MODUL IV
ANGKA PERMANGANAT
(TITRIMETRI)
KELOMPOK IV
(TITRIMETRI)
I. Tujuan
Metode ini digunakan untuk penentuan nilai permanganat dengan metode oksidasi
suasana asam dalam contoh air dan air limbah yang mempunyai kadar klorida (Cl)
kurang dari 300 mg/L.
Mengoksidasikan zat organik dalam air dengan larutan baku, KMnO4 0,01 N,
kemudian sisa dari KMnO4 0,01N ini akan direduksi oleh asam oksalat berlebih.
Kelebihan asam oksalat ditritasi kembali dengan KMnO4 0,01 N sampai titik akhir
berwarna merah muda seulas.
Semakin tinggi kandungan zat organiknya maka akan semakin tinggi pula nilai
permanganat. Cara untuk mengurangi angka permanganat dalam air adalah dengan
mengurangi kandungan zat-zat kimiawi dan organik di dalam air. Proses pengurangan
tersebut dapat berupa proses sedimentasi, filtrasi, ataupun penambahan koagulan
yang dapat menggumpalkan partikel-partikel organik dalam air, yang semuanya ini
terdapat di dalam unit pengolahan air bersih.
Berikut standar angka permanganate berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.
82 Tahun 2001 (Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air)
Kelas
Parameter Satuan Ket.
I II III IV
Angka Mg
10 - - - -
permanganat KmnO4/l
Data angka permanganat tersebut nantinya akan berpengaruh terhadap instalasi
pengolahan air bersih maupun air limbah. Tingginya nilai angka permanganat identik
dengan tingginya pula kandungan zat organik di dalam air. Hal tersebut akan
berpengaruh pada jenis dan kadar desinfektan yang digunakan dalam unit
pengolahan. Semakin tinggi nilai angka permanganat, terdapat kecenderungan kadar
desinfektan yang digunakan dalam unit pengolahan akan semakin meningkat.
Selain itu, tingginya kadar permanganat dalam air dapat memicu timbulnya
berbagai penyakit pada manusia jika dikonsumsi dalam jumlah besar, seperti
menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati,kulit, sistem saraf pusat (CNS) dan
memberikan efek toksik pada manusia sehingga berbahaya jika terjadi kontak kulit
(dalam paparan jumlah tinggi) dan dari kontak mata (korosif) bahkan jika dikonsumsi
dalam jumlah yang amat besar dapat memicu timbulnya penuyakit “manganism”
yaitu sejenis penyakit Parkinson, gangguan tulang, osteoporosis, gangguan
kardiovaskuler, hati, reproduksi, neurological symptoms dan memicu epilepsi.
a) 100 mL sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 300 mL, lalu
ditambahkan 3 butir batu didih.
b) KMnO4 0,01 N ditambahkan sebanyak beberapa tetes ke dalam sampel hingga
terjadi warna merah muda.
c) 5 mL asam sulfat 8 N bebas zat organik ditambahkan ke dalam sampel.
d) Sampel dipanaskan di atas pemanas listrik pada suhu 105 C ± 2 C. Bila masih
terdapat bau H2S, pendidihan diteruskan beberapa menit.
e) 10 mL larutan baku KMnO4 0,01 N dipipet dan ditambahkan ke dalam sampel.
f) Sampel kemudian dipanaskan hingga mendidih selama 10 menit.
g) 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N dipipet dan ditambahkan ke dalam
sampel.
h) Kemudian, sampel dititrasi dengan KMnO4 0,01 N hingga warna merah muda.
i) Volume pemakaian KMnO4 dicatat.
V. Data Percobaan
Volume titrasi KMnO4:
sebelum sesudah terpakai
KMnO4 22 39 17ml
𝑚𝑖𝑙𝑖𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑉2 × 𝑁2
= × 1000 × 𝐵𝑒𝑞
𝐿 𝑉𝑠
𝑚𝑖𝑙𝑖𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
KMnO4 = 𝑥 [(𝑎 𝑥 𝑓) − 10]𝑥 0,316
𝐿 𝑑
1000
= 𝑥 [(17 𝑥 1) − 10]𝑥 0,316 = 22,12 mg/L
100
VII. Analisa
a. Analisa Percobaan
b. Analisa Hasil
Berdasarkan percobaan, diperoleh data titrasi KMnO4 sebagai berikut:
Dimana:
d : volume sampel
a : volume total KMnO4 yang digunakan saat titrasi
f : merupakan faktor pengenceran sampel
Dalam pengambilan sampel dan larutan tidak tepat pada kondisi terra sehingga
dapat mempengaruhi hasil pengukuran akibat volume yang berlebih/ kurang.
Ketidakakuratan saat proses pemanasan, hal ini memungkinkan panas belum
merata sehingga dapat mempengaruhi hasil .karena mikroorganisme belum
teroksidasi secara oksidasi.
Adanya gelembung udara saat proses pemipetan sehingga dapat mengakibatkan
volume berkurang dan dapat mempengaruhi hasil percobaan sehingga
mengakibatkan keakuratan data berkurang.
Kurangnya volume KMnO4 dalam buret ketika proses titrasi sehingga
menyulitkan pembacaan volume yang telah digunakan saat titrasi dan dapat
menyebabkan kesalahan pembacaan yang dapat mempengaruhi keakuratan
data.
Ketidaktelitian dalam proses titrasi sehingga memungkinkan volume KMnO4
yang digunakan berlebih dan mengakibatkan hasil pengukuran kurang akurat.
VIII. Kesimpulan
Nilai angka permanganat yang diperoleh dalam praktikum kali ini adalah
22,12 mg/L. Kadar ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan standar
Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 mengenai Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang dibatasi maksimum sebesar 10
mg/L. berdasarkan standar tersebut, dapat disimpulkan bahwa air sampel
belum layak untuk dapat menjadi air baku kelas 1 yang diperuntukkan untuk
menjadi air baku air minum.
IX. Kepustakaan
X. Lampiran
Gambar 1. Saat diteteskan KMnO4 0,01 N