20210309047
PROGRAM PASCASARJANA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ tubuh yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Fungsi ginjal antara lain, pengatur volume dan komposisi darah, pembentukan sel
tekanan darah, pengeluaran komponen asing (obat, pestisida dan zat-zat berbahaya
lainnya), pengaturan jumlah konsentrasi elektrolit pada cairan ektra sel (Tarwoto &
Watonah, 2011).
Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal
akibat dari penyakit sistemik dan gangguan yang terjadi di ginjal. Penurunan fungsi
ginjal terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang lama (Baradero, dkk. 2009).
Sudoyo (2007) mengatakan tahun 1999 angka kejadian gagal ginjal kronik di Amerika
serikat sebesar 100 penderita dari 1.000.000 penduduk dan angka ini meningkat 8%
setiap tahunnya. Malaysia dengan populasi 18 juta diperkirakan terdapat 1800 kasus
penduduk setiap tahunnya. Menurut Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI) tahun
2008, RSU AU Halim Jakarta lebih dari 100 orang penderita gagal ginjal, RSCM Jakarta
120 orang pasien gagal ginjal, RSUP Haji Adam Malik dijumpai 87 orang kasus gagal
ginjal, RSUD Dr. Pirngadi sebanyak 109 orang kasus gagal ginjal, RS Swasta Rasyida
sebanyak 78 orang kasus gagal ginjal yang secara rutin menjalani pengobatan
hemodialisa (Sinaga, 2007). Data dari The Indonesian Diatrans Kidney Foundation
(2009) jumlah pasien yang dilakukan hemodialisa (HD) di Indonesia tahun 2005 lebih
dari 16.000 dan meningkat lebih dari 17.000 pada tahun berikutnya.
Sakit merupakan suatu kondisi yang tidak dapat dipisahkan dari peristiwa
kehidupan seseorang, sakit dapat menyebabkan perubahan fisik, mental, dan sosial
(Perry & Potter, 2005). kondisi ini tidak hanya berpengaruh pada individu yang
mengalami sakit namun juga berpengaruh terhadap keluarga, dan sebaliknya keluarga
juga mempunyai pengaruh dengan kondisi tersebut. Menurut Doherty & champbell
(1998) dalam Newton (2006) bahwa keluarga mempunyai pengaruh utama dalam
kesehatan fisik dan mental setiap anggota keluarganya. Jadi peran keluarga adalah
tingkah laku yang spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga
berhubungan individu dalam posisi dan situasi tertentu menurut Setiadi (2008) dalam
kebutuhan dasar individu atau kelompok yang memaksa dan mengatur perilaku, sikap
dan nilai-nilai dalam cara-cara yang tidak kelihatan (Marwani, 2006). Pasien yang
psikososial. Klien yang menjalani hemodialisis jangka panjang sering merasa khawatir
akan kondisi sakitnya yang tidak dapat diramalkan dan gangguan dalam hidupnya
(Smeltzer and Bare, 2009). Ketika seseorang divonis menderita gagal ginjal maka ia
harus menjalani hemodialisa secara rutin seumur hidup sebanyak satu sampai tiga kali
penderitaan secara fisik namun juga penderitaan mental seperti kecemasan dan
depresi.
Umumnya gejala yang sering ditunjukkan oleh penderita adalah depresi dan
kekecewaan, karena disatu sisi harus bergantung seumur hidup pada mesin dialysis
dan disisi lain harus tetao menjalankan peran dan aktivitas dalam kehidupannya.
Kesulitan yang dialami adalah untuk dapat menjalani kehidupan dengan sebagaimana
mestinya. Waktu mereka terpotong untuk pergi ke rumah sakit melakukan terapi. Selain
itu, penderita juga mengeluh banyak hal termasuk kondisi dan kemampuan fisiknya
yang sudah banyak mengalami penurunan. Penderita merasa tidak bisa mandiri
sehingga berpikiran bahwa dirinya hanya merepotkan orang lain, selain itu penderita
juga merasa bahwa dirinya tidak memiliki hal yang dapat dibanggakan, jika kondisi ini
berlangsung dalam jangka waktu yang panjang tanpa ada intervensi khusus dengan
segera, maka bisa menjadikan mereka sulit untuk menerima dirinya (Zefry and
Purnama, 2016). Penerimaan diri yang rendah pada klien akan sangat berdampak pada
hemodialisa yang dijalani antara lain dengan ketidakpatuhan klien akan kunjungan
rutinnya, bahkan hingga memutuskan untuk menghentikan terapi. Maka penerimaan diri
sangatlah diperlukan bagi klien-klien dengan gagal ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis.
Kualitas hidup pasien gagal ginjal sangat berkaitan dengan hemodialisis. Namun,
sampai fungsi ginjal pulih kembali. Hemodialisis merupakan terapi yang lama, mahal,
serta membutuhkan restriksi cairan dan diet. Pasien akan kehilangan kebebasan
Berbagai faktor tersebut atau bahkan didukung beberapa aspek lain seperti aspek fisik,
Dari keseluruhan latar belakang yang ada maka peneliti melakukan penelitian
B. Identifikasi Masalah
seperti gaya hidup, pola makan tidak sehat, riwayat faktor turunan keluarga dan
ditanggung BPJS.
2. Beban biaya penyakit katastropik yang meningkat selama periode tahun 2014
hingga 2016, gagal ginjal kronis adalah salah satu penyakit katastropik dengan
adalah diabetes 52% dan hipertensi 24%. Serta tidak hanya diderita oleh usia
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini diberikan batasan masalah yang mencakup sebagai berikut:
Haji Jakarta;
Hemodialisis.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Haji Jakarta tahun 2022. Dan sebelumnya tidak ada penelitian yang mencakup
2. Tujuan Khusus
F. Manfaat Penelitian