panjang dan runcing. Uterus cacing betina berbentuk gravid melebar dan
penuh dengan telur. Bentuk khas dari cacing dewasa ini adalah tidak terdapat
rongga mulut tetapi dijumpai adanya 3 buah bibir, bentuk esofagus bulbus
ganda (double bulb oesophagus), didaerah anterior sekitar leher kutikulum
cacing melebar, pelebaran yang khas disebut sayap leher (cervical alae).
(Srisari G, 2006)
7
Gambar 2.2 Cacing dewasa E. Vermicularis (Soedarto, 1995)
4. Siklus hidup E. vermicularis
Manusia merupakan satu-satunya hospes definitif E. vermicularis
dan tidak diperlukan hospes perantara. Cacing dewasa betina mengandung
banyak telur pada malam hari dan akan melakukan migrasi keluar melalui
anus ke daerah : perianal dan perinium. Migrasi ini disebut Nocturnal
migration. Di daerah perinium tersebut cacing-cacing ini bertelur dengan cara
kontraksi uterus, kemudian telur melekat didaerah tersebut. Telur dapat
menjadi larva infektif pada tempat tersebut, terutama pada temperatur
optimal 23-26 C dalam waktu 6 jam (Soedarto, 1995)
Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelan
telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi kedaerah
perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin daurnya
hanya berlangsung kira-kira I bulan karena telur-telur cacing dapat ditemukan
kembali pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan. (Srisari G,
2006).
5. Cara penularan Enterobius vermicularis dapat melalui tiga jalan :
1. Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (auto infection) atau
pada orang lain sesudah memegang benda yang tercemar telur infektif
misalnya alas tempat tidur atau pakaian dalam penderita.
2. Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang
infektif.
3. Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada
penderita sendiri, oleh karena larva yang menetas di daerah perianal
mengadakan migrasi kembali ke usus penderita dan tumbuh menjadi
cacing dewasa. (Srisari G, 2006)
Gambar 2.3 Siklus hidup E. Vermicularis
(Srisari G,2006)
9
6. Epidemiologi E. vermicularis
a. Insiden tinggi di negara-negara barat terutama USA 35-41 %.
b. Merupakan penyakit keluarga.
c. Tidak merata dilapisan masyarakat.
d. Yang sering diserang yaitu anak-anak umur 5-14 tahun.
e. Pada daerah tropis insidensedikit oleh karena cukupnya sinar matahari,
udara panas, kebiasaan ke WC (yaitu sehabis defekasi dicuci dengan air
tidak dengan kertas toilet). Akibat hal-hal tersebut diatas maka
pertumbuhan telur terhambat, sehingga dapat dikatakan penyakit ini tidak
berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat tapi lebih
dipengaruhi oleh iklim dan kebiasaan.
f. Udara yang dingin, lembab dan ventilasi yang jelek merupakan kondisi
yang baik bagi pertumbuhan telur.(Soejoto dan Soebari, 1996)
7. Diagnosa Laboratorium
Cara memeriksa Enterobiasis yaitu dengan menemukan adanya
Cacing kremi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Ada usul agar artikel atau bagian ini digabungkan ke Cacingan. (Diskusikan)
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah
dirapikan, tolong hapus pesan ini.
?
Cacing kremi
ICD 127.4
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Nematoda
Kelas:
Secernentea
Upakelas:
Spiruria
Ordo:
Oxyurida
Famili:
Oxyuridae
Genus:
Enterobius
Species
Enterobius
vermicularis
(Linnaeus, 1758)[1]
Enterobius
anthropopitheci
(Gedoelst, 1916)[1]
Enterobius gregorii
(Hugot, 1983) (disputed)
Infeksi Cacing Kremi (Oksiuriasis, Enterobiasis) adalah suatu infeksi parasit yang terutama
menyerang anak-anak, dimana cacing Enterobius vermicularis tumbuh dan berkembangbiak
di dalam usus.
Daftar isi
1 Perjalanan penyakit
2 Gejala
3 Komplikasi
4 Diagnosis
5 Pengobatan
6 Pencegahan
7 Catatan kaki
8 Pranala luar
Perjalanan penyakit
Cacing Enterobius vermicularis menyebabkan infeksi cacing kremi yang disebut juga
enterobiasis atau oksiuriasis. Infeksi biasanya terjadi melalui 2 tahap. Pertama, telur cacing
pindah dari daerah sekitar anus penderita ke pakaian, seprei atau mainan. Kemudian melalui
jari-jari tangan, telur cacing pindah ke mulut anak yang lainnya dan akhirnya tertelan. Telur
cacing juga dapat terhirup dari udara kemudian tertelan. Setelah telur cacing tertelan, lalu
larvanya menetas di dalam usus kecil dan tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam usus besar
(proses pematangan ini memakan waktu 2-6 minggu). Cacing dewasa betina bergerak ke
daerah di sekitar anus (biasanya pada malam hari) untuk menyimpan telurnya di dalam
lipatan kulit anus penderita. Telur tersimpan dalam suatu bahan yang lengket. Bahan ini dan
gerakan dari cacing betina inilah yang menyebabkan gatal-gatal. Telur dapat bertahan hidup
diluar tubuh manusia selama 3 minggu pada suhu ruangan yang normal. Tetapi telur bisa
menetas lebih cepat dan cacing muda dapat masuk kembali ke dalam rektum dan usus bagian
bawah.
Cacing dewasa hidup di sekum, usus besar dan di usus halus yang
berdekatan dengan sekum. Mereka memakan isi usus penderitanya.
Perkawinan (atau persetubuhan) cacing jantan dan betina
kemungkinan terjadi di sekum. Cacing jantan mati setelah kawin dan
cacing betina mati setelah bertelur. Cacing betina yang mengandung
11.000-15.000 butir telur akan bermigrasi ke daerah sekitar anal
(perianal) untuk bertelur. Migrasi ini berlangsung 15 40 hari setelah
infeksi. Telur akan matang dalam waktu sekitar 6 jam setelah dikeluarkan,
pada suhu tubuh. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13
hari.
- See more at: http://mymistyland.blogspot.com/2013/04/siklus-hidup-oxyurisvermicularis.html#sthash.e3NSTN4U.dpuf
Gejala
Gejalanya berupa:
1. Rasa gatal hebat di sekitar anus
2. Rewel (karena rasa gatal dan tidurnya pada malam hari terganggu)
3. Kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul pada malam hari ketika cacing
betina dewasa bergerak ke daerah anus dan menyimpan telurnya di sana)
4. Nafsu makan berkurang, berat badan menurun (jarang terjadi, tetapi bisa terjadi pada
infeksi yang berat)
5. Rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika cacing dewasa masuk ke
dalam vagina)
6. Kulit di sekitar anus menjadi lecet, kasar, atau terjadi infeksi (akibat penggarukan).
7. Gatal-gatal di daerah anal atau vaginal
* Insomnia, lekas marah dan gelisah
* Gejala saluran pencernaan yang samar-samar, seperti sebentar-sebentar
sakit perut dan mual
Komplikasi
1. Salpingitis (peradangan saluran indung telur)
2. Vaginitis (peradangan vagina)
3. Infeksi ulang.
Diagnosis
Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus penderita, terutama dalam waktu
1-2 jam setelah anak tertidur pada malam hari. Cacing kremi berwarna putih dan setipis
rambut, mereka aktif bergerak.
Telur maupun cacingnya bisa didapat dengan cara menempelkan selotip di lipatan kulit di
sekitar anus, pada pagi hari sebelum anak terbangun. Kemudian selotip tersebut ditempelkan
pada kaca objek dan diperiksa dengan mikroskop.
Pengobatan
Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalui pemberian dosis tunggal obat anti-parasit
mebendazole, albendazole atau pirantel pamoat. Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah
harus meminum obat tersebut karena infeksi ulang bisa menyebar dari satu orang kepada
yang lainnya.
Untuk mengurangi rasa gatal, bisa dioleskan krim atau salep anti gatal ke daerah sekitar anus
sebanyak 2-3 kali/hari.
Meskipun telah diobati, sering terjadi infeksi ulang karena telur yang masih hidup terus
dibuang ke dalam tinja selama seminggu setelah pengobatan. Pakaian, seprei dan mainan
anak sebaiknya sering dicuci untuk memusnahkan telur cacing yang tersisa.
Langkah-langkah umum yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi cacing kremi
adalah:
1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
2. Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
3. Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
4. Mencuci jamban setiap hari
5. Menghindari penggarukan daerah anus karena bisa mencemari jari-jari tangan dan
setiap benda yang dipegang/disentuhnya
6. Menjauhkan tangan dan jari tangan dari hidung dan mulut.
Pencegahan
Sangat penting untuk menjaga kebersihan pribadi, dengan menitikberatkan kepada mencuci
tangan setelah buang air besar dan sebelum menyiapkan makanan. Pakaian dalam dan seprei
penderita sebaiknya dicuci sesering mungkin dan dijemur matahari.