Anda di halaman 1dari 33

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi

BAB I
HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

IDENTIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON DAN KEKHASAN ATOM KARBON


Hidrokarbon
Karbon merupakan unsur unik yang bisa berikatan dengan unsur lain untuk membentuk
berbagai senyawa baru. Kelompok terbesar ikatan karbon adalah dengan hidrogen yang
kemudian membentuk senyawa yang disebut hidrokarbon. Setidaknya sekitar 1 juta komponen
organik terbentuk dari hidrokarbon.
Karbon juga membentuk ikatan dengan senyawa lain yang dianggap sebagai anorganik,
meskipun dalam jumlah yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan senyawa organik. Unsur
karbon terdapat dalam dua bentuk kristal alotrofik yaitu berlian dan grafit. Bentuk lain dengan
sedikit kristalinitas adalah karbon tumbuhan dan jelaga.

A. Identifikasi Unsur-unsur dalam Senyawa Karbon


Senyawa karbon dapat berupa senyawa yang tersusun atas unsur karbon (C) dan unsur
hidrogen dan juga ada yang mengandung unsur oksigen (O). Jika hanya mengandung unsur C
dan H disebut senyawa hidrokarbon (CxHy).
Adanya unsur C dan H dalam senyawa karbon dapat diketahui memalui percobaan
sederhana, yaitu dengan uji pembakar senyawa tersebut sehingga terjadi reaksi berikut.
CxHy + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)

Gambar 1. Rangkaian alat untuk identifikasi karbon dan hidrogen


Massa C dalam senyawa karbon dapat dihitung dari massa CO2 yang dihasilkan. Massa
C dalam senyawa karbon sama dengan massa C dalam CO2 dan dapat dihitung dengan rumusan
berikut.
Massa C = massa CO2

Begitu juga massa H dalam senyawa karbon sama dengan massa H dalam H2O. massa
hidrogen ini dapat dihitung dengan rumusan berikut.
Massa H = massa H2O

B. Kekhasan Atom Karbon


Atom karbon mempunyai nomor atom 6, sehingga memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2
2p2. Oleh karena memiliki elektron valensi 4 dan jumlah kulit sebanyak 2, atom karbon dalam
sistem periodik terletak pada golongan IVA dan periode 2. Senyawa hidrokarbon yang ada di alam
jumlahnya sangat melimpah. Beragamnya senyawa-senyawa hidrokarbon ini sebenarnya bersumber
dari sifat khas atom karbon itu sendiri. Berikut adalah sifat khas dari atom karbon:
1. Atom Karbon Dapat Membentuk Rantai Karbon

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


Kekhasan atom karbon yang tidak dimiliki atom lain adalah dengan empat elektron
valensi, atom karbon dapat membentuk rantai atom karbon dengan berbagai bentuk dan
kemungkinan. Setiap kemungkinan menghasilkan satu jenis senyawa. Semakin banyak
kemungkinan, semakin banyak jenis senyawa yang bisa dibentuk oleh atom karbon.
Kemungkinan rantai karbon yang dibentuk dapat dikelompokan berdasarkan jumlah ikatan dan
bentuk rantai.
a. Jumlah ikatan
Ikatan tunggal, yaitu ikatan antara atom-atom karbon dengan sepasang elektron ikatan yang
digunakan secara bersama-sama.
Contoh senyawa karbon dengan ikatan kovalen tunggal

Ikatan rangkap dua, yaitu ikatan antara atom-atom karbon dengan dua pasang elektron ikatan
yang digunakan secara bersama-sama.
Contoh senyawa karbon dengan ikatan kovalen rangkap dua

Ikatan rangkap tiga, yaitu ikatan antara atom – atom karbon dengan tiga pasang elektron ikatan
yang digunakan secara bersama-sama.
Contoh senyawa karbon dengan ikatan kovalen rangkap tiga

b. Bentuk Rantai
Rantai terbuka (alifatis), yaitu rantai yang antar ujung-ujung atom karbonnya tidak saling
berhubungan. Rantai jenis ini ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang.
Contoh senyawa karbon dengan ikatan kovalen rantai terbuka (alifatis)

Rantai tertutup (siklis), yaitu rantai yang terdapat pertemuan antara ujung – ujung rantai
karbonnya. Terdapat dua macam rantai siklis, yaitu rantai siklis dan aromatis.
Contoh senyawa karbon dengan ikatan kovalen rantai tertutup (siklis)

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


2. Memiliki elektron valensi 4 serta ukuran atom yang relatif kecil
Atom 6C memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p2, sehingga memiliki 4 elektron valensi.
Keempat elektron valensi atom C terdistribusi pada empat posisi secara simetris.

Untuk memenuhi kaidah oktet, atom karbon dapat membentuk ikatan sebagai berikut:
a. Empat ikatan kovalen tunggal, contohnya CH4.
CH4 :

atau
b. Satu ikatan kovalen rangkap dua dan empat ikatan kovalen tunggal, contohnya C2H4.
C2H4 :

atau
c. Dua ikatan rangkap dua, contohnya CO2
CO2 :

atau O=C=O
d. Satu ikatan kovalen rangkap tiga dan dua ikatan kovalen tunggal, contohnya C2H2.
C2H2 :

atau
Kemampuan atom karbon untuk berikatan dan memenuhi kaidah oktet berbeda dengan
atom lain. Atom yang berada dalam satu periode, seperti atom boron dan nitrogen, memiliki cara
yang berbeda dengan atom C dalam mencapai kestabilan . Konfigurasi elektron kedua atom
tersebut adalah 5B: 1s2 2s2 2p1 dan 7N: 1s2 2s2 2p5. Atom boron memiliki tiga elektron valensi
sehingga jika berikatan kovalen, senyawa yang dihasilkan tidak mengikuti kaidah oktet.
Perhatikan distribusi elektron valensi pada senyawa boron trihidrida (BH3) berikut ini.

atau

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


Senyawa BH3 memiliki bentuk molekul yang simetris dan memiliki tiga ikatan kovalen.
Berbeda dengan senyawa BH3, senyawa NH3 mengikuti kaidah oktet, namun bentuk molekulnya
tidak simetris karena terdapat satu pasangan elektron bebas pada atom N.

atau
Jadi, senyawa BH3 dan NH3 hanya mampu memiliki tiga ikatan kovalen. Sedangkan
untuk atom yang segolongan dengan atom C, yaitu silicon yang memiliki konfigurasi elektron
14Si : 1s 2s 2p 3s 3p , memiliki empat elektron valensi sama dengan atom karbon. Keempat
2 2 6 2 2

elektron pada atom silikon ini terdistribusi pada empat sisinya secara simetris. Perhatikan
struktur Lewis senyawa-senyawa silikon berikut ini.
SiH4 :

atau
SiO2 :

atau
Struktur Lewis dan jenis ikatan pada senyawa SiH4 dan SiO2 sama struktur lewis dan
jenis ikatan pada senyawa CH4 dan CO2. Namun perbedaannya, elektron valensi atom silikon
terletak pada kulit ketiga, sedangkan elektron valensi atom karbon terletak pada kulit kedua.
Dengan demikian, jari-jari atom Si lebih besar daripada jari-jari atom C. jadi, ikatan Si–H pada
senyawa SiH4 lebih lemah daripada ikatan C–H pada senyawa CH4.
Atom karbon memiliki empat elektron valensi dan memiliki harga jari-jari atom paling
kecil diantara jari-jari atom unsur lain dalam golongan IVA. Hal ini memberi kemudahan bagi
atom C tersebut untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom lainnya, terutama atom H, O, N,
dan atom halogen (F, Cl, Br dan I). Ikatan kovalen yang terbentuk memenuhi kaidah oktet. Atom
karbon dapat membentuk maksimum empat ikatan kovalen. Ikatan kovalen yang dibentuk oleh
atom C tersebut lebih kuat daripada ikatan kovalen lain sehingga senyawa karbon bersifat stabil.
Atom karbon terletak di bagian tengah sistem periodik sehingga nilai keelektronegatifan
sedang (2,5). Sifat ini menyebabkan atom karbon dapat berikatan dengan atom-atom yang
memiliki keelektronegatifan lebih besar atau lebih kecil. Atom karbon dapat memiliki bilangan
oksidasi positif (+2, +4), negative (-2, -4), atau bahkan nol. Perhatikan tanda dan nilai bilangan
oksidasi atom C dalam senyawa-senyawa karbon pada tabel berikut.
Tabel 1. Biloks Atom C pada Beberapa Senyawa
Senyawa Rumus molekul Biloks atom C
Metana CH4 -4
Methanol CH3OH -2
Formalin (formaldehid) CH2O 0
Asam metanoat
HCOOH +2
(asam formiat)
Karbon monoksida CO +2
Karbondioksida CO2 +4
Karbon tetraklorida CCl4 +4

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


C. Pembentukan Ikatan Karbon dalam Kristal Karbon
Atom karbon dapat berikatan kovalen dengan sesamanya sehingga membentuk struktur
kristal. Terdapat bentuk Kristal karbon, yaitu grafit, bentuk intan, dan bentuk amorf.
1. Bentuk grafit
Pada Kristal grafit, atom-atom karbon membentuk struktur heksagonal yang simetris dan
berlapis-lapis, seperti tampak pada gambar berikut.

Grafit Struktur grafit


Gambar 2. Struktur Grafit
2. Bentuk intan
Intan merupakan karbon kurni. Pada intan, atom-atom karbon membentuk struktur
tetrahedral yang dimetris. Atom-atom karbon tersebut tersusun dalam inti tiga dimensi yang
sangat kuat (pola berulang-ulang dalam sebuah kristal). Setiap atom berikatandengan empat
atom tetangganya melalui ikatan kimia. Intan termasuk batu mulia yang berharga. Kristal
intan dapat diasah menjadi berlian yang indah berkilau sehingga banyak digunakan sebagai
perhiasan. Selain itu, intan juga dapat digunakan sebagai mata bor karena merupakan bahan
alami yang paling keras.

Intan Struktur Intan


Gambar 3. Struktur Intan
3. Bentuk Amorf
Arang, kokas, dan bubuk karbon merupakan bentuk lain dari susunan atom-atom karbon,
yaitu bentuk amorf. Bentuk amorf ini bersifat rapuh, berbeda dengan bentuk Kristal (intan
dan grafit) yang kuat.
D. Jenis Atom Karbon berdasarkan perbedaan kedudukan dalam suatu rantai karbon
Berdasarkan kemampuannya untuk berikatan dengan atom C lainnya, atom C dikelompokkan
menjadi atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier, dan atom C kuartener.
1. Atom C primer
Atom C primer adalah atom C yang hanya mengikat satu atom C lainnya. Pada senyawa
hidrokarbon jenuh, atom C primer mengikat tiga atom H ( -CH3).
Perhatikan tanda segitiga (▲) yang menandai atom C primer pada contoh-contoh senyawa
berikut ini.


CH3 – ▲CH3
(terdapat 2 atom C primer) (terdapat 3 atom C primer)

2. Atom C sekunder
Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lainnya. Pada suatu senyawa
hidrokarbon jenuh, atom C sekunder mengikat dua atom H (-CH2-).
Contoh:

(terdapat 1 atom C sekunder) (terdapat 3 atom C sekunder)

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


3. Atom C tersier
Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C lainnya. Pada senyawa
hidrokarbon jenuh, atom C hanya mengikat tiga atom H (- CH-)
Contoh:

(terdapat 1 atom C tersier) (terdapat 2 atom C tersier)

4. Atom C kuartener
Atom C kuartener adalah atom C yang mengikat empat atom C lainnya. Pada senyawa
hidrokarbon jenuh, atom C kuartener tidak mengikat atom H.
Contoh:

(terdapat 1 atom C kuartener) (terdapat 2 atom C tersier)

TATANAMA SENYAWA HIDROKARBON


Berdasarkan jenis ikatan rangkapnya, senyawa hidrokarbon dibagi menjadi alkana yang
terdiri dari ikatan rangkap satu diantara atom karbonnya ( ), alkena yang memiliki ikatan rangkap
dua (minimal satu buah) diantara atom karbonnya ( ), dan alkuna yang memiliki ikatan rangkap
tiga (minimal satu buah) diantara atom karbonnya ( ). Menurut IUPAC (International Union of
Pure and Applied Chemistry) senyawa hidrokarbon memiliki cara penamaan berdasarkan aturan-
aturan tertentu. Berikut akan dijelaskan aturan-aturan penamaan senyawa hidrokarbon.
A. Tatanama alkana
Pemberian nama pada alkana dengan rantai tak bercabang menurut sistem IUPAC terdiri
dari dua bagian, yaitu :
1. Awalan yang menyatakan jumlah atom karbon dalam rantai
2. Akhiran –ana untuk menunjukkan bahwa senyawanya berupa hidrokarbon alifatik jenuh.

Nama alkana dengan rantai bercabang, terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Nama cabang yang menunjukkan gugus yang terikat pada rantai utama.
2. Nama induk yang menunjukkan atom-atom karbon yang membentuk rantai utama (rantai
karbon terpanjang).

Aturan-aturan pemberian nama alkana menurut sistem IUPAC adalah :


1. Alkana tidak bercabang diberi nama dengan diberi awalan –n (normal)

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


2. Untuk alkana yang rantainya bercabang, nama alkana yang jumlah atom C-nya sesuai dengan
rantai atom karbon yang terpanjang dianggap sebagai nama senyawa induknya. Rantai atom
karbon yang terpanjang tersebut dinyatakan sebagai rantai utama.
3. Gugus-gugus yang terikat pada rantai utama disebut substituent atau gugus alkil. Gugus alkil
merupakan gugus alkana yang kehilangan satu atom H-nya, dan terikat pada salah satu atom
C pada rantai utama. Gugus alkil umumnya dilambangkan dengan –R.

4. Jika terdapat substituent atau gugus alkil, penomoran rantai utama dimulai dari ujung yang
memberikan nomor cabang yang lebih rendah.

Tabel 2. Rumus Struktur dan Nama Beberapa Gugus Alkil


Gugus Alkil Nama
CH3- Metil
CH3 –CH2- Etil
CH3 –CH2 –CH2- n-propil
CH3 –CH- Isopropil

CH3
CH3 –CH2 –CH2 –CH3- n-butil atau butil
CH3 –CH2 –CH- sek-butil (baca sekunder butil)

CH3
CH3 –CH –CH2- Isobutil

CH3
CH3 ters-butil (baca tersier butil)

CH3 –C-

CH3

5. Jika terdapat lebih dari satu gugus alkil yang sama, maka nomor masing-masing atom karbon
rantai utama yang mengikat gugus alkil tersebut harus dituliskan. Jumlah gugus alkil
ditunjukkan dengan awalan di-, tri-, tetra, penta-, dan seterusnya, yang berturut-turut
menyatakan jumlah gugus alkil sebanyak dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya.
6. Jika terdapat dua atau lebih gugus alkil yang berbeda, maka dalam penulisan sesui urutan
abjad.
7. Awalan di-, tri-, tetra-, dan seterusnya tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
8. Awalan-awalan yang diikuti dengan tanda hubung (-) seperti sekunder (sek-), tersier (ters-),
tidak perlu diperhatikan dalam penentuan abjad, sedangkan awalan iso dan neo tidak perlu
dipisahkan dengan tanda hubung tetapi harus diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
CH3
CH3 CH2

CH3 CH CH CH2 CH3


1 2 3 4 5

3-etil-2-metilpentana

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


B. Tatanama Alkena
Seperti halnya penamaan alkana, pemberian nama IUPAC alkena juga perlu
memperhatikan rantai induk, penomoran, dan cara penulisan nama.
1. Penamaan alkena linier, dengan mengganti akhiran –ana pada alkana menjadi –ena dan
diberi awalan nomor yang menunjukkan letak ikatan rangkap duanya.
Tabel 3. Beberapa nama IUPAC alkana dan alkena linier
Nama alkana Nama alkena
Etana CH3-CH3 Etena CH2=CH2
Propana CH3-CH2-CH3 Propena CH2=CH-CH3
Butana CH3-CH2-CH2-CH3 1-Butena CH2=CH-CH2-CH3
2-Butena CH2-CH=CH2-CH3
Pentana CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 1-Pentena CH3=CH-CH2-CH2-CH3
2-Pentena CH3-CH=CH2-CH2-CH3
Heksana CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 1-Heksena CH3=CH2-CH2-CH2-CH2-CH3
3-Heksena CH3-CH2-CH2=CH2-CH2-CH3
2. Penamaan alkena bercabang,
a. Tentukan rantai induk alkena yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap dua C=C.
Contoh:

CH 2 CH 2

C CH 2 CH 2 CH 3 C CH 2 CH 2 CH 3

CH 2 induk bukan CH 2
cabang
cabang induk
CH 3 CH 3

Rantai induk: pentena Rantai induk: butena

b. Beri nomor rantai induk dimulai dari atom C yang terdekat dengan ikatan rangkap tanpa
memperhatikan letak rantai cabang. Kemudian diikuti tanda (-) dan nama dari rantai
induk.
Contoh:

CH 2
1
CH 3 CH 2 C CH 2 CH 2 CH 2 CH 3
2 3 4 5 6
Rantai induk: 1-heksena

c. Jika ada dua atau lebih jenis cabang yang sama diberi awalan di, tri, dst.
Contoh:

CH 3

CH 3 CH CH CH CH 2
5 4 3 2 1
CH 3 bukan
Rantai induk: 1-pentena
Rantai cabang: 3-metil, 4-metil
Penamaan: 2,2-dimetil-1-pentena

d. Jika jenis cabang berbeda, maka nama alkil disusun berdasarkan abjad. Contoh:

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


CH 3
CH 3 C CH CH 2 CH 2 CH 3
1 2 3 4 5 6
CH 2

CH 3

Rantai induk:2-heksena
Rantai cabang: 2-metil, 3-etil
Penamaan: 3-etil-2-metil-2-heksena
bukan
2-metil-3-etil-2-heksena

e. Jika dalam senyawa terdapat lebih dari satu ikatan rangkap, maka akhiran -ena diberi
awalan di, tri, tetra, dsb.

Penamaan : Heksadiena
C. Tatanama Alkuna
Secara umum, penamaan alkuna tidak jauh berbeda dengan penamaan alkana dan alkena.
Perbedaannya terletak pada akhiran nama senyawa. Berikut langkah-langkah memberi nama
senyawa alkuna.
1. Aturan Penamaan Senyawa Alkuna
a. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut
merupakan senyawa alkuna.
b. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -una.
c. Jika jumlah atom C senyawa alkuna lebih dari 3, beri nomor setiap atom sedemikian rupa
sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga.
Kemudian, penamaan senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan
rangkap 3, diikuti tanda (-) dan nama rantai induk.
Untuk lebih jelasnya, kita lihat contoh soal berikut.
a. HC ≡ CH
b. HC ≡ C – CH2 – CH3
Struktur a memiliki atom C sebanyak 2 buah. Jadi, senyawa ini memiliki nama etuna. Sedangkan,
pada struktur b memiliki atom C sebanyak 4. Posisi ikatan ganda tiga terletak pada atom C
nomor 1 sehingga senyawa ini memiliki nama 1-butuna.
Seperti halnya senyawa alkana dan alkena, senyawa alkuna pun ada yang memiliki rantai
cabang. Aturan penamaannya mirip dengan penamaan rantai alkana dan alkena bercabang.
2. Aturan Penamaan Senyawa Alkuna Rantai Bercabang
a. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan dari rantai atom C
terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.
b. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C
yang terikat ikatan rangkap tiga.
c. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkuna rantai lurus.
d. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
e. Jika dalam senyawa terdapat lebih dari satu ikatan rangkap, maka akhiran -una diberi awalan
di, tri, tetra, dsb.
f. Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana dan
alkena.
Contoh
Tentukan nama senyawa hidrokarbon berikut:
a.

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


H
HC C C CH3

CH3
b.
H H2 H2 H2
H3C C C C C C C CH3

CH2

CH3

Penyelesaian:
a. Jumlah atom C pada rantai induk = 4 dan ikatan rangkap tiga terikat pada atom C
nomor 1 sehingga nama rantai induk adalah 1-butuna. Jumlah atom C pada rantai
cabang = 1 sehingga nama rantai cabang adalah metil. Rantai cabang terikat pada atom
C nomor 3. Dengan demikian, senyawa ini memiliki nama 3-metil-1-butuna.
b. Jumlah atom C pada rantai induk = 7 dan ikatan rangkap tiga terikat pada atom C
nomor 2 sehingga nama rantai induk adalah 2-heptuna. Jumlah atom C pada rantai
cabang = 2 sehingga nama rantai cabang adalah etil. Rantai cabang terikat pada atom
C nomor 4. Dengan demikian, senyawa ini memiliki nama 4-etil-2-heptuna.

Bagaimana jika senyawa alkuna tersebut memiliki ikatan rangkap tiga lebih dari satu?
Berikut ini aturannya.
Aturan Penamaan Senyawa Alkuna yang Ikatan Rangkap Tiganya lebih dari Satu
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut
merupakan senyawa alkuna.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Hitung jumlah ikatan rangkap tiganya.
4. Jika jumlah ikatan rangkap tiganya = 2, nama senyawa diakhiri dengan akhiran diuna. Jika
jumlah ikatan rangkap tiganya = 3, nama senyawa diakhiri dengan akhiran -triuna.
5. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada dua atau
tiga atom C pertama yang terikat ikatan rangkap dua. Kemudian, penamaan senyawa diawali
oleh nomor atom C pertama dan kedua/ketiga yang terikat ke ikatan rangkap tiga, diikuti
tanda (-) dan nama rantai induk.
6. Jika terdapat rantai cabang, penamaan rantai cabang serupa dengan penamaan senyawa
alkuna.

contoh
Tentukan nama senyawa hidrokarbon berikut:

Jawab
a. Jumlah atom C pada rantai induk = 5, tidak memiliki rantai cabang, dan ikatan rangkap 3
terikat pada atom C nomor 1 dan 3 sehingga senyawa ini bernama 1,3-pentadiuna.
b. Jumlah atom C pada rantai induk = 7, tidak memiliki rantai cabang, dan ikatan rangkap 3
terikat pada atom C nomor 1, 3, dan 5 sehingga senyawa ini bernama 1,3,5-heptatriuna.

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


c. Jumlah atom C pada rantai induk = 7 dan ikatan rangkap 3 terikat pada atom C nomor 1 dan 3
sehingga rantai induk memiliki nama 1,3-heptadiuna. Jumlah atom C pada rantai cabang = 1
sehingga nama rantai cabang adalah metil. Rantai cabang terikat pada atom C nomor 5.
Dengan demikian, senyawa ini memiliki nama 5-metil-1,3-heptadiuna.

ISOMER SENYAWA HIDROKARBON


Isomer berasal dari bahasa Yunani yakni isomeres, dimana isos artinya sama dan meros
artinya bagian. Sehingga isomer adalah kelompok senyawa-senyawa dengan rumus molekul yang
sama namun memiliki struktur ( urutan letak atom-atom ) dan bentuk ruang ( arah atom-atom
dalam ruang ) yang berbeda. Oleh karena itu, ada dua jenis isomer yang dapat terjadi pada
molekul organik, termasuk hidrokarbon, yaitu isomer struktur dan isomer ruang.

Jenis-jenis isomer pada senyawa hidrokarbon dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


A. Isomer Struktur (Konstitusional)
Beberapa senyawa berisomer struktur apabila senyawa-senyawa tersebut memiliki rumus
molekul yang sama, tetapi struktur molekulnya berbeda. Untuk senyawa hidrokarbon,
perbedaan struktur molekul dapat terjadi karena adanya perbedaan bentuk kerangka,
perbedaan gugus fungsi dan perbedaan posisi gugus fungsi. Oleh karena itu, isomer struktur
dapat meliputi isomer kerangka, isomer posisi dan isomer fungsi. Namun untuk isomer fungsi
akan dibahas lebih lanjut pada kelas XII.
1. Isomer Kerangka/Rantai
Beberapa senyawa dapat berisomer kerangka/rantai apabila senyawa-senyawa tersebut
memiliki rumus molekul yang sama, tetapi mempunyai kerangka/rantai atom karbon
yang berbeda. Kita bisa mengetahui perbedaan tersebut dengan cara memperhatikan
struktur rantai bercabang atau tidak bercabang pada senyawa tersebut.
Sebagai contoh, senyawa dengan rumus molekul C4H10 dapat berupa n-butana dan 2-
metil propana.

n-butana 2-metil propana


n-butana memiliki rantai lurus, sedangkan 2-metil propana memiliki rantai bercabang.
Jadi, n-butana berisomer rantai dengan 2-metil propana dan jumlah isomer rantai
senyawa C4H10 adalah 2 isomer.
2. Isomer Posisi
Isomer posisi adalah kelompok senyawa-senyawa dengan rumus molekul dan gugus
fungsi yang sama, tetapi dengan memiliki posisi gugus fungsi yang berbeda. Sebagai
contoh, senyawa alkena C4H8 dapat berupa senyawa 1-butena dan 2-butena.

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


Pada 1-butena, ikatan rangkap terletak pada atom karbon nomor 1. Sedangkan pada 2-
butena, ikatan rangkap terletak pada atom karbon nomor 2. Jadi 1-butena dan 2-butena
merupakan dua senyawa yang berbeda.
3. Isomer Ruang (Stereoisomer)
Senyawa berisomer ruang apabila senyawa-senyawa tersebut memiliki rumus molekul
yang sama, tetapi memiliki orientasi atau susunan atom-atom dalam ruang berbeda. Senyawa-
senyawa berisomer ruang dikelompokkan menjadi dua jenis isomer, yaitu enantiomer dan
diastereoisomer. Enantiomer disebut juga sebagai isomer optik. Kedua senyawa enantiomer
merupakan senyawa yang berbeda dan memiliki sifat-sifat fisik yang berbeda pula. Namun
enantiomer akan dibahas lebih lanjut pada kelas XII.
Adapun yang dapat digolongkan ke dalam senyawa-senyawa diastereoisomer adalah:
 Senyawa-senyawa yang memiliki isomer geometri
 Senyawa yang tidak memiliki C asimetris
 Sebagian senyawa-senyawa yang memiliki dua atau lebih atom C asimetris.
Isomer Geometri (Cis-Trans)
Salah satu jenis diastereoisomer adalah isomer geometri (cis-trans), yaitu
kelompok senyawa dengan rumus molekul sama tetapi dengan gugus dalam ruang yang
berbeda.
Syarat utama adanya isomer cis-trans adalah adanya ikatan rangkap 2 atom C
(C=C), yang tiap-tiap atom C pada ikatan rangkap itu mengikat atom atau gugus atom
yang berbeda.
Perhatikan 2 senyawa berikut :
 1-propena
CH2=CH-CH3 , bila digambarkan sebagai berikut:
C sebelah kiri pada atom C tersebut mengikat 2 atom yang
sama yaitu atom H, sedang C sebelah kanan mengikat 2
gugus atom berbeda yaitu H dan CH3, jadi:
1-propena tidak mempunyai isoer cis-trans

 2- butena
CH3-CH=CH-CH3 , bila digambarkan sebagai berikut:
C sebelah kiri mengikat 2 gugus atom yang berbeda yaitu atom
H dan gugus –CH3, begitu juga C sebelah kanan mengikat 2
gugus atom berbeda yaitu H dan CH3, jadi:
2-butena mempunyai isomer cis-trans

Keisomeran geometri menghasilkan 2 bentuk isomer yaitu: cis dan trans. Cis
menunjukkan geometri dua gugus dalam posisi ruang yang sepihak, sedangkan Trans
menunjukkan geometri dua gugus dalam posisi ruang yang berseberangan (menyilang).
Jadi 2-butena CH3-CH=CH-CH3 mempunyai isomer cis trans sebagai berikut :

