Anda di halaman 1dari 44

TERMINOLOGI

1. Punctum maximum: Tempat terdengarnya bising


yang paling keras.
2. Murmur pansistolik: Murmur akibat regurgitas yang
terdengar sepanjang masa sistolik.
3. Ostia: katup
4. Thrill: vibrasi yang dirasakan oleh pemeriksa pada
saat palpasi.

1. Precardial: Terletek disebelah anterior jantung.


2. ECG (electrocardiogram): grafik hasil cacatan
potensial listrik yang dihasilkan oleh denyutan
jantung.
3. RVH (Right Ventrikel Hipertropi) : pembesaran
pada ventrikel kanan
4. Genitalia alat kelamin

IDENTIFIKASI & ANALISA MASALAH


1. Kenapa pada OS dada kiri lebih besar daripada
dada kanan ?
Jawab : Karena jantung bagian kanan harus
memompa sejumlah besar darah ke dalam aorta
yg bertekanan tinggi serta harus melawan
tekanan tinggi akibat stenosis pulmonal maka
lama kelamaan otot-ototnya akan mengalami
pembesaran (hipertrofi ventrikel kanan).

2. Kenapa terjadi kebiruan pada bibir dan lidah os saat


minum?
Jawab :
bercampurnya O2 dan CO2. pada bibir karena
lapisan mukosa lebih tipis
3. Mengapa terjadi clubing finger pada ujung jari os?
Jawab :
karena terjadi pembesaran tulang jari dan kuku.

4. Mengapa pada foto rontgen bentuk jantung terlihat


seperti sepatu boot ?
Jawab :
karena adanya hipertropi pada ventrikel kanan
sehingga membuat ventrikel kiri juga cenderung
membesar dan apex jantung keatas---> gambaran
seperti sepatu boots
5. Mengapa os terlihat agak sesak nafas?
Jawab :
- bercampurnya O2 dan CO2
- paru paru berkembang tidak normal karena RVH

6. Mengapa pada saat palpasi teraba thrill pada daerah


precardial?
Jawab:
Menyempitnya katup pulminal, darah yang
menumpuk diventrikel kanan mempunyai tekanan
sistolik yang besar sehingga mendorong darah
untuk melewati katup pulmonal, dorongan tersebut
mengakibatkan thrill pada saat palpasi.

7. Mengapa ditemukan adanya murmur pansistolik levine


grade 4/6 pada punctum max sela iga 2-3 linea
parasternalis kiri?
Jawab :
gagguan pada katup pulmonal, sehingga darah dari
ventrikel kanan seluruhnya melalui obstruktif, sehingga
arus turbuler makin hebat dengan bertambah beratnya
stenosis, timbulnya suara murmur pansistolik.
8. Mengapa terdengar desah pada semua ostia ?
Jawab : karna adanya ventrikel septum defek, sehingga
darah bercampur dan menumpuk diventrikel kanan,
terjadi tekanan, timbul desah.

9. Apa DD dari kasus ?


Jawab :
- singel ventrikel
- Dilatasi aorta ascendens pada stenosis aorta,
-VSD (ventrikel septum defect).
10. Apa diagnosa sementara dari kasus ?
Jawab : Tetralogy Of Fallot
11. Apa lagi yang perlu anda lakukan?
Jawab : Rujuk ke ahli jantung.

MAPPING CONCEPT
Tetralogy of
fallot

ECG
- RVH

Rontgen
- Jantung
berbentuk
sepatu boots

Palpasi
- Thrill pada
daerah
precardial

-Cyanosis
-Clubbing finger
-sesak

F 3 bulan

Auskultasi
-Murmur
pansistolik
-Puctum
maxsimum
-Desah
semua aorta

P . Fisik
-Sadar
-TD 80/50 mmHg
- kepala normal
-Leher normal
-Dada asymertis
kiri> kanan

LEARNING OBJECTIVE
Mahasiswa/I harus mampu menjelaskan :
a. Kelainan jantung kongenital
b. Tetralogy of fallot:
-Defek septum ventrikel
-Over riding aorta
-Stenosis pulmonal
-Hipertropi ventrikel kanan.
c. Bising jantung

Kelainan jantung
kongenital

Sianotik

- TOF
- atresia pulmonal defek
dengan septum
ventrikel
- atresia pulmonal
dengan septum
ventrikel utuh.
- atresia tricuspid
- anomali ebstein
-dll

Non Sianotik

-VSD
-VSA
- Defek septum
atrioventrikulare
-Duktus arteriosus
persisten
-Stenosis pulmonal
-Stenosis aorta
-Koarktasio aorta.
- dll

Tetralogy of fallot

Tetralogy of fallot ----> penyakit jantung bawaan


sianotik yang paling banyak ditemukan, yakni lebih
kurang 10% dari seluruh penyakit jantung bawaan.
Dengan terdapatnya defek septum ventrikel besar
yang disertai stenosis pulminal, maka tekanan sistolik
puncak(peak sistolik pressure) ventrikel kana menjadi
sama dengan tekanan sistolik puncak ventrikel kiri ini
berada dibawah pengawasan baroreseptor, maka tekanan
sistolik ventrikel kanan tidak akan melampaui tekanan
sistemik.

Gejala bisa berupa :


a. Sianosis terutama pada bibir dan kuku
b. Bayi mengalami kesulitan untuk menyusu
c. Setelah melakukan aktivitas, anak selalu jongkok (squating)
untuk mengurangi hipoksi dengan posisi knee chest
d. Jari tangan clubbing (seperti tabuh genderang karena kulit
atau tulang di sekitar kuku jari tangan membesar)
e. Pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung lambat
f. Sesak napas jika melakukan aktivitas dan kadang disertai
kejang atau pingsan
g. Berat badan bayi tidak bertambah
h. Pada auskultasi terdengar bunyi murmur pada batas kiri
sternum tengah sampai bawah.

Manifestasi klinis
Tetralogy ini mencerminkan derajat hipoksia. Pada
waktu baru lahir biasanya bayi belum mengalami
sianotik, bayi tanpak biru setelah tumbuh. Manifestasi
klinis tetralogy klinis mula-mula mirip dengan
septum ventrikel defek dengan pirau dari kiri ke
kanan dengan stenosis pulmonal ringan, sehingga
anak masih terihat kemerahan.
dijumpai jari tabuh pada sebagian besar pasien
sudah muali terlihat setelah usia 6 bulan.

Gambaran radiologis

Tatalaksana media
1. Pada serangan sianotik akut:
-

Pasien diletakkan dalam knee- chest position


Diberikan O masker 5-8 liter/ menit
Diberikan sodium bikarbonat 1/mEq/ kg/IV untuk koreksi
asidosis
Diberikan transfusi darah bila kadar hemoglobinnya kurang
dari 15 g/dl jumlah darah rata-rata yang diberikan adalah
5ml/kg berat badan
Diberikan propranolol 0,1 mg/kg/iv secara bolus. Janganlah
sekali-sekali memberikan digoksin pada saat pasien
menderita serangan sianotik, karna dapat memperburuk
keadaan

2. Tindakan operasi jika perlu

Ventriculare septum defect (VSD)

DEFEK SEPTUM VENTRIKULARE ---> Pada diding


pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna,
akibatnya darah dari ventrikel kiri langsung mengalir ke
ventrikel kanan.
Defek septum ventrikulare terbagi manjadi 3:
- Defek septum ventrikulare kecil
- Defek septum ventrikulare sedang
- Defek septum ventrikulare besar.

Gambaran klinis---> bergantung pada besarnya pirau kiri


dan kanan. Makin besar piraumakin kuarng darah yang
melalui katup aorta dan makin banyak volume darah
jaringan intrtorakal. Berkurangnya darah pada sisitem
sirkulasi menyebabkan pertumbuhan badan terhambat.
1.VSD kecil
Diameter defek kecil yaitu 1-5mm, sedang 5-10mm.
palpasi: implus ventrikel kiri jelas pada apeks kordis.
Biasanya teraba getaran bising pada sela iga III dan IV
kiri. VSD tanpa komplikasi biasanya tidak
mengakibatkan thrill di fosa suprasternalis.

Auskultasi : Bunyi jantung biasanya normal


Defek sedang : bunyi jantung II terdengan agak keras,
sampai pada sela iga ke II kiri dekat sternum. Puctum
maksimum pada selah iga ke III, IV dan V kiri
langsung dekat sternum, menjalar terutama ke sela iga
II dan IV kanan disamping sternum dan kearah apeks
kordis. Intensitas bising pada drajat II s/d VI.
2. VSD besar dan sangat besar
Diameter defek lebih dari pada setengah ostium aorta.
Tekanan di ventrikel kanan jelas meninggi. Curah
sekuncup melalui ostium pulmonalis paling sedikit 2x
curah sekuncup yang melalui ostium aorta.

Inspeksi: pertumbuhan terhambat, pucat, ujung-ujung


jaru hiperemik, diameter dada bertambah gejalagejala yang menonjol napas pendek.
palpasi : implus jantung hiperdinamik kuat, terutama
yang timbul dari ventrikel kiri. Karena defek besar,
maka tekanan arteria pulmonal tinggi, akibatnya
penutup katub pulmonal jelas teraba pada sela iga III
kiri dekat sternum. Teraba getar bising pada dinding
dada.

Auskultasi : Bunyi jantung pertama mengeras


terutama pada apeks. Sebagai akibat terbukanya
katup pulmonal dengan kekuatan pada pangkal arteria
pulnomalis yang melebar. Bunyi jantung kedua
mengeras, terutama pada sela iga II kiri.

PENATALAKSANAAN:
Pembedahan
Penutupan defek dengan kateter

OVER RIDING AORTA

OVERIDING AORTA ---->Transposisi / overriding


aorta (katup aorta membesar dan bergeser ke kanan
sehingga terletak lebih kanan, yaitu di septum
interventrikuler).

STENOSIS PULMONAL

STENOSIS PULMONAL----> Istilah stenosis pulmonal


digunakan secara umum untuk menunjukkan adanya
obstructif pada jalan keluar ventrikel kanan atau arteri
pulmonalis dan cabang-cabangnya. Penyempitan
pada stenosis pulmonal dapat terjadi dibawah katup
yaitu, diinfundibulum.

Manifestasi klinis : Penderita PS murni sering tidak


memperhatikan gejala meskipun stenosisnya berat,
penderita tampak seperti anak sehat, tumbuh
kembangnya normal, bahkan tampak bergizi baik
dengan wajah moon face. Toleransi latihan normal.pada
palpasi dada teraba teraba getar bising di sela iga II tepi
kiri sternum.
Akibat gangguan gerakan katup, komponen pulmonal
bunyi jantung II terdengar lemah, makin berat
obstruktif makin berat bunyi jantung II, bising sistolik
selalu terdengar pada stenosis pulmonal, sifatnya kasar,
derajat 3 sampai 6/6, punctum maksimum di sela iga II
parasternalis kiri dan menjalar ke sepanjang garis
sternum kiri dan apeks.

Penatalaksanaan:
Pada PS ringan tidak perlu dilakukan tindakan
apapun selain pemantauan secara
bersekala(pemeriksaan pisik, elektrokardiograf,
ekokardiografi doppler) . Jika terjadi obstruktif cukup
berat (lebih dari 40-50% mmHg), atau bila tekanan
sistolik pada ventrikel kanan lebih besar dari 40%
tekanan ventrikel kiri atau jika terjadi penyulitan
stenosis infundibular sekunder. Dilatasi katup
pulmonal dengan balon(ballon pulmonary
valvulotomy)

Right ventricel hipertropi

Hipertrofi ventrikel kanan----> (penebalan otot ventrikel


kanan)

bunyi jantung
S1 (lub)
terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pd
dinding ventrikel & arteri; dimulai pd awal kontraksi/
sistol ventrikel ketika tekanan ventrikel melebihi
tekanan atrium.
S2 (dup)
terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pd
awal relaksasi/ diastol ventrikel akibat tekanan ventrikel
kiri & kanan lebih rendah dari tekanan di aorta & arteri
pulmonal.

S3

Disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn


darah masuk ke ventrikel scr tiba-tiba pd saat
pembukaan AV, pd akhir pengisian cepat ventrikel. S3
sering terdengar pd anak dgn dinding toraks yang
tipis atau penderita gagal ventrikel.
S4
Terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yg
ditimbulkan oleh kontraksi atrium. Jarang tjd pd
individu normal

Murmur
Suara jantung abnormal akibat adanya arus turbulen di
dlm rongga jantung & pembuluh darah.
Arus turbulen umumnya terjadi karena kelainan katup,
yaitu: stenosis (katup tidak dapat membuka secara
sempurna) atau insufisiensi katup (katup tidak dapat
menutup secara sempurna)
Murmur diastol: setelah S2 akibat stenosis katup AV
atau insufisiensi katup semilunar
Murmur sistol: setelah S1 akibat insufisiensi katup AV
atau stenosis katup semilunar

Derajat bising yang dinilai dengan skala 1


sampai 6
1. Bising sangat lemah hanya terdengar oleh pemeriksa yang
perpengalaman ditempat tenang.
2. Bising yang lemah tapi mudah didengar, penjalaran terbatas.
3. Bising yang cukup keras, tidak disertai getaran bising,
penjalaran sedang smpai luas.
4. Bising yang keras dengan disertai getaran bising, penjalaran
luas.
5. Bising yang keras, yang juga terdengar bila stetoskop tidak
seluruhnya menempel pada dinding dada, penjalaran sangat
luas.
6. Bising sangat keras, terdengar bila stetoskop diangkat 1 cm dari
dinding dada, penjalaran sangat luas.

DAFTAR PUSTAKA
Sastroasmoro, sudigdo. Bambang madiyono.
Kardioligi anak, jakarta; 1994
Hassan, rusepno. Alatas, husein. Ilmu kesehatan anak
jilid 2, jakarta: informedika; 1985

Anda mungkin juga menyukai