Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TL-3103 LABORATORIUM LINGKUNGAN


PRAKTIKUM 04
ANGKA PERMANGANAT DAN GOLONGAN NITROGEN

Nama Praktikan : M. Wijaya


NIM : 15318088
Tanggal Praktikum : Kamis, 22 Oktober 2020
Tanggal Penyerahan : Kamis, 29 Oktober 2020
PJ Modul : Muhammad Farhan Huda
Fathiya Mufidah
Asisten yang Bertugas : Arisa F. Pangaribuan
Cindy Maura Bernadine
M. Yusuf Habibullah
M. Syams Apriandas H.
Miftahir Rizka
Putri Shafa Kamila

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
Kamis, 22 Oktober 2020
MODUL 19 (ANGKA PERMANGANAT)
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan besarnya kandungan zat organik di dalam sampel air.
2. Menentukan aplikasi atau manfaat pengukuran zat organik dalam bidang Teknik Lingkungan.
3. Menentukan pengaruh zat organik terhadap kualitas sampel air.
II. Landasan Teori
Senyawa organik sebagian besar ditemui dalam air alam dan keberadaannya harus diperhatikan karena
kebanyakan senyawa organik sintesis bersifat racun dan berbahaya. Senyawa-senyawa organik terdapat di
dalam air dalam kadar yang rendah dan hanya sebagian kecil dari seluruh jumlah padatan yang ada.
Keberadaan senyawa organik di dalam air akan menimbulkan berbagai masalah, antara lain masalah rasa dan
bau (Sumantri, 2010). Efek yang bisa ditimbulkan dengan adanya senyawa organik pada sumber air akan
berdampak buruk bagi kesehatan jika sampai masuk kedalam tubuh tanpa ada pengolahan air terlebih dahulu
seperti: diare, kecacingan, dan gatal-gatal. Kualitas sumber air juga dipengaruhi oleh berbagai aktivitas
manusia yang secara langsung memberikan kontribusi kandungan zat-zat tertentu dalam air. Sebagai akibatnya
adalah kualitas air terus berkembang sejalan dengan pengalirannya yang dipengaruhi oleh kondisi alam yang
dilaluinya (Damin, 2009).
Parameter untuk menentukan banyaknya polutan senyawa organik pada air dapat ditentukan dengan
menentukan angka permanganat, Biological Oxygen Demand (BOD), atau Chemical Oxygen Demand (COD).
Kelebihan bahan organik, nitrogen dan fosfor pada badan air dapat menyebabkan eutrofikasi. Monitoring
eutrofikasi dan bloom algae pada perairan dapat dilakukan dengan menentukan parameter kimia seperti fosfor
total, nitrogen total, ammonia, angka permanganat, kecepatan aliran, ketinggian air, dan pemeriksaan
mikroskopis fitoplankton dan zooplankton. Angka permanganat adalah ukuran dari jumlah oksigen yang
diperoleh dari kalium permanganat untuk mengoksidasi polutan senyawa organik dan anorganik pada sampel.
Dalam sampel air limbah domestik, angka permanganat memiliki hubungan linear yang signifikan dengan
Total Suspended Solid (TSS). Oleh karena itu, koloid dan padatan terlarut dapat menginterferensi pengukuran
angka permanganat secara spektrometri (Uwidia dan C. M. . Ademoroti, 2016)
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini,
namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk
mempercepat reaksi. Titrasi permanganometri dipilih karena memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya yaitu lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini tidak memerlukan indikator,
hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai indikator, yaitu ion MnO4-berwarna
ungu, setelah direduksi menjadi ion Mn tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator (Sari,
2018).
III. Prinsip Praktikum
Prinsip yang digunakan pada praktikum ini yaitu titrasi permanganometri dimana zat organik di dalam
air dioksidasi oleh oksidator kuat KMnO4 pada temperatur mendidih (±100 oC) selama 10 menit. Semakin
banyak zat organik di dalam air maka akan semakin banyak oksidator KMnO4 yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi senyawa organik tersebut. Sedangkan apabila kelebihan KMnO4, maka akan direduksi oleh asam
oxalat berlebihan dan kelebihan asam oxalat dititrasi kembali oleh larutan KMnO4.
IV. Alat dan Bahan
♦ Alat : Erlenmeyer; Buret; Statif; Pipet Tetes; Gelas Kimia; Gelas Ukur; dan Hot Plate.
♦ Bahan : Sampel Air; Larutan H2SO4 4 N bebas zat organik; Larutan KMnO4 0,01 N; larutan Asam Oxalat
0,01 N.
V. Cara Kerja

Cara Kerja Hasil Pengamatan


• Pembebasan labu erlenmenyer dari zat organik

• Pemeriksaan zat organik

• Penentuan faktor ketelitian KMnO4 zat organik

VI. Tabel Data Hasil Praktikum


VII. Pengolahan Data
10
- Faktor Ketelitian = 𝑚𝑙 𝐾𝑀𝑛𝑂
4

- Perhitungan Kandungan Zat Organik


1000
× [{(10 + 𝑎) × 𝐹} − 10] × 0,01 × 31,6 = mg/L KMnO4
100

Keterangan : a = ml KMnO4 pada waktu titrasi


F = faktor ketelitian KMnO4
31,6 = berat ekivalen KMnO4
Kamis, 22 Oktober 2020
MODUL 22 (N-ORGANIK)
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan besarnya Nitrogen Total Kjeldhal di dalam sampel air.
2. Menentukan aplikasi atau manfaat pengukuran Nitrogen Total Kjeldhal dalam bidang Teknik
Lingkungan.
3. Menentukan pengaruh besarnya Nitrogen Total Kjeldhal terhadap kualitas sampel air.
II. Landasan Teori
Kualitas perairan mempengaruhi kehidupan organisme yang hidup di perairan seperti fitoplankton,
zooplankton, bentos dan nekton. Pertumbuhan organisme perairan memerlukan nitrogen dimana jika bahan
organik yang mengalami dekomposisi mengandung banyak nitrogen, maka mikroorganisme akan tumbuh
dengan baik (Effendi, 2003). Senyawa nitrogen di perairan secara alami berasal dari metabolisme organisme
perairan dan dekomposisi bahan-bahan organik oleh bakteri (Boyd, 1979). Nitrogen merupakan bahan dasar
penyusun protein yang diserap oleh tumbuhan air dalam bentuk amonia atau nitrat. Ketersediaan nitrogen
mempengaruhi variasi spesies, kemelimpahan serta kandungan nutrisi hewan dan tumbuhan akuatik (Horne
dan Goldman, 1994).
Pada umumnya gas nitrogen ini tidak dapat dipergunakan secara langsung oleh makhluk hidup, hanya
beberapa organisme khusus yang dapat mengubahnya ke dalam bentuk organik nitrogen dan proses yang
terjadi dinamakan fiksasi. Nitrogen organik yang disintesa oleh tumbuhan dan alga merupakan sumber
nitrogen bagi hewan. Dalam metabolismenya hewan akan membuang nitrogen yang berada dalam bentuk
senyawa-senyawa yang kemudian senyawa tersebut dimineralisasi oleh mikroorganisme dan nitrogen akan
dilepaskan sebagai amoniak. Proses yang sama juga akan terjadi jika tumbuh-tumbuhan dan hewan mati dan
akan mengalami dekomposisi.
Nitrogen organik berasal dari beberapa sumber antara lain limbah domestik yang termasuk didalamnya
sampah, kotoran manusia dan binatang, kemudian berasal dari limbah industri dan dapat pula berasal dari air
alam yang terpapar oleh sisa-sisa tumbuhan. Limbah industri merupakan sumber terbesar yang mengalirkan
nitrogen organik ke dalam sistem perairan, industri yang banyak mengeluarkan buangan nitrogen adalah jenis-
jenis industri kimia yang memproduksi senyawa nitrogen atau menggunakan bahan baku senyawa nitrogen
serta unsur-unsur biologis seperti binatang dan bahan makanan.
III. Prinsip Praktikum
Prinsip yang digunakan pada pengukuran Nitrogen organik dengan metode Kjeldhal adalah senyawa
Nitrogen organik akan didektruksi (suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi unsur-unsurnya sehingga
dapat dianalisis) dengan asam sulfat pekat dalam suasana panas, sehingga akan membentuk senyawa
(NH4)2SO4. kemudian didestilasi (suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap bahan) dalam suasana basa menggunakan larutan NaoH sehingga terbentuk gas NH3
yang menguap dan kemudian akan ditangkap dengan pelarut kimia tertentu seperti HCl atau H3BO3. Hasil
yang diperoleh pada praktikum kali ini adalah Nitrogen Total Kjeldhal (NTK).
IV. Alat dan Bahan
♦ Alat : Labu Dekstruksi; Hot Plate; Kertas Lakmus; Pipet Tetes; Gelas Kimia; Labu Erlenmeyer; Statif;
dan Buret.
♦ Bahan : Garam Kjeldhal; Larutan NaOH 50%; H2SO4 pekat; Larutan Asam Borat; Larutan indikator
Tasiro; Larutan HCl 0,1 N; Larutan Natrium Tetra Borat; Sampel Air; dan Aquades.
V. Cara Kerja

Cara Kerja Hasil Pengamatan

Titik akhir
titrasi ditandai
dengan
25 ml perubahan
Larutan borat warna hijau
menjadi ungu

VI. Tabel Data Hasil Praktikum


VII. Pengolahan Data
Konsentrasi NTK sebagai mg NH3 -N/liter
1000x ml HCl x N HCl x 14
ml contoh air
Kamis, 22 Oktober 2020
MODUL 22 (AMMONIUM DAN AMMONIA)
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan besarnya konsentrasi NH4+ di dalam sampel air.
2. Menentukan aplikasi atau manfaat pengukuran ammonium dan ammonia dalam bidang Teknik
Lingkungan.
3. Menentukan pengaruh besarnya konsentrasi NH4+ terhadap kualitas sampel air.
II. Landasan Teori
Keberadaan bahan organik di perairan memiliki manfaat utama yaitu sebagai sumber nutrien bagi biota
yang berada di perairan tersebut (Effendi, 2003). Bahan organik di perairan akan dirombak oleh bakteri
pengurai menjadi senyawa amonia dan amonium yang akan mengalami proses nitrifikasi menjadi nitrit dan
nitrat (Fardiaz, 1992). Amonia merupakan salah satu jenis senyawa yang mudah larut dalam air dan turut
mempengaruhi tingkat kesuburan perairan (Horne dan Goldman, 1994). Sumber amonia di perairan adalah
pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan kolom
air yang berasal dari dekomposisi bahan organik oleh dekomposer (amonifikasi). Amonia yang terukur di
perairan berupa amonia total (NH3 dan NH4+ ). Amonia bebas tidak dapat terionisasi (amoniak), sedangkan
amonium (NH4+ ) dapat terionisasi. Pada pH 7 atau kurang, sebagian besar amonia akan mengalami ionisasi,
sebaliknya pada pH lebih besar dari 7, amoniak tak terionisasi yang bersifat toksik terdapat dalam jumlah yang
lebih banyak. Amoniak dapat menyebabkan kondisi toksik bagi kehidupan perairan. Konsentrasi tersebut
tergantung dari pH dan temperatur yang mempengaruhi air. Nitrogen amonia berada dalam air sebagai
amonium (NH4+) berdasarkan reaksi kesetimbangan sebagai berikut: {NH3 + H2O → NH4+ + OH-}
Adanya ion ammonium dalam air bersih (tidak terpolusi) berkaitan dengan proses dekomposisi
biokimia dalam protein. Oleh karena itu konsentrasi ion ammonium akan bertambah bila organisme perairan
mati, terutama dalam daerah agregasi yaitu lapisan perairan yang densitas fito dan bakterio planktonnya
bertambah. Terjadinya fluktuasi musiman ion ammonium menggambarkan nutrisi dalam badan air telah
terpolusi oleh bahan organik yang berasal dari limbah rumah tangga dan industri, terutama industri makanan.
Ion ammonium ini dapat terbentuk selama proses reduksi anaerobik pada nitrat dan nitrit.
Kadar amoniak bebas dalam air meningkat sejalan dengan meningkatnya pH dan temperatur.
Kehidupan air terpengaruh oleh amoniak pada konsentrasi 1 mg/l dan dapat menyebabkan ikan mati lemas
karena dapat mengurangi kapasitas oksigen dalam air. Senyawa amoniak dapat mengurangi efektifitas khlorin
yang biasanya digunakan sebagai tahap akhir dalam pengolahan air untuk menghilangkan bahan organik yang
tersisa serta untuk proses disinfeksi. Asam hipoklorid dapat bereaksi dengan amoniak membentuk khloramin,
dimana kurang efektif sebagai disinfektan sehingga amoniak dapat dikatakan memakai kebutuhan klorin pada
proses khlorinasi (Bitton, 1994) . Di dalam air limbah, senyawa amoniak ini dapat diolah secara mikrobiologis
dengan cara aerasi melalui proses nitrifikasi hingga menjadi nitrit dan nitrat.
III. Prinsip Praktikum
Prinsip yang digunakan pada praktikum ini yaitu menggunakan metode Phenate-Spectrofotometri
dimana ammonia akan direaksikan dengan hipoklorit dan phenol serta ditambahkan katalis natrium
Nitroprusside sehingga membentuk senyawa komplek indophenol yang berwarna biru. Warna biru yang
terbentuk diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm.
IV. Alat dan Bahan
♦ Alat : Spektrofotometer; Labu Erlenmeyer; Gelas kimia; Pipet tetes dan Tabung reaksi.
♦ Bahan : Sampel Air; Larutan phenol; Natrium Nitroprusside 0,5% w/v; Alkaline sitrat; Larutan
oksidator; Larutan stok ammonium; Larutan standar ammonium; dan Aquadest.
V. Cara Kerja
Cara Kerja Hasil Pengamatan

VI. Tabel Data Hasil Praktikum


VII. Pengolahan Data
Konsentrasi NH4 = A x S = ppm
Keterangan: A = absorban sampel
S = kemiringan kurva kalibrasi (ppm NH4 / unit absorban)
Kamis, 22 Oktober 2020
MODUL 22 (NITRIT)
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan besarnya konsentrasi nitrit di dalam sampel air.
2. Menentukan aplikasi atau manfaat pengukuran nitrit dalam bidang Teknik Lingkungan.
3. Menentukan pengaruh besarnya konsentrasi nitrit terhadap kualitas sampel air.
II. Landasan Teori
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup
lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir
semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air termasuk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
(Achmad R, 2004).
Senyawa nitrogen di perairan secara alami berasal dari metabolisme organisme perairan dan dekomposisi
bahan-bahan organik oleh bakteri (Boyd, 1979). Nitrogen dalam bentuk nitrit (NO2-) dan nitrat (NO3-)
merupakan salah satu parameter kesuburan. Keduanya berpengaruh pada nutrien yang berperan dalam
pembentukan biomassa organisme perairan, juga merupakan pembentuk komposisi dan biomassa fitoplankton
sebagai produsen perairan (Krebs, 2009) yang akan menentukan produktivitas primer perairan.
Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang hanya sebagian teroksidasi. Nitrit tidak ditemukan dalam air
limbah yang segar, melainkan dalam limbah yang sudah basi atau lama. Nitrit tidak dapat bertahan lama dan
merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat. Nitrit bersumber dari bahan-bahan
yang bersifat korosif dan banyak dipergunakan di pabrik-pabrik. Nitrit tidak tetap dan dapat berubah menjadi
amoniak atau dioksidasi menjadi nitrat. (Ginting,2007). Pengaruh nitrit pada kesehatan manusia yaitu, dapat
menyebabkan methamoglobinemia dan efek racun kandungan nitrit dalam air lebih besar dari 0 (nol) mg/l.
(Soeparman, 2001).
Nitrit merupakan senyawa yang tebentuk dari proses oksidasi senyawa amoniak, nitrit di alam bersifat
tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi nitrat. Nitrit pada limbah cair, umumnya kosentrasi kurang dari 1,0
mg/L. Nitrit tidak ditemukan dalam air limbah yang segar, melainkan dalam limbah yang sudah basi atau lama.
Nitrit bersumber dari bahan-bahan yang bersifat korosif dan banyak dipergunakan di industri. Nitrit sangat
berbahaya untuk tubuh manusia khususnya bagi bayi di bawah umur 3 bulan, karena dapat menyebabkan
methaemoglobinemia yaitu kondisi dimana nitrit akan mengikat haemoglobin (Hb) darah sehingga
menghalangi ikatan Hb dengan oksigen (Soeparman, 2001).
III. Prinsip Praktikum
Prinsip yang digunakan pada praktikum ini yaitu menggunakan metode Diazotasi-Spektrofotometri
dimana senyawa nitrit direaksikan dengan asam sulfanilat dan N -(1-Naphtyl ethylen diamin) dihidrochloride
dalam suasana asam (pH 2 s.d 2,5) membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Warna ungu yang
terjadi diukur intensitasnya dengan spectrofotometer pada panjang gelombang 520 nm.
IV. Alat dan Bahan
♦ Alat : Spektrofotometer; Saringan; Labu Erlenmeyer; Gelas kimia; Pipet tetes; dan Tabung reaksi.
♦ Bahan : Sampel Air; Larutan Asam Sulfanilat; Larutan N - (1-Naphtyl ethylen diamin) dihidrochloride;
Larutan stock standar Nitrit (1000 ppm); Larutan standar Nitrit (10 ppm); dan Aquadest.
V. Cara Kerja
Cara Kerja Hasil Pengamatan

VI. Tabel Data Hasil Praktikum


VII. Pengolahan Data
Konsentrasi Nitrit = A x S = ppm NO2
Keterangan: A = absorban sampel
S = kemiringan kurva kalibrasi (ppm / unit absorban)
Kamis, 22 Oktober 2020
MODUL 22 (NITRAT)
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan besarnya konsentrasi nitrat di dalam sampel air.
2. Menentukan aplikasi atau manfaat pengukuran nitrat dalam bidang Teknik Lingkungan.
3. Menentukan pengaruh besarnya konsentrasi nitrat terhadap kualitas sampel air.
II. Landasan Teori
Senyawa nitrogen di perairan secara alami berasal dari metabolisme organisme perairan dan
dekomposisi bahan-bahan organik oleh bakteri (Boyd, 1979). Nitrogen dalam bentuk nitrit (NO2-) dan nitrat
(NO3-) merupakan salah satu parameter kesuburan. Keduanya berpengaruh pada nutrien yang berperan dalam
pembentukan biomassa organisme perairan, juga merupakan pembentuk komposisi dan biomassa fitoplankton
sebagai produsen perairan (Krebs, 2009) yang akan menentukan produktivitas primer perairan.
Senyawa nitrat adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan senyawa yang stabil. Senyawa ini
dapat berasal dari buangan industri bahan peledak, pupuk dan cat. Secara alamiah kadar nitrat relatif rendah,
tetapi kadar ini dapat menjadi tinggi sekali pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk yang
mengandung nitrat. Di Indonesia konsentrasi nitrat dalam air minum tidak boleh melebihi 10 mg/l (Alaerts dan
Santika, 1987). Bahan organik di perairan akan dirombak oleh bakteri pengurai menjadi senyawa amonia dan
amonium yang akan mengalami proses nitrifikasi menjadi nitrit dan nitrat (Fardiaz, 1992). Nitrat merupakan
senyawa yang penting untuk sintesis protein biota, akan tetapi apabila konsentrasinya melebihi baku mutu
akan menyebabkan eutrofikasi (Guergueb et al., 2015).
Denitrifikasi adalah proses tahap kedua dalam proses penghilangan amoniak dengan sistem nitrifikasi-
denitrifikasi. Proses denitrifikasi adalah perubahan senyawa nitrat menjadi gas nitrogen (N2). Gas nitrogen
adalah senyawa yang sangat stabil. Bakteri yang bekerja pada proses denitrifikasi adalah bakteri anaerobik,
yaitu bakteri yang tidak memerlukan oksigen dalam aktifitasnya, bahkan kehadiran oksigen dapat
menyebabkan bakteri ini mati. Untuk itu, proses denitrifikasi memerlukan bioreaktor tertutup yang tidak
bersentuhan dengan udara luar. Reaksi reduksi senyawa nitrat menjadi nitrogen memerlukan senyawa karbon
organik sebagai sumber elektron (elektron donor). Oleh karena itu pada proses reduksi ini diperlukan
penambahan senyawa karbon organik dari luar.
III. Prinsip Praktikum
Prinsip yang digunakan pada praktikum ini yaitu menggunakan metode Brucine–Spectrofotometri
dimana nitrat dalam air dengan suasana asam akan direaksikan dengan brusin sulfat dan asam sulfanilat
membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning. Intensitas warna yang terjadi dapat diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm.
IV. Alat dan Bahan
♦ Alat : Spektrofotometer; Gelas kimia; Pipet tetes; Hot Plate; dan Tabung reaksi.
♦ Bahan : Sampel Air; Larutan Brusin - Sulfanilat; Larutan H2SO4; Larutan NaCl; Larutan stock standar
NO3 (1000 ppm); Larutan standar NO3 (100 ppm); dan Aquadest.
V. Cara Kerja
Cara Kerja Hasil Pengamatan
Dinginkan

VI. Tabel Data Hasil Praktikum


VII. Pengolahan Data
Konsentrasi Nitrat = A x S = ppm NO2
Keterangan: A = absorban sampel
S = kemiringan kurva kalibrasi (ppm / unit absorban)

Anda mungkin juga menyukai