Anda di halaman 1dari 29

FASCIOLOPSIASIS

KELOMPOK 3
KELAS A
PRIMA RAMADHANI 1111011003
MAIYUNIS 1111011013
AISYAH FAJRIANI 1111012009
SISKA FEBRIA 1111012021
REGINA 1111012040
SRI HANIFA MULYANI 1111012072
ISMA DIAH AMBARINI 1111012090

PENDAHULUAN

Fasciolopsiasis adalah penyakit kecacingan yang


disebabkan oleh cacing Fasciolopsis buski.

Cacing ini merupakan salah satu parasit trematoda


terbesar yang dapat menginfeksi manusia dan
bermanifestasi di dalam lumen usus.

Manusia terinfeksi cacing ini dikarenakan memakan


tumbuhan air yang mentah atau yang tidak
dimasak dengan baik.

Siklus hidup cacing ini melalui air dan


berkembang biak terutama di daerah beriklim
tropis.

Cacing ini mengambil zat-zat makanan di


dalam usus host.

Sekresi dan telurnya menjadi infektif bila


berada
di dalam air.

EPIDEMIOLOGI

Ditemukan di RRC, Taiwan, Vietnam, Thailand,


dan juga di Indonesia

Secara endemik, penyakit kecacingan ini di


Indonesia hanya ditemukan di beberapa desa di
kabupaten Hulu Sungai Utara dengan prevalens
antara 1,2-7,8%.

Sampai saat ini angka prevalens penyakit tidak


menunjukkan kecenderungan turun, akan tetapi
menunjukkan adanya penyebaran penyakit ke

Epidemiologi Fasciolopsiasis (last update


10/03/2011)

Atlas of Human Infectious Diseases, Heiman F. L. Wertheim,Peter Horby,John P. Woodall, 2012

Fasciolopsis buski

1.

2.
3.

Fasciolopsis buski egg in an unstained


wet mount.
Adult fluke of F. buski next to a scale.
Snail in the genus Hippeutis, an
intermediate host for F. buski.

PENYEBAB

Infestasi F. buski pada manusia dipengaruhi oleh


perilaku hidup sehat, lingkungan, tempat tinggal,
dan manipulasinya terhadap lingkungan.

Kecacingan banyak ditemukan di daerah dengan


kelembaban yang tinggi.

Selain itu, faktor higieneperorangan dan sanitasi


dasar perumahan serta perilaku hidup sehat yang
kurang baik juga bisa menyebabkan terjadinya
Fasciolopsiasis.

HABITAT

Melekat terutama pada dinding duodenum


dan jejunum.

Pada infeksi berat, dapat ditemukan pada


pylorus/usus besar.

Hospes definitif: selain manusia juga


ditemukan pada babi dan anjing.

HOSPES

Hospes perantara I : keong air tawar, genus


Hippeutis, Gyraulus, segmentina, Lymnaea.

Hospes perantara II : tumbuhan air,


diantaranya Trapa bicornus, Trapa natans,
Eliocaris tuberosa, Salvinia natans, Eichornia
(Enceng gondok) dan Zizania (Bambu air)

MORFOLOGI

Ukuran: (20-75) X (8-20) mm

Tebal: 0,5-3 mm

Diameter batil hisap kepala: 0,5 mm

Diameter batil hisap perut: 2-3 mm

Telur menyerupai telur Fasciola hepatica

Memiliki operculum berukuran (130-140) X


(80-85) m

Adult fluke of Fasciolopsis buski, which may


range in size from 20 to 75 mm by 8 to 20
mm.

Eggs
Ukuran : 140 um x 80
um
Bentuk : Ellipsoidal,
thin shell. Small,
indistinct operculum.
Warna : Yellowishbrown. Shell is
transparent.
Stage when passed in
feces: Unembryonated
Filled with yolk cells in
which an indistinct
germinal cell is
imbedded.

Adults
Size: 2 to 7.5
cm long, 0.8
to 2 cm wide.
Shape:
Elongated
ellipsoid.
F. buski is
hermaphroditi
c.
Female organs
are found in
the anterior
half, while the
testes are
found in the
posterior half.

Beda F. Buski dari F.


hepatica

F. buski has no cephalic cone.


Oral sucker is 1/4 the size of the nearby
ventral sucker (whereas in F. hepatica,
the suckers are closer in size)
F. buski has a pair of unbranched
intestinal ceca.

SIKLUS HIDUP

Telur terus menerus dikeluarkan ke rongga usus


hospes

Membutuhkan pematangan di air selama 3-7


minggu

Perubahan yang terjadi pada perantara I dari


Mirasidium berubah menjadi sporokista.

Selanjutnya terjadi 2 tingkatan redia, redia I dan


redia II, dan akhirnya menjadi serkaria.

Di dalam perantara II berubah menjadi


metaserkaria.

Dalam tubuh hospes, terjadi eksitasi di


dalam duodenum dan akan menjadi
dewasa dalam 3 bulan.

Cont..
1) Immature eggs are discharged into the intestine and stool.
2) Eggs become embryonated in water,
3) eggs release miracidia ,
4) which invade a suitable snail intermediate host . In the snail the
parasites undergo several developmental stages (sporocysts,
rediae, and cercariae).
5) The cercariae are released from the snail and
6) encyst as metacercariae on aquatic plants. The mammalian
hosts become infected by ingesting metacercariae on the aquatic
plants.
7) After ingestion, the metacercariae excyst in the duodenum and
8) attach to the intestinal wall.
There they develop into adult flukes (20 to 75 mm by 8 to 20 mm) in
approximately 3 months, attached to the intestinal wall of the
mammalian hosts (humans and pigs). The adults have a life span of
about one year

Cont..

Siput Planorbid dari genus Segmentia,


Hippeutis, dan Gyraulus.
Tanaman air yang umumnya sebagai
tempat berlabuh F. Buski adalah :
-

Caltrop Air, Trapa


Eceng gondok, Eichhornia
Kastanye air, Eliocharis
Bambu air, Zizania

GEJALA KLINIK

Penyakit yang ditimbulkan oleh Fascilopsis buski


disebut FASCIOLOPSIASIS.

Trauma oleh cacing dewasa menimbulkan


peradangan dan ulcerasi mukosa usus dimana
tempat cacing menempel.

Pada infeksi ringan / sedang, tidak menimbulkan


gejala spesifik.

Jika parasit jumlahnya banyak, terjadi peningkatan


produksi sekresi mukus dan dapat menimbulkan

Gejala awal:

Toksik diare dengan hunger pain yang timbul


setelah masa inkubasi.

Diare, awalnya diselingi konstipasi kemudian diare


akan persisten, tinja hijau kekuningan dan berisi
makanan yang tidak dicerna.

Ascites. Disertai dengan nyeri seluruh abdomen.

Gambaran pada apus darah 45% memperlihatkan


lekositosis dengan eusinofilia absolut serta netrofilik
leukopenia.

DIAGNOSIS & PENGOBATAN

Dipastikan dengan menemukan telur


dalam tinja.
Pengobatan:
Pemberian obat-obat antelmentik.
Obat pilihan:
Hexilresorcinol;
dosis tunggal 0,4 g (1-7 th)
1 g (13 th keatas)

Tetrachloroetilen
Pada pengobatan cacing tambang
dengan dosis tunggal 0,12 mL/kgBB
(dosis max. 5 mL) setelah puasa, tanpa
diberi pencahar.
Pengobatan ini cukup efektif untuk
Fasciolopsis.

Dichlorophen
Pemberian obat ini per oral dengan dosis tergantung
pada BB hospes.
- BB 9-15 kg: 1,5 g
- BB 15-22 kg: 3 g
- BB 22-44 kg: 4 g
Praziquantel
Menjadi obat pilihan dengan dosis tunggal 40
mg/kgBB

Obat antelmentik lain juga dapat


digunakan, seperti:
Thiabendazole
Mebendazole
Levamisoles
Pirantel pamoat
Oksiklozanid
Nitroxynil

PENCEGAHAN

Mengobati penderita.
Mengobati babi yang terinfeksi, untuk
menghilangkan sumber infeksi.
Memusnahkan keong dan tumbuhan air
yang menjadi perantara parasit ini.
Menghindari penularan dengan
memasak perantara dengan baik
sebelum dimakan.

Referensi

Parasitologi kedokteran, :ditinjau


dari organ tubuh yang diserang/
Editor ,Djaenudin Natadisastra, dr.,
Sp.ParK & Prof. Dr. Ridad Agoes, MPH,
Jakarta : EGC, 2009
Atlas of Human Infectious Diseases,
Heiman F. L.Wertheim,Peter Horby,John
P. Woodall, 2012
http://web.stanford.edu

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai