Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR KEREAKTIFAN SENYAWA

ORGANIK
PERCOBAAN IV
HIDROKARBON : SIFAT FISIK DAN REAKSI KIMIA

Disusun Oleh :

Nama : Megasari Lumbanbatu


NIM : 180408004
Tanggal Percobaan : 02 Desember 2019
Tanggal Pengumpulan : 09 Desember 2019
Dosen Pembimbing : Hasby, M.PKim
Asisten Laboratorium : 1. Rifvia Adelina ( 160408003)
2. Diah Nur Sinta (180408008)

LABORATORIUM PENDIDIKAN MIPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2019
PERCOBAAN 4
HIDROKARBON : SIFAT FISIK DAN REAKSI KIMIA
Tanggal : 02 Desember 2019
I. Tujuan
a) Membedakan sifat-sifat senyawa hidrokarbon.
b) Mengetahui jenis-jenis pereaksi untuk membedakan senyawa-senyawa
hidrokarbon.

II. Dasar Teori


Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon
yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan
senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon.
Molekul yang paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa
gas pada suhu dan tekanan baku merupakan komponen utama gas alam.
Hidrokarbon dapat di klasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon
yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai
satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau
lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan
hidrokarbon tidak jenuh. ( Hadyana,2002)
Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang
biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan
ikatan rangkap bersilih-ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari
hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas.
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai
empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua
elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil
dan disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif. ( Fessenden
dan Fessenden,1892)
Alkana biasa disebut dengan senyawa hidrokarbon jenuh. Disebut
hidrokarbon karena didalamnya hanya terkandung atom karbon dan
hidrogen. Disebut jenuh karena hanya memiliki ikatan tunggal C-H dan C-C
saja. Alkana memiliki rumus CnH2+n+2, dimana n adalah bilangan asli yang
menyatakan jumlah atom karbon. Alkana juga sering disebut sebagai
senyawa alifatik. Hal ini dikarenakan lemak-lemak hewani mengandung
rantai panjang yang mirip dengan alkana. (Fessenden dan Fessenden, 1982)
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan
rangkap karbon-karbon. Alkena terdapat dalam jumlah berlebih di alam.
Etilena sebagai contohnya adalah hormon tanaman yang memacu
pematangan buah, dan α-pinen adalah senyawa terbanyak dalam turpenti.
Contoh lainnya adalah beta karoten, mengandung sebelas ikatan rangkap
dua dan merupakan pigmen warna kuning yang mewarnai wortel. Beta
karoten merupakan vitamin pro dan vitamin A. (Fessenden dan Fessenden,
1982)
Alkuna adalah hidrokarbon yang mengandung ikatan rangkap tiga
karbon. Kedua kelompok senyawa ini disebut hidrokarbon tak jenuh karena
memiliki atom hidrogen per karbon lebih sedikit dibanding dengan alkena,
alkena yang memiliki percabangan akan mengalami penurunan sedikit titik
didih.Reduksi dan oksidasi merupakan reaksi-reaksi yang sangat umum
didalam kimia organik.Reaksi-reaksi ini dapat mempengaruhi perubahan
senyawa-senyawa lain. Reaksi reduksi adalah reaksi antara satu senyawa
dengan hidrogen, sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi antara satu
senyawa dengan oksigen. Hasil-hasil reduksi (reduction product) dan hasil-
hasil oksidasi (oxidation product) tergantung dari substrat dan kondisi
proses. ( Chang, 2004)
Reaksi adisi artinya penambahan atau penangkapan. Dalam reaksi adisi,
suatu zat ditambahkan kedalam suatu senyawa yang mempunyai ikatan
rangkap sehingga ikatan rangkap itu berubah menjadi ikatan tunggal. Reaksi
subtitusi adalah reaksi penggantian atom atau gugus dengan atom atau
gugus lain. Jadi, dalam reaksi ini satu atom atau gugus yang terdapat dalam
rantai utama akan meninggalkan rantai utama tersebut dan tempatnya yang
kosong akan diganti oleh atom gugs yang lain. Eliminasi artinya
penghilangan atau pelepasan. Reaksi eliminasi dapat dinggap kebalikan dari
reaksi adisi. Pada reaksi ini, dua atom atau gugus yang masing-masing
terkait pada dua buah atom karbon yang letaknya berdampingan dilepaskan
oleh suatu pereaksi sehingga menghasilkan ikatan rangkap. ( Chang, 2004)

III. Alat dan Bahan

No Alat Bahan

1 Tabung reaksi Kalium permanganat ( KmnO4)

2 Pipet tetes Asam sulfat ( H2SO4)

3 Gelas kimia n-Heptana

4 Sikloheksana

5 n-Heksana
IV. Prosedur kerja
a. Sifat fisik

Dimasukkan kedalam tabung reaksi


masing-masing 10 tetes senyawa

Kemudian ditambahkan air sebanyak 10


tetes kedalam tiap tabung. Diamati

b. Reaksi dalam kalium permanganat

Dimasukkan kedalam tabung reaksi


masing-masing 10 tetes senyawa

Kemudian ditambahkan KmnO4


sebanyak 10 tetes kedalam tabung
reaksi. Dikocok dan diamati

c. Reaksi dengan asam sulfat pekat

Dimasukkan kedalam tabung reaksi


masing-masing 10 tetes senyawa

Kemudian masing-masing tabung


dimasukkan kedalam gelas kimia yang
berisi es batu dan

Setelah itu ditambahkan 5 tetes H2SO4


kedalam masing-masing tabung secara
perlahan. Diamati
V. Data Pengamatan
 Sebelum percobaan

N Nama bahan Bentuk Warna


o

1 Kalium permanganat ( KmnO4) Serbuk Ungu

2 n-Heptana Larutan Tak berwarna

3 Sikloheksana Larutan Tak berwarna

4 n-Heksana Larutan Tak berwarna

5 Asam sulfat (H2SO4) Larutan Tak berwarna

 Sesudah percobaan

Sifat fisik

Dimasukkan 10 tetes n-heksana +


10 tetes aquades kedalam tabung
reaksi. Hasil pengamatan, pada
larutan terjadi lapisan atau tidak
menyatu dan larutan juga tidak
berwarna .
Dimasukkan 10 tetes sikloheksena
+ 10 tetes aquades kedalam tabung
reaksi. Hasil pengamatan, larutan
tidak menyatau atau terdapat
lapisan dan larutan juga tidak
berwarna.
Dimasukkan 10 tetes n-heptan + 10
tetes aquades kedalam tabung
reaksi. Hasil pengamatan, larutan
tidak menyatu atau terdapat lapisan
dan larutan juga tidak berwarna.

Reaksi dengan kalium permanganat


Dimasukkan 10 tetes n-heksana + 10
tetes KmnO4 kedalam tabung reaksi.
Hasil pengamatan, larutan tidak
menyatu. KmnO4 berada dibawah
larutan dan larutan diatas berwarna
kuning muda

Dimasukkan 10 tetes sikloheksana +


10 tetes KmnO4 kedalam tabung
reaksi. Hasil pengamatan, larutan
tidak menyatu atau larut dan KmnO4
berada dibawah larutan.

Dimasukkan 10 tetes n-heptan + 10


tetes KmnO4 kedalam tabung reaksi.
Hasil pengamatan, larutan tidak
menyatu atau larut dan KmnO4
berada dibawah larutan

Reaksi dengan asam sulfat pekat

Dimasukkan 10 tetes n-heksana,


siklohesana, n-heptan kedalam
masing-masing tabung reaksi.
Kemudian masing-masing tabung
dimasukkan kedalam gelas kimia
yang berisi es batu. Setelah itu
masing-masing tabung ditetesi
secara perlahan asam sulfat
sebanyak 5 tetes.

Hasil pengamatan, pada tabung yang


berisi n-heksana larutannya tidak
beku (melepas kalor), larutannya
tidak menyatu, dan terdapat lapisan.
Pada bagian bawah larutan terdapat
warna larutan hijau kekuningan.
Pada tabung yang berisi
sikloheksana, larutannya membeku
(menyerap kalor) dan setelah
mencair terdapat warna larutan
bagian bawah hijau kekuningan.
Pada tabung yang berisi n-
heptan,larutannya tidak beku
(melepas kalor), larutannya tidak
menyatu dan pada lapisan bawah
terdapat warna larutan berwarna
coklat.

VI. Pembahasan
Pada percobaan yang telah dilakukan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi senyawa hidrokarbon berdasarkan pada sifat fisik dan sifat
kimia yang di miliki oleh beberapa senyawa. Pada percobaan yang pertama
adalah sifat fisik senyawa hidrokarbon yang akan diuji larutan suatu
senyawa dalam pelarut polar maupun non polar. Percobaan yang pertama ini
yaitu n-heksana direaksikan dengan air kemudian setelah diamati larutannya
terpisah. n-heptan dan sikloheksena juga ketika direaksikan dengan
air,larutannya juga terpisah. Hal ini sesuai dengan teori ( Chang,2004) yang
menyatakan bahwa senyawa hidrokarbon tidak larut dalam air (pelarut
polar) toluena,benzena,sikloheksena, dan sampel unknow, sebab senyawa-
senyawa hidrokarbon memiliki sifat non polar. Jadi kelarutannya ketika
dicampurkan dengan air terdapat dua fase dimana senyawa hidrokarbon di
atas dan air dibawah karena massa jenis hidrokarbon lebih kecil daripada
massa jenis air. Kemudian pada percobaan yang kedua,adalah uji KmnO4
dengan n-heksana menghasilkan lapisan berwarna ungu. Begitu pula dengan
larutan n-heptan dan sikloheksena. Hal ini menunjukkan terjadinya reaksi
oksidasi dimana ikatan rangkap diubah menjadi ikatan tunggal,dalam hal ini
ikatan pada rangkap dua terputus karena sifatnya yang lebih lemah. Sifat
fisik yang dimiliki hidrokabrbon disebabkan oleh sifat non polar dari
senyawa tersebut. Pada percobaan ketiga, adalah uji reaksi dengan asam
sulfat,yang mana n-heptan,n-heksana, dan sikloheksena ketika direaksikan
dengan asam sulfat dalam gelas kimia yang berisi es batu hanya larutan
yang berisi sikloheksena yang mengalami pembekuan. Hal ini disebabkan
karena sikloheksena menyerap kalor,sedangkan n-heksana dan n-heptan
melepaskan kalor.
Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut-pelarut
polar seperti air dan etanol. Sebaliknya hidrokarbon dapat bercampur
dengan pelarut yang relatif dan non polar, seperti karbon tetraklorida ( CCl4)
atau diklorometana (CH2Cl2). Senyawa hidrokarbon ditentukan oleh jenis
ikatannya. Hidrokarbon jenuh seperti alkena dan alkuna dapat mengalami
reaksi adisi pada ikatan rangkap dua dan rangkap tiga,dan senyawa aromatik
biasanya mengalami reaksi subtitusi.

CH3CH2CH2CH2CH2CH3 + HO-SO3H → CH3CH2CH2CH2CH2CH3 + H2O


SO3H ( asam heksana sulfonat)

CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH3+HO-SO3H →CH3CH2CH2CH2CH2CH2CH3 + H2O

SO3H ( asam heptana sulfonat)

+ HO-SO3H → SO3H+H2O (asam sikloheksana sulfonat )

VII. Kesimpulan
1) n-heptan,n-heksana, dan sikloheksena ketika direaksikan dengan air
larutannya terpisah.
2) n-heptan,n-heksana, dan sikloheksena ketika direaksikan dengan
KMNO4 larutannya tidak menyatu.
3) Hidrokarbon memiliki massa jenis lebih rendah dari pada air.
4) Sikloheksena ketika direaksikan dengan H2SO4 didalam gelas kimia
yang berisi es batu, larutannya menjadi beku karena sikloheksena
menyerap kalor.

VIII. Daftar Pustaka

Chang, R . 2004 . Kimia Dasar Jilid 2 . Jakarta : Erlangga

Fessenden, R . J dan Fessenden, J. S. 1982. Dasar-dasar Kimia Organik.


Jakarta : Binapura aksara

Hadyana, A.P. 2002. Kamus Kimia. Balai Pustaka, Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai