Karena kerang bambu mempunyai nilai yang ekonomi, pada uji antioksidan metode ABTS belum
dilakukan.
Determinasi sampel bertujuan untuk mengetahui dan memastikan kebenaran sampel diperlukan untuk
mencegah terjadinya kesalahan dalam pengambilan sampel, determinasi sampel hewan laut dilakukan
di BRIN Cibinong.
Skrining fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa metabolit sekunder suatu
bahan alam.
Alkaloid merupakan salah satu jenis senyawa Metabolit Sekunder yang terdapat dalam jaringan
tumbuhan dan hewan yang bersifat Alkali yang mengandung Atom Nitrogen (N) dengan struktur lingkar
yang Heterosiklik atau Aromatis (Hanani, 2015). Peranan Alkaloid secara Farmakologis dapat mengobati
Diare, Diabetes, Malaria, dan Antimikroba (Fattorusso & Taglialatela-Scafati,2007).
Alkaloid pada ekstrak kasar kerang pisau diduga memiliki kandungan antioksidan. Hanani et al. (2005)
- Larutan Pereaksi Mayer : Raksa (II) klorida sebanyak 1,4 gram dilarutkan dalam air suling hingga
mencapai 60 mL. Pada wadah yang lain, ditimbang 5 gram kalium iodide dan dilarutkan dalam 10 mL air
suling. Kedua, larutan dicampurkan dan ditambahkan air suling hingga mencapai volume 100 mL.
- Larutan Pereaksi Bouchardat : Kalium iodida ditimbang sebanyak 4 gram, kemudian dilarutkan dalam
air suling, lalu ditambahkan iodium sebanyak 2 gram dan ditambahkan dengan air suling hingga
mencapai volume 100 mL.
- Larutan Pereaksi Wagner Sebanyak 5 mL ditambahkan aquades dengan 2,54 gram iodium dan 2 gram
kalium iodida lalu diaduk. Setelah itu ditambahkan dengan akuades hingga mencapai volume 100 mL.
- Larutan Pereaksi Dragendroff : Bismut (III) nitrat ditimbang sebanyak 0,8 g dan dilarutkan dalam 20 mL
asam nitrat pekat. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 27,2 g kalium iodide lalu dilarutkan dalam 50 mL
akuades, kemudian kedua larutan dicampurkan dan didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan
yang jernih diambil dan diencerkan dengan air suling sampai 100 mL.
Penetapan kadar susut pengeringan bertujuan untuk memberikan batasan maksimal besarnya senyawa
yang hilang pada proses pengeringan (Depkes RI, 2000:13).
Perbedaan : pada penetapan kadar air hanya persentase air saja yang terhitung sedangkan pada
penetapan susut pengeringan yang terhitung adalah air serta senyawa-senyawa yang mudah menguap
lainnya.
Ekstraksi menggunakan tiga pelarut berdasarkan tingkat kepolarannya yaitu Kloroform p.a. (non polar),
Etil Asetat p.a. (semi polar) dan Metanol p.a. (polar).
Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstraksi bertingkat yang bertujuan untuk
mendapatkan senyawa aktif dengan tingkat kepolaran yang berbeda dengan menggunakan tiga pelarut
organik yaitu kloroform, etil asetat dan etanol.
Karena metode ABTS memiliki sensitivitas yang cukup tinggi, pengujiannya yang sederhana, efektif,
cepat, dan mudah diulang.
Senyawa alkaloid mengandung satu atau lebih senyawa nitrogen pada bagian cincin heterosiklik.
Alkaloid memiliki efek antioksidan dan mampu menghentikan reaksi berantai radikal bebas secara
efisien (Yuhernita & Juniarti, 2011). Sebagai antioksidan, alkaloid mampu melindungi sel dari toksisitas
dan kerusakan genetik akibat oksidan H2O2 (Andiriyani et al., 2014).
Klasifikasi metabolit sekunder secara sederhana terdiri atas tiga kelompok utama:
3) senyawa yang mengandung nitrogen (misalnya alkaloid dan glukosinolat) (Agostini-Costa et al., 2012).
Senyawa pembanding yang digunakan adalah vitamin C (Asam askorbat), vitamin C merupakan senyawa
antioksidan alami yang sering digunakan sebagai senyawa pembanding dalam pengujian aktivitas
antioksidan, karena senyawa antioksidan alami relatif aman dan tidak menimbulkan toksisitas (Lung dan
Destiani, 2017).