Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

TL 3103 – LABORATORIUM LINGKUNGAN


PRAKTIKUM 04
GOLONGAN NITROGEN DAN ANGKA PERMANGANAT

Nama Praktikan : Aureliansyah Alberami


NIM : 15318093
Tanggal Praktikum : Kamis, 21 Oktober 2020
Tanggal Penyerahan : Kamis, 28 Oktober 2020
PJ Modul : Muhammad Farhan Huda (15317075)
Fathiya Mufidah (15317073
Asisten yang Bertugas M. Yusuf Habibbullah (15316095)
Arisa F. Pangaribuan (15316043)
Cindy Maura Bernadine (15317011)
Syams A. (15316033)
Miftahir Rizka (15317076)
Muhammad Farhan Huda (15317075)
Fathiya Mufidah (15317073)
Putri Shafa Kamila (15317054)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
Kamis, 21 Oktober 2020
MODUL 10
N-ORGANIK

I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan konsentrasi nitrogen total kjeldahl dalam sampel air
2. Menentukan pengaruh nitrogen total kjeldahl dalam air
3. Menentukan metode yang digunakan dalam menentukan nitrogen total kjeldahl dalam air
4. Menentukan fungsi indiktor Tosiro

II. Landasan Teori


Metode Kjeldahl atau Kjeldahl digestion dalam analisis kimia berarti sebuah metode yang
dipakai dalam melihat nilai kuantitaif determinasi dari nitrogen yang dikembangkan oleh Jhon
Kjeldahl pada tahun 1883. Cara Kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar nitrogen. Analisa
Nitrogen cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu destruksi, destilasi dan
titrasi. (Suriadikarta, D. A., 2006). Nitrogen total kjeldahl adalah jumlah nitrogen organik dan
nitrogen amonia. (Eaton, 2017).
Nitrogen memiliki peranan yaitu merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,
khususnya batang, cabang dan daun (Lindawati, Izhar, & Syafira, 2000) Nitrogen penting dalam hal
pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis. Unsur fosfor merupakan
bahan pembentuk sel inti, selain itu mempunyai peranan penting bagi pembelahan sel meristematik.

III. Prinsip Praktikum


Prinsip praktikum pada modul ini adalah sampel air didestruksi dengan asam sulfat dalam
suasana panas dan dikatalis dengan CuSO 4, sehingga N-organik dalam air berubah menjadi ion
ammonium NH4+. Selanjutnya dengan penambahan basa NaOH, maka ion ammonium menjadi NH 3
yang kemudian didestilasi, maka gas ammonia akan menguap dan ditangkap dengan asam borat.
Ammonia yang tertangkap ditentukan dengan metode kolorimeteri atau titrasi.

IV. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
 Labu destruksi  Sampel air
 Labu ukur  10 mL H2SO4
 Pipet tetes  5 gram Kjeldhal
 Kertas lakmus  Aquades
 Larutan NaOH
 Larutan borat
 Larutan Tosiro
 Larutan HCL 0,1 N

V. Cara Kerja dan Hasil Pengamatan


Cara Kerja Hasil Pengamatan

VI. Pengolahan Data


Kamis, 21 Oktober 2020
100 ×ml HCl × N HCl ×14
Konsentrasi NTK (mg NH 3−N /liter )=
ml sampel air
VII. Pembahasan
VII.1. Analisis Cara Kerja
Sampel dihomogenkan terlebih dahulu dengan mengocok sampel dalam wadah. Setelah itu,
sampel dimasukkan ke dalam labu destruksi
VII.2. Analisis Kesalahan dalam Praktikum
VII.3. Analisis Hasil
VII.4. Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan

VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka


Kamis, 21 Oktober 2020
MODUL 11
AMMONIUM DAN AMMONIA
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan konsentrasi ammonium (NH4+) dan ammonia (NH3) dalam sampel air.
2. Menentukan metode yang digunakan dalam menentukan konsentrasi ammonium dan ammonia
dalam sampel air
3. Menentukan fungsi dari nitroprusside

II. Landasan Teori


Ammonium terbentuk melalui ammonia. Ammonia membentuk ion ammonium bergantung
pada pH larutan. Adanya ammonium dalam air limbah berpotensi mencemari badan air bila langsung
dibuang tanpa melalui proses pengolahan. Untuk itu perlu adanya suatu teknologi pengolahan yang
tepat. Ammonium secara alami ada pada air permukaan dan air tanah serta air limbah. Sebagian
besar terjadi dari peruraian zat organik yang mengandung nitrogen oleh mikroorganisme dan dari
hidrolisa urea. Secara alami merupakan hasil reduksi nitrat pada kondisi anaerob. Maka adanya
ammonium merupakan satu petunjuk adanya pencemaran zat organik pada badan air (Taras M.J.
1971).
Ammonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3 yang merupakan salah satu indikator
pencemaran udara pada bentuk kebauan. Gas ammonia adalah gas yang tidak berwarna dengan bau
menyengat, biasanya ammonia berasal dari aktifitas mikroba, industri ammonia, pengolahan limbah
dan pengolahan batu bara. Ammonia di atmosfer akan bereaksi dengan nitrat dan sulfat sehingga
terbentuk garam ammonium yang sangat korosif (Yuwono, 2010). Ammonia banyak digunakan
dalam proses produksi urea, industri bahan kimia, serta industri bubur dan kertas (Effendi, 2003).

III. Prinsip Praktikum


a. Pengukuran ammonium bereaksi dengan hipoklorit dan phenol, dengan katalis natrium
Nitroprusside, membentuk senyawa indophenol yang berwarna biru. Warna biru yang
terbentuk diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm.
b. Pengukuruan ammonia dalam air dilakukan dengan metode distilasi yang dilakukan pada
pengukuran nitrogen total kjeldahl dengan metode titrasi asam basa atau spetrofotometer.
IV. Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
 Labu Erlenmeyer  Sampel air
 Spektofotometer  Larutan phenol
 Larutan natrium nitroprusside
 Larutan oksidator
 Paraffin

V. Cara Kerja dan Hasil Pengamatan


Cara Kerja Hasil Pengamatan

VI. Pengolahan Data


Kamis, 21 Oktober 2020
Ammonium = NTK – N-organik

Konsentrasi NH4 = A x S = ppm


A = absorban sampel
S = kemiringan kurva kalibrasi (ppm NH4/unit absorban)

VII. Pembahasan
VII.1. Analisis Cara Kerja

VII.2. Analisis Kesalahan dalam Praktikum


VII.3. Analisis Hasil
VII.4. Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan
VII.5. Kaitan dengan Modul Sebelumnya

VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka


Kamis, 21 Oktober 2020
MODUL 12
NITRIT
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan kandungan nitrit dalam sampel air
2. Menentukan metode yang digunakan untuk menentukan kadar nitrit dalam air
3. Menentukan fungsi asam sulfanilat dan N-dihidrochloride.

II. Landasan Teori


Nitrit merupakan bentuk nitrogen yang hanya sebagian teroksidasi. Nitrit tidak ditemukan
dalam air limbah yang segar, melainkan dalam limbah yang sudah basi atau lama. Di alam, nitrat
sudah diubah menjadi bentuk nitrit atau bentuk lainnya (Aswadi, 2006). Nitrit tidak dapat bertahan
lama dan merupakan keadaan sementara proses oksidasi antara amoniak dan nitrat. Nitrit bersumber
dari bahan-bahan yang bersifat korosif dan banyak dipergunakan di pabrik-pabrik. Nitrit tidak tetap
dan dapat berubah menjadi amoniak atau dioksidasi menjadi nitrat. Sumber-sumber nitrit adalah dari
air buangan industri maupun air buangan domestik (Nasution, 2013).

III. Prinsip Praktikum


Nitrit dengan asam sulfanilat dan N- (1-Napthyl ethylene diamin) dihidrochloride dalam
suasana asam (pH 2 s.d. 2,5) membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Warna ungu yang
terjadi diukur intensitasnya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm.

IV. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
 Labu Erlenmeyer  Sampel air
 Labu ukur  Asam sulfanilat
 Spektofotometer  N- (1-Napthyl ethylene diamin)
dihidrochloride
 Standar nitrit 10 ppm
 Aquades
Kamis, 21 Oktober 2020

V. Cara Kerja dan Hasil Pengamatan


Cara Kerja Hasil Pengamatan
Kamis, 21 Oktober 2020

VI. Pengolahan Data


Konsentrasi Nitrit = A x S = ppm NO2
A = absorban sampel
S = kemiringan kurva kalibrasi (ppm /unit absorban)

VII. Pembahasan
VII.1. Analisis Cara Kerja
VII.2. Analisis Kesalahan dalam Praktikum
VII.3. Analisis Hasil
VII.4. Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan
VII.5. Kaitan dengan Modul Sebelumnya

VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka


Kamis, 21 Oktober 2020
MODUL 13
NITRAT
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan kandungan nitrat dalam sampel air
2. Menentukan metode yang digunakan untuk menentukan kadar nitrat dalam air
3. Menentukan fungsi brusin sulfat dan asam sulfanilat

II. Landasan Teori


Nitrat adalah ion poliatomik dengan rumus molekul NO3− yang ion anorganik alami yang
berasal dari siklus nitrogen. Pada perairan, konsentrasi nitrat lebih banyak berada di dasar perairan
dibanding permukaan perairan. Hal ini disebabkan kadar nitrat di permukaan dimanfaatkan
fitoplankton. Selain itu, nitrat di dasar perairan lebih banyak karena adanya sedimen yang merupakan
tempat penyimpanan nitrat di siklus perairan. Nitrat yang berada di dalam sedimen diproduksi dari
zat organik menjadi ammonia yang selanjutnya dioksida menjadi nitrat (Seitzinger, 1988)
Salah satu bahan pencemar air di daerah pertanian adalah berasala dari pupuk kimia yaitu nitrat.
Peningkatan nitrat di dalam tanah dan air terutama merupakan akibat pemakaian pupuk secara
intensif. Batas normal kadar nitrat pada air bersih menurut Permenkes No. 416/1990 adalah sebesar
50mg/L dan pada air minum adalah 10 mg/L.

III. Prinsip Praktikum


Prinsip dari praktikum ini adalah nitrat dalam air dalam suasana asam dengan brusin sulfat dan
asam sulfanilat membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning. Intensitas warna yang terukur
pada panjang gelombang 420 nm.

IV. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
 Labu Erlenmeyer  Sampel air
 Labu ukur  Larutan brusin sulfat
 Spektofotometer  Larutan asam sulfanilat
 Pemanas  HCl pekat
 Aquades
 Larutan NaCl
V. Cara Kerja dan Hasil Pengamatan
Cara Kerja Hasil Pengamatan

VI. Pengolahan Data


Konsentrasi Nitrat = A x S = ppm
A = absorban sampel
S = kemiringan kurva kalibrasi (ppm /unit absorban)

VII. Pembahasan
VII.1. Analisis Cara Kerja
VII.2. Analisis Kesalahan dalam Praktikum
VII.3. Analisis Hasil
VII.4. Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan
VII.5. Kaitan dengan Modul Sebelumnya
Kamis, 21 Oktober 2020
VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka


Kamis, 21 Oktober 2020
MODUL 14
ANGKA PERMANGANAT
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan konsentrasi angka permanganat dalam sampel air
2. Menentukan metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasi angka permanganat dalam
air
3. Menentukan pengaruh zat organik dalam air

II. Landasan Teori


Angka permanganat adalah ukuran dari jumlah oksigen yang diperoleh dari kalium permanganat
untuk mengoksidasi polutan senyawa organik dan anorganik pada sampel Zat organik
diidentifikasikan sebagai angka permanganate yaitu banyakanya jumlah mg/L KMnO 4 yang
diperlukan untuk mengoksidasi zat organik yang terkandung dalam satu liter sampel air. Zat organik
ini sangat mudah mengalami pembusukan oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut.
Kandungan zat organik yang tinggi di dalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar,
terkontaminasi rembesan dari limbah dan tidak aman sebagai sumber air minum. (Haitami,dkk,
2016). Dalam standar bakut mutu air minum sesuai dengan Permenkes No. 416/Per/IX/1990 tentang
syarat – syarat dan pegawasan kualitas air minum, batas maksimal kadar zat organik untuk air
minum adalah 10 mg/L.
Dasar pengukuran zat organik secara agregat adalah berdasarkan sifat dan karakteristik zat
organik secara umum
1. Selalu mengandung atom C yang berikatan kovalen dengan atom lain
2. Hampir semua senyawa organik dapat dioksidasi oleh oksidator kuat (KMnO 4, K2Cr2O7,
dll)
3. Sebagian zat organik dapat digunakan sebagai sumber energy oleh sel mikroorganisme

III. Prinsip Praktikum


Prinsip pengukuran pada percobaan ini adalah zat organik di dalam air dioksidasi oleh kalium
permanganate (KMnO4) berlebihan dalam suasana asam dan panas. Kelebihan kalium permanganate
ini direduksi oleh asam oksalat berlebihan. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali oleh larutan
kalium permanganate (KMnO4).

IV. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
 Labu Erlenmeyer  Sampel air
 Labu ukur  Larutan KMnO4 0,01 N
 Spektofotometer  Larutan asam oksalat
 Larutan H2SO4 4 N
Kamis, 21 Oktober 2020

V. Cara Kerja dan Hasil Pengamatan


Cara Kerja Hasil Pengamatan

VI. Pengolahan Data


1000
Kandungan zat organik= × [ { ( 10+a ) × F }−10 ] × 0,01× 31,6=mg/L KMn O4
100
a = ml KMnO4 pada waktu titrasi
F = faktor ketelitian KMnO4
31,6 = berat ekivalen KMnO4

VII. Pembahasan
VII.1. Analisis Cara Kerja
Pada langkah pertama kita melakukan pembebasan labu Erlenmeyer dari zat organik. Hal ini
disebabkan karena kita hanya ingin menghtiung zat organik yang terkandung dalam sampel air saja.
Sampel dihomogenkan terlebih dahulu atau boleh memakai air keran. Lalu dimasukkan ke dalam
labu Erlenmeyer yang akan digunakan dan ditambahkan H2SO4. Fungsi penambahan H2SO4 ….
Setelah itu, ditambahn KMnO4 sampai larutan berubah menjadi ungu. Lalu dipanaskan diatas
penangas dan ditunggu selama 10 menit dari saat sampel mendidih. Apabila dalam 10 menit warna
ungunya hilang, ditambahkan KMnO4 sampai kembali menjadi ungu. Setelah sampel mendidih,
tambahkan KMnO4 untuk menjaga warna KMnO4. Fungsi dari penjagaan warna adalah… setelah itu
larutan dibuang.
Pada tahap kedua, masukkan sampel ke dalam Erlenmeyer tadi. Tambahkan H 2SO4. Fungsi
penambahan H2SO4 adalah….. tambahkan lagi KMnO4 dan dipanaskan lagi selama 10 menit
dihitung dari larutan mendidih. Setelah itu, ditambahkan kembali KMnO 4 dan dipanaskan kembali.
Kemudian setelah 10 menit, ditambahkan asam oksalat. Fungsi asam oksalat adalah.. Kemudian
dititrasi kembali dengan KMnO4 sampai warna tepat pink muda.
Pada langkah ketiga, kita menentukan faktor ketelitian KMnO 4. Tambahkan asam oksalat ke
dalam labu yang telah dititrasi pada tahap kedua. Fungsi asam oksalat untuk… lalu dititrasi kembali
dengan KMnO4 sampai warna menjadi pink kembali. Setelah itu, catat volume titrasi.

VII.2. Analisis Kesalahan dalam Praktikum


VII.3. Analisis Hasil
VII.4. Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan
VII.5. Kaitan dengan Modul Sebelumnya

VIII. Kesimpulan
Kamis, 21 Oktober 2020

IX. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai