Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU DASAR KEPERAWATAN


“PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN SPESIMEN
UNTUK PEMERIKSAAN”

DI SUSUN OLEH :

NAMA : HANNA YUDIT LAMRO SILITONGA


NIM : 211101065
KELOMPOK : TIGA
MATA KULIAH : PRAKTIKUM ILMU DASAR KEPERAWATAN
DOSEN FASILITATOR : FATWA IMELDA, S.KP., NS., M.BIOMED

FAKULTAS KEPERAWATAN
2022
SKILL LABORATORIUM
DEPARTEMEN PENGAMBILAN SPESIMEN FESES
KEPERAWATAN
DASAR
FAKULTAS
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
Tanggal Terbit :
No Dokumen : No Revisi : Jumlah Halaman :

-------------------------------- --------------------------
---- ---
Definisi: Pengambilan spesimen feses adalah pengambilan spesimen feses yang akan

dilakukan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa penyakit.


Tujuan: 1. Untuk skrining adanya infeksi yang berasal dari bakteri, virus, atau parasit
pada gastrointestinal.
2. Untuk melihat ada tidaknya darah.

3. Untuk mendeteksi adanya telur cacing dan parasit.


Diagnosa Keperawatan:

Luaran Keperawatan:

PROSEDUR / PELAKSANAAN SKILL LABORATORIUM


1 Persiapan Persiapan alat:
1. Bengkok
2. Handscoon
3. label
4. Wadah bertutup ulir.
5. Tisu
6. Pulpen
2 Pelaksanaan

Langkah – langkah :
a. Persiapan Pasien

1. Berikan salam, perkenalkan diri, identifikasi pasien dengan memeriksa identitas


pasien dengan cermat (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis),
2.Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan
kepada pasien dan keluarga untuk bertanya dan jawab setiap pertanyaan jika ada.
3. Atur posisi pasien sehingga merasakan aman dan nyaman.
b. Pelaksanaan

1. Ambil kira-kira 100 gram feses dalam wadah yang bersih dan kering tanpa
pengawet.
2. Pastikan bahwa setiap cacing dewasa atau segmen-segmennya ikut terambil.

3. Untuk pemeriksaan kultur diperlukan sedikit feses dan tempat feses harus steril.
Pengambilan perlu hati-hati agar tidak terkontaminasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Jangan membiarkan spesimen feses terpapar udara dalam wadah tanpa penutup.

2. Jangan menerima spesimen feses yang tercampur urine.

3. Jangan memeriksa spesimen feses tanpa menggunakan sarung tangan.

4. Periksa spesimen feses dalam 1-2 jam setelah pengambilan.

Contoh komunikasi sebelum pengambilan sampel:

“Selamat pagi Ibu/Bapak, perkenalkan saya (NAMA). Apakah benar dengan


Ibu/Bapak (NAMA PASIEN)? Umur berapa Ibu/Bapak? Sesuai dengan form yang
telah saya terima, Ibu/Bapak akan melakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui
infeksi pada saluran pencernaan. Apakah Anda sedang menjalani konsumsi obat-
obatan tertentu (hal ini bertujuan untuk mengecek persiapan pasien untuk pengambilan
sampel, berupa konsumsi obat antibiotik. Pada pemeriksaan kultur sebaiknya pasien
tidak mengkonsumsi antibiotik).
Baik jika begitu Anda bisa menampung feses Anda pada tempat ini. Untuk prosedurnya
Anda dapat mengeluarkan feses Anda dan meletakkannya pada wadah ini. Upayakan
feses tidak bercampur dengan urine. Tutup rapat wadah agar tidak terkontaminasi dan
jangan lupa membersihkan bagian luar wadah dengan tisu dan lakukan kebersihan
tangan 6 langkah setelah melakukannya.
c. Evaluasi

Diperoleh spesimen feses dengan kualitas yang baik untuk dilakukan pemeriksaan.
d. Dokumentasi

Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan respon pasien


SKILL LABORATORIUM
DEPARTEMEN PENGAMBILAN SPESIMEN URINE
KEPERAWATAN
DASAR
FAKULTAS
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
Tanggal Terbit :
No Dokumen : No Revisi : Jumlah Halaman :

-------------------------------- --------------------------
---- ---
Definisi: Pengambilan spesimen urine adalah pengambilan spesimen urine yang akan

dilakukan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa penyakit.


