Oleh:
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan proses pembuatan surfaktan dari ampas tebu.
2. Untuk menguraikan konsep kimia permukaan yang terdapat pada
pembuatan surfaktan dari ampas tebu.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam metode ini yaitu:
c. Prosedur Kerja
Ampas tebu dikupas kulit luarnya, dipotong kecil - kecil dan dijemur pada
sinar matahari langsung selama 2 (dua) minggu atau jika dinilai sudah kering.
Selanjutnya ampas tebu yang sudah kering dihancurkan dengan crusher secara
berulang sehingga menjadi seperti debu. Debu halus ampas tebu kemudian
diayak dengan ayakan 120 mesh sehingga diperoleh debu ampas tebu sebanyak
kurang lebih 2 kg. Selanjutnya debu ampas tebu sebanyak 10 gram dibungkus
kertas saring kemudian dimasukkan ke dalam shoxlet untuk dilakukan
ekstraksi dengan methanol. Ekstraksi dilakukan sebanyak 5 sirkulasi selama 1
jam 30 menit. Debu ampas tebu yang telah diekstraksi dalam shoxlet kemudian
dikeringkan di oven pada suhu 100 0C sampai kering.
Debu ampas tebu yang sudah kering sebanyak 7 gram direaksikan dengan
Natrium Bisulfit dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30% dalam labu leher tiga.
Reaksi dikondisikan pada pH 4 dan suhu 105 0C dengan waktu reaksi masing -
masing 30 menit dan 60 menit untuk masing - masing sampel. Selanjutnya
hasil proses reaksi dalam labu leher tiga disaring sehingga diperoleh filtrat dan
residu. Filtrat kemudian dianalisis dengan spektrofotometer UV / Vis untuk
menentukan kadar lignosulfonat yang dihasilkan.
2.2 Konsep Kimia Permukaan pada Pembuatan Surfaktan dari Ampas
Tebu
SIMPULAN
1. Proses pembuatan surfaktan dari ampas tebu terdiri dari dua tahapan, yang
mana pada tahap pertama dilakukan ekstraksi lignin dari ampas tebu dan pada
tahap kedua dilakukan ekstraksi lignin dengan Natrium bisulfit sehingga
dihasilkan surfaktan lignosulfonat.
2. Pada struktur lignosulfonat, terdapat gugus sulfonat yang bersifat hidrofilik
dan gugus karbon aromatik yang bersifat hidrofobik, sehingga lignosulfonat
juga bersifat amfipatik. Surfaktan mengurangi tegangan antar muka dengan
melakukan penyerapan pada antarmuka cair-gas, atau air-minyak.
DAFTAR PUSTAKA
Fiyani, A., Saridewi, N. & Suryaningsih, S. 2020. Analisis Konsep Kimia Terkait
dengan Pembuatan Surfaktan dari Ampas Tebu. Jurnal Riset Pendidikan
Kimia. 10(2): 94-101
Haryana, I.D., Muntaha, S.H., Susianto & Nurkhamidah, S. 2023. Pra Desain
Pabrik Surfaktan Lignosulfonat (SLS) dengan Bahan Baku Lignin.
Jurnal Teknik ITS. 12(2): 112-117
Jiang, C., Cheng, Y., Zang, H., Chen, X., Wang, Y., Zhang, Y., Wang, J., Shen,
X. & Li, C. 2020. Biodegradation of Lignin and the Associated
Degradation Pathway by Psychrotrophic Arthrobacter sp. C2 from the
Cold Region of China. Springer Cellulose. 27(1): 1423-1440
Kamimura, N., Sakamoto, S., Mitsuda, N., Masai, E. & Kajita, S. 2019. Advances
in Microbial Lignin Degradation and Its Application. Current Opinion in
Biotechnology. 56(1): 179-186
Nasution, M.B. 2019. Rekonstruksi Bahan Ajar: Lembar Kegiatan Siswa Berbasis
Inkuiri Terbimbing dengan Tema Surfaktan dari Kulit Kacang Tanah.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Jakarta. Tangerang Selatan
Suastuti, N.G.A.M.D.A., Suarsa, I.W. & Putra, D.K. 2015. Pengolahan Larutan
Deterjen dengan Biofilter Tanaman Kangkungan (Ipomoea crassicaulis)
dalam Sistem Batch (Curah) Teraerasi. Jurnal Kimia. 9(1): 98-104
Wibisono, I.C. 2018. Penetapan Kadar Surfaktan Anionik pada Deterjen Cuci Cair
Secara Metode Titrimetri. ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan.
2(2): 27-31