Anda di halaman 1dari 38

SENYAWA HIDROKARBON

DAN MINYAK BUMI

Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan kekhasan
atom karbon
dan golongan senyawanya.
3.2 Menjelaskan proses pembentukan fraksi-fraksi minyak bumi, teknik pemisahan
serta
kegunaannya.
3.3 Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon yang sempurna dan tidak
sempurna
serta sifat zat hasil pembakaran (CO2, CO, partikulat karbon).
4.1 Membuat model visual berbagai struktur molekul hidrokarbon yang memiliki
rumus
molekul yang sama.
4.2 Menyajikan karya tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-
fraksi
minyak bumi beserta kegunaannya.
4.3 Menyusun gagasan cara mengatasi dampak pembakaran senyawa karbon
terhadap
lingkungan dan kesehatan.

Pengalaman Belajar
Setelah mempelajari materi hidrokarbon dan minyak bumi, peserta didik
memperoleh
pengalaman belajar:
1. Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom
karbon.
2. Menjelaskan proses pembentukan fraksi-fraksi minyak bumi, teknik pemisahan
serta
kegunaannya.
3. Mengidentifikasi reaksi pembakaran hidrokarbon sempurna dan tidak sempurna.
4. Membuat model visual berbagai struktur molekul hidrokarbon yang memiliki
rumus
molekul yang sama dengan menggunakan molymod atau was.
5. Membuat miniatur proses pembentukan minyak bumi dengan menggunakan
bahan-bahan
yang ada di sekitar peserta didik.
6. Membuat poster yang berisi gagasan cara mengatasi dampak pe,nakaran senyawa
karbon
terhadap lingkungan dan kesehatan

Apakah yang kalian pikirkan dengan gambar di atas ? Pastilah kalian pernah atau
bahkan sering ke SPBU untuk mengisi BBM kendaraan kalian, baik motor maupun
mobil.
Dari manakah asal BBM tersebut hingga sampai ke SPBU di dekat tempat tinggal
kalian, dan
akhirnya berada di tangki motor atau mobil kalian ?
Penahkah kalian melihat karbon ? Pastinya pernah. Ada kertas karbon, isi dari
pensil, arang, dan masih banyak lagi. Karbon merupakan satu unsur yang banyak
ditemukan di alam.
Pernahkah membakar kertas atau kayu ? Apa yang bisa kalian amati ? Pastinya
dalam pembakaran kertas atau kayu akan menghasilkan arang/abu dan juga asap.
Arang/abu ini adalah contoh dari karbon. Untuk membuktikan adanya karbon dalam
suatu senyawa atau bahan adalah dengan cara dibakar. Jika pada poses
pembakaran bahan tersebut menghasilkan arang/abu, maka bisa dipastikan bahan
tersebut mengandung karbon. Senyawa kabon yang berasal dari makluk hidup
merupakan senyawa organik. Contoh senyawa karbon organic yaitu karbohidrat,
lemak, plastik, vitamin, dan minyak bumi. Senyawa karbon yang tidak berasal dari
mahluk hidup disebut dengan senyawa anorganik. Contoh senyawa anorganik CO,
CO2, batuan yang mengandung karbon seperti CaCO3.

A. A. IDENTIFIKASI SENYAWA KARBON

Keberadaan atom karbon dalam suatu senyawa atau bahan dapat dilakukan melalui
pembakaran. Suatu bahan yang mengandung karbon pada poses pembakaran akan
menghasilkan arang atau jelaga. Pada pembakaran sempurna akan menghasilkan
gas CO2, sedangkan pada pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO.
Adanya gas CO2 dalam proses pembakaran dapat dibuktikan dengan menggunakan
air kapur. Gas CO2 yang dialirkan akan mengeruhkan air kapur.

Tugas Mandiri
Rancanglah percobaan untuk membuktikan adanya karbon dan CO2 dalam suatu
bahan.
1. Tuliskan alat dan bahan yang digunakan!
2. Tuliskan langkah-langkah percobaan yang akan dilakukan!
3. Lakukan percobaan sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun!
4. Amati dan catat hasil pengamatanmu!
5. Buatlah laporan hasil percobaan Anda!

B. KEKHASAN ATOM KARBON

Setiap manusia pastinya memiliki perbedaan atau ciri atau keunikan atau
kekhasannya
masing-masing. Demikian pula atom karbon memiliki keunikan dibanding unsur-
unsur yang
lain. Keunikan/kekhasan atom karbon tersebut antara lain:

1. Memiliki empat elektron valensi

Atom karbon memiliki nomor atom 6. Konfigursi elektron atom karbon adalah 2,4.
Elektron
valensi atom karbon sebanyak empat. Empat elektron valensi yang dimiliki oleh
atom karbon
menyebabkan atom karbon mampu mengikat empat atom atau gugus atom lain.
Ikatan kimia
yang terbentuk dari atom karbon adalah ikaan kovelen. Karbon membentuk ikatan
kovalen
dengan berbagai unsur nonlogam terutama dengan hidrogen (H), oksigen (O),
nitrogen (N),
dan golongam halogen (F, Cl, Br, I). Jari-jari atom karbon relatif kecil, hal ini
menyebabkan
ikatan kovalen yang dibentuk relaif kuat. Karbon dapat membentuk ikatan tunggal,
ikatan
rangkap dua dan rangkap tiga.

2. Membentuk rantai karbon


Antara atom karbon yang satu dengan atom karbon yang lain dapat berikatan dan
membentuk rantai yang disebut rantai karbon.
Berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat, maka atom karbon dibedakan menjadi
:
a. Atom karbon primer
Atom karbon yang mengikat satu atom karbon yang lain.
b. Atom karbon sekunder
Atom karbon yang mengikat dua atom karbon yang lain.
c. Atom karbon tersier
Atom karbon yang mengikat tiga atom karbon yang lain.
d. Atom karbon kuarterner

C. HIDROKARBON

LPG (liquified Petroleum gas) merupakan bahan bakar kompor yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. LPG merupakan senyawa hidrokarbon yang terdiri dari atom
C dan H. LPG propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga mengandung
hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentane
(C5H12).

Ditinjau dari asal katanya hidrokarbon berasal dari hidrogen dan karbon. Senyawa
hidrokarbon berarti senyawa yang mengandung hidrogen dan karbon. Salah satu
kekhasan atom karbon adalah kemampuannya membentuk rantai karbon.
Berdasarkan bentuk rantainya, senyawa hidrokarbon dibedakan menjadi :

2. Senyawa hidrokarbon rantai tertutup (siklik)


Senyawa hidrokarbon siklik terdiri dari alisiklik dan aromatik. Senyawa hidrokarbon
alisiklik dan aromatik memiliki rantai lingkar (cincin).

a. Senyawa alisiklik

Semua senyawa hidrokarbon siklik yang tidak termasuk aromatik digolongkan ke


dalam hidrokarbon alisklik.

b. Senyawa aromatik
Rantai lingkar pada senyawa hidrokarbon aromatik berikatan konjugat, yaitu ikatan
tunggal dan rangkap tersusun berselang seling. Senyawa ini memberikan aroma
tertentu, sehingga disebut senyawa aromatik. Perhatikan struktur benzena berikut
ini :

Berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya, senyawa hidrokarbon dibedakan


menjadi :

1. Senyawa hidrokarbon jenuh


Senyawa hidrokarbon jenuh merupakan senyawa hidrokarbon yang semua ikatan
pada rantai karbon berikatan tunggal. Senyawa hidrokarbon jenuh sering disebut
dengan golongan alkana.

2. Senyawa hidrokarbon tidak jenuh.


Senyawa hidrokarbon tidak jenuh merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki
ikatan rangkap pada rantai karbon. Senyawa hidrokarbon yang memiliki satu ikatan
rangkap dua disebut golongan alkena, sedangkan yang memiliki satu ikatan rangkap
tiga (tripel) disebut golongan alkuna.

Berikut penjelasan untuk masing-masing senyawa hidrokarbon berdasar jenis


ikatannya, alkana, alkena dan alkuna.

1. Alkana (CnH2n+2)
Atom karbon memiliki empat elektron valensi, sehingga mampu mengikat empat
atom atau gugus atom yang lain. Jika satu atom C mengikat hidrogen maka akan
membentuk CH4, sedangkan jika 2 atom C mengikat atom hidrogen maka akan
membentuk C2H6, dan seterusnya yang akan membentuk deret homolog alkana.
Berdasar deret homolog alkane tersebut dapat diketahui rumus umum alkana
adalah CnH2n+2

a. Tatanama senyawa akana


Penamaan senyawa alkana menggunakan aturan yang dikeluarkan oleh himpunan
kimia sedunia International Union of Pure Apllied Chemistry (IUPAC. Ada beberapa
senyawa yang menggunakan penamaan dalam dunia perdagangan atau nama biasa
atau trivial. Aturan penamaan alkana sesuai IUPAC antara lain :
1) Menentukan rantai karbon terpanjang sebagai rantai induk atau rantai utama.
2) Atom karbon yang mengikat cabang diberi nomor terkecil.
3) Penamaan cabang dengan menggunakan gugus alkil (alkana yang kehilangan 1
atom
Hidrogen).
4) Jika terdapat cabang yang berbeda penamaan diurutkan abjad, misalnya nama
etil harus ditulis terlebih dahulu daripada metil.
5) Jika terdapat cabang yang sama maka penamaan cabang diawali dengan :
Di : untuk 2 cabang yang sama
Tri : untuk 3 cabang yang sama
Tetra : untuk 4 cabang yang sama
Penta : untuk 5 cabang yang sama

6) Urutan Penulisan: no cabang- nama cabang-rantai utama/terpanjang


Berikut ini contoh-contoh penamaan senyawa-senyawa alkana yang akan
membantu
pemahaman Anda dalam tatanama senyawa alkana.

Rantai induk/utama sebanyak 8= oktana


Nama cabang = metil, etil
Nomor cabang kalau dari depan atom C yang mengikat cabang diberi nomro 2 dan 4,
sedangkan kalau dari belakan atom C yanag mengikat cabang diberi nomor 5 dan 7.
Maka dipilih penomoran yang dari depan.
Nama senyawa tersebut menjadi: 4-etil-2-metiloktana.

Rantai induk/utama sebanyak 7 = heptana


Nama cabang = metil, metil
Nomor cabang kalau dari depan atom C yang mengikat cabang diberi nomro 4 dan 6,
sedangkan kalau dari belakang atom C yanag mengikat cabang diberi nomor 2 dan
4.
Maka dipilih penomoran yang dari belakang.
Nama senyawa tersebut menjadi: 2,4-dimetilheptana

b. Reaksi-reaksi pada alkana


1) Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
2) Reaksi pembakaran alkana akan menghasilkan karbon dioksida dan uap air

Contoh:
CH4 (g) + 2 O2 (g) CO2 (g) + 2 H2O (g)

3) Reaksi substutusi atau penggantian


Atom karbon dengan elektron valensi empat mampu mengikat empat atom atau
gugus yang lain. Atom hidrogen yang diikat oleh atom karbon dapat digantikan
oleh atom lain, khususnya halogen. Reaksi penggantian atom hidrogen dengan
atom atau gugus lain disebut dengan reaksi substitusi . Reaksi substitusi
dengan atom halogen disebut dengan halogenasi.

Contoh:
CH4 (g) + Cl2 (g) CH3Cl (g) + HCl (g)

4) Reaksi perengkahan atau cracking


Reaksi perengkahan merupakan reaksi pemutusan alkana menjadi bagian-
bagian yang
lebih kecil yaitu alkana dan alkena.

Contoh:
C8H18 (g) C4H10 (g) + C4H8 (g)

c. Sifat-sifat fisik alkana


1) Semua senyawa alkana merupakan senyawa kovalen non polar sehingga sukar
larut dalam air, larut baik dalam senyawa nonpolar.
2) Pada suhu kamar (25oC) alkana dengan atom karbon satu sampai empat
berwujud gas, atom karbon lima hingga enam belas berwujud cair, dan atom
karbon diatas enam belas berwujud padat.
3) Titik didih dan titik leleh alkana semakin meningkat dengan bertambahnya
atom karbon. Dalam jumlah atom karbon yang sama, semakin banyak cabang,
titik didih dan titik lelehnya semakin rendah. Untuk lebih memahami perhatikan
tabel berikut ini !
d. Isomer alkana
Isomer berasal dari bahasa yunani (Iso = sama, meros = bagian). Isomer diartikan
sebagai senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi memiliki
rumus struktur yang berbeda. Semakin banyak atom karbon, maka jumlah isomer
juga semakin banyak.
e. Sumber dan kegunaan alkana
Alkana merupakan komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. Kegunaan
alkana
dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1) Sebagai bahan bakar : LPG, bensin, solar, dan minyak tanah
2) Sebagai pelarut
3) Sumber hidrogen
4) Pelumas
5) Bahan baku industri dan pembuatan senyawa organik lain

Latihan 1.1
4. Periksalah senyawa berikut sesuai dengan tatanama IUPAC atau tidak!
a. 2-etilpentana
b. 2,2-dimetilpropana
c. 4-metilpentana
d. 3-metil-3-etilheksana
e. 2-etilpropana
5. Buatlah seluruh isomer dari heksana.

2. Alkena (CnH2n)
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki satu ikatan
rangkap
dua ( –C = C–). Senyawa alkena yang paling sederhana terdiri dari dua atom karbon.
Perhatikan beberapa struktur alkena pada tabel di bawah ini.

