Anda di halaman 1dari 26

Cacing Hati

Munawwarah
111 2018 2028
 Cacing hati (liver fluke) adalah suatu
penyakit infeksi hati oleh trematoda.
 Trematoda yang menginfeksi hati
manusia adalah Oposthorchis viverrini,
Oposthorchis felineus, Clonorchis sinensis,
Pendahuluan
Fasciola hepatica dan Fasciola gigantica.
 Umumnya infeksi cacing hati disebabkan
kebiasaan memakan ikan mentah atau
tumbuhan air yang tidak dimasak.
Opisthorchiasis adalah infeksi saluran
empedu intrahepatik oleh O.viverrini atau
O.felienus yang ditandai dengan:
 Rasa sakit atau tidak enak di perut
 Hepatomegali
Opisthorchiasis  Pembesaran kandung empedu
 Kolangitis yang berulang
Walaupun sebagian besar pasien
adalah asimtomatik.
 Lebih dari 10 juta manusia didunia
terinfeksi oleh O.viverrini. Beberapa
daerah di Asia Tenggara yaitu Thailand,
Laos dan Kamboja merupakan daerah
endemik di mana terdapat 1,6 juta
penduduk terinfeksi
Epidemiologi  Infeksi O.felineus merupakan cacing hati
manusia yang paling banyak di Rusia,
Ukraina, dan Kazakstan. Pada imigran
Asia Tenggara di Amerika Serikat
terdapat 226 (11%) telur Opisthorchis
viverrini.
 O.viverrini dan O. felineus berbentuk pipih seperti
daun
 Reproduksi: self fertilization
 Cat liver fluke (banyak hidup pada kucing sebagai
Etiologi hospes definitifnya)
 Cacing dewasa berukuran 8-11 x 1,5-2mm, sedang
telurnya berukuran 20 x 12µm, berwarna coklat
kekuningan
Patogenesis
 Sebagian besar pasien yang berada di
daerah endemik tidak mengalami gejala
 Gejala akut dapat beruapa demam tinggi,
malaise, anoreksia, diare atau konstipasi,
sakit di kuadran kanan atas abdomen,
Gambaran Klinis artralgia, limfadenopati, dan urtikaria
 Kurangnya nafsu makan mengakibatkan
penurunan berat badan
 Pada infeksi kronis terjadi kolangitis
supuratif, abses hati, kolangiokarsinoma
 Telur pada tinja
 Kadang telur tidak terdapat di tinja, tetapi
ditemukan di cairan empedu setelah
dilakukan kolesistektomi
Diagnosis  Tes ELISA
 USG
 ERCP
 Kolangiografi
 Praziquantel, dosis 25mg/kgBB tiga kali
sehari atau 40mg/kgBB dosis tunggal
pada pasien asimtomatik atau pada kasus
ringan sampai sedang
Penatalaksaan  Mebendazol dosis 20mg/kgBB/hari
selama 3 minggu
 Albendazol 400mg 2x1 selama 3 minggu
 Antibiotik bila terjadi kolangitis berulang
KOMPLIKASI
 Kolangiokarsinoma
 Batu kandung empedu dan saluran empedu

Opisthorchiasis
PENCEGAHAN
 Kebiasaan memasak ikan air tawar sebelum dimakan
 Pengobatan massal dengan prizaquantel 40-
50mg/kgBB dosis tunggal pada malam hari dapat
memutus remisi transmisi
 Clonorchiasis adalah infeksi saluran
empedu oleh Clonorchis sinensis yang
juga dikenal sebagai Chinese liver fluke
atau Oriental liver fluke
Clonorchiasis  C.sinensis tersebar di Korea, Cina, Taiwan
dan Vietnam. Dengan adanya emigrasi
maka cacing ini terdapat pula pada
negara-negara tujuan emigrasi.
 C.sinensis adalah mikroorganisme dari
subklas Trematoda klas Cercomeridea
filum Plathelminthes, berukuran 10-25 x 3-
5mm dengan ukuran telur tekecil dari
seluruh trematoda yaitu 20-30µm x 15-
Etiologi 17µm.
 Selain manusia, parasit ini juga
menginfeksi dan hidup di saluran
empedu anjing, kucing, babi, tikus, dan
unta
SIKLUS HIDUP
 Siklus hidupnya sama dengan O.viverrini dan O.
Felineus.
 Perbedannya adalah dalam hal hospes perantara