SIFAT FISIS SENYAWA HIDROKARBON


Sifat-sifat fisik senyawa hidrokarbon yang dapat dipelajari antara lain adalah wujud zat,
kelarutan, kerapatan, titik didih serta titik leleh. Adapun sifat-sifat fisik pada senyawa
hidrokarbon dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Sifat-sifat Fisik Alkana

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


Alkana merupakan hidrokarbon jenuh karena hanya memiliki ikatan kovalen tunggal antar
atom karbon.
1. Semua alkana merupakan senyawa kovalen non polar dimana molekul-molekulnya
terikat oleh gaya antar molekul yang relatif lemah. Alkana sukar larut dalam pelarut
polar seperti air tetapi mudah larut dalam pelarut non polar seperti etanol.
2. Titik didih dan titik leleh alkana dipengaruhi oleh banyaknya atom karbon dan bentuk
rantai atom karbonnya. Kenaikan titik didih alkana menunjukan keteraturan dihubungkan
dengan jumlah atom karbon yang dikandung. Titik leleh alkana tidak menunjukkan
keteraturan seperti titik didih. Alkana dengan jumlah atom C genap cenderung memiliki
stuktur padat sehingga diperlukan suhu yang lebih tinggi untuk melelehkannya.
3. Pada suhu kamar, metana, etana, propana, dan butana berwujud gas; pentana(C5H12)
sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair; sedangkan oktadekana (C18H38) dan
seterusnya berwujud padat.
Tabel 4. Sifat-sifat fisik beberapa senyawa alkana
Rumus Titik Didih Titik Leleh
Nama Senyawa Wujud
Molekul (°C) (°C)
Metana CH4 -164 - 182 Gas
Etana C2H6 -89 -183 Gas
Propana C3H8 -42 -189 Gas
Butana C4H10 -0,4 -138 Gas
Pentana C5H12 36 -130 Cair
Heksana C6H14 69 -94 Cair
Heptana C7H16 98 -91 Cair
Oktana C8H18 126 -57 Cair
Nonana C9H20 151 -51 Cair
Dekana C10H22 174 -30 Cair
Undekana C11H24 196 -26 Cair
Dodekana C12H26 216 -15 Cair
Tridekana C13H28 234 -6 Cair
Tetradekana C14H30 254 6 Cair
Pentadekana C15H32 271 10 Cair
Heksadekana C16H34 287 18 Cair
Heptadekana C17H36 303 23 Cair
Oktadekana C18H38 314 28 Padat
Nonadekana C19H40 330 32 Padat
Eikosana C20H42 343 37 Padat
B. Sifat-sifat Fisik Alkena
Alkana merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan atom C rangkap dua. Sifat-
sifat fisik alkena sebagian besar sama dengan sifat-sifat fisik alkana.
1. Alkena relatif bersifat non polar seperti alkana, tidak larut dalam pelarut polar seperti air
tetapi larut dalam pelarut-pelarut non polar seperti etanol. Ikatan rangkap dan struktur
molekul beberapa alkena menyebabkan alkena cenderung sedikit lebih polar daripada
alkana
2. Seperti halnya alkana. titik didih dan titik leleh alkena dipengaruhi oleh banyaknya atom
karbon dan bentuk rantai atom karbonnya.
3. Pada suhu kamar, etena, propena, dan butena berwujud gas; pentena (C5H10) sampai
heptadekena (C17H34) berwujud cair. sedangkan oktadekena (C18H36) dan seterusnya
berwujud padat.
Tabel 5. Sifat-Sifat fisik beberapa senyawa alkena
Nama Titik Didih Titik Leleh
Rumus Molekul Wujud
Senyawa (°C) (°C)
Etena C2H4 -104 -169 Gas
Propena C3H6 -47 -185 Gas

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


1-butena C4H8 -6 -185 Gas
1-pentena C5H10 30 -165 Cair
1-heksena C6H12 64 -140 Cair
1-heptena C7H14 93 -120 Cair
1-oktena C8H16 122 -102 Cair
1-nonena C9H18 146 -81 Cair
1-dekena C10H20 171 -66 Cair
C. Sifat-sifat Fisik Alkuna
Alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan atom C rangkap tiga. Sifat-
sifat fisik alkuna sebagian besar sama dengan sifat-sifat fisik alkana dan alkena.
1. Alkuna sedikit larut dalam pelarut-pelarut organik seperti aseton,eter, metilen klorida,
kloroform, dan alkohol.
2. Seperti halnya alkana dan alkena, titik didih dan titik leleh alkuna dipengaruhi oleh
banyaknya atom karbon dan kerangka atom karbonnya.
3. Pada suhu kamar, etuna, propuna, dan butuna berwujud gas; pentuna (C5H8) sampai
heptadekuna (C17H32) berwujud cair; sedangkan oktadekuna (C18H34) dan seterusnya
berwujud padat.
Tabel 6. Sifat-sifat fisik beberapa senyawa alkuna
Nama
Titik Didih
Senyawa Rumus Molekul Titik Leleh (°C) Wujud
(°C)
Alkuna
Etuna C2H2 -84 -82 Gas
Propuna C3H4 -23 -101 Gas
1-butuna C4H6 8 -126 Gas
1-pentuna C5H8 40 -90 Cair
1-heksuna C6H10 71 -132 Cair
1-heptuna C7H12 100 -81 Cair
1-oktuna C8H14 126 -79 Cair
1-nonuna C9H16 151 -50 Cair
1-dekuna C10H18 174 -44 Cair

REAKSI-REAKSI PADA ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA


A. Reaksi-Reaksi Pada Alkana
Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi cenderung larut
pada pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter, CCl4. Jika alkana ditambahkan ke dalam air alkana
akan berada pada lapisan atas, hal ini disebabkan adanya perbedaan massa jenis antara air dan alkana.
Sebagian besar alkana memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air.
Karena alkana merupakan senyawa nonpolar, alkana yang berwujud cair pada suhu kamar
merupakan pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa kovalen. Alkana juga tergolong zat yang sukar
bereaksi, sehingga disebut parafin yang artinya afinitas kecil. Reaksi terpenting dari alkana adalah
pembakaran, substitusi, dan perengkahan (cracking). Berikut ini adalah reaksi pada alkana:
1. Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi oksidasi cepat pada suhu tinggi. Pembakaran sempurna alkana
menghasilkan karbon dikoksida (CO2) dan uap air (H2O).
Contoh reaksi pembakaran sempurna alkana:
CH3−(CH2)4−CH3 + O2 → 6CO2 + 7H2O
n-heksana
Terkadang, pembakaran bensin dan bahan bakar minyak berlangsung secara tidak sempurna sehingga
berdampak pada polusi udara. Pembakaran tak sempurna alkana menghasilkan karbon monoksida
(CO), jelaga (partikel karbon) dan uap air (H2O).
Contoh reaksi pembakaran tak sempurna alkana:
2CH3−(CH2)4−CH3 + 20O2 → 6CO + 6C + 14H2O

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


2. Substitusi Halogen (Halogenasi)
Atom hidrogen dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya halogen.
Penggantian atom hidrogen oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi (pertukaran). Salah
satu reaksi substitusi terpenting dari alkana adalah halogenasi, karena dalam reaksi ini terjadi
penukaran atom H dengan atom halogen. Pemanasan atau pencahayaan diperlukan untuk mengawali
reaksi halogenasi. Alkana dapat bereaksi dengan halogen (F2, Cl2, Br2, I2) menghasilkan haloalkana
(alkil halida).
Klorinasi atau penggantian atom hidrogen dengan atom klorin) dapat terjadi jika alkana
direaksikan dengan klorin. Reaksi alkana dengan fluorin (fluorinasi) berlangsung dengan sangat cepat
dan sulit dikontrol. Reaksi alkana dengan klorin dan bromin berlangsung tidak terlalu cepat sehingga
mudah dikontrol. Adapun reaksi alkana dengan iodin berlangsung sangat lambat, bahkan tidak terjadi
sama sekali.
Klorinasi metana (penggantian atom hidrogen oleh atom klorin):

Reaksi substitusi halogen dibedakan menjadi 3 yaitu:


panas atau cahaya
a. Monosubstitusi: CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
panas atau cahaya
b. Disubstitusi : CH4 + 2Cl2 CH2Cl2 + 2HCl
panas atau cahaya
c. Trisubstitusi : CH4 + 3Cl2 CHCl3 + 3HCl
3. Reaksi Pemecahan Rantai (cracking)
Pemecahan katalitik (catalytic cracking) hidrokarbon pada suhu yang tinggi menghasilkan
potongan-potongan (fraksi) molekul hidrokarbon yang lebih kecil. Pada proses pemecahan dengan
hidrogen (hydrocracking), gas hidrogen ditambahkan pada hidrokarbon jenuh dan menghasilkan dua
senyawa alkana dengan rantai karbon lebih sederhana. Pemecahan tanpa hidrogen menghasilkan
campuran alkana dan elkena.
Berikut ini contoh reaksi hydrocracking berkatalis dan cracking berkatalis:
a. Hydrocracking berkatalis

b. Cracking berkatalis

Keterangan:

Dalam penggambaran rantai molekul ini, setiap ujung garis adalah CH3 dan
setiap sudut adalah CH2 dalam rantai alkana.
Reaksi-Reaksi Pada Alkena dan Alkuna

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


B. Reaksi Pada Alkena
Ada dua reaksi yang dapat terjadi pada alkena terkait dengan ikatan C═C, yakni reaksi adisi
dan reaksi polimerisasi adisi. Di smping itu, alkena juga dapat bereaksi melalui reaksi pembakaran
jika tersedia cukup energi dari luar. Namun, pada pertemuan kali ini kita akan lebih fokus membahas
mengenai reaksi adisi pada Alkena.
Reaksi adisi merupakan karakteristik dari hidrokarbon tak jenuh, seperti alkena. Pada reaksi
adisi alkena, 2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap C═C sehingga diperoleh ikatan
tunggal C−C. Simak beberapa contoh reaksi adisi pada alkena berikut.
1. Reaksi alkena dengan halogen (halogenasi)
Kereaktifan alkena terhadap halogen menurun dengan pertambahan nomor atom halogen.
Sebagai contoh, alkena bereaksi cepat dan dahsyat dengan fluorin (F2) tetapi bereaksi lambat
dengan iodin (I2). Sebagai contoh:
 Reaksi antara propena dengan bromin
CH2═CH−CH3 + Br2 → CH2Br−CHBr−CH3
propena bromin 1,2-dibromopropana

Reaksi halogenasi dapat digunakan untuk membedakan alkena dari alkana. Sebagai contoh, jika
alkena dicampur dengan air bromin yang berwarna merah, maka warna tersebut akan hilang.
Akan tetapi, alkana tidak dapat menghilangkan warna air bromin.
2. Reaksi alkena dengan hidrogen (hidrogenasi)
Alkena bereaksi dengan hidrogen (H2) membentuk alkana pada suhu sekitar 150-200oC
dengan bantuan katalis logam.
Katalis Ni/Pt
CH2═CH−CH3 + H2 CH3−CH2−CH3
propena hidrogean propana

3. Reaksi alkena dengan asam halida


Alkena bereaksi dengan hidrogen halida atau asam halida membentuk haloalkana pada
suhu ruang. Reaksi ini dipengaruhi oleh struktur alkena, apakah simetris atau asimetris.

 Reaksi alkena simetris dan hidrogen halida menghasilkan satu haloalkana.

 Reaksi alkena asimetris dan hidrogen halida menghasilkan dua haloalkana. Produk utama
reaksi dapat diramalkan menggunakan Aturan Markovnikov yang dicetuskan V.V.
Markovnikov (1838-1904).
Jika suatu HX bereaksi dengan ikatan rangkap asimetris, maka produk utama
reaksi adalah molekul dengan atom H yang ditambahkan ke atom C dalam
ikatan rangkap yang terikat dengan lebih banyak atom H

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


4. Reaksi alkena dengan air (hidrasi)
Alkena bereaksi dengan air (H2O) membentuk alkohol
Katalis H2SO4/H3PO4
300oC, 70 atm
CH2═CH−CH2−CH2−CH3 + H2O CH3−CHOH−CH2−CH2−CH3
Pentena 2-pentanol
C. Reaksi Pada Alkuna
Umumnya reaksi yang terjadi pada alkena juga dapat terjadi pada alkuna. Karena alkuna
memiliki satu ikatan rangkap tiga, maka adisi alkuna berlangsung melalui dua tahap penjenuhan
sebagai berikut.

Reaksi adisi alkuna menjadi alkena dan alkana menggunakan katalis seperti platina, nikel, atau
palladium.
1. Hidrogenasi Katalitik Alkuna Menjadi Alkana
Dengan adanya katalis yang sesuai, hidrogenasi alkuna menghasilkan senyawa alkana.
Sebagai contoh butana, dan isomer-isomernya bereaksi dengan hidrogen, dengan adanya katalis,
menghasilkan suatu n-alkana, platina, palladium, dan nikel adalah katalis yang umum digunakan
dalam reaksi ini.

2. Hidrogenasi Katalitik Alkuna Menjadi Cis- dan Trans- Alkana


Hidrogenasi alkuna dapat dihentikan sampai terbentuknya alkena dengan menggunakan
katalis parsial dari senyawa yang mengkatalisis kurang efektif, misalnya katalis Lindlar. Katalis
Lindlar adalah palladium yang dicampur dengan serbuk barium sulfat dan kuionolin. Katalis
Lindlar yang baru dan lebih efektif adalah nikel borida (Ni2B).

Trans-alkena dapat diperoleh dengan cara mereduksi alkuna menggunakan logam natrium
dalam amonia cair.

3. Adisi Alkuna dengan Halogen


Bromin dan klorin dapat mengadisi alkuna seperti yang terjadi terhadap alkena. Jika 1 mol
halogen direaksikan dengan alkuna, produk reaksi yang diperoleh adalah campuran isomer
geometri dihaloalkena.

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


Jika 2 mol halogen ditambahkan pada alkuna, produk reaksi yang diperoleh adalah
tetrahaloalkana.

MINYAK BUMI

A. Proses Pembentukan Minyak Bumi


Minyak bumi dan gas alam terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik yang
berasal dari jasad organisme yang hidup di laut jutaan tahun yang lalu. Pada waktu hewan dan
tumbuhan mati, mereka tenggelam ke dasar laut, dan tertimbun oleh pasir dan lumpur. Kemudian
lumpur dan pasir berubah menjadi batu sedimen.
Panas, bakteri, dan berat sedimen yang mengubur jasad renik tersebut pelan-pelan
mengubahnya menjadi minyak dan gas alam. Sebagian minyak dan gas alam mengalir ke atas
permukaan. Sementara sebagian lagi terperangkap di dalam lubang-lubang batu berpori. Di
beberapa tempat, gerakan bumi melengkungkan lapisan batu tersebut dan menciptakan
perangkap minyak yang sangat besar. Di tempat perangkap minyak inilah kita dapat memperoleh
minyak dan gas alam. Proses pembentukan minyak dan gas alam dapat dilihat pada Gambar 2 di
bawah ini.

Gambar 4. Proses Pembentukan Minyak Bumi


Batuan yang mengandung minyak bumi tertua berumur lebih dari 600 juta tahun,
sedangkan yang paling muda berumur sekitar 1 juta tahun. Waktu pembentukan yang lama inilah
yang menyebabkan minyak bumi termasuk sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Oleh sebab
itu, kita harus menghemat penggunaan minyak bumi demi kelangsungan hidup manusia.

B. Komposisi Minyak Bumi


Komponen utama dalam minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon, baik alifatik, alisiklik,
maupun aromatik. 90 – 99% kandungan dalam minyak bumi adalah senyawa hidrokarbon.
SedBilangann unsur – unsur lainnya seperti belerang, oksigen, nitrogen, dan organo logam
kurang dari 10%. Komposisi senyawa hidrokarbon dan senyawa lainnya dapat di lihat pada tabel
berikut:

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


Tabel 7. Komposisi Minyak Bumi
No Komposisi Persentase(%)
1. Senyawa hidrokarbon 90 – 99
2. Senyawa belerang 0,7 – 7
3. Senyawa nitrogen 0,01 – 0,9
4. Senyawa oksigen 0,01 – 0,4
5. Organo logam sangat kecil

C. Fraksi Minyak Bumi


Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah
dipisahkan dari gas alam disebut minyak mentah (crude oil). Supaya dapat digunakan, minyak
bumi tersebut di olah terlebih dahulu. Pengolahan ini dilakukan berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Proses ini disebut destilasi bertingkat. Sebagian besar senyawa penyusun minyak
bumi merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki senyawa-senyawa yang berbeda dalam
bentuk dan strukturnya. Sehingga masing-masing komponen mempunyai sifat fisis dan sifat
kimia yang berbeda.

Gambar 5. Minyak Mentah


Selanjutnya untuk mendapatkan produk akhir sesuai yang diinginkan, maka sebagian hasil
destilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan pengotor dalam
fraksi, dan campuran fraksi.
 Proses Destilasi Bertingkat

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


Tabel 8. Fraksi Minyak Bumi Hasil Destilasi
Fraksi Jumlah Atom C Titik Didih (°C) Kegunaan
Gas Bahan bakar kompor gas,
1-4 (-160)-(-40)
umpan proses petrokimia
Petroleum eter 5-7 30-90 Pelarut dan dry cleaning
Bensin (gasolin) Bahan bakar kendaraan
bermotor, bahan bakar
5-10 35-75
penerbangan bermesin piston,
umpan proses petrokimia
Nafta 8-12 70-170 Bahan baku industri petrokimia
Minyak tanah (kerosin) Bahan bakar kompor minyak,
10-14 170-250
dan avtur bahan bakar pesawat terbang
Solar 15-25 250-340 Bahan bakar mesin diesel
Oli (pelumas) 18-22 >350 Pelumas
Parafin/ lilin/ malam 20-30 >350 Lilin, semir sepatu
Residu (bitumen) Pengeras jalan, bahan pelapis
antibocor, dan bahan bakar
>70 >500
boiler (mesin pembangkit uap
panas)
Sebagian fraksi dari menara destilasi selanjutnya dialirkan ke bagian kilang minyak lainnya
untuk proses konversi.
 Proses Konversi
Proses konversi merupakan penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon, yang
bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas sesuai permintaan pasar.
Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak adalah:
1. Pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul yang kecil. Cara ini disebut cracking
(perengkahan). Contoh proses cracking:

2. Mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang. Cara ini disebut
reforming. Contoh: pentana menjadi 2,2-dimetilpropana.

3. Penggabungan molekul-molekul alkil menjadi molekul besar. Cara ini disebut alkilasi
atau polimerisasi.
Contoh : isobutena + isobutana → isooktana

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


4. Coking adalah proses perengkahan fraksi residu padat menjadi fraksi minyak bakar dan
hidrokarbon intermediate (produk antara). Dalam proses ini, dihasilkan kokas (coke). Kokas
digunakan di industri alumunium sebagai elektrode untuk ekstraksi logam Al.
 Pemisahan Pengotor dalam Fraksi
Fraksi-fraksi mengandung berbagai pengotor, antara lain senyawa organik yang
mengandung S, N, O, air, logam, dan garam anorganik. Pengotor dapat dipisahkan dengan cara
melewatkan fraksi melalui:
1. Menara asam sulfat berfungsi memisahkan hidrokarbon tidak jenuh, senyawa nitrogen,
senyawa oksigen, dan residu padat seperti aspal.
2. Menara absorpsi yang mengandung agen pengering untuk memisahkan air.
3. Scrubber berfungsi memisahkan belerang atau senyawa belerang.
 Pencampuran Fraksi
Pencampuran fraksi bertujuan untuk mendapatkan produk akhir sesuai yang diinginkan. Sebagai
contoh:
1. Fraksi bensin dicampur dengan hidrokarbon rantai bercabang/ alisiklik/ aromatik dan
berbagai aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu.
2. Fraksi minyak pelumas dicampur dengan berbagai hidrokarbon dan aditif untuk
mendapatkan kualitas tertentu.
3. Fraksi nafta dengan berbagai kualitas (grade) untuk industri petrokimia.
Selanjutnya, produk-produk ini siap dipasarkan ke berbagai tempat, seperti pengisian
bahan bakar dan industri petrokimia.

D. Bensin dan Mutu Bensin


Salah satu produk minyak bumi yang sangat dibutuhkan oleh manusia adalah bensin.
Bensin digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Di SPBU, kita mengenal berbagai
jenis bensin. Terdapat premium, pertalite, pertamax, dan pertamax plus. Apabila ditinjau dari
segi harga, berbeda jenis bensin maka harganya juga akan berbeda. Lalu apa yang membedakan
jenis bensin yang satu dengan jenis bensin yang lain?

Gambar 6. Jenis Bensin di SPBU


 . Bensin (Gasolin)
Bensin merupakan campuran isomer-isomer heptana (C7H16) dan oktana (C8H18). Sebanyak
10% produk distilasi minyak mentah adalah bensin dengan rantai tidak bercabang. Bensin
(gasolin) merupakan fraksi minyak bumi yang jumlahnya relatif sedikit. Selain melalui prosed
destilasi bertingkat minyak bumi, bensin dapat diperoleh melalui proses cracking dan proses
perengkahan termal.

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


Proses cracking (kertakan) adalah  Proses perengkahan termal adalah
pemutusan hidrokarbon yang memecah hidrokarbon rantai panjang
mempunyai rantai panjang menjadi
menjadi fraksi dengan jumlah atom
hidrokarbon berantai pendek.
karbon antara C5-C9.
 Contoh:
C12H26(l) C6H14(l) + C6H12(l)

 Kriteria Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

 Kualitas Bensin
Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya untuk bahan
bakar kendaraan bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas bensin sebagai bahan bakar
ditentukan melalui bilangan atau angka oktan. Semakin tinggi bilangan oktan, maka mutu
bensin akan semakin bagus dan semakin efisien menghasilkan energi.
Bensin mengandung campuran hidrokarbon rantai lurus maupun rantai bercabang.
Hidrokarbon penyusun bensin akan menentukan ketepatan waktu pembakaran. Semakin
panjang rantai karbon, pembakaran bensin berlangsung semakin cepat. Pembakaran bensin
yang terlalu cepat akan mengurangi efisiensi energi yang dihasilkan.
Pembakaran bensin rantai lurus, tidak merata dan menimbulkan gelombang kejut
yang mengakibatkan terjadinya ketukan (knocking) pada mesin. Suara ketukan mengakibatkan
mesin bergetar sangat hebat dan panas, sehingga dapat merusak mesin. Ukuran pemerataan
pembakaran bensin agar tidak terjadi ketukan digunakan istilah bilangan oktan.
Knocking disebabkan pembakaran terjadi terlalu dini, yaitu terjadi sebelum piston
berada pada posisi yang tepat. Knocking akan terdengar jika mobil dipercepat pada tanjakan.
Adanya knocking menyebabkan mesin berbunyi menggelitik, mengurangi efisiensi
pembakaran bahan bakar, dan dapat merusak mesin. Banyaknya knocking dapat diatasi
dengan bahan bakar yang memiliki bilangan oktan yang tinggi. Makin sedikit knocking,
makin besar bilangan oktan yang dimiliki bensin tersebut.
Adanya knocking disebabkan dalam bensin terdapat hidrokarbon rantai lurus yang
terbakar tidak sempurna. Bahan bakar yang baik, terdiri atas alkana rantai bercabang dan
senyawa aromatik yang terbakar sempurna. Oleh karena itu, hidrokarbon rantai lurus pada
bahan bakar harus diubah menjadi rantai bercabang atau aromatik. Salah satu proses yang
digunakan adalah proses perengkahan (cracking) yang mengubah alkana rantai lurus
menjadi alkana rantai bercabang dan senyawa aromatik.

 Cara Menghitung Bilangan Oktan


Untuk menentukan nilai oktan, ditetapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding
yaitu isooktana dan n-heptana. Kedua senyawa ini adalah komponen senyawa yang terbanyak
dalam bensin. Kualitas bensin ditentukan oleh isooktana (2,2,4-trimetilpentana). Hal ini
berkaitan dengan efisiensi pembakaran bensin pada mesin kendaraan.
Isooktana (2,2,4-trimetilpentana) n-heptana
Rantai karbon bercabang, sehingga efisiensi Rantai karbon lurus, sehingga efisiensi
energi tinggi. Maka, nilai oktan isooktana energi rendah. Energi lebih banyak yang
adalah 100. keluar sebagai panas dibandingkan
sebagai kerja mesin. Maka, nilai oktan

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


heptana adalah 0.
Knocking yang dihasilkan sedikit. Kncoking yang dihasilkan banyak.
Misal: suatu campuran terdiri dari 80% isooktana dan 20% n-heptana, maka nilai oktannya
adalah ( x 100) + ( x 0) = 80.

 Cara Meningkatkan Bilangan Oktan pada Bensin


a. Memperbanyak kadar isooktana dalam bensin
b. Menambahkan zat aditif dalam bensin, seperti tetra ethyl lead (TEL) atau Pb(C2H5)4. TEL
mengandung timbal, sehingga diganti dengan MTBE (methyl tertiary buthyl ether).

Logam tersebut bersifat persistent dalam tubuh manusia, dan memiliki sifat neurotoksik dan
karsinogenik sehingga dapat mengganggu sistem saraf pusat, sistem fungsi ginjal, dan
pertumbuhan tulang. Bukan hanya itu saja, kandungan timbal juga dapat menurunkan tingkat
kecerdasan atau IQ tertutama pada anak-anak dan menurunkan kualitas fertilisasi dan
spermatozoa .
c. Metode reforming dengan mengubah bentuk hidrokarbon dari rantai lurus menjadi bercabang.
Contoh:

DAMPAK PEMBAKARAN HIDROKARBON

Gambar 7. Asap Industri Gambar 8. Asap Kendaraan


Dewasa ini, laju pertumbuhan penduduk semakin pesat dan hampir semua kebutuhan energi
manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil. Misal pembangkit listrik dan alat transportasi
yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energi. Penggunaan bahan bakar fosil secara langsung
maupun tidak langsung mengakibatkan dampak negatif, baik terhadap lingkungan maupun kesehatan.
Hal ini disebabkan sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat polutan berbahaya. Gambar
7 dan gambar 8 menunjukkan pencemaran udara yang disebabkan karena asap dari industri dan asap
kendaraan.

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


Pencemaran udara yang ditimbulkan mengakibatkan udara menjadi tidak bersih. Udara
merupakan bagian dari atmosfer yang berisi oksigen yang diperlukan oleh manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan, dan jasad hidup lainnya.
A. Reaksi Pembakaran Hidrokarbon
Reaksi pembakaran terdiri dari dua jenis, yaitu reaksi pembakaran sempurna dan reaksi
pembakaran tidak sempurna. Pada reaksi pembakaran sempurna dihasilkan CO2 dan H2O. Contoh
reaksi pembakaran sempurna adalah pada pembakaran minyak bumi. Persamaan reaksinya adalah
2C2H6(g) + 7O2(g) → 4CO2(g) + 6H2O(g).
Pada pembakaran hidrokarbon yang berlangsung tidak sempurna, dihasilkan CO dan H2O.
Pembakaran komponen bensin yaitu oktana dalam mesin merupakan salah satu contoh
pembakaran hidrokarbon tidak sempurna. Persamaan reaksinya adalah 2C8H18(g) + 17O2(g) →
16CO(g) + 18H2O(g).
Pembakaran tidak sempurna disebabkan oleh adanya unsur C yang tidak terbakar. Semakin
panjang rantai karbon, pembakaran semakin tidak sempurna. Semakin pendek rantai karbon,
pembakaran semakin sempurna. Pada pembakaran tidak sempurna, ada energi yang tidak
dihasilkan. Akibatnya, energi yang dibebaskan menjadi berkurang. Hal ini akan mengurangi
efisiensi bahan bakar. Gas hasil pembakaran sempurna maupun tidak sempurna menimbulkan
dampak negatif, baik bagi lingkungan maupun kesehatan.
B. Zat-Zat Pencemar Lingkungan
Penyumbang terbesar pada pencemaran udara adalah pembakaran bahan bakar. Pembakaran
bahan bakar tersebut berasal dari bahan bakar kendaraan bermotor dan bahan bakar industri. Zat-
zat tersebut meliputi karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), belerang oksida (SOx),
nitrogen oksida (NOx), dan timbal.
1. Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak merangsang. Oleh karena itu, keberadaannya di udara sukar dideteksi. Gas
karbon monoksida menimbulkan dampak negatif, baik terhadap lingkungan, maupun
kesehatan. Nilai ambang batas (NAB) gas CO adalah 100 ppm untuk waktu kontak 8 jam
sehari.
Sumber gas CO adalah pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar minyak
bumi. Contohnya adalah pembakaran oktana. Oktana adalah salah satu dari komponen bensin,
yang pembakarannya terjadi dalam mesin motor. Sumber lain yang menyebabkan terjadinya
gas CO adalah pada proses industri. Namun demikian, penyebab utama banyaknya gas CO di
udara adalah pembakaran tidak sempurna dari bensin, yang persentasenya mencapai 59%.
2. Karbon dioksida (CO2)
Sebagaimana gas CO, maka gas karbon dioksida juga mempunyai sifat tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak merangsang. Selama manusia menggunakan bahan bakar
kayu, pertambahan kadar gas CO2 di udara dapat diabaikan. Dengan adanya kemajuan industri
dengan bahan bakar batu bara dan minyak bumi, kadar gas CO2 di udara meningkat menjadi
320 ppm.
Gas CO2 merupakan hasil pembakaran sempurna bahan bakar minyak bumi maupun
batu bara. Jumlah atau kadar CO2 di udara semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah kendaraan bermotor dan semakin banyaknya jumlah pabrik
3. Belerang oksida (SO2, SO3)
Gas belerang oksida atau sering di tulis SOx terdiri atas gas SO2 dan gas SO3. Kedua
gas tersebut memiliki sifat yang berbeda. Gas SO2 merupakan gas yang tidak berwarna, tidak
mudah terbakar, dan berbau sangat menyengat. Gas SO2 diperoleh dari oksidasi atau
pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar minyak bumi. Persamaan reaksinya
adalah S(s) + O2(g) → SO2(g).
Gas SO2 juga dapat diperoleh dari belerang yang terkandung dalam bijih logam yang
diproses dalam industri pertambangan. Contoh reaksi pembentukan oksida belerang di industri
logam tembaga adalah 2Cu2S(s) + 3O2(g) → 2Cu2O(s) + 2SO2(g).
Sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada di
udara membentuk asam sulfat atau H2SO4.

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


Pencemaran SOx di udara terutama berasal dari pemakaian batu bara yang digunakaan
pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya. Belerang dalam batu bara berupa
FeS2 dan dapat pula berbentuk PbS, HgS, ZnS, CuFeS2, dan Cu2S. Dalam proses industry besi
dan baja (tanur logam) banyak dihasilkan SOx karena mineral-mineral logam banyak terikat
dalam bentuk sulfida.
4. Nitrogen oksida (NO, NO2)
Oksida nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfer yang
terdiri dari nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), dan oksida nitrogen lainnya.
Gas NO dan NO2 paling banyak diketahui sebagai bahan pencemar udara.
Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas NO
diperoleh dari reaksi pembakaran gas N2 pada suhu yang tinggi. Persamaan reaksinya adalah
N2(g) + O2(g) → 2NO(g). Pada saat kontak dengan udara, gas NO akan membentuk gas NO2
dengan katalis nikel. Persamaan reaksi pembentukan NO2 adalah 2NO(g) + O2(g)
2NO2(g).
Gas NO2 merupakan gas berwarna merah cokelat, beracun, dan memiliki bau yang
menyengat seperti asam nitrat. Reaksi oksidasi antara NO dan ozon secara perlahan-lahan juga
menghasilkan gas NO2. Reaksinya sebagai berikut:
NO(g) + O3(g) 2NO2(g) + O2(g)
Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak
berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari
baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan.
5. Timbal (Pb)
Timbal hitam (Pb) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abu-
abu keperakan. Pada tekanan atmosfer, timbal memiliki titik didih 1.740°C dan titik leleh
327,5°C. Dalam upaya meningkatkan bilangan oktan pada bensin, senyawa Pb-tetraetil dan
Pb-tetrametil berperan sebagai zat aditif.
Pembakaran Pb-alkil sebagai zat aditif pada bahan bakar kendaraan bermotor
merupakan sumber emisi Pb ke atmosfer. Sampai saat ini, Pb di udara sebanyak 75% berasal
dari knalpot kendaraan bermotor.
Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil berbentuk larutan dengan titik didih masing-masing
110°C dan 200°C. Dibandingkan unsur-unsur lain dalam bensin, daya penguapan kedua
senyawa tersebut lebih rendah. Sehingga penguapan bensin akan cenderung memekatkan
kadar Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil.
C. Dampak Pembakaran Senyawa Hidrokarbon
Masing-masing zat pencemar lingkungan menimbulkan dampak negatif baik terhadap
lingkungan maupun kesehatan. Dampak masing-masing zat akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Karbon monoksida (CO)
Beberapa percobaan tentang reaksi tubuh terhadap gas CO kadar rendah
menunjukkan bahwa gas CO dapat mengganggu pernafasan, denyut nadi, tekanan darah, dan
refleksi saraf, bahkan apabila sudah gawat dapat menimbulkan kematian. Gas CO dapat
membentuk persenyawaan dengan hemoglobin dalam darah. Sehingga, gas CO merupakan
racun bagi manusia dan hewan. Persamaan reaksinya adalah CO(g) + Hb(aq)
HbCO(aq).
Reaksi tersebut merupakan reaksi kesetimbangan. Sehingga CO masih dapat terlepas
lagi, sehingga Hb masih dapat mengikat oksigen yang diperlukan. Akan tetapi daya ikat Hb-
CO lebih besar 250 kali dibandingkan Hb-O. Akibatnya, CO sukar terlepas dari Hb dan Hb
sebagai pembawa oksigen kurang berfungsi. Kekurangan oksigen dalam darah ini
menyebabkan badan lemas, pingsan, atau dapat berakibat kematian.
Pergeseran kesetimbangan reaksi ke kiri dengan pelepasan CO dapat terjadi apabila
udara yang dihirup mengandung kadar oksigen lebih tinggi, sehingga pembentukan senyawa
HbO2 dapat terjadi. Fungsi HbO2 yaitu membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
2. Karbon dioksida (CO2)
Adanya gas CO2 yang berlebihan baik di udara maupun di atmosfer, tidak berakibat
langsung kepada manusia. Berlebihnya kandungan CO2 mengakibatkan sinar inframerah dari

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


matahari diserap oleh bumi dan benda-benda di sekitarnya. Sinar inframerah yang berlebih
tidak dapat kembali ke atmosfer karena terhalang oleh lapisan CO2 yang ada di atmosfer.
Hal ini mengakibatkan suhu udara di bawah lapisan gas CO2 dan di permukaan bumi
semakin tinggi. Hal ini menyebabkan suhu di bumi, baik siang maupun malam hari tidak
menunjukkan perbedaan. Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya kadar CO2 di udara
dikenal sebagai efek rumah kaca atau green house effect. Perhatikan gambar 7 di bawah ini.
3. Belerang oksida (SO2, SO3)
Reaksi antara gas SO2 dan SO3 terhadap uap air di udara akan membentuk asam yang
bersifat korosif terhadap logam-logam. Reaksi terbentuknya asam sulfit, gas SO3, dan asam
sulfat adalah sebagai berikut.
a. Pembentukan asam sulfit di udara lembap
SO2(g) + H2O(l) H2SO3(aq)
b. Gas SO2 dapat bereaksi dengan oksigen di udara
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
c. Gas SO3 mudah larut dalam air, di udara lembap membentuk asam sulfat yang lebih
berbahaya daripada SO2 dan H2SO3.
SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)
Apabila asam sulfat berkondensasi di udara dan kemudian jatuh bersama dengan air
hujan, maka pencemaran berupa hujan asam tidak dapat dihindari. Hujan asam memiliki pH <
5. Dalam konsentrasi tinggi, SO2 berbahaya bagi tumbuhan karena dapat membunuh jaringan
pada daun dan dapat mengakibatkan tumbuhan mati.
Kerusakan oleh pencemaran SO2 juga dialami oleh bangunan yang bahan-bahannya
seperti batu kapur, batu pualam, dan dolomit. SO2 maupun SO3 yang terserap ke dalam alat
pernafasan yang masuk ke paru-paru juga akan membentuk asam sulfit dan asam sulfat yang
sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan, khususnya paru-paru.
4. Nitrogen oksida (NO, NO2)
Adanya gas NO2 yang lebih besar dari 1 ppm akan mengakibatkan terbentuknya zat
yang bersifat karsinogenik. Menghirup udara yang mengandung gas NO2 sebanyak 20 ppm
dapat menimbulkan kematian.
5. Timbal (Pb)
Timbal dapat menyebabkan kerusakan sistem syaraf, mengganggu kecerdasan,
menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa,
menghilangkan konsentrasi dan masalah pencernaan, dan dapat menyebabkan kanker. Timbal
juga mengganggu pembentukan hemoglobin, sehingga dapat menyebabkan anemia.

D. Cara Mengatasi Dampak Pembakaran Hidrokarbon


1. Karbon monoksida (CO)
Para ahli motor dan industri merancang sebuah alat katalis untuk mengurangi
pencemaran gas CO di udara yang dipasangkan pada cerobong asap (knalpot). Alat katalis itu
disebut converter katalitik (catalytic converter). Alat ini berfungsi mengubah gas pencemar
udara gas CO menjadi gas-gas yang tidak berbahaya. Persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut.
Katalis
(Ni)
2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g)

2. Karbon dioksida (CO2)


Jumlah gas CO2 di atmosfer dapat di kurangi dengan melakukan penghijauan, antara
lain dengan menanam pohon, memperbanyak taman kota, memperluas hutan konservasi, serta
pengelolaan hutan dengan sistem tebang tanam.
3. Belerang oksida (SO2, SO3)
Cara mengurangi kadar oksida belerang pada pembakaran senyawa hidrokarbon
adalah dengan memasang filter pada knalpot dan menggunakan bahan bakar dengan
kandungan sulfur yang rendah.

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


4. Nitrogen oksida (NO, NO2)
Untuk mencegah penyebaran gas NO2 dari pembakaran bahan bakar minyak di dalam
industri ataupun bahan bakar motor, pada cerobong asap perlu ditambahkan katalis logam
nikel sebagai converter. Fungsinya adalah untuk mengubah gas-gas buang yang mencemari
udara menjadi gas yang tidak berbahaya di udara. Reaksi pengubahan gas NO2 sebagai
berikut.
Katalis
(Ni)
2NO2(g) → 2O2(g) + N2(g)
5. Timbal (Pb)
 Melarang dan mengurangi penggunaan bensin yang mengandung timbal (Pb). Di Amerika
Serikat, penggunaan bahan bakar bermuatan timbal sangat kuat pengawasannya.
 Menghindari tempat-tempat yang tercemar oleh gas buang kendaraan maupun industri.

LATIHAN SOAL BAB 1

A. Kerjakan soal di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban
yang paling tepat!
1. Adanya atom karbon dalam suatu senyawa dapat diuji dengan percobaan sederhana yang ditandai
dengan dihasilkannya gas yang dapat mengeruhkan air kapur. Gas tersebut adalah . . . .
a. NO2 d. CO
b. NH3 e. CH4
c. CO2
2. Pada hasil percobaan sederhana tentang identifikasi senyawa karbon, dihasilkan senyawa yang
dapat merubah kristal CuSO4 dari warna putih menjadi biru. Senyawa tersebut adalah . . . .
a. CO2 d. H2O
b. CO e. CH4
c. NH3
3. Diberikan pernyataan sebagai berikut!
(i) Memiliki 4 elektron valensi
(ii) Memiliki ukuran atom yang besar
(iii) Mampu membentuk rantai
(iv) Terletak pada periode keempat dalam sistem periodik unsur
Pernyataan yang merupakan ciri atom karbon adalah . . . .
a. (i) dan (iii)
b. (ii) dan (iv)
c. (i), (ii), dan (iii)
d. (iv) saja
e. Semua benar
4. Perhatikan gambar struktur senyawa sebagai berikut!
CH3

H H2
H3C C C C CH3
H

CH3
Banyaknya atom primer, sekunder, dan tersier pada senyawa hidrokarbon tersebut berturut-turut
adalah . . . .
a. 2, 3, 2 d. 4, 2, 1
b. 3, 2, 2 e. 2, 1, 4
c. 4, 1, 2
5. Jenis atom C berdasarkan kedudukannya dalam senyawa hidrokarbon ditentukan oleh . . .

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


a. Jenis ikatan pada atom C
b. Panjang ikatan pada atom C
c. Banyaknya atom H yang diikat oleh atom C
d. Banyaknya atom O yang diikat oleh atom C
e. Banyaknya atom C lain yang diikat oleh suatu atom C
6. Perhatikan gambar struktur senyawa berikut!

Atom karbon yang ditunjukkan oleh nomor 1 dan 2 adalah jenis atom karbon . . . .
a. Primer dan sekunder
b. Tersier dan primer
c. Tersier dan sekunder
d. Kuarterner dan sekunder
e. Kuarterner dan tersier
7. Senyawa hidrokarbon jenuh, ditandai dengan adanya ikatan . . . .
a. Ion
b. Kovalen tunggal
c. Kovalen rangkap dua
d. Kovalen rangkap tiga
e. Hidrogen
8. Perhatikan struktur senyawa berikut!
(i)
H2 H2
H3C C C CH3
(ii)
H2
H2C C C CH3
H
(iii)
H
H3C C CH3

CH3
(iv)
H2
HC C C CH3
Berdasarkan jenis ikatannya, senyawa yang termasuk hidrokarbon tak jenuh adalah . . . .
a. (i) dan (iii)
b. (ii) dan (iv)
c. (i), (ii), dan (iii)
d. (iv) saja
e. Semua benar
9. Berdasarkan bentuk rantainya, senyawa hidrokarbon dibedakan menjadi . . . .
a. Alifatis jenuh dan tak jenuh
b. Siklis dan aromatis
c. Alifatis dan siklis
d. Alifatis rantai panjang dan rantai pendek
e. Alifatis dan aromatis
10.Berikut yang merupakan senyawa hidrokarbon siklis adalah . . . .
a.

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


H H2
H3C C C CH3

CH3
b.
CH3

H2C C C CH3
H H
c.
H2 H2
H3C C C CH3

d.
H
HC C C CH3

CH3
e.
H2C CH2

H2C CH2

H2C CH2
11. Isomer rantai dari CH2 ═ CH — CH2 — CH2 — CH3 .....
a. CH3 — CH ═ CH — CH2 — CH3
b. CH3 — CH2 — CH ═ CH — CH3
CH2 CH2 CH3
c. CH2 C

CH3
d.
CH2 C CH2 CH3

CH3
e. CH3 C CH CH3

CH3

12. Isomer posisi dari CH3 — C ≡ C — CH2 — CH2— CH3 .....


a. CH ≡ C — CH2 — CH2 — CH2 — CH3
b. CH3 — CH ═ CH — CH2— CH2— CH3
c. CH3 — C ≡ C — CH — CH3
CH3
d.
CH3 — C ≡ C — CH2 — CH2

CH3
e. CH3

CH2 — C ≡ C — CH

CH3

13. Dari senyawa-senyawa berikut, yang memiliki isomer geometri adalah ....
a. 1-heksena d. 2,3-dimetilheksena
b. 2-metilpentena e. 3-etil-3-heksena
c. 3-heksena
14. Dari senyawa-senyawa berikut: CH3
1) CH3 — CH2 — 3) CH — CH— CH — CH 3 2 3
CH2
CH3 CH3
2) 4) CH3 — CH— CH— CH3
CH3 — C— CH3
CH3 CH3
CH3
Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi
yang merupakan isomer adalah ....
a. 1 dan 2 b. 1 dan 3 c. 1 dan 4 d. 2 dan 3
e. 2 dan 4
15. Jumlah isomer dari senyawa C5H12 adalah .....
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
16. Pelarut yang baik untuk senyawa alkuna adalah ….
a. Karbontetraklorida d. Asam Sulfat
b. Alkohol e. Asam Nitrat
c. Natrium Hidroksida
17. Semakin banyak atom C yang dikandungnya (semakin besar nilai Mr), maka yang terjadi ....
a. Viskositas alkana akan turun d. volatilitas alkana makin
bertambah
b. Kerapatannya makin kecil e. Titik didih semakin tinggi
c. Titik leleh semakin rendah
18. Diantara senyawa alkena berikut, yang mempunyai titik didih terendah adalah .....
a. 1-heksena d. 3-metil-1-pentena
b. 2-metil-1-heksena e. 2,3-dimetil-1-pentena
c. 2-metil-1-pentena
19. Terdapat 4 senyawa hidrokarbon sebagai berikut:
i. Pentana
ii. 2-metilbutana
iii. 2,2-dimetilpropana
iv. Heksana
Urutan yang menunjukkan kenaikan titik didih adalah .....
a. iv – iii – ii – i d. iii – i – ii – iv
b. iv – i – ii – iii e. ii – iii – i - iv
c. iii – ii – i – iv
20. Diantara senyawa alkuna berikut yang berwujud gas adalah .....
a. n-propuna d. n-eikosuna
b. n-pentuna e. n-triakosuna
c. n-dekuna

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Tentukan nama dari senyawa berikut!


a.
CH3 CH3
H2 H2 H2
H3C C C C C CH2
H2C CH3
b.
CH3 CH3
H2 H2
H2C C C C C C CH3
H H
CH3
c.

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


CH3
H2 H2
H3C C C C C C CH3

CH3
2. Gambarkan rumus struktur dari senyawa berikut ini!
a. 2,2,3-trimetilpentana
b. 4-isopropil-1-heptena
c. 4-etil-3,3-dimetil-1-heksuna
3. Jelaskan mengapa nama senyawa berikut salah, kemudian tuliskan cara penamaan yang tepat!
a. 2-etilheksana
b. 2-metil-3-pentena
c. 3,4-dimetil-1-butuna
4. Ada tiga keisomeran penting dalam hidrokarbon, yakni keisomeran kerangka, posisi dan geometri.
Jelaskan definisi dari isomer kerangka, isomer posisi dan isomer geometri!

Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi


Hand Out Kimia XI/ Hidrokarbon & Minyak Bumi

Anda mungkin juga menyukai