Tujuan: Untuk menganalisis kondisi fisik, kimiawi, dan mikroskopik urine.

Diagnosa Keperawatan:

Luaran Keperawatan:

PROSEDUR / PELAKSANAAN SKILL LABORATORIUM


1 Persiapan Persiapan alat:
1. Bengkok
2. Handscoon
3. label
4. Wadah bertutup ulir.
5. Tisu
6. Pulpen
2 Pelaksanaan

Langkah – langkah :
a. Persiapan Pasien

1. Berikan salam, perkenalkan diri, identifikasi pasien dengan memeriksa identitas


pasien dengan cermat (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis),
2.Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan
kepada pasien dan keluarga untuk bertanya dan jawab setiap pertanyaan jika ada.
3. Atur posisi pasien sehingga merasakan aman dan nyaman.
b. Pelaksanaan
1. Pengambilan sampel urine yang sering digunakan adalah metode clean-catch. Suatu
metode pengambilan sampel urine di tengah-tengah pengeluaran urine dengan
sebelumnya membersihkan uretra eksternal.
2. Keluarkan urine terlebih dahulu sekitar 1-2 detik dan biarkan urine tersebut
terbuang ke dalam toilet.
3. Masukkan urine selanjutnya (yang belum dikeluarkan) ke dalam wadah sampel
hingga 3-6 cm dari dasar wadah.
4. Tutup rapat wadah urine agar tidak tumpah atau terkontaminasi.

5. Bersihkan bagian luar wadah dengan tisu.

6. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah.

7. Metode pengambilan spesimen urine dengan selang kateter yaitu harus langsung
dari selang kateter, tidak boleh dari kantong penampungan urine (urobag).

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Menghindari obat sebelum spesimen diambil, contoh: pemberian vitamin C dapat


mempengaruhi analisis kimia urin.
2. Menghindari aktifitas fisik/olahraga sebelum specimen diambil.

3. Memperhatikan variasi diurnal.

Contoh komunikasi sebelum pengambilan sampel:

“Selamat pagi Ibu/Bapak, perkenalkan saya (NAMA). Apakah benar dengan


Ibu/Bapak (NAMA PASIEN)? Umur berapa Ibu/Bapak? Sesuai dengan form yang
telah saya terima, Ibu/Bapak akan melakukan pemeriksaan urine untuk mengetahui
gangguan fungsi ginjal. Apakah Anda sedang menjalani konsumsi obat-obatan
tertentu? Apakah Anda melakukan olahraga dalam beberapa jam terakhir? (hal ini
bertujuan untuk mengecek persiapan pasien untuk pengambilan sampel). Baik jika
begitu Anda bisa menampung urine Anda pada tempat ini. Untuk prosedurnya Anda
dapat membersihkan area kemaluan terlebih dahulu. Selanjutnya keluarkan urine
terlebih dahulu sekitar 1-2 detik, dan biarkan urine tersebut terbuang ke dalam toilet.
Masukkan urine selanjutnya (yang belum dikeluarkan) ke dalam wadah ini hingga 3-6
cm dari dasar wadah. Tutup rapat wadah urine agar tidak tumpah atau terkontaminasi
dan jangan lupa membersihkan bagian luar wadah dengan tisu dan
lakukan kebersihan tangan 6 langkah setelah melakukannya.
c. Evaluasi

Diperoleh spesimen urine dengan kualitas yang baik untuk dilakukan pemeriksaan.
d. Dokumentasi

Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan respon pasien


SKILL LABORATORIUM
DEPARTEMEN PENGAMBILAN SPESIMEN SPUTUM
KEPERAWATAN
DASAR
FAKULTAS
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
Tanggal Terbit :
No Dokumen : No Revisi : Jumlah Halaman :

-------------------------------- --------------------------
---- ---
Definisi: Pengambilan spesimen sputum adalah pengambilan spesimen sputum yang akan

dilakukan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa penyakit.


Tujuan: Untuk mendeteksi adanya bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan terutama

infeksi paru-paru.
Diagnosa Keperawatan:

Luaran Keperawatan:

PROSEDUR / PELAKSANAAN SKILL LABORATORIUM


1 Persiapan Persiapan alat:
1. 3 buah pot sputum
2. Handscoon
3. Masker medis
4. Pulpen
5. Selotip
6. Gunting
7. Plastik
8. Coolbox
2 Pelaksanaan

Langkah – langkah :
a. Persiapan Pasien

1. Sapa pasien dengan ramah dan perkenalkan diri pada pasien.

2. Berikan informasi kepada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan minta
persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan.
3. Jelaskan kepada pasien bahwa sputum akan diambil sebanyak 3 kali (SPS), sesuai
dengan jumlah pot sputum yang disiapkan.
4. Jelaskan kepada pasien untuk tidak makan, minum atau merokok sebelum sputum
besok pagi (P) dibatukkan.
b. Pelaksanaan

1. Siapkan 3 buah pot sputum.

2. Berikan label identitas pasien yang jelas pada dinding pot sputum, yaitu nama, jenis
kelamin, umur. Tempelkan label pada dinding pot sputum, jangan pada tutupnya.
3. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah.

4. Pakai handscoon dan masker medis.

5. Minta pasien untuk membatukkan sputum di ruang terbuka dan mendapat sinar
matahari langsung atau ruangan dengan ventilasi yang baik, dan berada jauh dari
orang sekitar untuk mencegah penularan kuman Tuberkulosis.

6. Beri petunjuk pada pasien untuk:

- Berkumur dengan air (jangan ditelan) sebelum sputum dikumpulkan untuk


meminimalisir kontaminasi spesimen oleh sisa makanan atau kotoran lain di
dalam mulut.
- Bila pasien memakai gigi palsu, minta pasien untuk melepaskannya.

- Menarik nafas panjang dan dalam sebanyak 2-3 kali dan setiap kali hembuskan
nafas dengan kuat.
- Membuka penutup pot sputum lalu dekatkan pada mulut.

- Batuk secara dalam untuk mengeluarkan sputum (bukan air liur) dari dalam
dada ke dalam pot sputum.
- Mengulangi sampai mendapatkan sputum yang berkualitas baik dan volume
yang cukup (3-5 ml/ 1 sendok teh).
- Segera tutup rapat pot sputum dengan cara memutar tutupnya, kemudian
masukkan ke dalam pembungkus atau kantong plastik.
- Jika sputum sulit dikeluarkan, pasien diberi petunjuk untuk: melakukan olah
raga ringan kemudian menarik nafas dalam beberapa kali. Apabila pasien
merasa akan batuk, nafas ditahan selama mungkin lalu meminta pasien untuk
batuk.
7. Apabila spesimen jelek, pemeriksaan tetap dilakukan dengan:

- Mengambil bagian yang paling mukopurulen/kental kuning kehijauan.

- Memberi catatan bahwa “spesimen tidak memenuhi syarat/air liur”

- Mengulang pengumpulan sputum apabila spesimen jelas air liur.

8. Ingatkan pasien untuk mengumpulkan sputum ke-2 setelah bangun pagi keesokan
hari dan datang lagi untuk membawa.
9. Minta pasien untuk minum air putih secukupnya pada malam hari sebelum tidur
sebagai persiapan untuk pengumpulan sputum ke-2 besok pagi. Jika sputum sulit
dikeluarkan, meminta pasien menelan 1 tablet gliseril guaikolat 200 mg pada malam
hari sebelum tidur.

Pengiriman sputum ke laboratorium:

1. Pastikan pot sputum sudah memiliki label nama.

2. Pastikan sputum segera dikirim setelah pengumpulan sputum. Sebaiknya tidak


lebih dari 24 jam. Selama pengiriman sputum disimpan didalam coolbox.
3. Beri selotip pada pinggir tutup pot sputum untuk menjaga agar sputum tidak keluar
dari pinggiran pot sputum.
4. Masukkan pot sputum kedalam plastik.

