Anda di halaman 1dari 4

JURNAL SAINS ITS (2019), Metode Penulisan Ilmiah 1

RANCANG BANGUN PIRANTI FOTOKATALISIS TiO2


PADA AIR GAMBUT DI PONTIANAK
Luthfia Cucu Aminah, Nurisma Puspitasari
Departemen Fisika, Fakultas Sains, Insitut Teknologi Sepuluh Nopember
e-mail: luthfiacucu@gmail.com
Abstrak—Air yang merupakan kebutuhan makhluk hidup, sebagai tempat pertumbuhan bakteri [2].
kualitasnya terus berkurang seiring berjalannya waktu, salah Untuk mendapatkan air bersih, usaha konvensional
satunya karena terpapar limbah. Berbagai penelitian penjernihan air gambut telah banyak dilakukan. Mulai dari
konvensional telah dilakukan, namun masih didapatkan hasil metode fisis, seperti adsobsi, reverse osmosis, ultrafiltrasi,
yang kurang memuaskan. Di sisi lain, terdapat semikonduktor
dan pertukaran ion. Metode kimia, seperti klorinasi dan
TiO 2 dengan bantuan sinar UV yang dapat efektif menurunkan
zonasi. Serta metode biologi, seperti aerobik dan anaerob.
degradasi warna limbah. Oleh karena itu, dilakukan penelitian
berjudul “Rancang Bangun Piranti Fotokatalisis TiO 2 pada Air Namun nyatanya, teknik tersebut hanya menghapus polutan
Gambut di Pontianak” dengan tujuan: (1) mengetahui dengan memindahkannya dari satu fase ke fase lain tanpa
karakteristik TiO 2 yang digunakan pada penelitian, (2) mengubahnya menjadi produk akhir yang ramah lingkungan.
menyelidiki tingkat penurunan absorbansi terhadap waktu, (3) Seperti pada proses absorben, dapat mengurangi kekeruhan
menganalisis pengaruh jumlah TiO 2 terhadap peningkatan namun masih berbau. Koagulan juga masih kurag baik dalam
degradasi warna, dan (4) Menentukan tingkat degradasi warna menyerap kandungan warna dan zat organik. Dan bertonit
terhadap kecepatan gelembung udara yang ditambahkan pada yang dapat mengurangi warna dan bau, tetapi rasa tidak
proses fotokatalisis. Metode yang digunakan meliputi tahap berubah. Karena itu, untuk mendapatkan air bersih yang
pembuatan piranti fotokatalisis, uji TiO 2 dengan XRD dan diinginkan, diperlukan perawatan dan tindakan lebih lanjut.
SEM, pembuatan substrat TiO 2, tahap percobaan, dan Tentunya hal ini akan memakan biaya dan waktu tambahan
pengujian hasil data dengan Spektrometer UV-Vis. Dari
untuk keseluruhan proses degradasi [2,3].
penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil berdasarkan
tujuan: (1) Struktur TiO 2 bersifat anatase, brookite, dan rutile Di sisi lain, fotokatalisis memiliki kemampuan
yang menyebabkan memiliki aktivasi tinggi, dengan bentuk mendegradasi kontaminasi bahan organik pada cairan.
partikelnya bulat, keropos, dan kasar dengan ukuran 120-180 Fotokatalis UV/H2O2 dan UV/O3 terbukti menjadi alternatif
nm, (2) penurunan absorbansi tertinggi terjadi pada jam-3 ke efektif unuk menangani limbah cari yang mengandung
jam-4 karena setelah jam-4 TiO 2 mengalami titik jenuh, (3) pewarna. Fotokatalis pada umumnya bekerja pada bahan
peningkatan degradasi warna tertinggi terjadi pada 1 gram semikonduktor, sebab memiliki celah energi atau energi gap
karena semakin banyak jumlah gram maka akan terjadi (band gap) tidak terlalu besar (0,5 – 3,0) eV, nilai ini lebih
aglomerasi nanopartikel TiO 2, dan (4) degradasi warna tertinggi kecil bila dibandingkan pada isolator yang memiliki energi
terjadi pada kecepatan gelembung udara sebesar 2 cm/s karena gap sebesar 6,0 eV. Oleh karena itu, bahan semikonduktor
dapat menghilangkan aglomerasi nanopartikel pada TiO 2 dan tidak memerlukan energi yang besar untuk dapat
memperluas luas permukaan sehingga meningkatkan daerah
menghantarkan arus listrik atau memindahkan elektron dari
aktif TiO2.
pita valensi ke pita konduksi. Celah energi adalah energi
Kata Kunci—Air Gambut, Fotokatalisis, Rancang Bangun, minimum yang dibutuhkan untuk mengeksitasi elektron dari
TiO 2. pita valensi ke pita konduksi. Ketika suatu semikonduktor
mendapat energi yang lebih besar dari energi celah, maka
elektron akan tereksitasi ke pita konduksi sehingga
I. PENDAHULUAN meninggalkan muatan positif yang disebut hole. Hole yang

A IR merupakan kebutuhan utama makhluk hidup yang dominan sebagai pembawa disebut semikonduktor tipe-p,
ada di bumi ini. Dewasa ini, 97% air di bumi terdapat di sedangkan elektron yang dominan sebagai pembawa disebut
laut dan 3% sisanya adalah air tawar yang digunakan 7 semikonduktor tipe-n [2,3].
miliyar jiwa untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Namun, Fotokatalis yang ada, di antaranya semikonduktor
jumlah air bersih terus menurun. Menurut PBB, satu miliyar logam oksida seperti WO3, ZnO, CeO2, Bn2O3, Fe2, O3, SnO2
orang tidak memiliki akses air bersih, tiga miliyar orang dan TiO2 atau kalkogenik seperti ZnS, CdTe, ZnSe, dan
tidak memiliki layanan sanitasi memadai, dan kemaian CdSe. Di antara fotokatalisis yang ada, TiO 2 paling banyak
akibat air kotor mencapai tiga juta kematian per tahun [1]. diamanfaatkan untuk pemurnian air dan degradasi limbah
Apabila tidak ada penanganan yang serius, maka kebutuhan senyawa organik. Hal ini karena TiO 2 mempunyai sifat yang
air bersih akan terus berkurang dan kehidupan di bumi ini menguntungkan, seperti berbahan semikonduktor, stabil
akan terancam. secara kimia dan fisika, senyawa yang tidak berbahaya, tahan
Salah satu daerah di Indonesia, yaitu Pontianak, terhadap abrasi (goresan), dan relatif murah [2].
memanfaatkan kebutuhan air dari daerah di sekitarnya yang
berasal dari air gambut. Dimana kandungan bahan organik
menyebabkan air permukaan berwarna coklat kehitaman dan
JURNAL SAINS ITS (2019), Metode Penulisan Ilmiah 2

Gambar 1. Perbandingan Celah Pita Konduktor, Semikonduktor, dan Isolator

Gambar 3. Piranti Fotokatalisis TiO2

Gambar 2. Tingkat Absorbansi Pewarna terhadap Panjajng Gelombang

Namun seperti namanya, fotokatalisis ini


membutuhkan cahaya atau foton supaya katalis dapat aktif
bekerja. Cahaya yang diperlukan adalah <10% dari total
penyinaran matahari atau yang dimaksud adalah sinar
ultraviolet. Dimana sinar UV ini memiliki panjang
gelombang dengan rentang antara 100 nm hingga 4400 nm
yang dibagi menjadi sinar sinar UV-A, UV-B, dan UV-C. Gambar 4. Tampilan Ruang 5 pada Rancang Bangun
Sinar UV-A memiliki panjang gelombang 320-400 nm, UV-
B dengan panjang gelombang 280-320 nm), dan UV-C II.METODOLOGI PENELITIAN
dengan panjang gelombang (100-280 nm). A. Alat dan Bahan
Ditinjau dari penelitian Juliawati (2011) dan Rita
(2007) dalam jurnal Jayadi (2014), Gambar 1 menunjukkan Alat yang digunakan untuk membuat reaktor adalah
besarnya absorbansi warna ketika dipaparkan sinar dengan plexiglass silinder tinggi 50 cm diameter 5 cm (untuk wadah
panjang gelombang 200-800 nm. Panjang gelombang yang objek penelitian) 1 buah, disk kaca setebal 0,5 cm dari
paling baik digunakan adalah pada 210 nm, tepatnya ukuran pori 40-100 mm (untuk membut gelembung udara
menggunakan sinar UV-C. Di sisi lain, sinar UV-C ini mikro) 1 buah, aluminium foil (untuk pelapis ruang dalam
diserap atmosfer bumi karena terlalu berbahaya untuk reakor) secukupnya, dan selang (sebagai penghubung)
manusia. Setelah batas maksimum panjang gelombang sinar secukupnya, kompresor resiprokal (untuk pemberi udara),
UV-C, sinar yang lebih baik digunakan untuk absorbansi dan rotameter Teflon (untuk mengontrol laju aliran) flow
adalah UV-B. Walaupun cukup berbahaya, namun apabila control valve (untuk mengontrol air) 1 buah, dan power
tidak terlalu banyak terpapar pada manusia, masih dapat supply 12 V (sebagai sumber energi), pompa 12 V (sebagai
tergolong aman untuk digunakan. Sehingga UV-B lah yang pengatur arus air) 1 buah.
paling baik digunakan untuk mengaktifkan TiO 2. Alat selama proses penelitian ini ada botol sampel
Penelitian lain yang telah dilakukan, seperti karya (tempat menyimpan sampel) 6 buah, pipet (untuk mengambil
Kuyumcu et al dalam jurnal Abdelah (2018), penggunaan objek dari reaktor ke botol sampel) 6 buah, cuvet (untuk
TiO2 yang diolah dengan logam berbeda (Cu, Co, Ni, Mn, pengujian di UV-Vis) 6 buah, dan lampu UV Gernicidal 15
dan Fe) dengan bantuan penyinaran di bawah cahaya tampak W (untuk fotokatalisis) 5 buah, magnet dan stirrer (untuk
dan dilakukan pada pewarna, seperti metilen oren dan mengaduk bahan) masing-masing 1 buah, gelas reaksi 100
metilen biru akan menghasilkan degradasi mencapai 26% mL (tempat melarutkan TiO 2) 1 buah.
dan 16%. Dan penelitian Jaimy et al. pada jurnal yang sama Alat uji yang digunakan, spektrofotometer UV-Vis dan
menunjukkan dekomposisi 74% metilen biru setelah 160 XRD.
menit menggunakan Fe dan Ce mendoping TiO 2 di bawah Sedangkan bahan yang digunakan adalah TiO 2 merck
cahaya tampak. dan aquades dengan perbandingan 1 gr : 25 mL.
JURNAL SAINS ITS (2019), Metode Penulisan Ilmiah 3