Berdasarkan stuktur dan rumus alkena di atas, dapat diketahui deret homolog
alkena memiliki rumus umum CnH2n.

a. Tatanama Senyawa Alkena


Penamaan senyawa-senyawa alkena menurut IUPAC mengikuti atutan-aturan sebagai
berikut:
1) Rantai utama yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang lain
yang
melewati ikatan rangkap. Pemberian nama alkena seperti alkana dengan
mengganti akhiran –ana menjadi –ena
2) Penomoran dimulai dari ujung utama yang terdekat dengan ikatan rangkap dua.

Penomoroan dari depan disebabkan ikatan rangkap terletak di antara atom C nomor
1
dan 2, sedangkan jika dari belakang maka ikatan rangkap terletak di antara nomor 4
dan 5, maka penomoran yang benar dari depan.

Penomoroan dari depan disebabkan ikatan rangkap terletak di antara atom C nomor
4 dan 5, sedangkan jika dari belakang maka ikatan rangkap terletak di antara nomor
2 dan 3, maka penomoran yang benar dari belakang.
3) Posisi ikatan rangkap ditunjukkan oleh nomor atom karbon yang berikatan
rangkap,
dipilih yang paling kecil.
4) Jika terdapat cabang berilah nama cabang dengan alkil sesuai jumlah atom C
cabang
tersebut. Jika terdapat lebih dari satu cabang, aturan penamaan sesuai dengan
aturan
pada tatanama alkana.
5) Urutan penamaan: nomor cabang-nama cabang-nomor rangkap- rantai utama.
b. Reaksi-reaksi Alkena
1) Reaksi adisi
Reaksi adisi adalah reaksi pengubahan ikatan rangkap (tak jenuh) menjadi
ikatan tunggal (jenuh) dengan cara menangkap atom/gugus lain. Pada adisi alkena
2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap (–C = C– ) sehingga
diperoleh
ikatan tunggal (C – C.)
2) Alkena dapat mengalami polimerisasi.
Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sejenis menjadi molekul-
molekul raksasa sehingga rantai karbon sangat panjang. Molekul yang bergabung
disebut monomer, sedangkan molekul raksasa yang terbentuk disebut polimer.

3) Reaksi pemakaran pada alkena.


Reaksi pembakaran alkena (reaksi alkena dengan oksigen) akan menghasilkan
gas
CO2 dan gas H2O.
Contoh : CH2 = CH2 (g)+ 2 O2 (g) 2 CO2 (g)+ 2H2O (g)

c. Sifat Fisik Alkena


1) Pada suhu kamar (25oC), tiga suku yang pertama adalah gas, suku- suku
berikutnya adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan
alkena dicampur dengan air maka kedua cairan itu akan membentuk lapisan
yang saling tidak bercampur. Karena kerapatan cairan alkena lebih kecil dari 1
maka cairan alkena berada di atas lapisan air.

2) Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena lebih
tinggi daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama.

d. Isomer Alkena
Pada alkena dapat terjadi beberapa peristiwa isomeri yaitu isomeri yang
berkaitan dengan struktur rantai atom karbonnya (isomeri rantai/struktur dan
isomer posisi) dan isomeri yang berkaitan dengan kedudukan atom atau gugus di
dalam ruangan (isomeri geometri).

1) Isomer posisi
Terjadi apabila posisi ikatan rangkapnya berbeda.
2) Isomer rantai/struktur
Terjadi apabila rantai/strukturnya berbeda

3) Isomer Geometri
Terjadi karena perbedaan penempatan gugus-gugus di sekitar ikatan rangkap. Ada
dua
macam isomer geometri yaitu cis dan trans. Isomer geometri hanya terjadi pada
alkena, dimana atom-atom C yang berikatan rangkap mengikat atom/gugus atom
yang berbeda.
Pada struktur 1 di atas, masing-masing atom C mengikat atom/ gugus atom yang
berbeda. Atom C nomor 1 mengikat atom H dan CH3, demikian juga atom C nomor 2
mengikat atom/gugus atom yang berbeda yaitu H dan CH3.
Pada struktur 2 tidak memiliki isomer cis dan trans, disebabkan atom C nomor 1
mengikat atom yang sama yaitu H. Isomer Cis terjadi jika gugus yang sama terletak
pada sisi yang sama,
sedangkan trans terjadi jika gugus yang sama terletak berseberangan.

e. Sumber dan Kegunaan Alkena


Alkena dihasilkan dengan melakukan pemecahan (cracking) senyawa alkana
pada minyak bumi dengan katalis. Alkena digunakan sebagai bahan baku industri
yang sangat penting seperti plastik, karet sintetis dan alkohol.
Latihan 1.2
3. Alkuna (CnH2n-2)
Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki satu ikatan
rangkap tiga atau tripel ( –C ≡ C–) . Senyawa alkuna yang paling sederhana terdiri
dari dua atom karbon. Perhatikan beberapa struktur alkuna pada tabel di bawah ini.

a. Tatanama senyawa alkuna


Penamaan senyawa-senyawa alkena menurut IUPAC mengikuti atutan-aturan sebagai
berikut : Rantai utama yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung yang
lain yang melewati ikatan rangkap. Pemberian nama alkena seperti alkana dengan
mengganti akhiran –ana menjadi –una
1) Penomoran dimulai dari ujung utama yang terdekat dengan ikatan rangkap
dua.
Penomoroan dari depan disebabkan ikatan rangkap terletak di antara atom C
nomor 1
dan 2, sedangkan jika dari belakang maka ikatan rangkap terletak di antara
nomor 4
dan 5, maka penomoran yang benar dari depan.
2) Posisi ikatan rangkap ditunjukkan oleh nomor atom karbon yang berikatan
rangkap, dipilih yang paling kecil.

3) Jika terdapat cabang berilah nama cabang dengan alkil sesuai jumlah atom C
cabang tersebut. Jika terdapat lebih dari satu cabang, aturan penamaan
sesuai dengan aturan pada tatanama alkana.

4) Urutan penamaan: nomor cabang-nama cabang-nomor rangkap- rantai utama

Contoh soal 1.3


Posisi ikatan rangkap kalau penomoran dari depan antara atom C nomor 6 dan 7,
sedangkan kalau dari belakang antara nomor 2 dan 3. Penomoran yang dipilih yang
dari belakang. Ikatan rangkap terletak di atom C nomor 2
Nama cabang = etil sebanyak dua
Nomor cabang = 4 dan 6
Nama senyawa diatas menjadi 4,6-dimetil-2-oktuna
b. Reaksi-reaksi Alkuna
Ikatan rangkap tiga pada alkuna menyebabkan terjadinya reaksi adisi, substitusi,
pembakaran dan polimerisasi.

3) Reaksi pembakaran
C2H2 (g) + O2 (g) CO2 (g) + H2O (g)

c. Sifat Fisik Alkuna


Sifat fisik alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin tinggi
suku alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku pertama
berwujud gas, suku berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku yang tinggi
berwujud padat.

d. Isomer Alkuna
Isomer pada alkuna meliputi isomer posisi dan isomer struktur/rantai.
e. Sumber dan Kegunaan Alkuna
Dalam skala industri alkuna diperoleh melalui reaksi pembakaran tidak
sempurna alkana.
Salah satu alkuna yang penting adalah senyawa etuna. Etuna diperoleh melalui
pembakaran
tidak sempuran gas metana (CH4) sesuai persamaan reaksi:
4CH4 (g)+ 3O2 (g) 2 C2H2 (g)+ 6H2O(g)
Kegunaan dari etuna atau yang dikenal dengan asetilena digunakan oleh tukang
las untuk
menyambung besi.
Gas etuna atau asetilne juga dapat dihasilkan dengan mereaksikan batu karbit
(CaC2)
dengan air sesuai persamaan reaksi:
CaC2 (s) + H2O (l) C2H2 (g) + Ca(OH)2 (aq)
Batu karbid dalam industri rumah tangga sering digunakan untuk mempercepat
proses
pematangan buah-buahan.
Latihan 2

D. MINYAK BUMI

1. Pembentukan minyak Bumi, Gas Alam dan Batu Bara

Sumber energi utama yang digunakan untuk bahan bakar rumah tangga, kendaraan
bermotor dan mesin industri berasal dari minyak bumi, batubara dan gas alam.
Ketiga jenis bahan bakar tersebut terbentuk dari peruraian senyawa-senyawa
organik yang berasal dari jasad organisme kecil yang hidup di laut jutaan tahun yang
lalu. Proses peruraian berlangsung lambat di bawah suhu dan tekanan tinggi, dan
menghasilkan campuran hidrokarbon yang kompleks. Sebagian campuran berada
dalam fase cair dan dikenal sebagai minyak bumi. Sedangkan sebagian lagi berada
dalam fase gas dan disebut gas alam. Karena memiliki nilai kerapatan yang lebih
rendah dari air, maka minyak bumi (dan gas alam) dapat bergerak ke atas melalui
batuan sedimen yang berpori. Jika tidak menemui hambatan, minyak bumi dapat
mencapai permukaan bumi. Akan tetapi, pada umumnya minyak bumi terperangkap
dalam bebatuan yang tidak berpori dalam pergerakannya ke atas. Hal ini
menjelaskan mengapa minyak bumi juga disebut petroleum. (Petro-leum dari bahasa
Latin petrus artinya batu dan oleum artinya minyak). Untuk memperoleh minyak bumi
atau petroleum ini, dilakukan pengeboran.

2. Komposisi Gas Alam, Minyak Bumi dan Batu Bara


Gas alam merupan gas yang dihasilkan oleh alam. Komposisi gas ini adalah
golongan alkana Gas alam biasanya berupa metana (CH4), etana (C2H6), propana
(C3H8), daan (C4H10).
Metana digunakan untuk bahan bakar, sumber gas hidrogen, dan juga bahan untuk
pembuatan
metanol. Selain berupa alkana , gas alam juga berupa karbosn dioksida (CO2) dan
asam sulfida (H2S).

3. Pengolahan Minyak Bumi


Minyak mentah merupakan bagian dari minyak bumi yang sangat dibutukan. Proses
pembentukan minyak bumi membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga kita
perlu
melestarikan sumber daya alam tersebut. Minyak bumi ini terdiri atas campuran dari
berbagai
macam hidrokarbon yang sebagian besar kelompok alkana. Nantinya minyak bumi
atau minyak mentah ini akan diproses untuk menghasilkan berbagai macam bahan
bakar untuk kebutuhan sehari-hari seperti minyak tanah, bensin serta dapat
digunakan sebagai reagen kimia dalam pembuatan obat-obatan. Proses pengolahan
minyak bumi berdasarkan perbeedaan titik didih penyusunnya yang disebut dengan
desitilasi.

Minyak bumi yang berada di kedalaman 3 – 4 km di bawah permukaan air laut


dipisahkan
melalui beberapa proses berikut ini :

a. Reaksi Perengkahan (Cracking)


Pererngkahan (Cracking) merupakan proses pemecahan senyawa organik rantai
panjang menjadi senyawa-senyawa organik rantai pendek. Contoh peristia cracking
adalah proses pemecahan minyak diesel dan minyak pelumas menjadi bensin.

b. Reaksi Pengubahan (Reforming)


Reforming merupakan proses pengubahan struktur rantai minyak bumi dari rantai
dengan mutu yang kurang baik menjadi rantai dengan mutu yang lebih baik dan
ekonomis.
Contoh reforming adalah pengubahan senyawa hidrokarbon rantai lurus menjadi
rantai bercabang. Proses pengubahan ini disebut juga isomerisasi.

c. Reaksi Alkilasi
Alkilasi adalah proses penambahan gugus alkil pada rantai hidrokarbon, sehingga
terbentuk rantai yang lebih panjang dan bercabang.

d. Reaksi Polimerisasi
Polimerisasi adalah pembentukan molekul besar dari pengulangan molekul-molekul
yang lebih kecil (monomer). Sebagai contoh, pembentukan plastik polietilen dari
monomer etilena melalui polimerisasi adisi. Polimerisasi adisi dilakukan dengan
menyambungkan satu rantai etilena dengan rantai etilena berikutnya, dan
seterusnya.
Senyawa-senyawa yang diperoleh dari proses-proses tersebut, kemudian
dimurnikan dan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan bahan-bahan yang dapat
dimanfaatkan pada kehidupan sehari-hari.

4. Pemanfaatan Minyak Bumi


Hasil pengolahan minyak bumi banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian besar pemanfaatan minyak bumi adalah sebagai bahan bakar. Hal ini
dikarenakan
senyawa-senyawa alkana yang dihasilkan memiliki sifat mudah terbakar. Berikut
adalah
contoh-contoh pemanfaatan hasil pengolahan minyak bumi.

a. Liqui ed Petroleum Gas (LPG)


LPG adalah campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon yang berasal dari gas
alam.
Komponen utama LPG adalah propana (C3H8) dan butana (C4H10). Dalam kondisi
atmosfer, LPG berwujud gas. Gas-gas yang terkandung dalam LPG tidak berwarna
dan
sangat mudah terbakar. Oleh karena volume LPG dalam wujud cair lebih kecil
dibandingkan dalam wujud gas, maka LPG dipasarkan dalam wujud cair pada
tabung
logam bertekanan. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya ekspansi panas
(thermal
expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung LPG tidak diisi penuh, hanya
sekitar
80–85% dari kapasitasnya.