5. Masukkan kedalam coolbox yang sudah berisi es batu.

6. Pastikan spesimen dalam posisi tegak, tidak terbalik kemudian menutup coolbox.

7. Lepaskan handscoon dan masker medis. Buang ke tempat sampah infeksius.

8. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah.


c. Evaluasi

Diperoleh spesimen sputum dengan kualitas yang baik untuk dilakukan pemeriksaan.
d. Dokumentasi

Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan respon pasien


SKILL LABORATORIUM
DEPARTEMEN PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH
KEPERAWATAN
DASAR
FAKULTAS
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
Tanggal Terbit :
No Dokumen : No Revisi : Jumlah Halaman :

-------------------------------- --------------------------
---- ---
Definisi: Pengambilan spesimen darah adalah pengambilan spesimen darah yang akan
dilakukan pemeriksaan.
Tujuan: Untuk menegakkan diagnosa penyakit.

Diagnosa Keperawatan:

Luaran Keperawatan:

PROSEDUR / PELAKSANAAN SKILL LABORATORIUM


1 Persiapan Persiapan Alat / Bahan:
1. Spuit
2. Tourniquet
3. Alkohol swab
4. Plesterin
5. Tabung Vacutainer (untuk spesimen darah)
6. Handscoon
2 Pelaksanaan

Langkah – langkah :
a. Persiapan Pasien

1. Berikan salam, perkenalkan diri, identifikasi pasien dengan memeriksa identitas


pasien dengan cermat (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau nomor rekam medis),
dan keadaan lainnya seperti alergi atau puasa.
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan
kepada pasien dan keluarga untuk bertanya dan jawab setiap pertanyaan jika ada.
3. Atur posisi pasien sehingga merasakan aman dan nyaman.
b. Pelaksanaan

1. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah.

2. Pakai Handscoon.
3. Kondisikan spuit hingga siap digunakan, dengan cara mengeratkan needle pada
barrel spuit dengan memutarnya sekali dan tarik lalu dorong plunger spuit
sebanyak 3 kali sisakan 1 garis sebagai indikator.
4. Pasang tourniquet dengan jarak 5-8 cm dari lipatan siku.

5. Suruh pasien untuk mengepalkan tangan, dengan posisi ibu jari berada didalam.

6. Pilihlah vena (median cubital/cephalic/basilic) yang akan ditusuk dengan cara


merabanya.

7. Bersihkan area penusukan dengan alkohol swab secara melingkar dari dalam
keluar dan biarkan kering di udara.
7. Tusuk vena dengan sudut 15 sampai 30 derajat antara jarum dan kulit.

8. Lepas tourniquet setelah terlihat darah masuk kedalam hub dan hisap darah
sesuai volume yang dibutuhkan.
9. Tarik jarum dengan menekankan alkohol swab segera setelah jarum keluar untuk
menghentikan darah yang mengalir selama kurang lebih 1 menit.
10. Pasang plesterin pada luka bekas tusukan.

11. Pindahkan darah kedalam tabung vacutainer secara perlahan.

12. Lakukan pelabelan di depan pasien.

13. Darah siap digunakan untuk pemeriksaan.

14. Buang spuit kedalam safety box.


15. Lepas handscoon dan buang ke tempat sampah infeksius.

16. Lakukan kebersihan tangan 6 langkah.

• Untuk pemeriksaan mikrobiologi:

- Diambil saat suhu badan naik.

- Bakteremia intermiten, diambil 2-3 kali, interval 24 jam.

- Diambil dari 2 tempat yang berbeda.

- Diambil secara aseptik, langsung dimasukkan ke media kultur darah.

- Dewasa 10-20 ml, Anak 1-5 ml, bayi 1-3 ml.

- Transport: < 2 jam suhu ruang.

- Penyimpanan: < 24 jam suhu ruang.


c. Evaluasi

Diperoleh spesimen darah dengan kualitas yang baik untuk dilakukan pemeriksaan.
d. Dokumentasi

Dokumentasikan prosedur yang dilakukan dan respon pasien.

Anda mungkin juga menyukai