dengan XRD dan SEM. Setelah itu, tahap pembuatan larutan


TiO2 dan memulai percobaan di reactor fotokatalisis dengan

Gambar 6. Hasil Uji XRD untuk TiO2 yang Digunakan

Gambar 5. Flowchart Penelitian

B. Langkah Kerja
Pada proses pembuatan reaktor, alat-alat dibuat hingga Gambar 7. Hasil Uji SEM untuk TiO yang digunakan
terbentuk seperti Gambar 2. Dengen rincian: (1) pompa, (2)
valve, (3) rotameter, (4) disk kaca, (5) tabung reaktor
fotokatalisis, (6) lampu UV, (7) aluminium foil (8) sumber
tegangan.
Sebelum penelitian, TiO2 diuji spesifikasi sifatnya
menggunakan XRD.
Bahan yang digunakan, yaitu TiO 2 dan aquades
dicampur pada gelas reaksi. Setelah itu, diletakkan pada
magnetik stirrer dengan pengaturan kecepatan 6 dan panas 50
selama 30 menit.
Menuju proses penelitian, bahan TiO 2 yang sudah
dilarutkan tadi dituangkan pada tabung reaki, yaitu nomor 5.
Kemudian pompa dinyalakan, dan air gambut (objek)
mengalir melalui pompa melewati valve, rotameter, disk Gambar 8. Tingkat Absorbansi terhadap Waktu
kaca gelembung udara, dan sampai pada tabung reaksi
fotokatalisis. Setelah air di tabung reaktor penuh, valve menyalakan pompa yang ditunggu selama 30 menit dan 5
menutup dan pompa berhenti menyedot air. jam sesuai pengujian yang akan dilakukan. Apabila sudah
Setelah reaksi berlangsung 5 jam untuk uji permanganat dilakukan seluruh pengujian yang diinginkan, maka
absorbansi, serta 30 menit untuk uji pengaruh jumlah TiO 2 percobaan telah selesai dilakukan. Saatnya pengolahan data,
dan pengaruh jumlah udara, air dikeluarkan melalui lubang di analisis data, dan pengambilan kesimpulan.
nomor 5. Kemudian diuji menggunakan UV-Vis.
C.Flowchart III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Ditinjau langkah kerja yang telah dipaparkan, berikut A. Hasil Penelitian
ditampilkan flowchart penelitian ini pada Gambar 5. Dimulai Sebelum penelitian, dilakukan uji XRD dan SEM
dari membuat piranti fotokatalisis, dari ruang reactor beserta yang akan menunjukan karakterisitik dari TiO 2 yang
gelembung udaranya hingga rangkaian pompa, valve, dan digunakan. Hasil uji XRD dan SEM dtampilkan pada
rotameter. Setelah piranti sudah selsesai, mulailah tahap Gambar 6 dan Gambar 7. Hasil XRD memiliki puncak di
pengujian yang diawali dengan pengujian spesifikasi TiO 2 25,27 dan 48,01. Hal ini menyatakan bahwa TiO 2 memiliki
tiga struktur kristal, dikenal sebagai brookite, rutile, dan
JURNAL SAINS ITS (2019), Metode Penulisan Ilmiah 4

anatase. Sehingga dapat dikatakan TiO 2 memiliki aktivitas


fotokatalisis tertinggi.

Gambar 10. Besar Degradasi terhadap Laju Gelembung Udara


Gambar 9. Besar Degradasi terhadap Jumlah TiO2

Selain itu, hasil dari uji SEM menyatakan struktur IV. KESIMPULAN
Kristal. Struktur kristal digambarkan sebagai partikel bulat Ditinjau dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
menggumpal yang keropos dan kasar. Dimana ukurannya didapatkan kesimpulan sesuai tujuan penelitian sebagai
berkisar antara 120 nm hinggaa 180 nm. berikut.
Penurunan absorbansi ditinjau dari Gambar 8 1. Hasil XRD memiliki puncak di 25,27 dan 48,01
meningkat drastis pada jam-3 ke jam-4. Walaupun absorbansi yang mengkonfirmasi struktur kristal anatase TiO 2.
terus meningkat, bahkan pada jam-5 mencapai 89,4%. Hal ini Diameter partikel rata-rata 120-180 nm dengan bentuk
disebabkan karena TiO 2 mempunyai titik jenuh pada jam-4. bulat. Teksturnya berbentuk padatan yang keropos dan
Sehingga pada percobaan-percobaan selanjutnya, hanya kasar
diteliti pada 30 menit setelah di jam-3 saja. 2. Penurunan absorbansi tertinggi mencapai 89,4% di
Berdasarkan GAmbar 9, pengaruh peningkatan jumlah jam ke-5. Dan bekerja optimum pada jam ke-3 hingga
TiO2 diteliti pada kisaran 0,5-2 g/l dengan rentang 0,5. Besar jam ke-4.
peningkatan degradasi tertinggi berada pada 1 gram dan gram 3. TiO2 maksimum bekerja pada 1 gram.
1,5 – 2 tetap megalami peningkatan namun dengan 4. Gelembung udara memberikan pengaruh degradasi
peningkatan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan yang sangat signifikan hingga mencapai 87-100%
gram sebelumnya. Peningkatan maksimal terjadi di 1 gram degradasi di kecepatan 2 cm/s, dibandingkan tanpa
karena jumlah kepadatan situs aktif katalis yang gelembung yang hanya dapat mendegradasi 78-86%.
menghasilkan formasi radikal (hidroksil dan superoksida)
yang lebih aktif ketika memulai reaksi degradasi.
Selain itu, hal yang memungkinkan adalah pada UCAPAN TERIMA KASIH
jumlah TiO2 yang lebih banyak, sebagian TiO 2 menutupi Terima kasih kepada Bu Nurisma Puspitasari selaku
TiO2 yang lain sehingga menghalangi sinar UV pada TiO 2 dosen pengampu mata kuliah Metode Penulisan Ilmiah ini.
yang tertutupi. Dengan kata lain, aglomerasi nanopartikel
katalis. Dimana energi permukaan yang aktif sebading
dengan luas permukaan. Namun luas permukaan ini DAFTAR PUSTAKA
berkurang, sehingga terjadilah pengurangan degradasi. [1] World Wildlife Fund Indonesia. 2012. “Air Bersih dan
Berdasarkan Gambar 10, reaksi fotokatalisis Kehidupan Manusia.”
yangterjadi adalah udara bertindak sebagai oksigen [2] Jayadi, Sony Fajar dkk. 2014. “Pembuatan Reaktor
molekuler ke sistem. Oksigen ini berekasi dengan electron Fotokatalis dan Aplikasinya untuk Degradasi Bahan
bebas yang membentuk situs aktif pada permukaan katalis. Organik Air Gambut Menggunakan Katalis TiO 2.”
Hal ini mengakibatkan lebih banyaknya jumlah radikal Pontianak: Universitas Tanjungpura.
hidroksil (oksidan pewarna molekul) yang terbentuk. [3] Abdellah, M.H. dkk. 2018. “Photocatalytic
Sehingga dapat mempercepat proses degradasi pada Decolorization of Methylene Blue Using TiO 2/UV
permukaan yang terpapar radiasi sinar UV. System Enhanced by Air Sparging.” Arabia: Alexandria
Kecepatan udara dapat menghasilkan peningkatan University.
mobilitas degradasi. Selain itu, gelembung udara mikro yang
mengalir dengan kecepatan tinggi dapat menghilangkan
koalesensi potensial dan aglomerasi nanopartikel TiO 2
sehingga dapat meningkatakan luas permukaan aktif yang
lebih besar. Tentunya, hal ini juga dapat meningkatkan
efisiensi proses.

Anda mungkin juga menyukai