Anda di halaman 1dari 47

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA APLIKASI APPYPIE UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA

MATERI ASAM DAN BASA

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas

Dan Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan.

OLEH :

ELSA YULIANA SIRAIT

190408014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SAMUDRA

2022
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA APLIKASI APPYPIE UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA

MATERI ASAM DAN BASA

PROPOSAL

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas


dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ELSA YULIANA SIRAIT

NIM : 190408014

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam (PMIPA)
Program Studi : Pendidikan Kimia

Menyetujui : Menyetujui :
Dosen Pembimbing Akademik Koordinator Program Studi

Ratih Permana Sari, S.Pd, M.Pd Ratih Permana Sari, S.Pd, M.Pd
NIP. 19870110 201903 2 010 NIP. 19870110 201903 2 010

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Atas segala
karunia- nya sehingga penulis dapat menyusun proposal penelitian ini. Judul yang
di pilih dalam proposal ini adalah “Implementasi Penggunaan Media Aplikasi
Appypie Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi
Asam Dan Basa”.
Proposal ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Muhammad Yakob, M.Pd., QIA Selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samudra.
2. Bapak Dr.Furqan Ishak Aksa, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Samudra.
3. Bapak Drs. Sukirno, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Samudra.
4. Ibu Nursamsu, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Samudra.
5. Ibu Ratih Permana Sari, S.Pd., M.Pd., selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Kimia Universitas Samudra.
6. Ibu Ratih Permana Sari, S.Pd., M.Pd., selaku dosen Pembimbing
Akademik dan juga selaku pembimbing penulisan proposal ini, dalam
menyelesaikan penelitian ini telah banyak memberi motivasi, semangat,
arahan serta masukan sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan sampai
dengan proposal dengan baik.
7. Terkhusus untuk kedua orang tua saya Ayah dan Ibu,yang telah mendidik
dan membesarkan dengan penuh kasih sayang untuk membimbing,
menasehati dan memberikan semua hal yang terbaik sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan proposal ini.
8. Teman – teman sesama prodi pendidikan kimia angkatan 2019 selaku
teman seperjuangan, orang - orang terkasih, dan teman teman terdekat

3
sejauh ini yang selalu mendukung dan memberikan semangat sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan penulisan proposal ini.
9. Seluruh pihak yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk
menyelesaikan penulisan proposal ini.
Akhir kata penulis memohon maaf jika dalam penulisan proposal ini terdapat
banyak kesalahan yang di sengaja maupun tidak sengaja. Semoga dengan
penulisan proposal ini dapat memberikan manfaat serta ilmu baru bagi seluruh
pihak yang menggunakan. Penulis juga berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa melimpahkan semua nikmat, rahmat dan karunia-nya kepada kita
semuanya.

Langsa , Oktober 2022


Penyusun,

Elsa Yuliana Sirait


Nim : 190408014

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................6
1.5 Hipotesis.....................................................................................................7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9


2.1 Implementasi Media Pembelajaran..........................................................9
2.2 AppyPie.....................................................................................................12
2.3 Keterampilan Proses Sains......................................................................14
2.4 Asam dan Basa.........................................................................................17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................25


3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................25
3.2 Jenis Penelitian.........................................................................................25
3.3 Populasi dan Sampel................................................................................25
3.4 Sumber Data.............................................................................................26
3.5 Alat dan Bahan.........................................................................................26
3.6 Teknik Pengumpulan Data......................................................................27
3.7 Instrumen Pengumpulan Data................................................................28

5
3.8 Teknik Analisis Data...............................................................................29
LAMPIRAN..........................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35

6
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi- Kisi Soal Tes Keterampilan Proses Sains (KPS).............................28
3.2 Kriteria Interpretasi Kelayakan................................................................30
3.3 Kriteria Interpretasi Ketertarikan.............................................................30
3.4 Kriteria Interpretasi Persetujuan...............................................................31
3.5 Kategori Keterampilan Proses Sains........................................................33

7
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tmpilan Awal AppyPie........................................................................13

8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.1 Jadwal Penelitian...................................................................................34

9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang maupun

sekelompok orang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, melalui bimbingan,,

pengajaran dan pelatihan yang dilakukan. Pengetahuan melalui pendidikan

biasanya dilakukan dengan adanya proses belajar mengajar. Dimana pembelajaran

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk

mencapai tujuan pendidikan Fizah (2022). Pada zaman ini, dunia pendidikan

sudah mengupayakan dan meningkatkan dunia pendidikan di era industri 4.0. itu

sebabnya, dunia pendidikan pada saat melakukan pembelajaran mengalami

banyak permasalahan dan tantangan. Salah satu yang menjadi tantangan

pembelajaran di era dunia 4.0 adalah dengan kurangnya perangkat pembelajaran

seperti media belajar, bahan ajar maupun fasilitas belajar yang digunakan.

Keterbatasan perangkat pembelajaran ini dapat mempengaruhi keterlambatan

proses pembelajaran di kelas ataupun disekolah.

Pembelajaran yang efektif membutuhkan adanya media atau perangkat

belajar yang berisi informasi terkait materi yang mampu memfasilitasi

pembelajaran kepada seluruh peserta didik yaitu sumber belajar. Sumber belajar

juga merupakan hal yang penting digunakan untuk pembelajaran, karena sumber

belajar berguna sebagai alat bantu atau fasilitator dalam membantu kegiatan

pembelajaran sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran yang efektif.

10
Keefektifitas pembelajaran merupakan suatu tolak ukur keberhasilan, yang

dimana berarti semakin berhasil pembelajaran tersebut dalam mencapai tujuan

pembelajaran, berarti semakin tinggi efektifitasnya. Menurut Taba dalam

Fathurrohman (2015) keefektifan pembelajaran dipengaruhi oleh karakteristik

guru, peserta didik bahan ajar serta aspek-asek yang diperlukan untuk

pembelajaran. oleh karena itu, untuk mendukung proses pembelajaran yang aktif

dan efisien dibutuhkan media pembelajaran berbasis teknologi.

Berdasarkan hasil observasi oleh peneliti di sekolah SMA Negeri 4 Langsa

siswa banyak yang mempunyai dan membawa android, hal itu dikarenakan Ketika

mendapatkan izin dari pihak sekolah dengan syarat digunakan untuk proses

pembelajaran. Pada saat mata pelajaran kimia dikelas, dalam kegiatan belajar

mengajar siswa kurang tertarik dan minat belajar pada pembelajaran kimia. Factor

yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa pada materi pembelajaran

kimia adalah media pembelajaran yang tidak memadai dan sarana prasarana yang

kurang mendukung, dan guru mengajar belum pernah menggunakan media yang

ada di android sebagai media pembelajaran. Hal inilah yang membuat peneliti

tertarik untuk meneliti sehingga android yang ada dapat dimanfaatkan sebagai

media pembelajaran dikelas.

Media pembelajaran kimia berbasis teknologi merupakan salah media

pembelajaran alternatif yang memiliki nilai unik, dengan maksud dapat digunakan

dimana saja dan kapan saja yang didukung dengan visualisasi menarik (Ma et

al.,2018). Media pembelajaran yang menggunakan bantuan teknologi yang

dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa.

11
Dengan adanya media pembelajaran berbasis teknologi dapat menjadi alat bantu

siswa dalam menyampaikan informasi kepada siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi didunia

Pendidikan, salah satu teknologi digital yang dapat mendukung proses belajar

mengajar yaitu penggunaan aplikasi AppyPie. Pembelajaran menggunakan

komputer, bahkan andoroid mengakomodasi peserta didik yang sulit menerima

pembelajaran sehingga dengan adanya proses pembelajaran berbasis teknologi

dapat memberikan suasana yang lebih efektif dan lebih menarik yang membawa

siswa bepusat pada pembelajaran yang aktif.

AppyPie merupakan salah satu aplikasi yang mudah digunakan karena

dalam pembuatannya tidak memerlukan kemampuan khusus dalam pemograman

komputer. Pada aplikasi AppyPie ini telah disediakan template pembuatan aplikasi

sehingga kita hanya memasukkan materi yang akan kita sampaikan baik berupa

teks, video, maupun gambar. Menurut Chusni (2018) AppyPie adalah perangkat

lunak yang berbasiskan internet dan kemampuan untuk membuat aplikasi di

ponsel. AppyPie juga merupakan aplikasi yang berorientasi pada smartphone

dengan sistem operasi pada android, sehingga memudahkan siapapun untuk

meggunakan aplikasi AppyPie dengan mudah. Pemanfaatan aplikasi AppyPie

sangat mendukung proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode

konvensional atau tatap muka.

Penggunaan aplikasi AppyPie dimanfaatkan sebagai salah satu media

pembelajaran yang berbasis android yang bertujuan untuk dapat membantu dan

memudahkan guru, peserta didik dalam melaksakan kegiatan proses belajar

12
mengajar, serta dapat meningkatkan keterampilan belajar siswa tentang materi

yang akan dipelajari. Sehingga tujuan pembelajarn dengan menggunakan aplikasi

AppyPie akan sempurna tercapai dan keterampilan proses sains siswa mencapai

target yang diinginkan. Dalam dunia Pendidikan di era abad ke 21 ini, media

pembelajaran berbasis teknologi merupakan hal yang sangat penting karena tidak

hanya mempermudah proses belajar mengajar, tetapi juga dapat meningkatkan

keterampilan sains siswa.

Dalam kurikulum 2013 pembelajaran kimia dilakukan dengan pendekatan

Keterampilan proses sains siswa (Ilmi,dkk., 2016). Keterampilan proses sains

adalah segala keterampilan yang dibutuhkan untuk memperoleh,

mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep sains pada siswa. Keterampilan

proses sains juga merupakan keterampilan yang diperoleh dari keterampilan

manual, intelektual dan keterampilan sosial. Keterampilan sosial juga memuat dua

aspek keterampilan, yakni keterampilan sisi Kognitif atau Cognitiv skill digunkan

sebagai keterampilan pengetahuan dasar yang menjelaskan penguasaan konsep

belajar. Keterampilan sisi Sensorimotor atau Sensorimotor Skill (Jayosi, 2015).

Keterampilan Proses sains dasar siswa terdiri dari 6 keterampilan, yakni

keterampilan mengobservasi, mengklasifikasikan, memprediksi, mengukur,

mengomunikasikan dan menyimpulkan sedangkan keterampilan proses sains

variable terdiri dari merancang penelitian, melakukan eksperimen,

menginterpretasi dan mengaplikasikan konsep. Dengan adanya Keterampilan

proses sains diharapkan siswa dapat mengembangkan pengetahuan yang dimiliki

13
sesuai dengan tuntutan kurikulum yang pembelajaran berpusat pada siswa atau

student center dan guru sebagai fasilitator (Siahaan, 2015).

Untuk mengetahui nilai keterampilan proses siswa pada pembelajaran

kimia menggunakan teknologi, peneliti menggunakan materi asam dan basa.

Dimana asam dan basa ini merupakan salah satu materi yang sesuai dengan

tuntutan karakteristik diatas. Konsep materi asam dan basa dapat membuat siswa

untuk memcahkan suatu masalah yang dihadapi. karena konsep asam dan basa

juga sering dijumpai didalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat dilakukan

percobaan sederhana yang sudah biasa ditemui.

Pada materi asam dan basa terdapat konsep yang memerlukan pengamatan

siswa sehingga dari hasil pengamatan yang dilakukan siswa dapat mengamati

masalah, membuat hasil dugaan sementara hingga siswa dapat menjelaskan dan

membuat kesimpulan dari hasil pengamatan yang siswa lakukan. Kegiatan-

kegiatan tersebut merupakan proses seacara ilmiah sehingga membutuhkan

pembelajaran yang tepat. materi asam dan basa juga berisi konsep dan hafalan

yang membuat siswa harus mempunyai keterampilan untuk berpikir. oleh karen

itu untuk memahami materi asam dan basa kepada siswa diperlukan suatu media

pembelajaran yang dapat membawa siswa untuk terlibat aktif dalam memperoleh

pembelajaran yang akan di sampaikan.

Berdasarkan hasil uraian diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan

penelitian mengenai: “Implementasi Penggunaan Media Aplikasi AppyPie

Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Asam

dan Basa”.

14
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah media aplikasi AppyPie pada materi asam dan basa dibutuhkan?

2. Bagaimana kelayakan media aplikasi AppyPie untuk meningkatkan

keterampilan proses sains siswa pada materi asam dan basa?

3. Bagaimana respon pengguna terhadap penggunaan media aplikasi

AppyPie untuk meningkatkan keterapilan proses sains siswa pada materi

asam dan basa?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah media aplikasi AppyPie pada materi asam dan

basa dibutuhkan.

2. Untuk mengetahui kelayakan media aplikasi AppyPie untuk

meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi asam dan

basa.

3. Untuk mengetahui respon pengguna terhadap penggunaan media aplikasi

AppyPie untuk meningkatkan keterapilan proses sains siswa pada materi

asam dan basa

1.4 Manfaat Penelitian

15
Dari hasil penelitian ini, manfaat yang akan didapat antara lain untuk:

1. Bagi Peserta Didik

Dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan informasi te kemudahan

belajar materi asam dan asa untuk meningkatkan keterampilan proses sains

menggunakan media Aplikasi AppyPie.

2. Bagi Guru

Dapat digunakan untuk mempermudah pemaparan materi asam dan basa

dengan menggunakan media aplikasi AppyPie sehingga lebih mudah untuk

meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

3. Sekolah

Dapat digunakan untuk menjadi salah satu fasilitas dalam mempermudah

pembelajaran disekolah dengan menggunakan aplikasi AppyPie dalam

membangun keterampilan siswa.

4. Peneliti

Dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dalam

mengimplemntasikan aplikasi AppyPie utuk keterampilan proses sains

siswa.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan rumusan masalah diatas, maka diajukan

hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

H0 = Implementasi penggunaan Aplikasi AppyPie tidak dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa pada materi asam dan basa

16
Ha = Implementasi penggunaan Aplikasi AppyPie dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa pada materi asam dan basa.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini

dijelaskan batasan masalah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada

penggunaan aplikasi AppyPie untuk meningkatkan keterampilan proses sains pada

materi asam dan basa.

17
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Implementasi Media Pembelajaran

Menurut Mulyadi 2015, implementasi adalah suatu pelaksanaan Tindakan

yang mengacu pada Pendidikan untuk mencapai tujuan-tujuan dari Pendidikan.

Dalam hal ini implementasi juga dapat diartikan berupa penerapan suatu kegiatan

atau metode secara terus menerus yang dilakukan oleh para pendidik sebagai

upaya terhadap peningkatakan nilai keterampilan proses sains siswa, sehingga

hasil output yang dihasilkan dari pengimplementasian pendidikan ini adalah

terwujudnya peserta didik yang mempunyai keterampilan dan kegigihan dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan pembelajaran sudah

dianggap tercapai sehingga implementasi dapat dilakukan sebagai suatu tindakan

atau pelaksanaan dari suatu rancangan yang sudah disesuaikan dengan

pembelajaran. Maka, implementasi media pembelajaran juga dituntut untuk

melaksanakan sepenuhnya apa yang telah dirancang, bagaimana solusi dari suatu

permasalah yang terdapat serta mampu menerapkan pembelajaran yang sudah

dirancang dalam mencapai tujuan pembelajaran.

18
Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran,

yaitu meliputi alat bantu dalam melakukan proses belajar mengajar serta sarana

dalam membawa sumber informasi belajar kepada peserta didik. Sebagai sarana

atau sumber belajar media pembelajaran harus dapat mewakilkan guru sebagai

fasilitator informasi terkait materi yang akan disampaikan kepada peserta didik

(Mustikasari,2018). Penggunaan media pembelajaran dapat membantu proses

penyampaian materi atau konsep, menyajikan materi lebih menarik serta

menumbuhkan sikap positif saat melakukan proses belajar mengajar dikelas

(Aqib, 2013). Media pembelajaran juga merupakan penunjang penting dalam

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan dari pembelajaran (Kustandi,

2016).

Menurut Daryanto (2010:7-8), secara umum dapat dilakukan media

mempunyai kegunaan antara lain:

a) Memperjelas informasi agar tidak terlalu verbalistis.

b) Mengatasi keterbatasan

c) Menambahkan jiwa belajar

d) Meningkatkan keterampilan belajar anak

e) Memberikan ransangan yang sama

f) Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru

komunikator, bahan pembelajaran, media pembelajaran, peserta didik dan

tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran adalah salah satu komponen integral dari suatu

pembelajaran untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan

19
pembelajaran salah satunya ditentukan oleh keberhasilan seorang pendidik dalam

memilih strategi pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar yang

diajarkan. Warsita (2018, p.85) mengatakan bahwa proses pembelajaran sebagai

suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk membawa peserta didik mampu

belajar. Keberhasilan penyampaian informasi dari guru kepada peserta didik dapat

dilihat dari respon atau rangsangan yang diberikan.

Menurut Gerlach & Ely dalam Ibrahim mengemukakan tiga fungsi media

dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan Fiksatif

Pada kemampuan ini media pembelajaran berfungsi untuk mampu

menangkap, menyimpan dan menampilkan Kembali suatu peristiwa atau

kejadian yang pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati.

2) Kemampuan Manipulative

Pada kemampuan ini media dapat menampilkan Kembali suatu objek

dengan berbagai macam perubahan (manipulasi).

3) Kemampuan Distributif

Pada kemampuan ini media mampu menjangkau peserta didik yang besar

jumlahya dalam sekali penyampaian materi didalam kelas. Media

pembelajaran juga mempunyai fungsi yang sangat penting dalam proses

pembelajaran salah satunya adalah menjadi komponen system pembelajaran.

Tanpa media, komunikasidalam pembelajaran tidak akan berlangsung secara

optimal (Daryanto, 2013). Menurut Hamalik dalam Azhar Arsyad

mengemukakan bahwa pengimpelemntasian penggunaan media

20
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat memambahkan

keinginan dan minat belajar peserta didik, membangkitkan motivasi, dan

membawa pengatuh dan hal positif terhadap perkembangan peserta didik.

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan

sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian konsep

materi dalam pelajaran (Azhar, 2013).

Berdasarkan uraian dari penjealasan tersebut, manfaat praktis dari

penggunaan media pembelajaran didalam proses belajar mengajar adalah sebagai

berikut:

a) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian konsep dan materi

informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan keterampilan

proses sains siswa.

b) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian

peserta didik untuk menimbulkan motivasi belajar peserta didik.

c) Media pembelajaran dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung

dengan guru, masyarakat beserta dengan lingkungannya.

2.2 AppyPie

AppyPie adalah salah satu online builder yang tersedia di internet. AppyPie

ini dapat mendukung proses pembuatan aplikasi berbasis Android, Mac OS,

Windows dan HTML. Untuk mengakses builder AppyPie pengguna hanya perlu

mengunjungi situs website yaitu www.appypie.com (Irnin, 2016).

Tampilan awal dari halaman aplikasi AppyPie ketika pertama kali diakses

dapat dilihat pada gambar berikut:

21
Gambar 2.1Tmpilan Awal AppyPie
Secara umum, proses pembuatan aplikasi Appypie tidaklah rumit. Appypie

memuat informasi terkait bagi pengguna yang belum memahami Bahasa

pemograman atau aturan coding sehingga pengguna nantinya dalam mengelolah

aplikasi dapat mengembangkan aplikasi tersebut (Arifin, 2018). Appypie

merupakan suatu website yang menyediakan template dalam pembuatan aplikasi

android secara gratis dan berbayar. Dalam pembuatan dengan Appypie harus

terkoneksi dengan internet secara online karena AppyPie adalah perangkat lunak

yang berbasis internet dan mempunyai keterampilan dalam programming. appyPie

termasuk salah satu alternatif yang bisa digunakan dalam membuat aplikasi

android (Hanif, 2016).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan AppyPie for android untuk

meningkatkan keterampilan proses sains siswa, hal ini dikarena media aplikasi

Appypie dianggap mampu memenuhi kebutuhan siswa di era 4.0 dalam membantu

proses pembelajaran. Menggunakan AppyPie, media pembelajaran disusun secara

menarik dan lengkap yang berisikan Materi pembelajaran yang diisi berupa teks,

gambar, video, link dan kuis interaktif yang dapat terkoneksi ke media sosial

lainnya (Suparyati, 2018). Kemudahan dalam menggunakan media pembelajaran

22
diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan proses sains

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Aplikasi AppyPie mudah didapat tanpa belajar pemogram, aplikasi ini

menarik dan mudah digunakan, bisa dikondisikan sebagai media pembelajaran

yang komplit mulai dari materi, video dan mudah dalam pembuatannya. Faktor ini

juga mendorong peneliti untuk membuat media pembelajaran AppyPie melalui

android agar dapat disesuaikan dengan kondisi saat ini. Proses pembelajaran yang

dirancang mengharapkan siswa mampu meningkatkan keterampilan proses sains

dalam mencapai pembelajaran.

2.3 Keterampilan Proses Sains

Pembelajaran yang baik tidak hanya menilai atau melihat seorang siswa dari

nilai hasil belajar yang dicapai sementara, tetapi harus lebih mengembangkan

berbagai kemampuan dan keterampilannya, terutama keterampilan dengan

menggunakan dari prinsip sainsnya.

Menurut Duberti (Baiq 2013:2) mengenai keterampilan proses adalah

keseluruhan keterampilan baik kognitif maupun psikomotorik yang terarah

digunakan untuk membentuk suatu konsep, materi maupun teori. Wahad, 2017:

150 juga menyatakan bahwa keterampilan proses sains adalah suatu fondasi dalam

melatih keteampilan proses yang terpadu sehingga lebih lengkap.

Untuk mengukur perkembangan atau keberhasilan proses sains belajar siswa

maka harus memperhatikan beberapa indicator dari keterampilan proses sains,

yaitu:

a) Mengamati atau observasi

23
Melalui proses mengamati siswa akan belajar tentang kehidupan atau

lingkungan sekitar dengan menggunakan pasca indera yang bersifat

kualitatif atau kuantitatif (Trianto, 2012: 144)

b) Mengklasifikasikan

Pada tahap proses ini siswa mampu memahami sebuah dasar konsep

berasarkan sifat atau jenisnya. Kegiata klasifikasi dapat berupa pencarian,

persaman ataupun perbandingan.

c) Mengkomunikasikan

Pada tahap ini, siswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan orang lain

yang merupakan salah satu proses yang sangat dibutuhkan.

d) Mengukur

Melalui tahap mengukur, pendidik akan melihat perkembangan peserta

didik dan mengkomunikasikan secara tepat.

e) Memprediksi

Tahap ini adalah tahap dimana siswa membuat perancangan pembelajaran

untuk kedepannya sehingga mempunyai pola, atau kecerdasan yang sudah

matang.

f) Menyimpulkan

24
Tahapan ini tahap dimana siswa harus bisa menyimpulkan nilai hasil

pembelajaran yang sudah di laksanakan baik sudah mencapai tujuan

pembelajaran maupun tidak tercapai.

Untuk mengukur keterampilan proses sains siswa pada pembelajarana kimia

siswa dapat dilakukan dengan melaksanakan ujian bentuk tes tertulis maupun

secara lisan dan observasi. Pengukuran keterampilan proses sains memiliki dua

karakteristik yaitu menurut (Liliasari 2014) karakteristik umum dan karakteristik

khusus. Karakteristik Umum adalah proses dengan tujuan untuk membedakan

dengan pokok uji biasa yang mengukur penguasaan konsep. Contohnya dapat

berupa gambar, diagram, grafik, dan dalam table. Sedangkan karakteristik khusus

adalah jenis keterampilan dengan proses sains yang dibahas dan dibandingkan

dengan satu sama lain sehingga didapat jelas perbedaanya. Contoh karakteristik

melalui pengamatan, interprestasi, klasifikasi, prediksi, berkomunikasi,

berhipotesis, merencakan percobaan, menerapkan konsep, dan mengajukan

rumusan masalah.

Secara khusus pengembangan keterampilan proses sains difokuskan kepada

keterampilan observasi, penyusunan hipotesis, merancang percobaan, interpretasi,

dan keterampilan komunikasi yang dijelaskan sebagai berikut:

a) Keterampilan observasi

Keterampilan ini adalah menggunakanalat indera untuk melakukan

pengamatan beberapa hasil observasi. Semakin banyak siswa melakukan

observasi maka kemampuan keterampilan sains siswa akan berkembang

baik.

25
b) Keterampilan penyusunan hipotesis

Keterampilan yang dimana peran guru untuk menanamkan rasa

kepercayaan diri terhadap peserta didik untuk mendapatkan sebuah hasil

dari observasi ddengan Langkah guru memberikan pertanyaan yang

menimbulkan adanya jawaban dari peserta didik.

c) Keterampilan merancang percobaan

Keterampilan menyusun pertanyaan dan mencari jawaban sendiri sebagai

solusi. Peserta didik dilatih untuk berpikir dan merancang sendiri suatu

permasalahan yang diberikan guru.

d) Keterampilan interpretasi

Keterampilan yang digunakan untuk mengembankan ide atau konsep-

konsep dari hasil melakukan observasi.

e) Keterampilan komunikasi

Keterampilan dalam kegiatan sains yang dimana peserta didik diharuskan

mampu mengembangkan ide atau pikiran serta menyampaikan hasil

kesimpulan yang didapat dari suatu pemecahan masalah.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains

adalah keterampilan yang terarah baik dari kognitif maupun psikomotorik yang

dimana keduanya saling berkaitan, dimana keterampilan proses sains digunakan

sebagai pedoman atau landasan untuk dapat melatih keterampilan-keterampilan

yang terintegrasi secara lengkap dan sempurna, sehingga diharapkan dengan

melatih keterampilan proses sains, siswa mampu mengembangkan konsep dan

mnemukan sebuah konsep baru.

26
2.4 Asam dan Basa

a. Sifat Asam dan Basa

Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam berasal dari

bahasa latin Acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa

arab yang berarti abu. Basa digunakan untuk pembuatan sabun. Dialam, asam

ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi

untuk memberi rasa limun yang tajam.

Asam dan basa merupakan zat kimia yang memiliki sifat-sifat yang dapat

membantu untuk membedakan asam dan basa. Asam adalah senyawa kimia yang

bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7.

Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang

disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu

asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk memberikan

garam. Contohnya adalah asam asetat. Secara umum, asam memiliki sifat seperti,

masam ketika dilarutkan kedalam air, Asam terasa menyengat bila disentuh, dan

dapat merusak kulit, terutam bila asamnya asam pekat, Asam bereaksi hebat

dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam, Asam, walaupu tidak

selalu ionik merupakan cairan elektrolit (menghantarkan arus listrik) dan

Mengubah warna lakmus merah menjadi biru.

Basa adalah zat-zat yang menetralkan asam. Secara kima, secara kimia,

asam dan basa saling berlawanan. Basa yang larut dalam air disebut alkali. Jika

zat asam menghasilkan ion hidrogen (H+) yang bermuatan positif, maka dalam

basa mempunyai arti sebagai berikut, maka ketika basa dilarutkan kedalam air,

27
maka akan terbentuk ion hidroksida (OH-). Ion hidroksida terbentuk karena

senyawa hidroksida mengikat suatu elektron saat dimasukkan kedalam air. Secara

umum, sifat-sifat basa adalah terasa pahit, bersifat kaustik (licin). Terionisasi

menghasilkan ion OH-, memiliki pH diatas 7, dan membirukan lakmus merah.

Asam dan basa merupakan dua senyawa yang kimia yang saling mempunyai

peran penting didalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat-zat yang

mengandung rasa asam, misanya pada asam sitrat pada jeruk, asam cuka pada

cuka makanan dan asam benzoat sebagai pengawet makanan. Sedangkan basa

merupakan senyawa yang mempunyai sifat licin, pahit seperti natrium hidroksida

atau soda api. (Wayan,dkk., 2018)

b. Teori Asam dan Basa

Istilah asam dan basa sudah dikenal oleh masyarakat secara ilmiah sejak

dahulu. Istilah asam diberikan kepada zat yang rasanya asam, sedangkan basa

untuk zat yang rasanya pahit. Lavoisier menyatakan bahan oksigen adalah unsur

utama dalam senyawa asam. Humphry Davy menemukan fenomena lain, yaitu

HCl dalam air dapat bersifat asam, tetapi tidak mengandung oksigen . (Khairun,

2017).

1) Teori Asam – Basa Arrhenius

Pada tahun 1807, seorang ilmuwan dari Swiss yang bernama Svate

Arrhenius mengemukakan teori asam dan basa sebagai berikut:

28
Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion

H+. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ yang dalam air mengalami ionisasi

sebagai berikut:

HxZ  x H+ + Zx-

Contoh asam dan reaksi ionisasinya:

HCl(aq)  H+(aq) + Cl-(aq)

HBr(aq)  H+(aq) + Br-(aq)

HCN(aq)  H+(aq) + CN-(aq)

HNO3(aq)  H+(aq) + NO3-(aq)

H2SO4(aq)  H+(aq) + SO42-(aq)

Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi

asam, sedangkan ion negative yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion

H+ disebut ion sisa asam.

Basa adalah senyawa yang bila dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion

OH- basa Arrhenius dirumuskan sebagai berikut:

M(OH)x  Mx+ + x OH-

Contoh basa dan reaksi ionisasinya:

LiOH(aq)  Li+(aq) + OH-(aq)

29
NaOH(aq)  Na+(aq) + OH-(aq)

Mg(OH)2(aq)  Mg2+ + 2OH-(aq)

Jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut

dengan basa valensi.

2) Teori Asam-Basa Bronsted - Lowry

Menurut Bronsted-Lowry, asam adalah spesi (ion atau molekul) yang

berperan sebagai donor proton (pemberi proton atau H +) kepada spesi lain. Basa

adalah spesi yang bertindak mnejadi akseptor proton (penerima ptoron atau H +).

Berdasarkan defenisi tersebut, maka reaksi antara gas NH3, dan HCl dapat ditulis

sebagai berikut:

NH3 + HCl  NH4 + Cl

Dari struktur terlihat bahwa HCl bersifat asam karena donor proton,

sedangkan NH3 adalah basanya karena menerima proton, jadi menurut Bronsted-

Lowry setiap ada reaksi yang didalamnya terjadi suatu perpindahan proton dari

satu parikel ke partikel lainnya, disebut reaksi asam dan basa meskipun tidak

mengikutsertakan ion H+ dan ion OH- dan bereaksi tanpa ada suatu pelarut.

Teori asam dan basa Bronsted-Lowry asam adalah senyawa yang dapat

memberikan proton H+ kepada senyawa lain yaitu dengan kata lain disebut juga

donor proton. Basa adalah senyawa yang menerima proton OH - dari senyawa lain

atau disebut sebagai akseptor proton. Dengan menggunakan konsep asam dan

basa menurut Bronsted-Lowry maka dapat ditentukan suatu zat bersifat asam

30
dengan melihat kemampuan zat tersebut dalam serah terima proton dalam larutan.

Dalam hal ini pelarut tidak terbatas oleh pelarut air saja, tetapi pada alkohol,

amonia cair dan ester.

3) Teori Asam Basa Lewis

Asam adalah suatu zat yang dapat menerima pasangan elektron bebas

(akseptor pasangan elektron = elektrofil). Basa adalah zat yang dapat

mendonorkan pasangan elektron bebas (donor pasangan elektron = nukleofil).

Lewis seorang ahli kimia dari amerika serikat memperkenalkan teori asam

dan basa yang tidak melibatkan transfer proton, tetapi melibatkan penyerahan dan

penerimaan pasangan electron bebas. Berdasarkan contoh reaksi asam dan basa

lewis menyatakan bahwa asam adalah suatu molekul atau ion yang dapat

menerima pasangan electron, sedangkan basa adalah suatu molekul atau ion yang

dapat memberikan pasangan elektronnya (Harmanto, 2009).

c. pH Larutan

pH larutan adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan

tingkat keasamaan atau kebebasan yang dimiliki oleh suatu larutan. Skala pH

bukanlah skala absolut. Ia bersifat realtif terhadap sekumpulan larutan standar

yang pH -nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Konsep pH

pertama kali diperkenalkan oleh kimiawain Denwark Soren Peder Lauriz

Sorensen pada tahun 1990.

31
Air murni bersifat netral, dengan ph-nya pada suhu 25 0C ditetapkan sebagai

7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut asam dan larutan dengan

pH lebih dari 7 disebut dengan basa.

Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan

kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran,

pertanian, ilmu pangan, rekayasa dan oseonografi. Tentu saja bidang-bidang sains

dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan yaitu

dengan menggunakan kertas lakmus, kertas indikator universal, serta

menggunakan pH meter.

d. Rumus Tingkat Keasamaan (pH) Larutan

a). Asam Kuat dan Asam Lemah

Asam kuat merupakan larutan asam yang terionisasi secara sempurna di

dalam air. Kandungan pH asam kuat di bawah tiga, sehingga tingkat keasamannya

sangat tinggi. Secara umum, apabila didalam air terdapat asam kuat (HnA) dengan

konsentrasi terentu, maka dapat dihitung dengan cara :

[H+] = (n x a ) mol/ L

Dengan: a= kemolaran asam

n = jumlah ion H+ yang dihasilkan

32
Menurut Arrhennius, asam lemah adalah larutan asam yang tidak terionisasi

secara sempurna di dalam air. Tetapan ionisasi pada asam lemah dituliskan

dengan rumus konsentrasi [H+]:

[H+] = √ Ka[HA ]

Dengan: Ka = tetapan ionisasi asam

[HA] = konsentrasi asam

b). Basa Kuat dan Basa Lemah

sama seperti halnya asam kuat, basa kuat adalah sesuatu yang didalam

larutannya terionisasi sempurna, sehingga diperoleh rumus konsentrasi OH -,

Yaitu:

[OH-] = (n x b) mol / L

Dengan: b= kemolaran basa

n = jumlah ion H+ yang dihasilkan

sedangkan basa lemah merupakan basa yang terionisasi sebagian. Rumus yang

digunakan untuk menghitung ion OH- dalam larutan sebagai berikut:

[OH-] = √ Kb[BOH ]

Dan derajat ionisasi dapat ditentukan dengan rumus:

√ kb
∝¿ [BOH ]

33
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret dan akan

dilakukan di SMA Negeri 4 Langsa, JL.Prof.A. Majid Ibrahim, Simpang Lhee,

Kec Langsa Barat, Kota Langsa Prov. Aceh.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan

penelitian yang menggunakan data berupa angka sebagai alat ukur terhadap apa

yang ingin diketahui. Pendekatan ini dipilih karena penelitian kuantitatif

merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,

terencana dan terstruktur sejak awal mulai dari pembuatan desain penelitian, baik

34
tentang subjek penelitian, tujuan penelitian, sampel penelitian, sumber data dan

metodologi penelitian (Sugiyono, 2009).

3.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah objek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi

penelitian adalah seluruh Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Langsa yang terdiri dari

Kelas XI IPA 1, Dan XI IPA 2 dengan jumlah siswa 35 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

peneliti. Sampel pada penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Langsa

yang dijadikan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan jumlah siswa

sebanyak 18 siswa.

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini diartikan dengan sumber

yang digunakan dalam memperoleh data-data penelitian. Data yang digunakan

adalah data sekunder dan data primer.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dirumuskan untuk menunjang validitas data

primer. Sumber data primer dapat diperoleh dari berbagai hasil penelitian

melalui observasi yang dilakukan dengan bentuk wawancara.

35
b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber data

yang tersedia (diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara).

Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan hasil data-

data yang tersedia.

3.5 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop ,

android, proyektor atau infokus untuk dapat di implementasikan dengan system

pembelajaran yang memungkinkan akan merubah proses pembelajaran.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dari penelitian berupa keterampilan proses sains siswa

melalui pretest dan postest dan observasi. Pretest dan Postest berupa test uraian

untuk mengukur dan membandingkan keterampilan proses sains (KPS) siswa

sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran dengan menggunakan

AppyPie. Dalam kegiatan pembelajaran ini keterampilan proses sains dijaring

menggunakan soal. Keterampilan proses sains dalam bentuk tes uraian, setiap soal

dengan aspek keterampilan proses sains yang berbeda-beda.

Observasi atau survei lapangan merupakan teknik yang digunakan untuk

mendapatkan data dari responden yang sifatnya disuguhkan atau diberi oleh

penjawab, data yang diberikan disebut dengan data yang dilaporkan sendiri.

Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui KPS siswa pada saat

pembelajaran. Observasi juga dilakukan dengan tujuan untuk mendapat hasil uji

36
hipotesis dengan cara mempelajari atau memahami asam basa dalam aplikasi

appypie. Pengamatan berfokus pada penelitian penggunaan aplikasi AppyPie, dan

keterampilan proses sains siswa.

Pada penerapakan penggunaan media pembelajaran tersebut digunakan

untuk memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran ketika proses belajar

mengajar dikelas berlangsung. Untuk dapat melakukan pengujian terhadap

variable penelitian, sebelumnya diperoleh data-data penelitian. Untuk memperoleh

data-data tersebut peneliti akan menggunakan beberapa teknik, antara lain

dokumentasi, Lembar observasi dan Tes uraian keterampilan proses sains (KPS).

3.7 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

suatu keterampilan proses sains siswa. Sedangkan menurut Profesor Mahmud

menjelaskan instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

mengumpulkan data.

Pada penelitian ini instrument penelitian, berupa instrument tes

keterampilan proses sains (KPS) dan non tes berupa lembar observasi.

a. Tes Uraian Keterampilan Proses Sains (KPS)

Tes adalah rangkaian pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegasi, kemampuan, atau bakat yang

dimiliki oleh kelompok maupun individu. Tes yang digunakan berupa tes uraian

yang mengacu pada beberapa aspek keterampilan proses sains (KPS). Adapun

tincian soal tes keterampilan proses sains dapat dilihat pada taebl 3.1.

37
Tabel 3.1Kisi- Kisi Soal Tes Keterampilan Proses Sains (KPS)

Nomor Jumlah
No Aspek KPS Indikator KPS
Soal Soal
1 Mengamati Menggunakan fakta relevan 1 1
Mengklasifikasi Mencari perbedaan dan persaman
2 2, 3 2
Mencari dasar pengelompokan
3 Berkomunikasi Mengubah bentuk penyajian 4, 5 2
Interpretasi Menyimpulkan hasil pengamatan
4 6, 7 2

Hipotesis Menyatakan hubungan antara dua


5 variabel 8 1

Mengajukan Bertanya untuk meminta


6 pertanyaan penjelasan 9 1

Prediksi Mengajukan perkiraan tentang


sesuatu yang belum terjadi
7 berdasarkan suatu pola yang 10 1
sudah ada

Jumlah Soal 10
(Sumber : Rahmasiwi, 2014)

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterampilan proses sains

siswa selama melakukan kegiatan proses pembelajaran menggunakan media

aplikasi AppyPie. Keterampilan proses sains yang diamati melalui lembar

observasi yaitu kemampuan mengamati, mengelompokkan, mengkomunikasikan,

interpretasi, prediksi, hipotesis, dan kemampuan mengajukan pertanyaan. Lembar

observasi yang digunakan berupa daftar Cheklist yang harus diisi oleh observer

selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

3.8 Teknik Analisis Data

38
Teknik analisis data adalah teknik penelitian yang dilakukan setelah

melakukan uji coba instrument untuk memperoleh data yang diharapkan. Data

yang diperoleh melalui instrumen penelitian kemudian diolah dan dianalisis

dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan peneliti melalui

menguji hipotesis. Pada penelitian ini data yang diperoleh dari instrumen tes

keterampilan proses sains diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik

yaitu dengan uji-t.

1. Uji Kelayakan Media

a) Angket Validasi Ahli

Penelitian validasi dilakukan berdasarkan instrument lembar angket

validitas, kemudian dianalisis dengan menggunakan skala Libert. Skala Libert

adalah skala yang digunakan untuk mengukur dan mempersentasekan sifat

individu, misalkan pengetahuan sikap, perilaku dan pengetahuan (Setiyawati,

2019).

Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi Kelayakan

Persentase (%) Kriteria Kelayakan


0 – 20 Sangat tidak layak
21 – 40 Tidak layak
41 – 60 Cukup layak
61- 80 Layak
81 – 100 Sangat layak
(Sumber: Riduwan, 2016)

b) Angket Respon Guru

Angket respon guru digunakan untuk mengukur ketertarikan media

aplikasi AppyPie yang dibuat dengan teknik analisis data kuantitatif dengan

menggunakan persentase kelayakan berikut.

39
Tabel 3.3 Kriteria Interpretasi Ketertarikan

Persentase (%) Kriteria Ketertarikan


0 – 20 Sangat tidak menarik
21 – 40 Tidak menarik
41 – 60 Cukup menarik
61- 80 Menarik
81 – 100 Sangat menarik
(Sumber: Wirawan & Putra, 2018 )

c) Angket Respon Peserta Didik

Pada angket respon peserta didik menggunakan kriteria interpretasi yang

berbeda dengan respon validasi ahli dan respon guru, dikarenakan peserta didik

memliki keterbatasan pengetahuan dan hanya terlibat dalam proses belajar

mengajar di bimbing oleh guru.

Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Persetujuan

Persentase (%) Kriteria Persetujuan

0 – 20 Sangat tidak setuju

21 – 40 Tidak setuju

41 -60 Cukup setuju

61 – 80 Setuju

81 – 100 Sangat setuju


(Sumber : Kahar & Putra, 2018)

Skor yang telah diperoleh dari validator, dan respon guru pada item-item

dalam tiap aspek rata – rata untuk kemudian menentukan skor responden dengan

menggunakan persamaan:
V=
∑X
n

40
Keterangan:
V = Skor Independen
X = rata -rata skor dari responden
n = jumlah responden
(Sumber: Putra, 2018)
Hasil skor validitas tersebut kemudian dikonversikan kedalam bentuk

persentase (%) menggunakan persamaan berikut:

V
P= x 100 %
m

(Sumber : Putra, 2018)

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah uji yang digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya perbedaan KPS siswa terhadap penggunaan media aplikasi pembelajaran.

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t. sampel yang

digunakan pada penelitian kali ini adalah tidak bebas, artinya bahwa kedua data

yang ingin diuji perbedaanya berasal dari satu sample yang sama tetapi

menghailkan dua data distribusi data. Menggunakan data pada hasil Pretest dan

Postest, dilakukan pengujian dengan statistik uji-t untuk sampel tak bebas dengan

aplikasi SPSS.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Ho = μ1 ≠ μ2

Ha = μ1 = μ2

41
Ho = μ1≠ μ2 artinya jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya hasil belajar

siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan penggunaan aplikasi AppyPie

tidak meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Ha = μ1 = μ2 artinya jika t hitung < t tabel maka Ho diterima, artinya hasil belajar

siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan penggunaan aplikasi AppyPie

dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

3. Teknik Analisis Keterampilan Proses Sains

Analisis data hasil tes keterampilan proses sains siswa dilakukan untuk

menguji hipotesis penelitian. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan

memberikan skor pada data hasil pretest dan postest kelas eksperimen. Kemudian

skor tersebut diubah menjadi nilai dengan menggunakan skala 0-100. Jawaban

dari masing-masing siswa pada tes keterampilan proses sains siswa secara tertulis

diperiksa dan diberi skor. Pemberian skor sesuai dengan bobot soal. Setelah

pemberian skor, keterampilan proses sains dihitung dengan rumus:

Persentase KPS=
∑ Skor siswa pada tiap item KPS x 100
Skor maksimum tiap item KPS x jumlah siswa

Persentase keterampilan proses sains siswa dapat dikelompokkan

kedalam lima kategori yang dapat dilihat pada table 3.4.

Tabel 3.5 Kategori Keterampilan Proses Sains

Persentase (%) Kategori


0 – 20 Sangat Rendah
21 – 40 Rendah
41 – 60 Cukup
61 – 80 Tinggi

42
81 – 100 Sangat tinggi

Data pretest dan postest keterampilan proses sains siswa dioleh

menggunakan uji prasayart (normalitas) dan uji hipotesis menggunakan bantuan

software SPSS versi 20 for windows.

LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan

Maret 2023.

Lampiran 1.1Jadwal Penelitian

Bulan
No Kegiatan
1 2 3

Persiapan awal penggunaan Aplikasi


1
AppyPie

2 Validasi aplikasi AppyPie

3 Revisi Media aplikasi AppyPie

43
4 Pengumpulan data

5 Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA

Aripin, Ipin. 2018. “Konsep dan Aplikasi Mobile Learning dalam Pembelajaran
Biologi.” Bio Educatio 3, no. 1.

Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Azhar Arsyid.2015. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Darmaprathiwi, Made Adiningsih. 2019. Profil Keterampilan Proses Sains Siswa


Dalam Praktikum Asam Dan Basa. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia.
Volume 3, No 2.

Daryanto, 2013. implementasi Pendidikan disekolah. Yogyakarta Gava Media.


Hal.30.

Daryanto, 2015. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

44
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran (2nd ed.). Gava Media.

Diana, Arina Fatma, 2019. Pembelajaran Berbantu Aplikasi Android. Jurnal


inovasi Pendidikan IPA, 5(2).

Fathurrohman, M. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: ArRuzz


Media.

Gandha, Mettatama Puspita,dkk. 2022. Perancangan Dan Implementasi Media


Pembelajaran Kimia di SMA. Volume 4. Nomor 1, Edisi Agustus.

Ilmi, N., dkk. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses


Sains Pada Pembelajaran Fisika SMA. Prosiding Seminar Nasional Fisika
(E-Journal). Volume V.

Irnin, A., dkk. 2016. Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Android. Jakarta:
Universitas Indrapati PGRI.

Ino, Ischak Netty, dkk. 2020. Pengaruh Keterampilan Proses Sains Pada Materi
Asam Dan Basa. Jurnal kependidikan kimia. Vol 8 No 2.

Khairun, Nisah. Kimia Dasar. Banda Aceh: UIN Arraniry, 2017, h.228.

Kholifa, Isna Suswanti, 2018. Pengembangan Laboratorium Matematika Virtual


Dengan Software Appypie.

Kustandi, C., & Darmawan, D. 2020. Pengembangan Media Pembelajaran.


Kencana Media Group.

Lexi, J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. h.3

Ma, S., Steger, D. G., Doolittle, P. E., & Stewart, A. C. 2018. Improved Academic
Performance And Student Perceptions Of Learning Through Use Of A
Cell Phone-Based Personal Response System. Journal of Food Science
Education, 17(1), 27–32.

45
Muhammad Minan Chusni dkk. Appy Pie Untuk Edukasi. Yogyakarta: Media
Akademi, 2018.

Novia, Riska Sari, dkk. 2020. Implementasi Media Pembelajaran Berbasis


Digital. Prosiding Seminar Nasional Unimus. Volume 3.

Puspa dkk. “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Android dengan


Sistem AppyPie pada Jurnal Penyelesaian Perusahaan Jasa untuk Kelas
XI IPS di SMA Negeri 2. Jember”. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Jember, vol. 13 no.2, pp. 91-97, 2018.

Putra, A., Syariffudin, H., & Zulfah. 2018. Validitas Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Penemuan Terbimbing dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Kemampuan Penularan Matematis. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, 1(2), 56-61.

Prof. Dr. H. Mahmud., M.Si. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: CV


Pustaka Setia, 2011), h.165.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:PT


alfabeta.

Suci, Nora Yanti, 2020. Analisis Tingkat Kelayakan Aplikasi Android Appypie
Sebagai Media Pembelajaran. Jurnal vocational Teknik elektronika dan
informatika. Vol 8, No 4.

Sulistiani, Kartini, dkk. 2022. E-moduls with android AppyPie based on socio-
scientific ossue journal of Education Techonology. Volume 6, number 2.

Suparyati, Atik. “Peningkatan Minat Belajar Siswa terhadap Pembelajaran


Animasi 2D Melalui Media Berbasis Android Appy Pie Di Sekolah
Menengah Kejuruan.” Edudikara: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol. 3, No. 2 2018: Hlm. 180TR

46
Suryani, A., & Siahaan, P. 2015. Pengembangan Instrumen Tes untuk Mengukur
Keterampilan Proses Sains Siswa SMP pada Materi Gerak. Prosiding
Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015).

Susanti, Rin.2013. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains. Jurnal ilmiah. Vol


8, No 1.

Tawil, M,L.2014. Keterampilan-Keterampilan Sains Dan Implementasi Dalam


Pembelajaran IPA. Makasar. UNM.

Trianto, 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ulfahul, Siti Hasanaf, 2021. Implementasi media pembelajaran menggunakan


AppyPie berbasis android.

Warsita, Bambang. 2018. Teknologi Pembelajaran. Landasan dan aplikasinya.


Jakarta: Rineka Cipta.

Zeidan, A. H., & M. R. Jayosi. 2015. Science Process Skills and Attitudes Toward
Acience Among Palestinian Secondary School Students. World Journal Of
Education. 5(1).

47

Anda mungkin juga menyukai