Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PARASITOLOGI

PROTOZOA

Disusun Oleh :

Retno Ayu Pharamitha

153112620120024

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA


Tahun Akademik
2017
I. Judul Praktikum : Protozoa

II. Tanggal Praktikum : Jumat, 10 Maret 2017

III. Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui bentuk, morfologi dan siklus hidup protozoa
2. Untuk mengetahui cara pengobatan dan pencegahannya

IV. Latar Belakang Praktikum


Parasitologi adalah Ilmu yg mempelajari makhluk hidup (organisme) yang
hidupnya menumpang (bergantung) pada makhluk hidup yang lain. Organisme atau
makhluk hidup yang menumpang disebut dengan parasit. Organisme atau makhluk hidup
yang ditumpangi biasanya lebih besar daripada parasit disebut Host atau Hospes atau
Tuan Rumah, yang memberi makanan dan perlindungan fisik kepada parasit.
Saat ini penyakit yang disebabkan oleh parasit masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia, penyebabnya dapat melalui tanah dan air. Menyadari akibat yang dapat
ditimbulkan oleh gangguan parasit terhadap kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan
usaha pencegahan dan pengendalian penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka
sangat diperlukan suatu pengetahuan tentang kehidupan organisme parasit mulai dari
pengertian parasitologi itu sendiri sampai pada gejala, penanganan suatu penyakit yang
disebabkan oleh parasit tersebut.
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti
(eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron.
Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah.
Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu
(pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak
memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai
komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan
manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa bakteri,
protista lain, dan sampah organisme.
Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang
mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton.
Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari
organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan
diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada
yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter)

V. Alat dan Bahan


1. Mikroskop
2. Preparat Protozoa
3. Alat Tulis

VI. Cara Kerja


1. Menyiapkan preparat
2. Melakukan pengamatan
3. Mencatat dan menggambar macam protozoa

VII. Hasil dan Pembahasan


Pada pengamatan preparat mikroskop yang dilakukan tanggal 10 maret 2017 memperoleh
hasil sebagai berikut :
1. Opalina

Sejarah
Opalina adalah nama seorang gadis India / Hindu asal dan berarti Batu Berharga. Diambil
dari opal (sebuah batu permata yang berharga yang memantulkan cahaya di layar
menyilaukan warna), yang pada akhirnya berasal dari kata Sanskrit upala (batu mulia,
permata). Variasi nama ini termasuk Opal, Opale, Opala, Opalah, Opalia, Opaline,
Opalyn, Opalyna, Opalynah, Opalyne, (Anonimus, 2011). Opalina (sehingga dinamai
oleh JE Purkinje, dan G. Valentin), adalah Protozoa genus ditemukan di usus katak dan
kodok
Klasifikasi
Sub Kingdom : Protozoa
Filum : Sarcomastigophora
Sub filum : Opalinata
Kelas : Opalinea
Ordo : Opalinida
Famili : Opalinidae
Genus : Opalina
Spesies : Opalina sp.
Morfologi
Opalina sp. Berinti banyak (genus Opalina dan genus Cipedea) atau berinti (genus
Protopalina dan genus Zeleriella) Bersel tunggal yang tubuhnya dikelilingi oleh struktur
mirip rambut pendek yang disebut silia, yang mereka gunakan untuk bergerak dan
makan.karakteristik superfisial tertentu yang membuat opalinata mirip dengan ciliates,
dan bahkan pernah dianggap nenek moyang ciliates, memiliki flagela pendek atau
mikrotubulus yang menyerupai silia dari mana ciliates mendapatkan nama mereka.
Reproduksi seksual oleh fusi gamet (syngamy) atau aseksual dengan membelah
longitudinal dengan distribusi inti.
Habitat
Hidup di saluran usus amfibi dan beberapa hewan lain, misalnya, zelleriella ke
banyak dan cepedea,
Penyebaran
Penyebaran flagellata ini umumnya hidup di dalam air atau tanah rawa.
Siklus Hidup
2. Balantidium coli

Sejarah
Pertama yang mempelajari balantidiasis pada manusia dilakukan oleh Cassagrandi dan
Barnagallo pada 1896. Namun, percobaan ini tidak berhasil menemukan pembuat infeksi
dan tidak jelas apakah ia Balantidium coli atau bukan. Yang pertama kasus dari
balantidiasis di Filipina, di mana ia adalah yang paling umum, dilaporkan pada 1904.
Klasifikasi
Sub Kingdom : Protozoa
Filum : Sarcomastigophora
Sub filum : Sarcodina
Kelas : Kinetofragminophorasida
Ordo : Trichostomatorida
Famili : Balantidiidae
Genus : Balantidium
Spesies : Balantidum coli
Habitat : sekum
Induk seman : babi

Morfologi
Balantidium ini merupakan protozoa usus manusia yang paling besar. Memiliki dua
bentuk tubuh yaitu, trofozoit dan kista.
a. Bentuk trofozoit seperti kantung, panjangnya 50-200 m, lebarnya 40-70 m
dan berwarna abu-abu tipis. Silianya tersusun secara longitudinal dan spiral
sehingga geraknya melingkar, sitostoma yang bertindak sebagai mulut pada B.
coli terletak di daerah peristoma yang memiliki silia panjang dan berakhir pada
sitopige yang berfungsi sebagai anus sederhana. Ada 2 vakuola kontraktil dan 2
bentuk nukleus. Bentuk nukleus ini terdiri dari makronukleus dan mikronukleus.
Makronukleus berbentuk seperti ginjal, berisi kromatin, bertindak sebagai
kromatin somatis/vegetatif. Mikronukleus banyak mengandung DNA, bertindak
sebagai nukleus generatif/seksual dan terletak pada bagian konkaf dari
makronukleus.
b. Bentuk kista lonjong atau seperti bola, ukurannya 45-75 m, warnanya hijau
bening, memiliki makronukleus, memiliki vakuola kontraktil dan silia. Kista tidak
tahan kering, sedangkan dalam tinja yang basah kista dapat tahan berminggu-
minggu. Tropozoit hidup dalam mukosa dan sub mukosa usus besar, terutama di
daerah sekum bagian terminal daripada illeum. Bergerak ritmis dengan
perantaraan cilia. Tropozoit tidak dapat lama hidup di luar badan, tetapi kista tetap
hidup selama beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di luar badan adalah
bentuk infektif. Bila tertelan oleh hospes baru, maka dinding kista hancur dan
trofozoit yang dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri.

Habitat
Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan satu-satunya
golongan ciliata manusia yang patogen, menimbulkan balantidiasis atauciliate dysenteri.
Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi sebagai reservoir host, hidup di
dalam usus besar manusia, babi dan kera. B.coli dalam siklus hidupnya memiliki 2
stadium, yaitu stadium tropozoit dan kista. Lingkaran hidup B.coli dan E.histolitica sama,
hanya saja bentuk kista dari B.coli tidak dapat membelah diri sebagaimana layaknya
E.histolitica
Penyebaran
Terdapat paling banyak di daerah yang beriklim panas. Pada manusia frekuensinya
rendah, sekitar 0,77 % (Belding,1952), pada babi (63-91%) menurut Young, pada tahun
1950. Ada dua spesies yang berbeda, yaitu Balantidium coli, yang dapat ditularkan dari
babi pada manusia dan Balantidium suiis yang tidak dapat ditularkan pada manusia.
Sumber utama yaitu pada manusia yang menderita penyakit. Infeksi dapat timbul dan
meningkat pada manusia yang sering berhubungan dengan babi seperti peternak babi,
pekerja di rumah-rumah pemotongan hewan yang biasanya memotong hewan terutama
babi memiliki sanitasi yang buruk, dan tempat-tempat yang padat seperti di penjara,
rumah sakit jiwa, asrama ,dll.
Di Amerika Serikat, B. coli memiliki distribusi yang luas dengan perkiraan prevalensinya
1%. Di Papua Nugini infeksi meningkat 28% berdasarkan kultur yang dilakukan pada
babi. Epidemi dapat timbul pada pasien di RS Jiwa di Amerika Serikat. Balantidium coli
juga telah dilaporkan banyak pada masyarakat yang memelihara babi.

Siklus Hidup
Stadium kista dan tropozoit dapat berlangsung di dalam satu jenis hospes. Hospes
alamiah adalah babi, dan manusia merupakan hospes insidentil. Jika kista infektif
tertelan di dalam usus besar akan berubah menjadi bentuk tropozoit. Di lumen usus atau
dalam submukosa usus, tropozoit tumbuh dan memperbanyak diri (multiplikasi). Jika
lingkungan usus kurang sesuai bagi tropozoit akan berubah menjadi kista.
Balantidium coli seperti yang terlihat di sebuah gunung basah dari contoh
kotoran.Organisme yang dikelilingi oleh bulu mata. Stadium kista dan tropozoit dapat
berlangsung di dalam satu jenis hospes. Hospes alamiah adalah babi, dan manusia
merupakan hospes insidentil. Jika kista infektif tertelan di dalam usus besar akan
berubah menjadi bentuk tropozoit. Di lumen usus atau dalam submukosa usus, tropozoit
tumbuh dan memperbanyak diri (multiplikasi). Jika lingkungan usus kurang sesuai bagi
tropozoit akan berubah menjadi kista.
Stadium kista parasit yang bertanggung jawab dalam proses penularan balantidiasis.
Umumnya kista tertelan melalui kontaminasi pada makanan dan air. Setelah tertelan,
terjadi excystation pada usus halus, dan tropozoit berkoloni di usus besar Tropozoit
dalam lumen usus besar binatang dan manusia, dimana memperbanyak diri dengan cara
pembelahan binary fission. Tropozoit menjadi kista infektif. Beberapa tropozoit
menginvasi ke dinding usus besar dan berkembang, beberapa kembali ke lumen dan
memisahkan diri. Kista matang keluar bersama tinja.
Penyebab Penyakit
Mukosa dan submukosa usus diinvasi dan dirusak oleh jasad yang memperbanyak diri.
Invasi berhasil dengan bantuan fermen-fermen sitolitik dan penerobosan secara mekanik.
Parasit memperbanyak diri dengan membentuk sarang dan abses kecil yang kemudian
pecah menjadi ulkus yang lonjong dan tidak teratur dengan pinggiran merah yang
menggaung. Dengan kelainan mulai dari hiperemi cataral yang sederhana sampai pada
ulkus yang jelas. Masing-masing tukak mungkin terpisah dengan mukosa yang normal
atau hiperemik di antaranya atau ulkus-ulkus itu menjadi satu dengan sinus-sinus yang
saling berhubungan.
Pada semua kasus berakibat fatal terdapat ulkus multipel dan difus dan terdapat gangren.
Sediaan histologik menunjukkan daerah-daerah hemoragik, infiltrasi sel bulat, abses,
ulkus nekrotik, dan terdapat invasi parasit, reaksi utama ialah sel inti satu yang menyolok
kecuali bila ada infeksi bakteri yang sekunder. Pada waktu eksaserbasi pada infeksi yang
kronis terdapat ulkus-ulkus kecil dan tidak jelas. Mukosa mengalami peradangan merata
dan mungkin terdapat daerah-daerah kecil yang diliputi suatu membran dan di bawahnya
ada jaringan yang terkelupas. Pada infeksi sedang yang akut mungkin terdapat tinja yang
encer sebanyak 6 - 15 x sehari dengan lendir, darah dan nanah. Pada keadaan kronis
mungkin terdapat diare yang timbul-hilang diselingi oleh konstipasi, nyeri pada colon,
anemi dan cachexia.
Banyak infeksi berjalan tanpa gejala, dan prognosis tergantung pada hebatnya infeksi dan
reaksi terhadap terapi. Prognosis baik pada infeksi tanpa gejala dan pada infeksi
kronis. Balantidiasis tidak berhasil menyerbu hati. Jumlah infeksi yang kecil dan
kegagalan untuk menimbulkan infeksi secara eksperimen, menunjukkan kekebalan
bawaan yang tinggi pada manusia.
Pencegahan
Memerlukan langkah-langkah pencegahan efektif kebersihan pribadi dan masyarakat.
Beberapa pengamanan khusus meliputi:
- Pemurnian dari air minum.
- Penanganan makanan yang tepat.
- Memperhatikan pembuangan kotoran manusia.
- Pemantauan kontak dari pasien balantidiasis.

3. Entamoeba coli
Sejarah
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek pada 1674dengan
menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacteriumdiperkenalkan di kemudian
hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani yang memiliki
arti "small stick".

Klasifikasi
Sub Kingdom : Protozoa
Filum : Sarcomastigophora
Sub filum : Sarcodina
Kelas : Lobosasida
Sub kelas : Gymnamoebiasina
Ordo : Amoebidorida
Famili : Endamoebidae
Genus : Entamoeba sp.
Spesies : Entamoeba coli
Habitat : Saluran pencernaan
Induk semang : manusia, primata, babi

Morfologi
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau struktur tubuh mahluk
hidup.Bakteri usus memiliki bentuk yang silinder dan susunan struktur tubuhnya sangat
sederhana dan memiliki dinding sel. Berbagai bentuk tubuh bakteri
Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:
- Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
- Diplococcus, jka bergandanya dua-dua
- Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar
- Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
- Staphylococcus, jika bergerombol
- Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
- Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder,
dan mempunyai variasi sebagai berikut:
- Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
- Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
- Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai
variasi sebagai berikut:
- Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran
- Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran

Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia.
Oleh karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus
sama. Pada umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar
daripada yang sudah tua.
Penyebaran
Entamoeba coli hidup sebagai komensal di rongga usus besar. Dalam daur hidupnya
terdapat stadium vegetatif dan stadium kista. Morfologinya mirip Entamoeba histolytica
namun Entamoeba coli tidak bersifat patogen sehingga jarang menyebabkan insiden.
Akan tetapi kalau jumlahnya melebihi ambang batas maka bisa menyebabkan penyakit.
Biasanya Entamoeba coli ditemukan pada infeksi Entamoeba histolytica. Dan pada
umumnya, penularan terjadi karena makanan atau minuman yang tercemar oleh kista
amoeba. Penularan tidak terjadi melalui bentuk trofozoit, sebab bentuk ini akan rusak
oleh asam lambung. Makanan dan minuman dapat terkontaminasi oleh kista melalui cara-
cara berikut:

- Persediaan air yang terpolusi


- Tangan infected food handler yang terkontaminasi
- Kontaminasi oleh lalat dan kecoak
- Penggunaan pupuk tinja untuk tanaman
- Hygiene yang buruk, terutama di tempat-tempat dengan populasi tinggi
(asrama,penjara)
Insiden Infeksi terjadi dengan menelan kista matang. Infeksi terjadi dengan menelan kista
matang. Kista matang yang berinti dan biasanya tidak lagi mengandung vakuol glikogen
dan benda kromatoid. Kista Entamoeba coli tidak mudah mati oleh kekeringan.
Resistensi terhadap kekeringan ini mungkin bertanggung jawab atas tingginya insiden
infeksi.
Siklus Hidup
Daur HidupMorfologi dan daur hidupnya sama dengan Entamoeba histolytica.Hospesnya
adalahmanusia, monyet, dan babi. Hidupnya di dalam rongga usus besar.Pseudopodium
lebar dibentuk perlahan-lahan sehingga pergerakannya lambat.Cara berkembang biaknya
adalahbelah pasang.Pada stadium kista, kista berbentuk bulat, lonjong dengan ukuran
15mikron.Dinding kista tebal berwarna hitam dalam tinja biasanya kista berinti dua atau
delapan.Padastadium trofozoit berukuran 15-30 mikron, stadium trofozoit biasanya
ditemukan dalam tinja lembek atau cair. Protozoa ini bersifat tidak pathogen

Pencegahan dan Penanganan

Pencegahan terhadap Entamoeba coli agar tidak terjangkit dalam tubuh manusia pada
umumnya sama saja dengan tindakan pencegahan pada protozoa lainnya. Cara
pencegahan tersebut lebih dikhususkan pada kebersihan perseorangan dan kebersihan
lingkungan. Misalnya saja pada kebersihan individu mencuci tangan dengan bersih
sesudah membuang air besar dan sebelum makan. Kebersihan lingkungan sendiri
misalnya memasak air minum, mencuci sayuran sampai bersih, atau memasaknya
sebelum dimakan, tidak menggunakan tinja manusia untuk pupuk, buang air besar di
jamban, membuang sampah di tempat sampah yang ditutup untuk menghindari lalat, serta
menutup makanan untuk menghindari kontaminasi dengan lalat dan kecoa. Pencegahan
terhadap infeksi Entamoeba coli dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
perseorangan dan kebersihan lingkungan. Jadi dengan menjaga kebersihan, kita dapat
mencegah Entamoeba coli masuk ke dalam tubuh manusia.

Pengobatan sebenarnya tidak diperlukan karena protozoa ini nonpatogen. Akan tetapi
ditemukan salah satu tanaman obat keluarga (TOGA) yaitu daun seena yang dapat
digunakan sebagai obat tradisional. Fraksi polisakarida daun Cassia angustifolia yang
diuji dengan allogenic tumor Sarcoma-180 pada mencit, berefek positif dalam
penghambatan pertumbulian Sarcoma-180. Senosida A dalam tubuh akan mengalami
suatu reaksi hidrolisis enzimatik dan reduksi oleh bakteri flora usus (Entamoeba coli)
menjadi rein antron. Rein antron merupakan suatu senyawa yang menginduksi sekresi air
dan mencegah reabsorpsi air dalam saluran pencernaan, sehingga dapat digunakan dalam
upaya penyembuhan konstipasi akut.

4. Entamoeba histolytika

Sejarah
Entamoeba histolytica merupakan salah satu spesies dari Rhizopoda.Pertama kali
ditemukan oleh Losch pada tahun 1875 dari tinja seorang penderita disentri di
Rusia.Schaudinn berhasil membedakannya dengan Entamoeba coli yan merupakan
parasit komersial di dalam usus besar.Pada tahun 1913, Walker dan Sellards
membuktikan bahwa Entamoeba histolytica merupakan penyebab penyakit koletis
amebic (Srisasi Gandahusada, dkk, 2006).Entamoeba histolytica adalah protozoa parasit
anaerob, bagian genus Entamoeba.Dominan menjangkiti manusia dan kera, E. histolytica
diperkirakan menulari sekitar 50 juta orang di seluruh dunia.Banyak buku tua
menyatakan bahwa 10% dari populasi dunia terinfeksi protozoa ini. Namun sumber lain
menyatakan: setidaknya 90% dari infeksi ini adalah karena spesies Entamoeba kedua
yaitu E. dispar. Mamalia seperti anjing dan kucing bisa menjadi transit infeksi, tetapi
tidak ada bukti mengenai kontribusi nyata untuk terjadinya penularan dari kedua hewan
ini.
Klasifikasi
Domain : Eukaryota
Philum : Amoebozoa
Class : Archamoebae
Ordo : Amoebida
Genus : Entamoeba
Species : E. histolytica

Morfologi
Entamoeba histolytica mempunyai tiga stadium, yaitu bentuk histolitika, minuta dan
kista. Bentuk histolitika yang bersifat pathogen dan bentuk minuta yang merupakan
bentuk esensial adalah bentuk trofozoit, sedangkan bentuk kista bukan merupakan bentuk
pathogen tapi merupakan bentuk infektif (Rasmaliah, 2003)
Penyebaran
Tahapan perkembangan amuba yang aktif (trophozoit) hanya ada di dalam host dan feses
yang masih baru dikeluarkan; cysta amuba hidup di luar host yaitu dalam air, tanah dan
pada makanan, terutama dalam kondisi basah. Cysta amuba mudah dibunuh oleh suhu
panas dan dingin, dan hanya bertahan selama beberapa bulan di luar host.Ketika cysta
tertelan, mereka bisa menyebabkan infeksi melalui excysting (tahap pelepasan
trophozoit) dalam sistem pencernaan.Pada tahap ini trophozoit mudah mati dalam
lingkungan asam lambung/perut.

Siklus Hidup
Daur hidup E. histolytica sangat sederhana, dimana parasit ini didalam usus besar akan
memperbanyak diri. Dari sebuah kista akan terbentuk 8 tropozoit yang apabila tinja
dalam usus besar konsistensinya padat maka, tropozoit langsung akan terbentuk menjadi
kista dan dikeluarkan bersama tinja, sementara apabila konsistensinya cair maka,
pembentukan kista terjadi diluar tubuh. (Brotowidjoyo,1987).
Amoebiasis terdapat diseluruh dunia (kosmopolit) terutama didaerah tropikdan daerah
beriklim sedang. Dalam daur hidupya Entamoeba histolytica memiliki 3stadium yaitu:
1. Bentuk histolitika.
2. Bentuk minuta
3. bentuk kista
Bentuk histolitika dan bentuk minuta adalah bentuk rofozoit.Perbedaan antarakedua
bentuk tropozoit tersebut adalah bahwa bentuk histolytika bersifat fatogendan
mempunyai ukuran yang lebih besar dari bentuk minuta.Bentuk histolitikaberukuran 20
40 mikron, mempunyai inti entamoeba yang terdapat di endoplasma.Ektoplasma bening
homogen terdapat di bagian tepi sel, dapat dilihat dengan nyata.Pseudopodium yang
dibentuk dari ektoplasma, besar dan lebih seperti daun, dibentuk dengan mendadak,
pergerakannya cepat.Endoplasma berbutir halus, biasanya tidak mengandung bakteri atau
sisa makanan, tetapi mengandung sel darah merah.Bentuk histolytica ini patogen dan
dapat hidup dijaringan usus besar, hati, paru, otak, kulit dan vagina. Bentuk ini
berkembang biak secara belah pasang di jaringan dan dapat merusak jaringan tersebut
sesuai dengan nama spesiesnya Entomoeba histolitica (histo= jaringan, lysis = hancur).
Bentuk minuta adalah bentuk pokok esensial, tanpa bentuk minuta daur hidup tidak dapat
berlangsung, besamya 10-20 mikron.Inti entamoeba terdapat di endoplasma yang
berbutir-butir.Endoplasma tidak mengandung sel darah merah tetapi mengandung bakteri
dan sisa makanan.Ektoplasma tidak nyata, hanya tampak bila membentuk
pseudopodium.Pseudopodium dibentuk perlahan-lahan sehingga pergerakannya lambat.
Bentuk minuta berkembang biak secara belah pasang dan hidup sebagai komensal di
rongga usus besar, tetapi dapat berubah menjadi bentuk histolitika yang patogen.
Bentuk kista dibentuk di rongga usus besar, besamya 10 -20 mikron, berbentuk bulat
lonjong, mempunyai dinding kista dan ada inti entamoeba. Dalam tinja bentuk ini
biasanya berinti 1 atau 2, kadang-kadang terdapat yang berinti 2.Di endoplasma terdapat
benda kromatoid yang besar, menyerupai lisong dan terdapat juga vakuol glikogen.Benda
kromatoid dan vakuol glikogen dianggap sebagai makanan cadangan, karena itu terdapat
pada kista muda.Pada kista matang, benda kromatoid dan vakuol glikogen biasanya tidak
ada lagi.Bentuk kista ini tidak patogen, tetapi dapat merupakan bentuk infektif.
Entamoeba histolytica biasanya hidup sebagai bentuk minuta di rongga usus besar
manusia, berkembang biak secara belah pasang, kemudian dapat membentuk dinding dan
berubah menjadi bentuk kista. Kista dikeluarkan bersama tinja. Dengan adanya dinding
kista, bentuk kista dapat bertahan terhadap pengaruh buruk di luar tubuh manusia
(Rasmaliah, 2003)
Patologi dan gejala klinis
Bentuk klinis yang dikenal ada dua, yaitu amebiasis intestinal dan amebiasis ekstra
intestinal.Amebiasis kolon intestinal terdiri dari amebasis kolon akut dan amebasis kolon
menahun.Amebasis kolon akut gejalanya berlangsung kurang dari satu bulan, biasa
disebut disentri ameba memiliki gejala yang jelas berupa sindrom disentri.Amebasis
kolon menahun gejalanya berlangsung lebih dari satu bulan, disebut juga koletis ulserosa
amebic, gejalanya bersifat ringan dan tidak begitu jelas.
Amebasis ekstra intestinal terjadi jika amebasis kolon tidak diobati.Dapat terjadi secara
hematogen, melalui aliran darah atau secara langsung.Hematogen terjadi bila amoeba
telah masuk di submukosa porta ke hati dan menimbulkan abses hati, berisi nanah warna
coklat.Cara langsung terjadi bila abses hati tidak diobati sehingga abses pecah, dan abses
yang keluar mengandung ameba yang dapat menyebar kemana-mana.
Penularan
Tahapan perkembangan amuba yang aktif (trophozoit) hanya ada di dalam host dan feses
yang masih baru dikeluarkan; cysta amuba hidup di luar host yaitu dalam air, tanah dan
pada makanan, terutama dalam kondisi basah. Cysta amuba mudah dibunuh oleh suhu
panas dan dingin, dan hanya bertahan selama beberapa bulan di luar host.Ketika cysta
tertelan, mereka bisa menyebabkan infeksi melalui excysting (tahap pelepasan
trophozoit) dalam sistem pencernaan.Pada tahap ini trophozoit mudah mati dalam
lingkungan asam lambung/perut.
Diagnosis
Cara mendiagnosa gangguan yang ditimbulkan oleh Entamoeba histolitica adalah sesuai
dengan gejala atau gangguan yang terjadi, antara lain sebagai berikut :
1.Amebiasis kolon akut, diagnosis ditegakkan bila terdapat sindrom disentri
disertai sakit perut atau mules. Diare lebih dari 10 kali dalam sehari. Dan
diagnosis laboratorium ditegakkan dengan menemukan species ini dalam bentuk
histolitika di dalam tinja (S.M. Salendu dan Worou, 1996)
2.Amebiasis kolon menahun, terdapat gejala ringan diselingi dengan obstipasi.
Jika dalam tinja tidak ditemukan spesies ini, himbauan agar pemeriksaan tinja
dilakukan secara berturut-turut selama tiga hari dapat juga dengan melihat
kelainan di sigmoid
3.Amebiasis hati, secara klinis dapat dibuat jika terdapat gejala berat badan
menurun, badan lemah, demam, tidak nafsu makan disertai pembesaran hati. Pada
pemeriksaan radiologi biasanya didapatkan peninggian diafragma dan
pemeriksaan darah ada leukositosis (Srisasi Gandahusada, 2006).
Pencegahan dan Pengobatan
Obat untuk gangguan yang disebabakan oleh Entamoeba histolitika antara lain Emetin
hidroklorida, Klorokuin, Antibiotik dan Metronidazol atau Nitroimidazol.
Cara untuk mencegah agar tidak menderita gangguan yang disebabkan oleh Entamoeba
histolitica antara lain sebagai berikut :
1.Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan), buah
dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.
2.Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
3.Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang
makan atau sesudah buang air besar.
4.Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar
sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber
air.
5.Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan pemeriksaan
parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan mengobatinya
dengan obat cacing.
6.Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke rumah sakit.
7.Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama sekali, tetapi
mereka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing akan secara
sporadik keluar dari tubuh bersama tinja, hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan,
maka sebaiknya secara teratur memeriksa dan mengobatinya.

