Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

DEGRADASI FOTOKATALIS ZAT WARNA DALAM PELARUT AIR


MENGGUNAKAN FOTOKATALIS OKSIDA LOGAM

Oleh :

ALMIRA RAHMA HINANTO

15/379626/PA/16684

Kamis, 24 Mei 2018

Asisten Praktikum : Nurul Hamidah

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

PROGRAM STUDI KIMIA

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA
2018
DEGRADASI FOTOKATALIS ZAT WARNA DALAM PELARUT AIR
MENGGUNAKAN FOTOKATALIS OKSIDA LOGAM

ALMIRA RAHMA HINANTO


15/379626/PA/16684

INTISARI

Telah dilakukan percobaan dengan judul Degradasi Fotokatalis Zat Warna


dalam Pelarut Air Menggunakan Fotokatalis Oksida Logam. Percobaan ini bertujuan
untuk memahami prinsip degradasi fotokatalis emnggunakan bahan semikonduktor dan
membandingkan efektivitas degradasi zat warna mmenggunakan oksida logam serta
memahami kesadaran terhadap lingkungan dan alternatif pengolahan limbah yang
bersifat ramah lingkungan dan tidak mahal. Metode yang digunakan pada percobaan
ini adalah kajian fotokatalis dan penentuan konsentrasi zat warna.
Pada kajian fotokatalis dilakukan pencampuran zat warna yaitu metil orange
dengan material semikonduktor yaitu TiO2 dan ZnO. Dilakukan pengadukan selama 30
menit dibawah sinar UV. Sedangkan penentuan konsentrasi zat warna ditentukan
dengan metode kurva kalibrasi. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh persamaan garis
y = 0,0898x - 0,0264 dengan hasil konsentrasi pada TiO2 sebesar 7,64 ppm dan
konsentrasi ZnO sebesar 3,11 ppm.

Kata kunci : Fotokatalis, degradasi, TiO2, ZnO, UV-Vis


I. Metode Percobaan

I.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan ini antara lain peralatan gelas ( labu takar
10mL, pipet ukur 2mL, gelas beker 150 mL, erlrnmeyer 250mL), lemari lampu
UV, spektrofotometer UV-Vis, pengaduk magnet, timbangan digital, kuvet dan
pipet pump.

Sedangkan bahan yang dibutuhkan pada percobaan ini adalah padatan (serbuk
TiO2 dan ZnO), lampu UV, kertas saring, zat warna (metil orange) dan aquades.

I.2 Cara Kerja

Pertama tama membuat larutan standar dari metil orange dengan konsentrasi
berturut turut yaitu 0-10 ppm masing-masing sebanyak 10 mL. Fungsi larutan
standar ini adalah untuk membuat kurva standar yang digunakan untuk penentuan
konsentrasi ZnO dan TiO2.

Kemudian zat fotokatalis yaitu ZnO dan TiO2 ditimbang sebanyak 0,05g dan
dimasukkan kedalam 25mL larutan zat warna (metil orange) dengan konsentrasi
5ppm. Campuran tersebut diaduk menggunakan pengaduk magnet selama 30 menit
dengan disinari lampu UV. Setelah proses pengadukan, campuran tersebut disaring
dengan kertass saring 2 lapis (double) sehingga diperoleh larutan filtrat.
Absorbansi larutan metil orange sebelum dan sesudah foto katalis ditentukan pada
panjang gelombang maksimal zat warna metil orange yaitu 465 nm.
II. Hasil dan Pembahasan

II.1 Hasil Percobaan

Tabel II.1 Data Hasil Percobaan


Konsentrasi (ppm) Absorbansi
0 0
1 0.09
2 0.131
3 0.223
4 0.291
5 0.339
6 0.598
7 0.618
8 0.727
9 0.800
10 0.830
ZnO 0.253
TiO2 0.660

 Konsentrasi TiO2 sebesar 7,64 ppm


 Konsentrasi ZnO sebesar 3,11 ppm.

II.2 Pembahasan

Percobaan ini didasarkan pada kemampuan suatu material semi konduktor


untuk menyerap foton dan melakukan reaksi transformasi pada zat antar muka
material secara stimulan. Material semi konduktor yang digunakan pada percobaan
ini adalah ZnO dan TiO2.

Kedua zat tersebut dapat bekerja sebagai fotokatalis dalam proses fotokatalisis
zat warna metil orange. Material ini sangat bermanfaat dalam proses degradasi
limbah di perairan melalui proses fotodegradasi. Proses fotodegradasi didasari pada
reaksi fotokatalisis pada katalis ZnO dan TiO2. Material fotokatalis akan bekerja
mempercepat reaksi denga adanya bantuan energi cahaya (foton) namun jika tidak
ada cahaya maka proses reaksi yang terjadi sangat lambat. Umumnya cahaya yang
digunakan untuk mengeksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduktor adalah
cahaya UV, karena hanya cahaya inilah yang memiliki energi foton yang lebih
besar daripada energi celah pada kebanyakan bahan semikonduktor.

Zat warna yag digunakan dalam percobaan ini adalah metil orange, dengan
rumus kimia C14H14N3Na2O3S adapun strukturnya sebagai berikut :

Gambar II.1 Struktur Metil Orange

Pencampuran antara zat fotokatalis dengan zat warna dilakukan di dalam ruang
gelap agar reaksi tidak berlangsung akibat pengaruh cahaya ruangan dan nantinya
reaksi hanya akan dipengaruhi oleh sinar UV dari lampu UV. Penyinaran dilakukan
selama 30 menit disertai pengadukan yang bertujuan agar reaksi antara material
semikonduktor dan zat warna metil orange dapat berlangsung cepat akibat
tumbukan partikel-partikelnya. Selain itu, pengadukan membantu larutan menjadi
homogen dengan material semikonduktor sehingga fungsi sebagai katalis dalam
percobaan ini dapat bekerja dengan maksimal di dalam larutan.

Pelarut yang digunakan adalah air karena air merupakan pelarut yang ramah
lingkungan dan sifat pewarna metil orange yang mudah larut dalam air. Metil
orange dipilih sebagai zat yang terdegradasi oleh proses fotokatalisis ini karena
telah banyak digunakan sebagai pewarna tekstil dan keberadaanya dilingkungan
dalam bentuk limbah sangat berbahaya jika secara langsung atau tidak
mengkontaminasi tubuh mahluk hidup menjadi polutan berbahaya.

Proses awal reaksi fotokatalisis pada material semikonduktor adalah


pembentukan pasangan elektron hole dalam partikel semikonduktor.
Semikonduktor akan menyerap energi yang sama atau lebih besar dari energi celah,
sehingga elektron pada pita valensi akan mengalami eksitasi ke pita konduksi
dengan meninggalkan lubang positif (hole, ℎ+ vb). Hole (ℎ+) akan berinteraksi
dengan H2O dan OH- yang berada pada permukaan katalis membentuk OH radikal
(*OH) yang bersifat sebagai oksidator kuat elektron akan bereaksi dengan O2 yang
berada pada katalis membentuk radikal oksigen (*O2-) yang bersifat sebagai
reduktor. Oksidator dan reduktor tersebut menyerang zat warna metil orange
menghasilkan CO2 dan H2O serta beberapa asam dengan konsentrasi rendah.