b. Bensin (gasoline)
Bensin atau gasoline adalah salah satu produk hasil olahan minyak bumi yang sangat
populer di masyarakat. Hal tersebut karena banyak digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor. Bensin memiliki komponen utama yaitu oktana dan n-heptana.
Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan. Bilangan oktan menunjukkan
karakteristik anti ketukan yang terjadi pada mesin ketika pembakaran berlangsung.
Ketukan (knocking) terjadi jika pembakaran tidak berlangsung dengan e sien,
sehingga memperpendek umur mesin. Bensin dengan nilai oktan tinggi memiliki
kualitas yang lebih baik, karena jumlah ketukan yang dihasilkan lebih sedikit. Jenis
bensin di Indonesia dengan bilangan oktan masing-masing adalah Premium (oktan
88), Pertalite (oktan 90), Pertamax (oktan 92), Pertamax Plus (oktan 95).
Berdasarkan besarnya nilai oktan tersebut, maka bensin dengan kualitas terbaik
dimiliki
oleh jenis Pertamax Plus. Bensin dengan bilangan oktan 92 artinya tersusun atas
92%
isooktana dan 8% heptana. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai
oktan pada bensin adalah dengan menambahkan zat aditif yang disebut dengan TEL
(Tetra Ethyl Lead) dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether). Namun, penggunaan TEL
tidak lagi menjadi pilihan karena bahan tersebut mengandung timbal yang dapat
menimbulkan pencemaran udara dan berbahaya bagi kesehatan.

c. Minyak Tanah (Kerosin)


Minyak tanah atau kerosin adalah cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar.
Kerosin diperoleh dari tahap destilasi minyak bumi pada suhu 150°C – 275°C
dengan rentang rantai karbon C12–C20. Pada umumnya, sebelum produk hasil
pengolahan minyak bumi ini didistribusikan ke masyarakat, terlebih dahulu
ditambahkan zat pewarna (kuning). Hal tersebut bertujuan agar dapat dengan
mudah dibedakan dari air.

d. Solar (Diesel)
Solar atau diesel umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel, baik
mesin kendaraan maupun mesin industri. Solar diperoleh dari proses destilasi
minyak bumi pada suhu 200°C – 300°C. Solar memiliki sifat tidak berwarna atau
sedikit kekuningan, tidak mudah menguap pada suhu normal, dan memiliki
kandungan sulfur yang lebih tinggi daripada bensin dan kerosin. Kualitas solar
ditentukan berdasarkan beberapa aspek, yaitu pembakarannya yang hanya
menimbulkan sedikit ketukan, mudah terbakar, kekentalannya, kandungan sulfur
yang sekecil mungkin, dan kestabilannya (tidak berubah dalam segi kualitas dan
bentuk saat disimpan). Solar dapat dibedakan berdasarkan bilangan cetane, yaitu
bilangan yang menunjukkan kemampuan pembakaran serta kemampuan mengontrol
jumlah ketukan yang terjadi pada mesin. Semakin tinggi bilangan cetane pada solar,
semakin tinggi pula kualitas solar tersebut. Umumnya, jumlah bilangan cetane pada
solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin kendaraan jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan jumlah bilangan cetane pada solar untuk mesin-mesin
industri.

e. Aspal
Aspal adalah hidrokarbon yang bersifat kental dan melekat (adhesif), berwarna
cokelat hitam, tahan terhadap air, serta mengandung sulfur, oksigen, dan klor yang
sangat tinggi.
Aspal berasal dari fraksi berat minyak bumi (residu) yang diolah menjadi dua jenis,
yaitu aspal padat dan aspal cair. Fungsi utama aspal pada jalan raya adalah untuk
mengikat batuan agar tidak terlepas dari permukaan jalan, sebagai bahan pelapis
dan perekat, serta sebagai pengisi ruang kosong antara agregat kasar, agregat
halus, dan agregat filter.

f. Etena (Etilena)
Etena adalah salah satu gas yang dihasilkan dari cracking bahan mentah yang
berasal dari minyak bumi. Salah satu pemanfaatan etena adalah sebagai bahan
dasar pembuatan plastik polietena.

g. Propena
Propena adalah senyawa yang berasal dari deret homolog yang sama dengan etena,
yaitu suatu alkena dengan jumlah atom C sebanyak 3. Polipropena diperoleh dari
polimerisasi adisi propena. Berbeda dengan plastik berbahan polietena, plastik
polipropena memiliki sifat bahan yang kaku, tetapi ringan. Hal ini dikarenakan
polipropena memiliki berat jenis yang rendah. Polipropena mempunyai ketahanan
yang baik terhadap bahan kimia dan panas, serta tidak mudah retak. Plastik
polipropena banyak dimanfaatkan untuk alat alat elektronik seperti komponen pada
mesin cuci, alat-alat rumah sakit, komponen mobil, tali, bahan pembuat karung, dan
pembungkus tekstil.