5. Giardia lamblia

Sejarah
Parasit ini di temukan oleh Antonie Van Lewuhenhoek(1681) bergerak-gerak di dalam
tinjanya. Flagella ini pertama kali di bahas oleh Lambl yang memberi nama
intestinal kemudian memberikan nama baru yaitu Giardia lamblia ,untuk menghormati
Prof.A.Giard dari paris dan F.Lambl.
Manusia dan binatang seperti srigala, sapi kerbau,kucing dan anjing.dan nama
penyakitnya yaitu giardiasis.
Klasifikasi
Klasifikasi
Sub Kingdom : Protozoa
Filum : Sarcomastigophora
Sub Filum : Mastigophora
Kelas : Zoomastigophorasida
Ordo : Diplomonadorida
Famili : Hexamitidae
Genus : Giardia
Spesies : Giardia lamblia

Morfologi

Mempunyai inti dan alat pergerakan yang teridiri atas kineptoplas dan flagel.
Aksonoma merupakan bagian flagel yang terdapat di dalam parasit, disamping itu
memiliki Membran bergelombang dan kosta merupakan dasarnya. Parasit ini
berkembang biak dengan membelah diri.
Habitat
G. lamblia hidup di rongga usus duodenum & bagian
proksimal jejenum, saluran dan kandung empedu
Penyebaran / Distribusi Geografik
Distribusi geografik kosmopolit > sering di iklim panas
dp iklim dingin.

Siklus Hidup
Giardia lamblia hidup dalam usus halus orang yaitu
bagian duodenum, jejenum dan
bagian atas dari ileum, melekat
pada permukaan epithel usus. Protozoa dapat
berenang dengan cepat menggunakan
flagellanya. Pada seorang yang menderita
berat penyakit ini , ditemukan 14 milyard
parasit dalam fesesnya, sedangkan pada
infeksi sedang ditemukan sekitar
300 juta cyste.
Dalam usus halus
dimana isi usus berbentuk
cairan, parasit ditemukan
dalam bentuk trophozoit, tetapi setelah masuk kedalam colon parasit akan
membentuk cyste.. Pertama-tama flagella memendek, cytoplasma mengental dan
dinding menebal, kemudian cyste keluar melalui feses. Pada awal terbentuknya
cyste, ditemukan dua nukleoli, setelah sejam kemudian ditemukan 4 nukleoli..
Bila cyste tertelan hospes maka cyste tersebut langsung masuk kedalam
duodenum, flagella tumbuh dan terbentuk trophozoit kembali.
Patologi dan Gejala Klinis
- Perlekatan dengan batil isap pada duodenum tidak selalu menimbulkan gejala.
- Infeksi Giardia dapat menyebabkan diare.
- Mengganggu absorbsi karoten, folat dan Vit B12, produksi enzim mukosa
juga berkurang.
- Giardia menyerap bilirubin sehingga menghambat aktivitas lipase pankreatik

Diagnosa Penyakit dan Pengobatan


Diagnosis, gejala klinis tidak khas, dapat ditegakkan dengan menemukan trofozoit pada
tinja encer dan kista pada tinja padat
Pengobatan dengan metronidazol, dewasa 3x250mg/hr

VIII. Kesimpulan
Pada pengamatan preparat mikroskop yang dilakukan tanggal 10 maret 2017 dapat
disimpulkan bahwa:
1. Opalina dan Giardia lamblia termasuk dalam filum Flagellata
2. Balantidium Coli termasuk dalam filum Cilliata
3. Entamoeba coli termasuk dalam filum Sarcomastigophora
4. Entamoeba histolotica termasuk dalam filum Rhizopoda

IX. Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disarankan sebagai berikut :
Dalam melakukan praktikum di laboratorim, sebaiknya praktikan harus
menggunakan APD yang lengkap. Demi keamanan.
Melakukan praktikum harus dengan hati-hati dan teliti.

Daftar Pustaka

Candra,wiguna. Entamoeba coli. http://duniaiptek.com/entamoeba-coli/. Diakses [11


maret 2017]

Muhammad,rifki. Entamoeba coli. https://id.scribd.com/doc/209544105/Entamoeba-Coli.


Diakses [ 11 maret 2017]

Andhika,nur. TUGAS TERSTRUKTURMATA KULIAH ENDOPARASIT (IPH


331)BALANTIDIUM COLI PADA BABI.
https://www.academia.edu/19166587/TUGAS_TERSTRUKTUR_BALANTIDIU
M_COLI. Diakses [12 maret 2017]

Idbio. Balantidium coli. http://www.idbiodiversitas.com/2017/01/balantidium-coli-


pengertian-morfologi.html. Diakses [ 12 maret 2017]
Iranthatha. Entamoeba histolitica. https://iranthatha.wordpress.com/about/entamoeba-
histolytica/. Diakses [ 12 maret 2017]

Vinod,dhawan. Amebiasis. http://emedicine.medscape.com/article/212029-overview.


Diakses [ 12 maret 2017]

https://www.cdc.gov/parasites/giardia/pathogen.html

Candra,wiguna. Giardia lamblia. http://duniaiptek.com/giardia-lamblia/. Diakses [13


maret 2017]

http://www.bioinfo.org.uk/html/Opalina_ranarum.htm

https://id.scribd.com/doc/312648218/Parasit-Kelompok-7

Anda mungkin juga menyukai