Disusun oleh:
LABORATORIUM MATERIAL
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Setelah dilakukannya percobaan tentang FTIR diharapkan prinsip kerja FTIR dapat
diketahui serta puncak-puncak absorpsi dari material gelas/polistirena/ZnPc dapat
ditentukan oleh praktikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengujian bahan dengan memanfaatkan prinsip kerja dari spektroskopi FTIR bertujuan
untuk melihat gugus fungsional sampel baik yang melewati perlakuan terlebih dahulu ataupun
yang tidak melewati perlakuan. Salah satu perlakuan yang dilakukan pada sampel sebelum sampe
diuji yaitu pemfabrikasian sampel bahan dengan metode spray-coating. Kemudian terdapat
bilangan gelombang yang muncul pada pengujian mengacu pada referensi hasil penelitian
(Agusu, 2017).
FTIR merupakan singkatan dari Fourier Transform Infrared yang mana merupakan salah
satu tipe yang spesifik dari spektroskopi infra merah. Analisis dengan spectra infra merah dapat
memberikan informasi tentang molekul apa yang tersedia pada suatu sampel dan keadaan
konsentrasinya. Terdapat tiga tipe infra merah yan digunakan yaitu infra merah dekat, infra
merah tengah, dan infra merah jauh. FTIR menganut pada suatu persamaan seperti di bawah ini
A=log(I0/I)
Dimana A merupakan nilai absorbansi, I0 merupakan intensitas awal, dan merupakan intensitas
setelah melewati sampel. Absorbansi selalu berhubungan dengan konsentrasi suatu molekul pada
suatu sampel melalui persamaan yang disebut dengan Hukum Beer. Persamaan ini adalah seperti
berikut
A=εlc
Dimana A merupakan nilai absorbansi, ε merupakan absorpsivitas, l merupakan panjang jalur,
dan c merupakan konsentrasi.
Puncak spektrum absorbansi adalah sebanding dengan besarnya konsentrasi yang mana
Hukum Beer dapat digunakan untuk mengetahuikonsentrasi dari molekul pada sampel. Sumbu y
pada spektrum infra merah dapat didefinisikan sebagai persentase transmitansi (%T) yang mana
mengukur persentase dari sinar yang diteruskan oleh sampel. %T didefinisikan dengan
persamaan berikut.
%T = 100 x (I/I0)
Berikut akan ditampilkan contoh bentuk dari grafik yang dihasilkan oleh FTIR dengan sampel
polistirena sebagai contoh
Gambar 2.1. Spektrum inframerah polistirena dengan sumbu y persentase transmitansi (%T)
Selain dengan transmitansi, sumbu y pada grafik juga dapat berupa nilai absorbansi
seperti gambar berikut.
Gambar 2.2 Spektrum inframerah mineral oil dengan sumbu y absorbansi (Smith, 2011)
Berikut terdapat tabel absorpsi inframerah yang nantinya akan dicocokkan dengan yang
sudah didapatkan dari FTIR.
(Chegg.com)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Terdapat beberapa alat dan bahan yang digunakan pada percobaan tentang FTIR
ini diantaranya adalah speerangkat alat percobaan yaitu FTIR Spectroscopy dan sampel
uji yaitu gelas/polistirena/ZnPc.
5.2 Saran
Pada percobaan tentang spektroskopi FTIR ini diharapkan memperhatikan proses
penganalisaan puncak yang dicocokkan dengan database agar didapatkan informasi
gugus fungsi yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA