Anda di halaman 1dari 8

Einstein's: Research Journal of Applied Physics

Vol. 1, No 1, April 2023, pp. 1-8


Open Access: https://journal.uho.ac.id/index.php/einsteins | Published: Magister Fisika Pascasarjana Universitas Halu Oleo

Pengaruh Penambahan Mangan Alam Terhadap Daya Absorbsi Cahaya Tampak Pada
Keramik Tio2
Warda Elfianti. A *, La Agusu, Rosliana Eso
Magister Fisika, Universitas Halu Oleo, Indonesia
*e-mail: wardaelfianti4@gmail.com

Abstrak- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan mangan alam terhadap daya
absorbsi cahaya yang tampak pada keramik Ti𝑂2 . Mangan ditambahkan kedalam Ti𝑂2 dengan perbandingan yang
diberikan yaitu (0% : 100% untuk sampel A ), (1% : 99% untuk sampel B), (3% : 97% untuk sampel C), (5% : 95%
untuk sampel D). Penelitian ini diawali dengan menganalisa kadar mangan menggunakan uji AAS, hasil analisis kadar
mangan alam diperoleh mangan dengan kemurnian 44,77 %. Karakterisasi yang digunakan adalah Spektofotometer Uv-
Vis. Hasil analisis menunjukan pada TiO2 murni tidak memiliki puncak serapan sedangkan untuk TiO2 yang telah
ditambahkan mangan alam memiliki dua puncak serapan yaitu pada rentang panjang gelombang 220 nm dan 350 nm.
Puncak serapan tertinggi pada 97 % TiO2 dopping 3% mangan yaitu sebesar 23,8%. Pita serapan bergeser ke arah kanan
ke panjang gelombang lebih tinggi sehingga energinya lebih kecil. Energi band gap TiO2 pada indirect band gap sebesar
3,97 eV dan Direct band gap sebesar 1,96 eV. Penambahan konsentrasi dopping mangan alam sebesar 1%, 3% dan 5%
diperoleh nilai untuk indirect band gap masing-masing sebesar 3,94 eV, 3,25 eV dan 3,19 eV sedangkan untuk direct
band gap masing-masing sebesar 1,20 eV, 1,33 eV dan 1,34 eV.

Kata kunci: TiO2, mangan, direct band gap, inddirect band gap

The Effect Of Added Natural Mangan On Visible Light Absorbtion Power


In Tio2 Ceramic
Abstract- The aim of this research is determine the effect of adding natural manganese to the absorption of visible light
on TiO2 ceramics. Manganese is added to TiO2 with the given ratio (0%: 100% for sample A), (1%: 99% for sample B),
(3%: 97% for sample C), (5%: 95% for sample D). This study begins by analyzing manganese levels using the XRF and
AAS test. The characterization used is the Uv-Vis Spectrophotometer. The results of the analysis show that pure TiO2
does not have an absorption peak, while for TiO2 that has been added natural manganese has two absorption peaks,
namely in the wavelength range of 220 nm and 350 nm. The highest absorption peak was at 97% TiO2 dopping 3%
manganese, which was 23.8%. The absorption band gap to the right to a higher wavelength so that the energy is smaller.
The TiO2 band gap energy in the indirect band gap is 3.97 eV and the direct band gap is 1.96 eV. The addition of natural
manganese doping concentrations of 1%, 3% and 5% obtained values for the indirect band gap of 3.94 eV, 3.25 eV and
3.19 eV, while for the direct band gap each of 1.20 eV, 1.33 eV and 1.34 eV.

Keywords: TiO2, manganese, direct band gap, inddirect band gap

PENDAHULUAN
Peristiwa absorpsi merupakan peristiwa terserapnya cahaya oleh suatu bahan. Absorpsi cahaya merupakan bentuk
interaksi antara cahaya dengan atom, absorpsi terjadi saat cahaya masuk bertumbukan langsung dengan atom-atom pada
material dan menyerap energinya pada elektron atom. Cahaya mengalami perambatan dan akhirnya berhenti, sehingga
pancaran sinar yang keluar dari material berkurang dibandingkan saat masuk. Absorpsi menyatakan banyaknya
cahaya yang diserap oleh bahan dari total cahaya yang melewati bahan tersebut (Awing, Sri Cahya, 2017).
Absorbsi cahaya berkaitan erat dengan proses fotokatalitik. Suatu bahan dapat dijadikan fotokatalis jika memiliki
daerah energi kosong yang disebut energi ambang atau energi sela (energi celah pita). Berdasarkan pengertian ini,
semikonduktor merupakan bahan yang dapat berfungsi sebagai fotokatalis karena memiliki celah pita tersebut yang
terletak diantara batas pita konduksi dan pita valensi. Semikonduktor yang biasa digunakan adalah bahan
semikonduktor tipe oksida (TiO2) (Afrozi, 2010). Fotokatalitik adalah suatu proses transformasi kimia yang melibatkan
unsur cahaya dan katalis sekaligus dalam melangsungkan dan mempercepat proses transformasi yang terjadi. Adanya
fotokatalitik dapat menjernihkan air dan menghilangkan bau, mengurangi jumlah sel bakteri dan mengurangi aktivitas
bakteri endospores. Salah satu contoh bahan yang dapat dilihat proses fotokatlitik dengan diselidiki daya absorbsi
cahaya yang tampak adalah keramik Ti𝑂2 .
Titanium dioksida (TiO2) juga bisa disebut Titania atau Titanium (IV) oksida merupakan bentuk oksida dari
titanium secara kimia dapat dituliskan TiO2. Senyawa ini dimanfaatkan secara luas dalam bidang anatas sebagai pigmen
bakterisida, pasta gigi, fotokatalis dan elektroda dalam sel surya. Titanium dioksida (TiO2) dapat dihasilkan dari reaksi
antara senyawa titanium tetraklorid (TiCl4) dan O2 yang dilewatkan melalui lorong silika pada suhu 700 C. Titanium

1
Einstein's: Research Journal of Applied Physics, 1(1) (2023): 1-8
Pengaruh penambahan mangan alam terhadap daya absorbsi cahaya tampak pada keramik TiO2

dioksida (TiO2) memiliki tiga fase struktur kristal, yaitu anatas, rutil, brookit. Akan tetapi hanya anatas dan rutil saja
yang keberadaanya di alam cukup stabil Kemampuan fotoaktivitas semikonduktor Ti𝑂2 dipengaruhi oleh morfologi,
luas permukaan, kristanilitas dan ukuran partikel.
Titania (Ti) yang tersedia secara komersial memiliki aktivitas fotokatalik rendah di daerah sinar tampak, sehingga
dibutuhkan titanium dioksida yang memiliki aktifitas fotokatalitik yang lebih tinggi dengan kinerja yang lebih baik.
Para peneliti telah melakukan usaha untuk memodifikasi fotokatalis Ti𝑂2 agar dapat aktif pada cahaya tampak. Diantara
usaha yang dilakukan adalah dengan menyisipkan dopan pada matriks kristal Ti𝑂2 , yaitu menambahkan pengotor
kedalam material semikonduktor Ti𝑂2 yang dapat berupa logam atau non logam. Elemen dopan menjadikan matriks
katalis baru memiliki energi celah lebih kecil, yang setara dengan energi cahaya tampak.
Beberapa dopan ion logam yang berpotensi meningkatkan aktifitas fotakatlis Ti𝑂2 antara lain penambahan
mangan alam. Beberapa dopan ion logam yang berpotensi meningkatkan aktifitas fotakatlis Ti𝑂2 antara lain
penambahan mangan alam. Mangan alam yang digunakan diambil dari kawasan pertambangan mangan PT. Malindo
Bara Murni Desa Kumbewaha Kecamatan Siontapina Kabupaten Buton. Hasil penelitian terdahulu menunjukan bahwa
pada bijih mangan di Desa Kumbewaha, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara pada kedalaman 5m didominasi mineral
Mn 27,26 % dan mineral MnO 35,193 %, kedalaman 10 m didominasi mineral Mn 55,23% dan mineral MnO 71,301%,
kedalaman 15 m didominasi mineral Mn 57,87 % dan mineral MnO 74,707 % (Fitri, 2015).
Band gap dari titanium (IV) oksida sebesar 3,2 eV-3,8 eV masih terlalu lebar untuk proses eksitasi elektron.
Lebarnya band gap dari titanium (IV) oksida diatasi dengan penambahan dopan logam untuk menurunkan band gap dari
titanium (IV) oksida seperti yang dilakukan oleh Afrozi (2010) kehadiran dopan logam (Mn ) dalam proses fotokatalitik
selain sebagai elektron donor, mangan juga akan menambah jumlah elektron yang nantinya berfungsi sebagai pereduksi
air menjadi hidrogen dan sebagai reaktan yang teroksidasi oleh hole (meminimalisir rekombinan) membentuk hidrogen.
Mangan sebagai partikel yang dapat meningkatkan efek fotokatalis Ti𝑂2 karena mempunyai band gap yang lebih sempit
dibandingkanTi𝑂2 . Penambahan mangan kedalam Ti𝑂2 akan menurunkan band gap Ti𝑂2 , sehingga meningkatkan
fotorespon dan aktivitas fotokatalitik Ti𝑂2 pada daerah sinar tampak dan dapat digunakan sebagai katalis untuk
senyawa-senyawa organik dalam air dengan adanya sinar cahaya tampak (Rohman, A. 2015). Berdasarkan kajian
teoritik terungkap bahwa nanopartikel titanium (IV) oksida termodifikasi mangan (dopan) dapat meningkatkan aktifitas
fotokatalis. Adanya dopan logam (Mn) tersebut mampu meningkatkan energi elektron pada pita valensi sehingga akan
menyempitkan band gap dari titanium (IV) oksida yang akan meningkatkan atau setidaknya meminimalisasi
rekombinan elektron dan hole akibatnya aktifitas fotokatalitik dari titanium (IV) oksida meningkat. Dopan logam
dengan konsentrasi yang terlalu tinggi juga bisa menjadikan titanium (IV) oksida berubah menjadi konduktor dengan
ditandai band gapnya lebih kecil dari band gap minimal untuk semikonduktor titanium (IV) oksida. Oleh karena itu,
perlu dilakukan variasi kadar dopan logam optimal untuk mengetahui pengaruhnya terhadap band gap (Satrio, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chauhan,dkk (2012) Menyimpulkan bahwa efisiensi fotodegradasi
Ti𝑂2 didoping Mn secara signifikan lebih tinggi dari Ti𝑂2 yang tidak didoping pada eksposur terhadap cahaya tampak
dan aktivitas fotokatalitik Ti𝑂2 yang didoping Mn secara signifikan lebih tinggi di bawah cahaya tampak dibandingkan
dengan sinar UV. Sedangkan untuk rasio penambahan Mn terhadap Ti𝑂2 adalah 3% mol untuk proses fotokatalitik.
Menurut Ettireddy (2007) dalam Kapti (2011) Mn merupakan salah satu dopan logam yang sering digunakan pada
Ti𝑂2 . Hal ini karena penggunaan logam Mn sebagai dopan pada Ti𝑂2 memberikan respon performa katalis maupun
interaksi pada Ti𝑂2 yang sangat baik.

METODE
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis
penyelidikan daya absorbsi cahaya tampak pada keramik TiO2 yang di tambahkan dengan mangan alam menggunakan
spektrofometer Uv-Vis. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Nanoteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo pada Bulan Februari 2021. Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Alat dan Bahan Penelitian


No. Alat dan Bahan Maanfaat
1 Mortal Untuk menghancurkan batu dalam
Bongkahan
2 Pemecah batu Untuk memotong atau membagi-bagi
sampel menjadi bongkahan-bongkahan kecil
3 Kertas label dan spidol Untuk melabeli sampel
4 Saringan (ASTM) 200 mesh Untuk memisahkan sampel serbuk
Standar

2
Einstein's: Research Journal of Applied Physics, 1(1) (2023): 1-8
Warda Elfianti. A, La Agusu, Rosliana Eso

5 XRF Untuk menganalisis senyawa-senyawa yang terdapat pada mangan


alam

6 1 unit computer Untuk mengolah data sampel


7 Mangan (sampel) Sebagai objek yang diteliti
8 TiO2 (sampel) Sebagai objek yang diteliti
9 Kamera Untuk mendokumentasi
10 Meteran Sebagai alat ukur
11 Tanur Untuk memanaskan sampel
12 Tissu Untuk membersihkan alat
13 Neraca digital Untuk mengukur massa sampel
14 GPS Untuk menentukan posisi pengambilan
Sampel
15 Palu geologi Untuk pengambilan sampel
16 Cawan Porelin Sebagai wadah sampel saat sintering

17 Plastik Packing Untuk menyimpan sampel


18 Gegep Untuk mengambil sampel dari tanur

19 Spektrofotometer Uv-Vis Untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel


sebagai fungsi panjang gelombang.

20 AAS Untuk menganalisis kandungan mangan murni pada mangan alam

Prosedur Penelitian
Persiapan Bahan
1. Mangan
a. Mangan dikeringkan dengan cara dijemur di bawah terik matahari dengan tujuan untuk mempermudah proses
pengerusan atau penghancuran mangan menggunakan mortal
b. Pengerusan mangan dilakukan dengan menggunakan mortal besi stainless stel. Tujuan dari pengerusan ini adalah
membuat mangan dalam bentuk serbuk yang sangat halus karena dapat mempengaruhi ketelitian waktu
penganalisaan mangan, yang mana semakin halus akan semakin mendekati ketelitian dari unsur/mineral lain.
Sebelumnya mortal dibersihkan dahulu dengan alkohol dan kertas tisu setiap dipakai.
c. Mangan yang telah menjadi bubuk diayak dengan menggunakan saringan 200 mesh
d. Uji kadar Mangan Menggunakan AAS
1) Preparasi Sampel
a) Sampel sebanyak 5 gram dimasukan kedalam gelas beker 100 ml.
b) Didestruksi dengan HNO3 pekat sebanyak 5 ml.
c) Setelah semua sampel terdekstruksi dan terbentuk larutan kemudian disaring dan disimpan di dalam botol
sampel.
d) Diperoleh larutan sampel hasil destruksi basah siap dianalisis.
2) Analisis Sampel
Besarnya konsentrasi atom-atom ini sebanding dengan konsentrasi unsur dalam larutan yang dianalisis. Dengan
demikian dalam analisis ini dengan membuat kurva kalibrasi hubungan konsentrasi terhadap absorbansi larutan
standar akan diperoleh garis lurus (pada konsentrasi tertentu). Maka, digunakan persamaan garis lurus.

2. Ti𝑂2
Ti𝑂2 yang berupa bubuk diayak dengan menggunakan saringan 200 mesh

Sampel
1. Pencampuran Sampel (Mn+ Ti𝑂2 )
Mangan yang telah diayak dicampurkan kedalam Ti𝑂2 dengan perbandingan yang dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

3
Einstein's: Research Journal of Applied Physics, 1(1) (2023): 1-8
Pengaruh penambahan mangan alam terhadap daya absorbsi cahaya tampak pada keramik TiO2

Tabel 2 Perbandingan Mangan dan TiO2


No. Mn+TiO2 (%) Mn+TiO2 (gram)
1 0% Mn + 100 %TiO2 0 gram Mn + 10 gram TiO2
2 1% Mn + 99%TiO2 0,142 gram Mn + 9,9 gramTiO2
3 3% Mn + 97%TiO2 0,429 gram Mn + 9,7 gramTiO2
4 5% Mn + 95%TiO2 0,715 gram Mn + 9,5 gramTiO2

2. Sampel yang telah dicampur digerus menggunakan Ball Milling selama 12 jam
3. Sampel dicetak atau di press dsehingga sampel mempunyai bentuk seperti koin.
4. Sampel dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 105℃
5. Melakukan sintering pada sampel dengan menggunakan tanur pada suhu 1000 ℃ selama 5 jam

Pengujian sampel menggunakan UV-Vis


Setelah sampel di sintering kemudian sampel di haluskan kembali menjadi bubuk dan ditimbang sebanyak 0,1
gram. Sampel yang telah ditimbang dibuatkan larutan standarnya menggunakan aquades sebanyak 10 ppm. Setelah itu,
sampel disonikasi selama 15 menit dengan tujuan agar larutannya homogen. Kemudian sampel dimasukkan dalam
kuvet. Selanjutnya sampel di masukkan kedalam alat Spektofotometri Uv-Vis. Pilih program scanning dan atur panjang
gelombang 200 nm - 800 nm. Kemudian diukur absorbansinya

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan sampel TiO2 yang ditambahkan dengan mangan alam. Mangan alam yang digunakan
diambil dari PT. Malindo Bara Murni. TiO2 banyak digunakan sebagai pengurai air limbah, mengurangi jumlah sel
bakteri dan mengurangi aktivitas bakteri endospers dengan melibatkan proses fotokatalik. Fotokatalitik adalah suatu
proses transformasi kimia yang melibatkan unsur cahaya tampak dan katalis sekaligus dalam melangsungkan dan
mempercepat proses transformasi yang terjadi. Oleh karena itu, di selidiki daya absorbsi cahaya tampak TiO 2 yang
ditambahkan mangan alam. Dimana mangan sebagai partikel yang dapat meningkatkan efek katalis TiO 2 karena
mempunyai band gap yang lebih sempit dibandingkan TiO2.
1 .Uji X-Ray Fluorescence (XRF)
Metode XRF digunakan untuk menganalisis kandungan batu mangan alam yang digunakan.

Gambar 1. Batu Mangan alam

Batuan adalah benda alam yang menjadi penyusun utama bumi. Kebanyakan batuan merupakan campuran mineral
yang tergabung secara fisik satu sama lain. Beberapa batuan terutama tersusun dari satu jenis mineral saja, dan sebagian
kecil lagi dibentuk oleh gabungan mineral, bahan organik serta bahan-bahan vulkanik. XRF merupakan alat yang
digunakan untuk mengetahui kandungan unsur dan persentasenya dalam suatu material. Penggunaan metode X-Ray
Fluorescence dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa teknik ini mempunyai batas deteksi hingga satuan
ppm (part per million) (Fitri, 2016). Hasil XRF pada mangan alam disajikan pada Tabel 3 dibawah ini

4
Einstein's: Research Journal of Applied Physics, 1(1) (2023): 1-8
Warda Elfianti. A, La Agusu, Rosliana Eso

Tabel 3. Hasil XRF kandungan mangan alam


Kandungan Unsur Mangan Alam
Mn 70,44 %
Si 2.51 %
Tu 0.62 %
Ca 0.588 %
Ba 0.456 %
Ni 0.344 %
K 0.206 %
Px 0.090 %
Zn 0.125 %
Co 0.092 %
Sr 0.0765 %
As 0.0281 %
Mo 0.0161 %
Nb 0.0153 %
Y 0.0171 %
Sb 0.0066 %
In 0.0065 %
Sn 0.0050 %

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat kandungan mangan alam. Dimana kandungan mangan murni sebesar 70,44 %
dan terdapat unsur penyerta lainnya seperti Si, Tu, Ca Ba, Ni, K, Px, Zn, Co, Sr, As, Mo, Nb, Y, Sb, In dan Sn.

2 Analisa Kadar Mangan Mangan Uji AAS

Kurva Standar Mn
0,1

0,08 y = 0,0078x + 0,0012


R² = 0,9992
0,06
Abs

0,04

0,02

0
0 2 4 6 8 10 12
-0,02
Conc (mg/L)

Gambar 2. Grafik Kurva Standar Mangan Alam

Grafik kurva mangan merupakan plot konsentrasi deret standar mangan dan jumlah absorbansi yang dihasilkan
dari pengukuran menggunakan AAS sehingga menghasilkan persamaan garis lurus y = 0,0078x + 0,0012 dengan
korelasi R2 = 0,9992.

Tabel 4. Analisa Kadar Mangan

No Sampel ID Abs (Y) A B Konsentrasi (mg/L) Kadar (%)

1 Batu Mangan 349,25648 0,0078 0,0012 44776,3179 44,77632

5
Einstein's: Research Journal of Applied Physics, 1(1) (2023): 1-8
Pengaruh penambahan mangan alam terhadap daya absorbsi cahaya tampak pada keramik TiO2

Analisa kadar mangan dilakukan untuk mengetahui persentase kandungan mangan yang terkandung dalam
mangan alam. Analisa kadar mangan ini dilakukan dengan menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom (AAS).
Berdasarkan Tabel 2 hasil analisis kadar mangan alam diperoleh mangan dengan kemurnian 44,77 %. Hal ini dapat
terjadi karena di dalam mangan alam terdapat mineral penyerta seperti Fe yaitu 3,379 %, Fe 2O3 yaitu 4,827 %, SiO2
yaitu 25,456 % dan mineral Al2O3 yaitu 3,887 % (Fitri, 2016).
3. Uji Daya Absorbsorbsi Cahaya Tampak Menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis
Penyelidikan daya absorbsi cahaya tampak pada keramik TiO2 yang ditambahkan dengan mangan alam di uji dengan
menggunakan spektroftometer uv-vis. Pada uji ini digunakan 4 varian sampel yaitu (0% Mn : 100% TiO2 untuk sampel
A ), (1% Mn : 99% TiO2 untuk sampel B), (3% Mn : 97% TiO2 untuk sampel C), (5% Mn : 95% TiO2 untuk sampel
D). Setelah melalui proses sintering kemudian sampel digerus kembali menjadi bubuk dan ditimbang sebanyak 0,1
gram. Sampel yang telah ditimbang dibuatkan larutan standarnya menggunakan aquades sebanyak 10 ppm. Setelah itu,
sampel disonikasi selama 15 menit dengan tujuan agar larutannya homogen. Kemudian sampel dimasukkan dalam
kuvet. Selanjutnya sampel di masukkan kedalam alat Spektofotometri Uv-Vis. Pilih program scanning dan atur panjang
gelombang 200 nm - 800 nm. Kemudian diukur absorbansinya. Dimana absorbansinya dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Grafik Daya Absorbsi Cahaya Tampak Pada TiO2 Yang Ditambahkan Mangan Alam

Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat nilai absorbansi cahaya tampak pada TiO2 sebelum dan setelah ditambahkan
mangan alam. Pada TiO2 murni tidak memiliki puncak serapan. Sedangkan untuk TiO2 yang telah ditambahkan mangan
alam memiliki dua puncak serapan yaitu pada rentang panjang gelombang 220 nm dan 350 nm. Puncak serapan
tertinggi pada 97 % TiO2 dopping 3% mangan yaitu sebesar 23,8%. Pita serapan bergeser ke arah kanan ke panjang
gelombang lebih tinggi sehingga energinya lebih kecil. Berdasarkan penelitian Kim Dongjin (2014) Umumnya, energi
celah pita di bahan semikonduktor terkait erat dengan rentang gelombang yang diserap. Semakin tinggi panjang
gelombang serapan, maka lebih pendek energi celah pita dimiliki. TiO2 yang ditambahkan mangan alam dapat merubah
secara signifikan energi celah pita TiO2, mengarah ke fotokatalisis yang efisien. Dimana puncak serapannya pada
panjang gelombang 390 nm.
Pada absorbsi cahaya tampak TiO2 dopping mangan yang diperoleh fasa yang paling dominan merupakan rutile
sedangkan sebelum dopping fasa anatase lebih dominan. Panjang gelombang yang diserap oleh TiO2 dipengaruhi oleh
struktur kristal yang terbentuk pada masing-masing fasa. Dua fasa yang ada pada lapisan TiO2 ini adalah fase anatase
dan rutile Pada anatase tersusun dari oktahedran yang tersusun dengan menghubungkan puncak-puncaknya, namun
mengalami distorsi cukup lebar sehingga hampir mendekati bentuk rhombohedral, hal ini menyebabkan atom – atom
yang berikatan cukup sulit tereksitasi. Sulitnya atom – atom tereksitasi mengakibatkan perlunya energi yang besar
untuk memutus ikatan antar atom tersebut. Oleh karena itu anatase menyerap panjang gelombang kecil untuk
mendapatkan energi yang cukup untuk melepas ikatan tersebut. Keadaan yang berbeda terjadi pada rutile,
struktur rutile lebih teratur, struktur rutile juga terdistorsi namun tidak sebesar anatase, sehingga dibutuhkan
energi yang tidak terlalu besar untuk memutus ikatan antar atom. Oleh karena itu panjang gelombang yang diserap
oleh rutile lebih besar daripada anatase (Daniyanti,2015). Menurut Lee Jun Cheol dkk (2020) dari data sampel
didominasi memiliki struktur rutil, menyimpulkan bahwa fase rutil bersama dengan co-doping G dan Mn
meningkatkan efisiensi fotokatalitik. Sampel co-doping G dan Mn menunjukkan kinerja penyisihan NOx yang lebih
baik sebagai dibandingkan dengan sampel TiO2 murni dan TiO2 yang didoping G. Berdasarkan penelitian Rohman A.
(2015) mangan (logam transisi) sebagai partikel yang dapat meningkatkan efek fotokatalis TiO2 karena mempunyai
band gap yang lebih sempit dibandingkan TiO2. Penambahan mangan kedalam TiO2 dalam perbandingan tertentu akan
meningkatkan fotorespon dan aktivitas fotokatalitik TiO2 pada daerah sinar tampak sehingga dapat digunakan sebagai
katalis untuk senyawa-senyawa organik dalam air dengan adanya sinar cahaya tampak.

6
Einstein's: Research Journal of Applied Physics, 1(1) (2023): 1-8
Warda Elfianti. A, La Agusu, Rosliana Eso

4. Menentukan Energi Band Gap Menggunakan Metode Tauch Plot


Pada material direct band gap, tingkat energi terendah pada pita konduksinya berada pada nilai 𝑘 yang sama dengan
tingkat energi tertinggi pada pita valensinya. Sementara pada material dengan indirect band gap, tingkat energi terendah
pita konduksinya tidak berada pada nilai 𝑘 yang sama dengan tingkat energi tertinggi pada pita valensinya. Nilai energi
band gap dapat ditentukan dengan menggunakan metode plot grafik Tauc, dimana pengukuran ini dilakukan dengan
menarik garis linear pada grafik hubungan hv dan (ahv)n sampai memotong sumbu hv. Dimana nilainya dapat dilihat
pada Tabel 5 berikut

Tabel 5. Band Gap Energy TiO2 dengan Variasi Dopping Mangan


Kosentrasi Dopping Indirect Band Gap (eV) Direct Band Gap (eV)

Tanpa dopping 3,97 1,96


1 3,94 1,20
3 3,25 1,33

Berdasarkan tabel 5 diketahui energi band gap TiO2 pada indirect band gap sebesar 3,97 eV dan Direct band gap
sebesar 1,96 eV. Penambahan konsentrasi dopping mangan alan sebesar 1%, 3% dan 5% diperoleh nilai untuk indirect
band gap masing-masing sebesar 3,94 eV, 3,25 eV dan 3,19 eV sedangkan untuk direct band gap masing-masing
sebesar 1,20 eV, 1,33 eV dan 1,34 eV. Hal ini sesuai teori, Titanium Dioksida mempunyai rentang energi celah optik
(energi gab) yang sangat lebar dalam rentang 3,2 – 3,9 eV. Mateial ini juga memiliki indeks bias yang tinggi (n - 2,4)
sehingga membuat TiO2 mempunyai banyak kegunaan (Daniyanti,2015). Berdasarkan penelitian Devi (2018) Uji uv-vis
lapisan TiO2/N2 untuk menentukan band gap energy diperoleh hasil nilai energy band gap TiO2 tanpa doping sebesar
3,9250 eV. Penambahan doping nitrogen dengan variasi konsentrasi 15%, 25% dan 35% masing-masing sebesar 3,9250
eV, 3,8750 eV, 3,8375 eV dan 3,9125 eV.
Dapat diamati pengaruh penambahan doping mangan terhadap celah pita energi TiO2, celah pita energi semakin
menurun seiring penambahan konsentrasi doping. Hasil ini sesuai dengan efek penambahan doping secara teoritis.
Secara teoritis ketika semikonduktor di-doping dengan unsur yang memiliki kelebihan electron maka akan muncul
energi donor, sehingga energi yang dibutuhkan elektron untuk pindah dari pita valensi menuju pita konduksi (band gap)
menurun. Doping Mn dapat menurunkan band gap sehingga mampu menyerap cahaya tampak. Ullah dan Dutta (2008)
menyatakan bahwa adanya doping mangan pada semikonduktor menyebabkan terbentuknya pita tambahan yang disebut
tail states pada pita valensi. Adanya pita tambahan ini menyebabkan eksitasi dapat terjadi pada tingkat energi foton
yang lebih rendah dan menurunkan nilai energi celah pita dari material tersebut. Senthilkumaar et al. (2008)
menyatakan bahwa adanya doping logam mangan menyebabkan peningkatan dari pita valensi yang menyebabkan lebar
celah pita mengecil. Hal ini mengakibatkan eksitasi elektron dapat terjadi pada tingkat energi foton yang lebih rendah .

KESIMPULAN DAN SARAN


Hasil analisis kadar mangan alam dengan metode XRF diperoleh kandungan mangan murni sebesar 70,44 % dan
terdapat unsur penyerta lainnya seperti Si, Tu, Ca Ba, Ni, K, Px, Zn, Co, Sr, As, Mo, Nb, Y, Sb, In dan Sn. Hasil
analisis kadar mangan alam dengan metode AAS diperoleh mangan dengan kemurnian 44,77 %. Pada TiO2 murni tidak
memiliki puncak serapan. Sedangkan untuk TiO2 yang telah ditambahkan mangan alam memiliki dua puncak serapan
yaitu pada rentang panjang gelombang 220 nm dan 350 nm. Puncak serapan tertinggi pada 97 % TiO 2 dopping 3%
mangan yaitu sebesar 23,8%. Pita serapan bergeser ke arah kanan ke panjang gelombang lebih tinggi sehingga
energinya lebih kecil. Pengaruh penambahan doping terhadap celah pita energi TiO2, celah pita energi semakin
menurun seiring penambahan konsentrasi doping. Hasil ini sesuai dengan efek penambahan doping secara teoritis.
Secara teoritis ketika semikonduktor di-doping dengan unsur yang memiliki kelebihan electron maka akan muncul
energi donor, sehingga energi yang dibutuhkan elektron untuk pindah dari pita valensi menuju pita konduksi (band gap)
menurun. Penelitian lebih lanjut tentang pengaplikasian secara luas daya absorbsi cahaya tampak pada keramik TiO2
yang di tambahkan dengan mangan alam perlu dilakukan agar lebih tepat dan maksimal untuk diaplikasikan.

DAFTAR PUSTAKA
Afrozi, A, S. (2010). Sintesis dan Karakterisasi Katalis Non Komposit Berbasis Titania Untuk Produksi Hidrogen Dari
Gliserol dan Air. Skripsi, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Awing, S. C. K. (2017). Studi Fisis Daya Absorpsi, Refleksi dan Transmisi Berbagai Kaca Film (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Chauhan, R., Kumar, A., & Chaudhary, R. P. (2012). Structural and photocatalytic studies of Mn doped TiO2
nanoparticles. Spectrochimica Acta Part A: Molecular and Biomolecular Spectroscopy, 98, 256-264.

7
Einstein's: Research Journal of Applied Physics, 1(1) (2023): 1-8
Pengaruh penambahan mangan alam terhadap daya absorbsi cahaya tampak pada keramik TiO2

Daniyanti, R., Zharvan, V., Ichsan, N., Pramono, Y. H., & Yudoyono, G. (2015) Penentuan Energi Celah Pita Optik
Film TiO2 Menggunakan Metode Tauc Plot. Pros. Semin. Sains Dan Teknol, 1.

Ettireddy, P. R., Ettireddy, N., Mamedov, S., Boolchand, P., & Smirniotis, P. G. (2007). Surface characterization
studies of TiO2 supported manganese oxide catalysts for low temperature SCR of NO with NH3. Applied
Catalysis B: Environmental, 76(1-2), 123-134.

Fitri, I., & KEBUMIAN, F. I. D. T. (2016). Analisis Kandungan Mineral Logam Singkapan Batuan Di Kawasan
Pertambangan Mangan Desa Kumbewasan Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton Dengan Menggunakan XRF.
Universitas Haluleo.

Kim, D., Im, Y., Jeong, K. M., Park, S. M., Um, M. H., & Kang, M. (2014). Enhanced 2-chorophenol
photodecomposition using nano-sized Mn-incorporated TiO 2 powders prepared by a solvothermal method.
Bulletin of the Korean Chemical Society, 35(8), 2295-2298.

Prambasto, Satrio Bekti Uji. 2013. Sintesis Fotokatalis M/TiO2 Dan Aplikasinya Untuk Dekomposisi Air.
Skripsi,Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Rohman, A. (2015). Sintesis dan karakterisasi Fotokatalis titanium dioksida (Tio2) Anatas terdoping vanadium (Iii)
dengan metode reaksi padatan-sonikasi (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Senthilkumaar, S., Rajendran, K., Banerjee, S., Chini, T. K., & Sengodan, V. (2008). Influence of Mn doping on the
microstructure and optical property of ZnO. Materials Science in Semiconductor Processing, 11(1), 6-12.

Ullah, R., & Dutta, J. (2008). Photocatalytic degradation of organic dyes with manganese-doped ZnO nanoparticles.
Journal of Hazardous materials, 156(1-3), 194-200.

Anda mungkin juga menyukai