5. Hidrokarbon dalam Kehidupan Sehari-hari


a. Polietilena
Polieilena digunakan untuk membuat berbagai macam kantong plastik, pembungkus
makanan, dan sampul plastik. Polietilena terbuat dari hasil polimerisasi etena.
CH2 = CH2 + CH2 = CH2 ( – CH2 – CH2 – ) n

b. PVC (polyvinyl clorida)


PVC dibuat melalui pmerupakan bahan plastik yang digunakan untuk membuat pipa
paralon mapun pelapis lantai. PVC terbuat melalui polimerisasi kloroetena
CH2 = CHCl + CH2 = CHCl ( – CH2 – CHCl – )n
c. Etanol
Etanol dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan nama alkohol. Rtanol banyak
digunakan
untuk antiseptik, campuran minuman, bahan bakar, bahan pembuat asam asetat.
Etanol
dibuat melalui reaksi adisi etena.
CH2 = CHCl + H2O CH2 – CH2OH

d. Etilen Glikol atau Glikol


Glikol digunakan untuk bahan antibeku dalam radiator mobil di aderah beriklim
dingin.
Reaksi pembentukan etilen glikol sebagai berikut:

e. Polipropilena
Digunakan untuk plastik. Plastik ini lebih kuat dibandingkan dengan polietilena.

f. Gliserol
Gliserol digunakan untuk bahan kosmetika, industri makanan, dan bahan untuk
membuat peledak (nitrogliserin).

g. Isopropil alkohol
Isopropil alohol sering digunakan sebagai bahan-bahan untuk membuat aseton
untuk
menghapus cat kuku.

h. Butadiena
Kegunaan butadiena adalah untuk membuat karet sintetis seperti SBR (stirena
butadiene rubber) dan nilon.

i. Benzena
Beberapa senyawa turunan benzena digunakan untuk:
1) Stirena : membuat karet sintetis
2) Kumena digunakan untuk membuat fenol
3) Sikloheksana digunakan untuk membuat nilon.

6. Dampak Penggunaan Bahan Bakar


a. Sumber Bahan Pencemar
1) Gas CO
Gas CO dihasilkan dari peristiwa pembakaran tidak sempurna yang terjadi dalam
mesin kendaraan. Gas CO sangat berbahaya bagi manusia disebabkan karena gas
CO akan berikatan dengan Hb dalam darah. Hb dalam darah seharusnya mengikat
oksigen, namun karena adanya CO, ikatan COHb lebih kuat dibanding O2Hb.
Akibat dari Hb yang mengikat CO akan menimbulkan rasa sakit pada mata,
saluran pernapasan dan paru-paru.

2) Gas SO2 dan SO3


Gas ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil, khususnya bara yang
mengandung sedikit belerang.

3) Oksida nitrogen ( NO dan NO2 )


Campuran NO dan NO2 sebagaai bahan pencemar udara bisa ditandai dengan
lambang NOx. Ambang batas NOx diudara adalah 0,05 ppm. NOx diudara secara
langsung tidak beracun terhadap manusai, tetapi akan bereaksi dengan bahanbahan
pencemar lain menimbulkan asap kabut (asbut) atau smog yang meruakan
gabungan antara smoke (=asap) dan fog (=kabut). Akibat adanya asbut ini
berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan,
menjadikan tanaman layu.

4) Partikel timah hitam (timbal)


Bilangan oktan bensin dapat dinaikkan dengan menambahkan zat aditif. Salah
satu zat aditif yang digunakan adalah TEL [(C2H5)4Pb]. Akibat penambahan Pb
ini adanya logam timbal. Akibat keracunan logam berat ini menyebabkan
kerusakan otak, ginjal, dan hati.

5) Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan bumi
memiliki efek seperti rumah kaca diatas dimana panas matahari terperangkap oleh
atmosfer bumi. Gas-gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2), metana, CFC
dapat menahan panas matahari sehingga panas matahari terperangkap di dalam
atmosfer bumi. Normalnya, pada siang hari matahari menyinari bumi sehingga
permukaan bumi menjadi hangat, dan pada malam hari permukaan bumi
mendingin. Akan tetapi, akibat adanya efek rumah kaca, sebagian panas yang
harusnya dipantulkan permukaan bumi diperangkap oleh gas-gas rumah kaca di
atmosfer. Inilah mengapa bumi menjadi semakin hangat dari tahunketahun.
Hujan Asam

6) Hujan asam
Penyebab hujan asam antara lain oksida belerang (SO2 dan SO3) dan NO2. Gasgas
tersebut bercampur dengan air hujan dengan persamaan reaksi:
SO2 (g)+ H2O (l) H2SO3 (aq)
SO3 (g)+ H2O (l) H2SO4 (aq)
2NO2 (g)+ H2O (l) HNO2 (aq)+ HNO3 (aq)
Akibat adanya hujan asam:
1) pH air dan pH tanah turun
2) Kerusakan hutan
3) Kematian biota ait
4) Kerusakan bangunan.

Anda mungkin juga menyukai