Mekanisme fotokatalis dari ZnO adalah sebagai berikut :

(Sakthivel, 2003)

Reaksi total adalah sebagai berikut :

Sedangkan untuk mekanisme fotokatalis semikonduktor TiO2 menurut Zaleska


pada tahun 2008 adalah sebagai berikut :

Gambar II.2 Mekanisme Fotokatalis TiO2

Berikutnya yakni proses penyaringan yang dilakukan setelah proses penyinaran


30 menit dimaksudkan untuk memisahkan fotokatalis dengan larutan metil orange
sehingga diperoleh larutan yang jerni. Larutan harus jernih dalam pengukuran
menggunakan spektrofotometer UV-Vis karena adanya partikel yang melayang-layang
di dalam larutan dapat menganggu proses absoebansi sampel sehingga hasilnya tidak
akurat. Kertas saring di-double untuk menghindari lolosnya partikel fotokatalis yang
berukuran kecil masuk ke dalam filtrat.

Kemudian dilakukan pengukuran abosrbansi dari larutan standar dan larutan


hasil fotokatalis dengan spektrofotometer UV-Vis. Pada pengukuran absorbansi
digunakan panjang gelombang maksimal untuk metil orange adalah 465 nm. Panjang
gelombang maksimal digunakan pada pengukuran absorbansi karena pada panjang
gelombang maksinal inilah terjadi proses absorbansi paling tinggi, serta dengan
menggunakan panjang gelombang maksimal dalam perhitungan absorbansi larutan
standar maka akan diperoleh kurva kalibrasi yang menurut hukum Lambert Beer,
dimana konsentrasi sebanding dengan absorbansi.

Dari larutan standar dapat diperoleh kurva standar dengan persamaan y =


0,0898x - 0,0264 dengan R² = 0,9759. Sehingga dari persamaan dapat diperoleh
konsentrasi TiO2 sebesar 7,64 ppm dan konsentrasi ZnO yang diperoleh sebesar 3,11
ppm.

III. Kesimpulan

III.1 Prinsip degradasi fotokatalis mengunakan material semi konduktor ZnO dan TiO2
peruraian senyawa oleh reaksi katalis cahaya sebagai sumber energi dan sebagai
katalis untuk mempercepat reaksi.

III.2 Degradasi fotokatalis zat warna menggunakan oksida logam diperoleh konsentrasi
pada TiO2 sebesar..ppm dan ZnO sebesar

III.3 Pengolahan limbah yaitu metil orange sebagai limbah tekstil dapat diolah melalui
proses fotodegradasi dengan biaya yang minimum dan merupakan pengolahan
limbah ramah lingkungan karena hanya membutuhkan foton dengan hasil samping
berupa CO2 dan H2O serta asam dengan konsentrasi rendah yang tidak berbahaya
untuk lingkungan.
IV. Daftar Pustaka

Sakthivel, S., et.al., 2003, Solar Photocatalytic Degradation Of Azo Dye:


Comparison Of Photocatalytic Efficiency Of ZnO and TiO2, Sol. Cells, J.,
Vol. 77, 65-82.

Zaleska, A., 2008, Doped- TiO2 : A Review, Recent Patents on Engineering, 2, 157-
164.

V. Lembar Pengesahan
Yogyakarta, 26 Mei 2018
Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan,

( Nurul Hamidah ) ( Almira Rahma Hinanto )

Koordinator Asisten Laboratorium

( Iis Setyo Budi )


Lampiran

Grafik Absorbansi vs Konsentrasi (ppm)


1

0.8

0.6
Absorbansi

0.4
y = 0.0898x - 0.0264
0.2 R² = 0.9759

0
0 2 4 6 8 10 12
-0.2
Konsentrasi (ppm)

Berdasarkan grafik di atas diperoleh persamaan y = 0,0898x - 0,0264


dengan R² = 0,9759. Sehingga konsentrasi dari TiO2 dan ZnO adalah sebesar :

- Absorbansi TiO2 : 0.660


y = 0,0898x - 0,0264
0.660 = 0,0898x - 0,0264
0.6864 = 0,0898x
x = 7,64 ppm

- Absorbansi ZnO : 0.253


y = 0,0898x - 0,0264
0.253 = 0,0898x - 0,0264
0.2794 = 0,0898x
x = 3,11 ppm

Anda mungkin juga menyukai