Clonorchiasis
PATOGENESIS
 Patogenesis clonorchiasis sama dengan opisthorchiasis
 Umunya tanpa gejala
 Sebagian pasien mengalami demam,
malaise, rasa tidak enak di kuadran kanan
Gambaran Klinis atas abdomen
 Pada prinsipnya gejala dan tanda
penyakit ini sama dengan opisthorciasis
DIAGNOSIS
 Telur di tinja
 Tes ELISA
 Pemeriksaan penunjangnya sama dengan
opisthorchiasis

Clonorchiasis
PENATALAKSANAAN
 Praziquantel 25mg/kgBB 3x1 selama 1 atau 2 hari
 Obat lain sama dengan opisthorchiasis
KOMPLIKASI
 Batu kandung empedu dan duktus intrahepatik
 Kolangitis piogenik yang berulang
 Kolesistitis
 Abses hati
 kolangiokarsinoma

Clonorchiasis
PENCEGAHAN
 Memasak ikan yang hendak dimakan
 Memasak air yang akan diminum
 Penyuluhan kepada masyarakat di daerah endemik untuk
mengubah kebiasaan makannya.
 Fascioliasis adalah suatu penyakit infeksi
yang disebabkan oleh Fasciola hepatica
atau Fasciola gigantica.
 Sheep liver fluke
Fascioliasis  Infeksi pada manusia terjadi secara
kebetulan setelah memakan tumbuhan air
yang masih mentah (belum dimasak)
yang terkontaminasi metaserkaria
 Fasciola hepatica berbentuk pipih, seperti
daun, berukuran 20-30mm x 8-13mm
 Bagian anteriornya ditutupi oleh duri
seperti sisik

Etiologi  Telurnya besar (130-150µm x 60-90µm)


 Dibandingkan dengan F.hepatica,
F.gigantica berukuran lebih besar (50 x
10mm), telurnya lebih banyak dengan
ukuran 170 x 70mm
 Distribusi F.hepatica adalah kosmopolitan,
menginfeksi lebih dari 2 juta manusia,
terutama yang berada di peternakan sapi.
 Laporan tentang adanya infeksi ini datang
dari berbagai daerah yaitu Amerika Serikat,
beberapa negara di Amerika Selatan, Eropa,
Afrika, Asia (Thailand, Indonesia, Malaysia,
Epidemiologi Jepang, Cina, Filipina Korea) dan Timur
Tengah
 Prevalensi tertinggi terdapat di Altivano,
Bolivia (66,7%), pada pekerja ternak
prevalensinya bisa mencapai 72 sampai
100%
 Hospes definitif trematoda ini adalah mamalia pemakan
tumbuh-tumbuhan seperti domba dan sapi

Telur pada Larva menjadi Menginfeksi


tinja hospes mirasida keong air

Serkaria menjadi Lepas dari Mirasida


Siklus Hidup metaserkaria keong air menjadi serkaria

Metaserkaria Manusia terinfeksi


melekat pada bila memakan
tumbuhan air tumbuhan air
Metaserkaria Bermigrasi ke Larva
melekat pada rongga menembus
duodenum peritoneum parenkim hati

Nekrosis dan
Mencapai
Pematangan abses hati
sistem bilier
eosinofilik
Patogenesis
Ulkus, penebalan
Menghasilkan
dinding, dilatasi,fibrosis
telur
dan hiperplasia mukosa
FASE AKUT
 Demam tinggi
 Eosinofilia dan hepatosplenomegali (acute eosinophilic febrile syndrome)
 Nyeri hipokondirium kanan
 Malaise
 Mual muntah
 Nyeri otot
 Urtikaria
 Ikterus

Gambaran Klinis  Kaheksia


 Perdarahan akibat erosi kapsul hati dan saluran empedu

FASE KRONIK
 Kolangitis
 Fibrosis
 Perdarahan saluran empedu dan obstruksi empedu (ikterus, mual, pruritus,
sakit perut)
 Pemeriksaan darah (gangguan fungsi hati, LED
memanjang, leukositosis dan eosinofilia)
 Telur di tinja atau cairan empedu
 ERCP
Diagnosis  Tes ELISA
 USG
 CT scan
 Triklabendazol dosis 10 mg/kgBB dosis tunggal
 Bithionol dosis 30-50mg/kgBB perhari selama 10-15
hari

 Dihidroemetin dosis 1mg/kg/hari selama 10 hari IM


atau subkutan
Penatalaksaan  Antibiotik
 Prednisolon
 Operasi
 ERCP
KOMPLIKASI
 Perdarahan saluran empedu
 Pembentukan batu pada saluran empedu
 Pankreatitis

Fascioliasis
PENCEGAHAN
 Di daerah endemik tumbuhan air harus dimasak
sebelum dimakan
 Air minum harus dimasak
 Pengobatan hewan terinfeksi dan pembasmian keong
air
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai