Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

TL 3103 – LABORATORIUM LINGKUNGAN


PRAKTIKUM 06
OIL AND GREASE, SURFAKTAN, SULFAT DAN KLORIDA

Nama Praktikan : Aureliansyah Alberami


NIM : 15318093
Tanggal Praktikum : Kamis, 12 November 2020
Tanggal Penyerahan : Kamis, 19 November 2020
PJ Modul : Muhammad Farhan Huda (15317075)
Putri Shafa Kamila (15317054)
Asisten yang Bertugas M. Yusuf Habibbullah (15316095)
Arisa F. Pangaribuan (15316043)
Cindy Maura Bernadine (15317011)
Syams A. (15316033)
Miftahir Rizka (15317076)
Muhammad Farhan Huda (15317075)
Fathiya Mufidah (15317073)
Putri Shafa Kamila (15317054)
Kamis, 12 November 2020
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2020
Kamis, 12 November 2020
MODUL 25
OIL AND GREASE

I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan kadar oil and grease dalam sampel air
2. Menentukan metode yang digunakan dalam menentukan kadar oil and grease dalam sampel air
3. Menentukan fungsi HCl dalam percobaan

II. Landasan Teori


Minyak dan lemak merupakan senyawa organik yang berasal dari alam dan tidak dapat larut
di dalam air namun dapat larut dalam pelarut organik non-polar. Minyak dan lemak dapat larut
karena memiliki polaritas yang sama dengan pelarut organik non-polar, contohnya adalah dietil eter
(C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), dan benzena (Herlina and Ginting, 2002). Minyak dan lemak
termasuk salah satu anggota golongan lipid yaitu merupakan lipid netral (Ketaren, 1986).
Berdasarkan sifat fisiknya, minyak dan lemak merupakan senyawa yang tak larut dalam air yang
diestrak dari organisme hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya lemah atau pelarut non polar
(Ngili, 2009). Minyak dan lemak merupakan campuran lipid yang terdiri dari triacylglycerols 95%
dan sisanya adalah diacylglycerols, monoacylglycerols dan free fatty acids (FFA) (Gunstone, 2004).
Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter organik,
karakteristik fisik ,dan kontaminan spesifik. Contoh dari parameter organik adalah minyak dan
lemak. Minyak dan lemak merupakan salah satu sumber pencemar yang belum tertangani dengan
baik (Abuzar et al., 2012). Minyak dan lemak merupakan salah satu parameter yang konsentrasi
maksimumnya dipersyaratkan untuk air limbah industri dan air permukaan (Hardiana and Mukimin,
2014). Limbah cair yang tidak dikelola akan menimbulkan dampak yang luar biasa pada perairan,
khususnya sumber daya air (Junaidi and Hatmanto, 2006). Minyak dan lemak dengan konsentrasi
yang tinggi dapat merusak ekosistem perairan (Abuzar et al., 2012). Minyak dan lemak yang
terdapat di badan air akan membentuk lapisan di permukaan, karena nilai dari densitas minyak lebih
kecil dari densitas air. Lapisan minyak dan lemak tersebut akan menghalangi masuknya cahaya
matahari sehingga tumbuhan air tidak dapat melakukan fotosintesis. Untuk itu perlu diolah terlebih
dahulu agar sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu bahan dengan
pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai. Sampel yang akan diekstraksi
ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung
destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan
merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan
kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan
sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipida
(Wirakusumah, 2007). Sampel yang bisa diperiksa meliputi pemeriksaan
lemak,trigliserida,kolesterol.
Karakteristik fisik minyak dan lemak dapat dilihat berdasarkan (Gunstone, 2004, 2008)
adalah polimerasi, struktur kristal, titik lebur, densitas, viskositas, indeks bias, kelarutan gas dalam
minyak, dan ester gliserol. Untuk karakterisitik kimia minyak dan lemak adalah hidrogenasi,
hidroksilasi, halogenasi, dimerisasi, dan perubahan dalam keadaan thermal.

III. Prinsip Praktikum


Sejumlah sampel air diasamkan dengan hidrogen klorida. Oil and grease dipisahkan dengan disaring
dengan kertas saring. Oil and grease yang berada di dalam kertas saring di ekstraksi dengan alat
Soxhlet dengan menggunakan pelarut organik tertentu. Selanjutnya, jika pelarut organik diuapkan,
oil and grease akan tertinggal dalam bentuk residu, selanjutnya di timbang dan dinyatakan sebagai
oil and grease.

IV. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
 Alat Ekstraktor Soxhlet  Sampel air
 Kertas Thimbel  Larutan hydrogen kloride
Kamis, 12 November 2020
 Pemanas mantel lstrik  Pelarut n-heksan
 Pompa vakum
 Corong Buchner
 Penangas Air
 Desikator
V. Cara Kerja dan Hasil Pengamatan
Cara Kerja Hasil Pengamatan

VI. Pengolahan Data


Oil∧Grease ( mgL )= ml1000
sampel
×(berat labu akhir ( mg )−berat labu awal ( mg ))

VII. Pembahasan
VII.1. Analisis Cara Kerja
VII.2. Analisis Kesalahan dalam Praktikum
VII.3. Analisis Hasil
VII.4. Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan

VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka


Abuzar, S. S., Afrianita, R., Notrilauvia, N. 2012. Penyisihan Minyak dan Lemak Limbah Cair Hotel
Menggunakan Serbuk Kulit Jagung. Jurnal Teknik Lingkungan, 9(1), 13–25.
Gunstone, F. D. 2004. The Chemistry of Oils and Fats (1st ed.). UK: Blackwell Publishing Ltd.
Gunstone, F. D. 2008. Oils and Fats in the Food Industry (First Edition). UK: Blackwell Publishing
Ltd.
Hardiana, S., Mukimin, A. 2014. Pengembangan Metode Analisis Parameter Minyak dan Lemak
pada Contoh Uji Air. 1–6.
Herlina, N., Ginting, M. H. S. 2002. Lemak dan Minyak. Jurnal Fakultas Teknik.
Junaidi, Hatmanto, B. P. D. 2006. Analisis Teknologi Pengolahan Limbah Cair pada Industri Tekstil
(Studi Kasus PT. 67 Iskandar Indah Printing Textile Surakarta). Jurnal Presipitasi, 1(1).
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan (1st ed.). Jakarta: UI-Press.
Ngili, Y. 2009. Biokimia Struktur dan Fungsi Biomolekul (1st ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wirakusumah. 2007. kadar lemak. Jakarta : Penyebar Swadaya
Kamis, 12 November 2020
MODUL 13
SULFAT
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan kadar sulfat dalam sampel air
2. Menentukan fungsi kristal BaCl2
3. Menentukan pengaruh sulfat di dalam sampel air

II. Landasan Teori


Salah satu jenis ion yang dapat diketahui kandungannya adalah ion sulfat. Ion sulfat merupakan
jenis ion padatan dengan rumus empiris SO 4 dengan massa molekul 96.06 satuan massa atom. Sulfat
terdiri dari atom pusat sulfur yang dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron
ion sulfat bermuatan dua negatif (Putri, 2012). Ion sulfat adalah salah satu anion utama yang muncul
di air secara alami. Sulfat adalah salah satu ion penting dalam ketersediaan air karena efek
pentingnya bagi manusia saat ketersediaannya dalam jumlah besar. Batas maksimal sulfat dalam air
sekitar 250 mg/L untuk air yang dikonsumsi manusia (Sawyer and Mc.Carthy, 1978). Menurut PP
No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, konsentrasi
sulfat yang diperbolehkan adalah 400 mg/L. Menurut Permenkes No. 907 Tahun 2002 tentang
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, konsentrasi sulfat yang diperbolehkan adalah
250 mg/L. Pengujian sulfat pada air dan air limbah secara turbidimetri yang mengacu pada SNI
6989.20:2009 mempunyai kisaran kadar 1 mg/L sampai dengan 40 mg/L dengan tebal kuvet 2,5 – 10
mm dan kisaran 5 mg/L sampai dengan 70 mg/L dengan tebal kuvet 1 mm.
Ciri dari sulfat, yaitu :
1. Kebanyakan sulfat sangat larut dalam air, kecuali Kalsium Sulfat, Stronsium Sulfat, dan
Barium Sulfat. Barium Sulfat yang sangat berguna dalam analisis gravimetri sulfat dengan
panambahan Barium Klorida pada suatu larutan yang mengandung ion sulfat. Kelihatan
endapan putih, yaitu Barium Sulfat menunjukkan adanya anion sulfat
2. Ion sulfat bias menjadi satu ligan, menghubungkan satu dengan oksigen (mono dentat) atau
dua oksigen sebagai kelas atau jembatan
3. Sulfat berwujud sebagai zat mikroskopik (aerosol) yang merupakan dari hasil pembakaran
bahan bakar fosil dan biomassa. Zat yang dihasilkan menambahkan keasaman atmosfer dan
mengakibatkan hujan asam.
Diare yang akut dapat menyebabkan dehidrasi, terutama pada bayi dan anak kecil yang sudah
mempunyai mengidap mikroba diare dalam tubuh. Orang dewasa yang tinggal diare yang
mempunyai level konsentrasi sulfat dalam air minumnya dapat diubah tidak ada efek sakit
(Letterman, 1999).

III. Prinsip Praktikum


Sulfat dalam air dengan penambahan BaCl, akan menghasilkan endapan BaSO 4 yang berwarna
keruh putih. Warna keruh putih yang terbentuk diukur intensitasnya dengan menggunakan alat
spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm dengan light path 2,5 – 10 cm.

IV. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
 Spektrofotometer / Turbidimeter  Larutan Buffer asetat
Helliege  Kristal BaCl2
 Labu erlenmeyer  Larutan standar sulfat
 Kertas saring
Kamis, 12 November 2020

V. Cara Kerja dan Hasil Pengamatan


Cara Kerja Hasil Pengamatan

VI. Pengolahan Data


Konsentrasi sulfat ( mgL )=absorbansi contoh × slope
VII. Pembahasan
VII.1. Analisis Cara Kerja
VII.2. Analisis Kesalahan dalam Praktikum
VII.3. Analisis Hasil
VII.4. Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan
VII.5. Kaitan dengan Modul Sebelumnya

VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka


Anggraeni, Putri, dkk. 2012. Hidrolisis Selulosa Eceng Gondok (Eichhornia Crassipe) Menjadi
Glukosa dengan Katalis Arang Aktif Tersulfonasi. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol.
2 No. 3 Hal 63-69. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Letterman,R.D. 1999. Water Quality And Treatment. Fifth Edition. New York : Mc Graw Hill.Inc.
Sawyer, C. N., & McCarty, P. L. 1978. Chemistry for Environmental Engineering (3rd ed.). New
York: McGraw-Hill Book Co.
Kamis, 12 November 2020
MODUL 24
SURFAKTAN
X. Tujuan Praktikum
4. Menentukan kadar surfaktan dalam sampel air
5. Menentukan metode yang digunakan dalam menentukan kadar surfaktan
6. Menentukan fungsi penggunaan CHCl3

XI. Landasan Teori


Surfaktan (surfae active agent) merupakan molekul amfifatik yang terdiri atas gugus hidrofilik
dan hidrofobik sehingga dapat berada di antara cairan dengan sifat polar dan ikatn hidrogen yang
berbeda seperti minyak dan air. Surfaktan mampu mereduksi tegangan permukaan dan emmebtnuk
mikroemulsi sehingga hidrokarbon dapat larut di dalam air atau sebaliknya (Desai dan Banat, 1997).
Sifat kimia surfaktan memiliki kemampuan untuk mengemulsi komponen – komponen yang
mempunyai kelarutan yang rendah. Surfaktan diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu surfaktan
sintetik dan biosurfaktan (Hamme et al., 2003)

XII. Prinsip Praktikum


Salah satu metode pengukuran surfaktan jenis anionik dengan sifatnya yang mampu bereaksi
dengan senyawa metilen biru, sehingga hasul pengukuran dapat dinyatakan dengan MBAS
(Methylen Blue Active Substances), yaitu senyawa aktif yang dapat beriktaan dengan metilen blue.

XIII. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
 Spektrofotometer  Sampel air
 Corong pisah A  Larutan NaOH 1 N
 Corong pisah B  Larutan H2SO4 1 N
 Corong gelas wool  Larutan CHCl3
 Labu ukur  Larutan metilen biru
 Larutan pencuci

XIV. Cara Kerja dan Hasil Pengamatan


Cara Kerja Hasil Pengamatan

XV. Pengolahan Data


Konsentrasi surfaktan ( mgL )=absorbansi contoh × slope
XVI. Pembahasan
VII.1. Analisis Cara Kerja
VII.2. Analisis Kesalahan dalam Praktikum
VII.3. Analisis Hasil
VII.4. Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan
Kamis, 12 November 2020
VII.5. Kaitan dengan Modul Sebelumnya

XVII. Kesimpulan

XVIII. Daftar Pustaka


Anggraeni, Putri, dkk. 2012. Hidrolisis Selulosa Eceng Gondok (Eichhornia Crassipe) Menjadi
Glukosa dengan Katalis Arang Aktif Tersulfonasi. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol.
2 No. 3 Hal 63-69. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Letterman,R.D. 1999. Water Quality And Treatment. Fifth Edition. New York : Mc Graw Hill.Inc.
Sawyer, C. N., & McCarty, P. L. 1978. Chemistry for Environmental Engineering (3rd ed.). New
York: McGraw-Hill Book Co.
Kamis, 12 November 2020
MODUL 10
KLORIDA
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan konsentrasi klorida dalam sampel air
2. Menentukan metode yang digunakan untuk menentukan konsentrasi klorida dalam air
3. Menentukan pengaruh klorida dalam air
4. Menentukan pengaruh penambahan HNO 3 dan K2CrO4

II. Landasan Teori


Klorida (Cl-) merupakan salah satu senyawa yang terdapat di perairan alam. Klorida merupakan
anion yang mudah larut dalam sampel air dan merupakan anion anorganik utama yang terdapat
dalam sampel perairan. Kelebihan ion klorida dalam air minum dapat merusak ginjal. Senyawa-
senyawa tersebut mengalami proses disosiasi (suatu proses senyawa kompleks atau garam yang
terpecah menjadi partikel yang lebih kecil) dalam air membentuk ion. Kation dari garamgaram
klorida pada air terdapat dalam keadaan mudah larut. Ion klorida tidak membentuk senyawa
kompleks yang kuat dengan ion-ion logam. Ion klorida juga tidak bersifat toksik dan tidak bisa
dioksidasi dalam keadaan normal. Akan tetapi garam klorida dalam jumlah besar dapat
menyebabkan penurunan kualitas air. Melakukan analisa terhadap klorida sangat penting, karena
kelebihan klorida dalam air dapat menyebabkan pembentukan noda berwarna putih di perpipaan air
(Sinaga, 2016).
Klorida merupakan komponen lain dari garam yang berkaitan dengan hipertensi. Pengaturan
hormon dipengaruhi oleh klorida pada retensi air dan garam melalui pengaruhnya pada ginjal. Ginjal
menghasilkan enzim renin yang mengatur kadar air dalam badan. Enzim renin juga membantu
pengaturan tekanan darah namun klorida mungkin mengurangi sekresi enzim renin sehingga
menyebabkan tekanan darah tetap tinggi (Djuma, 2014).
Menurut Permenkes RI No.492/MENKES/SK/VI/2010 dan Permenkes RI
No.416/MENKES/PER/IX/1990, kadar maksimal klorida untuk air minum yaitu sebesar 250 mg/L,
sedangkan untuk air bersih sebesar 600 mg/L (Huljani, 2018).
III. Prinsip Praktikum
Klorida dalam suasana netral diendapkan dengan AgNO 4 membentuk AgCl. Kelebihan sedikit
Ag+ dengan adanya indikator K2CrO4 akan membentuk endapan merah bata pada titik akhir titrasi.

IV. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
 Labu Erlenmeyer  Sampel air
 Pipet tetes  Larutan AgNO4
 Buret  Larutan standar NaCl
 Larutan K2Cr2O4
 Asam Nitrat pekat
 Kristal ZnO atau MgO
 Standarisasi larutan AgNO4

V. Cara Kerja dan Hasil Pengamatan


Cara Kerja Hasil Pengamatan
Kamis, 12 November 2020

VI. Pengolahan Data


10
Faktor Ketelitian AgN O3=
ml AgN O3

Konsentrasi klorida ( mgL )=( 1000


100 ) × ( ml AgN O −0,3 ) × faktor ketelitian ×
3
1
35,45
×35,45

VII. Pembahasan
VII.1. Analisis Cara Kerja
VII.2. Analisis Kesalahan dalam Praktikum
VII.3. Analisis Hasil
VII.4. Aplikasi di Bidang Teknik Lingkungan
VII.5. Kaitan dengan Modul Sebelumnya

VIII. Kesimpulan

IX. Daftar Pustaka


Djuma, Agustina Welhelmina., Talaen, Marce Selvince. 2014. The Analysis Of Chloride In
Argentometry On Dig Well Water In Kupang Regency Of Kupang Tengah District Oebelo
Village In 2014. Jurnal Info Kesehatan No 2 Vol 14. Diakses tanggal 06 November 2020.
Huljani, Mifta. 2018. Analisis Kadar Klorida Air Sumur Bor Sekitar Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) II Musi II Palembang dengan Metode Titrasi Argentometri. Jurnal Ilmu Kimia da
Terapan vol 2 no 2. Diakses tanggal 06 November 2020.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum.
Sinaga, Eskadoany. 2016. Penetapan Kadar Klorida pada Air Minum Isi Ulang dengan Metode
Argentometri (Metode Mohr). Universitas Sumatera Utara. Diakses tanggal 06 November
2020.

Anda mungkin juga menyukai