2 C CH2 CH3
CH3
e. CH3 C CH CH3
CH3
CH3
e. CH3
CH2 — C ≡ C — CH
CH3
13. Dari senyawa-senyawa berikut, yang memiliki isomer geometri adalah ....
a. 1-heksena d. 2,3-dimetilheksena
b. 2-metilpentena e. 3-etil-3-heksena
c. 3-heksena
14. Dari senyawa-senyawa berikut: CH3
1) CH3 — CH2 — 3) CH — CH— CH — CH 3 2 3
CH2
CH3 CH3
2) 4) CH3 — CH— CH— CH3
CH3 — C— CH3
CH3 CH3
CH3
Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi
yang merupakan isomer adalah ....
a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3
e. 2 dan 4
15. Jumlah isomer dari senyawa C5H12 adalah .....
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
16. Pelarut yang baik untuk senyawa alkuna adalah ….
a. Karbontetraklorida d. Asam Sulfat
b. Alkohol e. Asam Nitrat
c. Natrium Hidroksida
17. Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka yang terjadi ....
a. Viskositas alkana akan turun d. volatilitas alkana makin
bertambah
b. Kerapatannya makin kecil e. Titik didih semakin tinggi
c. Titik leleh semakin rendah
18. Diantara senyawa alkena berikut, yang mempunyai titik didih terendah adalah .....
a. 1-heksena d. 3-metil-1-pentena
b. 2-metil-1-heksena e. 2,3-dimetil-1-pentena
c. 2-metil-1-pentena
19. Terdapat 4 senyawa hidrokarbon sebagai berikut:
i. Pentana
ii. 2-metilbutana
iii. 2,2-dimetilpropana
iv. Heksana
Urutan yang menunjukkan kenaikan titik didih adalah .....
a. iv – iii – ii – i d. iii – i – ii – iv
b. iv – i – ii – iii e. ii – iii – i - iv
c. iii – ii – i – iv
20. Diantara senyawa alkuna berikut yang berwujud gas adalah .....
a. n-propuna d. n-eikosuna
b. n-pentuna e. n-triakosuna
c. n-dekuna
CH3
2. Gambarkan rumus struktur dari senyawa berikut ini!
a. 2,2,3-trimetilpentana
b. 4-isopropil-1-heptena
c. 4-etil-3,3-dimetil-1-heksuna
3. Jelaskan mengapa nama senyawa berikut salah, kemudian tuliskan cara penamaan yang tepat!
a. 2-etilheksana
b. 2-metil-3-pentena
c. 3,4-dimetil-1-butuna
4. Ada tiga keisomeran penting dalam hidrokarbon, yakni keisomeran kerangka, posisi dan geometri.
Jelaskan definisi dari isomer kerangka, isomer posisi dan isomer geometri!