RSUD BARRU
2. Pengambilan diruang perawatan dan UGD (untuk pasien rawat inapdan UGD)
- Evacuate sample tube ( tabung hampa udara ) dengan atau tanpa zat aditif
( ditandai dengan warna yang ada pada tutup tabung vakum )
- Plester
Cara Kerja :
a. Dilakukan oleh flebotomis (petugas laboratorium)
b. Memilih daerah yang akan di funksi (antecubital, dorsum manus dll) dan
palpasi pada daerah tersebut (pasien disuruh menggenggam tangannya
agar vena lebih muda teraba)
c. Besihkan dengan alcohol swab secara sirkuler dari sentral keluar,
biarkan mengering
d. Pasang terniket (lebar 2 - 2,5 cm )/ manset 7,5 - 10 cm diatas daerah
punksi sehingga terjadi bendungan vena. Pemasangan tidak boleh lebih
dari menit
e. Pasien tidak boleh memompa tangannya (mengepal dan relaksasi
berganti-ganti)
f. Sebelum jarum ditusukkan flebetomis harus memberitahu pasien,
misalnya “maaf ya, sakit sedikit “
g. Setelah alcohol mongering, tusuk vena yang akan diambil darahnya,
ambil sesuai kebutuhan sambil lepas turniketnya, dan lepaskan jarum
serta tekan dengan kapas steril dan plester
h. Lepaskan jarum dari tabung spoit dan masukkan darah kedalam tabung
dan diberi label. Bila tabung vakum berisi zat aditif maka tabung dibolak
balik sebanyaak 5 - 10 kali agar tercampur dengan zat aditi
- urine pagi ( Urine yang pertama kali dikemihkan pada pagi hari
setelah bangun tidur )
- Urine post-Prandial ( Urine yang pertama kali dikemihkan pada 1,5
- 3 jam setelah makan )
- urine 24 jam misalnya : urine dikeluarkan jam 7 pagi dibuang.
Semua urine yang dikeluarkan kemudian ditampung termasuk
urine jam 7 pagi esok harinya (tergantung jenis tes urine) untuk
melindungi spesimen dari dekomposisi dan kontaminasi
- Urine siang 12 jam ( urine yang dikeluarkan jam 7 pagi sampai jam
7 malam )
- Urine malam 12 jam ( jam 7 malam sampai jam 7 pagi )
b. Tampung urine kedaalam wadah/botol yang bersih kira-kira 10 cc, dengan
cara pasien disuruh berkemih dimana urine pertama kali dibuang, yang
diambil kemih bagian tengah dan urine terakhir dibuang.
4. Cara pengambilan spesimen tinja (faeces)
Ambil spesimen faeces dengan menggunakan lidi yang bersih dan masukkan
pada botol/wadah yang bersih dan tertutup. Ambil bagian-bagian faeces yang
terlihat mencurigakan misalnya : darah, lendir dll
5. Cara pengambilan spesimen sputum ( dahak )
Cara pelaksanaan pengumpulan dahak SPS
S (Sewaktu) : Sputum dikumpulkan pada saat datang pertama kali dan saat
pulang pasien diberi pot untuk pemeriksaan hari kedua
P (Pagi) : Sputum dikumpulkan dirumah pada pagi hari pada hari kedua,
segera setelah bangun tidur.Pot dibawa dan diserahkan
sendiripada petugas laboratorium
S (Sewaktu : Sputum dikumpulkan pada hari kedua, pada saat
menyerahkan dahak pagi
a. 1.Petugas laboratorium memberikan penjelasan mengenai pemeriksaan
dan cara pengeluaran sputum, dan menjelaskan perbedaan sputum
dengan ludah
b. 2. Pasien berdiri tegak
c. 3. Pasien diminta untuk menarik napas dalam 2 – 3 kali kemudian
CARA PENGAMBILAN SPESIMEN
dikeluarkan napas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali
sampai sputum keluar
d. Sputum yang dikeluarkan ditampung langsung dalam wadah dengan cara
melekatkan wadah ke mulut. Amati keadaan sputum, sputum yang
berkualitas baik tampak kental purulent dengan volume cukup 3 – 5 ml
e. Tutup wadah dengan erat
f. Spesimen dikirim keruang pemeriksaan/laboratorium
6. Pengambilan Spesimen Semen
1. Petugas laboratorium memberikan penjelasan pada pasien bahwa harus
abstensi 2 – 7 harisebelum pengambilan spesimen
2. Pengambilan spesimen dilakukan dengan cara masturbasi dan ditampung
kedalam wadah gelas bermulut lebar dan sebaiknya dihangatkan untuk
mengurangi bahaya renjatan dingin
3. Wadah diberi label dengan no.lab, nama penderita, tanggal pengumpulan,
lamanya abstinensi dan jam pengambilan spesimen
4. Kirim keruang tes/laboratorium dalam waktu 1 jam setelah dikeluarkan.
Jika lebih dari 1 jam maka spesimen harus dilindungi terhadap suhu yang
ekstrim ( suhu antara 20 – 40°C) selama pengangkutan ke laboratorium
7. Pengambilan Spesimen Cairan Otak
1. Petugas yang berwenang untuk mengambil spesimen memberikan
penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan pada daerah yang akan
di punksi ( ruang intervetebra L3 – L4 atau L4 – L5 ) di lakukan tindakan
2. Desinfeksi dengan povidone iodine 10 %, kemudian sisa povidone iodine
dibersihkan dengan kapas alcohol 70%
3. Dilakukan pengambilan cairan otak sebanyak 10 – 20 ml, tamping
kedalam 3 tabung kaca yang transparan dan steril :
- Tabung I : Untuk tes kimia
- Tabung II : Untuk tes mikroskopis
- Tabung III : Untuk tes mikrobiologi
4. Penambahan natrium citrate 20% dapat dilakukan bila cairan otak keruh
atau bercampur darah dengan perbandingan 0,01 ml natrium citrate 20%
dan 1 ml cairan otak
CARA PENGAMBILAN SPESIMEN