Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN DAN LEMBAR KERJA

PRAKTIKUM PARASITOLOGI KEDOKTERAN BLOK 3.02


PROTOZOA LUMINAL DAN INTESTINAL

Vallentino Ardine Prasetya


NAMA : NILAI
Bisay

NIM : 41180288

Laporan Praktikum Parasitologi_blok 3.02_PROTOZOA_Vallentino Ardine Prasetya


Bisay_41180288

N PROTOZOA GAMBAR
O
1. Entamoeba hystolitica
Trofozoit Ukuran 20-40
 Ukuran 20-40 mikron, mempunyai satu inti mikron
dengan nukleolus atau karyosom yang Satu Inti dengan
terletak sentral, kromatin tepi halus dan nucleolus/karyosos
m
teratur Halo (daerah terang)
 Terdapat “halo” yang merupakan daerah Endoplasma(granul)
terang di sekitar inti Ektoplasma
 Sitoplasma terdiri dari endoplasma dan (pseudopodia)
ektoplasma, endoplasma bergranula sedang Bila pantogen ada
ektoplasma bening, ektoplasma membentuk vakuola
tonjolan-tonjolan yang disebut pseudopodia
esophagus 1/3
(kaki semu) yang berfungsi untuk pergerakan badan
 Pada yang patogen terdapat vakuola dan
eritrosit sheat (selubung)
dengan ukuran
2. Entamoeba hystolitica 60025 mikron,
Kista
 Bentuk bulat, berukuran 10-20 mikron, Bulat ,ukuran 10-20
mikron
dengan dinding kista tipis, jumlah inti adalah Dinding tipis
Langsing,ekor
1,2 dan 4 buah, struktur inti sama dengan Inti 1,2,4
runcing,
trofozoit Benda kromatid di
 Pada sitoplasma tampak benda kromatid sitoplasma
Kista dengan 4 inti =
seperti batang
stadia infektif
 Kista yang mempunyai 4 buah inti merupakan
stadium infektif
3. Balantidium coli
Trofozoit
 Bentuk bulat lonjong, mempunyai bulu-bulu Bulat lonjong,
silia, ukuran 70 mikron ukuran 70 mikron
 Mempunyai dua buah inti, yaitu Makronukeluas
makronukleus berbentuk ginjal dan (ginjal)
mikronukleus yang padat bulat dan kecil. Mikronukleus (padat
bulat kecil) terletak
Mikronukleus terletak pada bagian konkaf di cekungan
(cekung) dari makronukleus makronucleus
Pada sitoplasma tdpt vakuola sbg persediaan cilia
makanan dan 2 buah vakuola kontraktil. Terdapat vakuola
pada sitopaslma

4. Balantidium coli
Kista Bulat,ukuran 40
mikron
 Bentuk bulat, besar 40 mikron,
Makronukleus dan
mempunyai 2 buah inti, makronukleus mikronukleus
dan mikronukleus Vakuloa sedikit pada
 Vakuola pada sitoplasma sedikit sitoplasma

5. Giardia lamblia Seperti laying laying


Trofozoit (bilateral simetris,14
 Bentuk seperti layang-layang, bilateral mikron)
simetris, berukuran 14 mikron 2 buah intidi
karyosom
 Mempunyai 2 buah inti dengan
2 buah sucking disc
karyosom yang besar 4 flagella
 Mempunyai 2 buah sucking disc (alat Aksonema
penghisap), 4 pasang flagella, serta
aksonema
6. Giardia lamblia
Kista Bentuk oval
 Bentuk oval, berukuran 10-14 mikron, berukuran 10-14
brining tebal, terdiri dari 2 lapis mikron
 Inti berjumlah 2-4 buah dan letaknya Dinding tebal 2 lapis
Inti 2-4 buah
berkelompok
berkelompok
 Pada sitoplasma tampak axonema dan Sitoplasma axonema
britle (sisa-sisa flagella) dan britle
 Tampak sisa-sisa axonema Sisa sisa axonema

7. Trichomonas vaginalis
Trofozoit
4 flagela
 Mempunyai 4 flagela,terletak anterior,berukuran
anterior,berukuran 8-24 mikron 8-24 mikron
 Mempunyai undulating membrane Undulating
(membrane bergelombang) dan aksostil membrane
pada sisi median, berakhir pada setengah aksotil medial
panjang tubuh Inti dan parabasal
body (anterior)
 Tampak intiparabasal body disebelah
Sitoplasma vakuola
anterior
 Sitoplasma bervakuola.

8. Cryptosporidium parvum
Ookista
Berbentuk bundar, berdiameter 4-5 mikron.
Dalam ookista terdapat Sporozoit (pada saat
sporulasi) yang berbentuk seperti pisang dimana
bagian anteriornya meruncing dan bagian
posteriornya membulat.
Bulat
Ukuran 4-5 mikron
Ookista matang
dengan 4 sporozoid

9. Isospora belli
Ookista
 berukuran besar 25-33 mikron, berbentuk
elips.
 Dinding berlapis dua tidak
berwarna,sitoplasma bergranula dan
mempunyai satu inti. Dalam waktu 1-5
hari, sporokista menghasilkan 4 sporozoit
yang bentuknya memanjang dan
mempunyai satu inti.

1. Makna klinis Amoebiasis karena Entamoeba hystolitica ( transmisi,


pathogenesis,gejala,dan terapi )
a. Transmisi
Bakteri Entamoeba hystolitica merupakan protozoa yang berada dalam 2 bentuk
yakni bentuk trofozoit dan kistik.Transimis protozoa ini terjadi melalu
tertelannya/konsumsi bentuk kistik protozoa yang kemudian merupakan fase infeksi
penyakit.Tranmisi berupa kistik ini ditemukan pada tangan tangan untuk makan yang
terkontaminasi maupun pada makanan dan dan air yang tercemar dan kontaminan
fases.Tranmisi lain kedalam tubuh terjadi ketika terdapat kista yang tidak sengaja
terkonsumsi saat praktik seksual anal-oral, maupun juga dari inokulasi dubur langsung
melalui perangkat irigasi kolon.

b. Pathogenesis
protozoa entamoeba hystolitica merupakan parasite tanpa flagella yang mampu
membentuk pseudopod dan menyebabkan proteolysis dan lisis jaringan serta
menginduksi apoptosis sel yang menjadi inangnya.
Pathogenesis amoebiasis akibat entamoeba hystolitica terjadi ketika bentuk kista
yang tertelan kemudian terjadi eksistasi pada terminal ileum atau usus besar dan
kemudian berkembang trofozoit yang memasuki tahap invasive penyakit.Adanya
trofozoit ini akan menyebabkan kerusakan jaringan melalui mekanisme menembus
penghalan mukosa kolon yang dimediasi oleh galaktosa atau N-asetilgalaktosamin dan
mendapati akses aliran darah serta menyebabkan luka dan berdarah yang tercermin pada
diare berdarah dan colitis.
Siklus penyebaran trofozoit yange melalui siklus portal ke hepar dan organ lain
mampu menyebabkan penyakit ekstraintestinal.Terjadi setelah trofozoit masuk
menembus mukosa kolon dan mengakses aliran darah untuk penyebarluasan ke hepar
maupun paru.

c. Gejala
Pasien biasa datang dengan kram perut akut yang parah dan kondisi
demamk,diare berdarah dan tenesmus.Kondisi yang bertahap dapat menyebabkan adanya
colitis amoebic kronis bisa disertai dengan nyeri tekan perut kuadran rendah.Penurunan
berat badan terjadi pada 40% kasus.
Individu bisa datang dengan diare intermiten,denagn tinja berbau
busuk,mengandung lender dengan goretan darah.Dapat hadir juga kondisi perut kembung
dan keram.
Pada abses hati amoebic muncul dengan demam dan adanya kondisi hepatomegali
lunak.
Pada amebiasis pleuropulmonary bisa menyebabkan efusi pleura sisi
kanan,empyema,atelectasis basilar,pneumonia dan abses paru.
Pada pericarditis amoebic menunjukanndanya kondisi heart failure dan akan
terdengar gesekan pericardial.
Pada amebiasis cerebral terjadi kondisi kesadran yang berubah dan kelainan
neurologis fokal.
Bila pada ulkus genital akibat amebiasis akan muncul cairan yang cukup banyak.

d. Terapi
Kolitis berat dengan hypovolemia akan Membutuhkan cairan penganti volume
intraven.Pada colitis fulminan akan membutuhkan evaluasi secara bedah.\
Asimptomatik dpat diobati dengan paromomycin,iodoquinol dan diloxanide
furoate.
Terkait invasive bisa diobati dengan metronidazole dosis 750 mg untuk 7-10 hari
(dewasa) dan 35-50/kg/hari dalam 3 kali minum untuk 7-10 hari (anak anak).Tinidazole
untuk orang dewasa 2 g sekali sehari untuk 3 hari dan anak anak 50mg/kg/hari sehari
sekali untuk 3 hari sedangkan untuk kondisi liver abses 3-5 hari.Semua obat ini disertai
paromomycin (500mg 7 hari – dewasa dan 25-35 mg/kg/day 3 kali minum untuk 7 hari),
atau diloxanide duroate atau iodoquinol.Dapat [ula digunakan niroimidazole.
Intervensi berupa bedah dilakukan apabila ditemukan, colitis amoebic
berlubang,pendarahan GI yang cukup parah,megacolon toksik.Kemudian adanya
kekhawatiran infeksi besar oleh bakteri di abses hati akibat amoeba,adanya kegagalan
respon metronidazole dosis 4 hari atau empyema.

Amebiasis Clinical Presentation
Updated: Jul 19, 2019 
 Author: Vinod K Dhawan, MD, FACP, FRCPC, FIDSA; Chief Editor: Michael
Stuart Bronze, MD

2. Makna klinis Amoebiasis karena Entamoeba coli (transmisi, pathogenesis,gejala,dan


terapi )

3. Makna klinis Balantidiasis (transmisi, pathogenesis,gejala,dan terapi )

a. Transmisi
Protozoa Blantidium Coli mirip dengan E.histolytica takni dengan transmisi
melalui konsumsi atau tertelannya kista yang mana kista ini tahan terhadap kondisi
lingkungannya baik di makanan maupun air yang kontaminan.Hewan sepert babi bisa
menjadi primary reservoir dari protozoa ini.Transmisi kemanusia ini melalui jalur fecal-
oral.

b. Pathogenesis
Kista yang telah masuk melalui fecal-oral kemudian akan terjadi eksitasi pada
usus kecil dan mengeluarkan trofozoit yang bermigrasi ke kolon,sekum dzn ileum
termial.Trofozoit akan bereplikasi melalui mekanisme pembeloahan biner dan
konjugasi.ketika sampai di usus besar dan beberapa daerah penyebaran maka akan
menyebabkan perlukaan ulserasi dan oendarahan akibat menembus dan invade ke
mukosa dan submucosa usus besar.
Invasi ke mukosa dilakukan melalu mekanisme gerakan silia dari
tofozoit,kemudian adanya produksi hyaluronidase,produksi enzim proteolitik oleh
parasite dan aktivitas proteolitik dari parasite.
Ada kondisi ulkus Balantidium akibat invasi ini hanya tidak mencapai lapisan
muscular dan ini ditunjukan dengan terlihatnya trofozoit pada tepi ulkus dan nanah pada
bisul yang ditemukan pada colon yang terinfeksi dan terinvasif.

c. Gejala
Sebagian besar tidak menunjukan adanya gejala tetapi bila ada bisa menunjukan
akut dan kronis memiliki manifestasi abdominal.Karena infeksi yang berlanjut bisa
menimbulkan komplikasi diare dan disentri serta bisa menimbulkan penurunan berat
badan.Kondisi yang jarang ditemukan bisa ada colitis fulminan disertai diare yang
berdarah dan penyakit ekstraintelstinal akibat infeksi baik melibatkan paru paru maupun
vesica urinaria.
Bisa juga menimbulkan peritonitis dan abses hati setelah kondisi pecahnya ulkus
kolon fulminan dan perforasi usus.

d. Terapi
Terapi untuk menganggti volume cairan dan elektrolit pasien balantidiasis dengan
diare parah poerlu dilakukan.Medikamentosa berupa antibiotic bisa menggunakan
tetrasiklin dengan alternative utama metronidazole.Dosis tertrasiklin sebesar 500 mg per
oral diberikan sebanyak 4 kali sehari selama 10 hari.
Obat seperti iodoquinol,puromycin dan nitazoxanide juga bisa menjadi option
untuk melawan balantidiasis.
Tetrasiklin akan mengikat secara reversal subunit ribosom 30S dan 50S
organisme yang rentan dan mengakibatkan hambatan sintesisi proteinnya.Metronidasol
akan efektif untuk sector dengan gelaja diare.
Metronidazole (untuk orang dewasa, 500-750mg per oral 3 kali sehari selama 5
hari; untuk anak-anak, 35-50mg / kg / hari secara oral dalam 3 dosis selama 5 hari), atau
iodoquinol untuk orang dewasa, 650mg per oral 3 kali sehari setiap hari selama 20 hari;
untuk anak-anak, 30-40mg / kg / hari [maksimum, 2 g] per oral selama 20 hari)
https://emedicine.medscape.com/article/213077-medication#2

http://stanford.edu/class/humbio103/ParaSite
s2003/Balantidium/Transmission1.htm
Transmission of Balantidium coli

4. Makna klinis Giardiasis (transmisi, pathogenesis,gejala,dan terapi )

a. Transmisi
Giardiasis adlah infeksi enteric oleh protozoa giardia duodenalis.Transmisi terjadi
melalui terkonsumsinya atau tertelannya kista dari G.intestinalis yang berada di air
terutama air minum yang tidak difilter maupun air recreational dan juga m,akana yang
terkontaminasi kotoran manusia atau kotoran hewan yang merupakan reservoir atau
terinfeksi.

b. Pathogenesis
Setelah kista tertelan kemudian terjadi eksitasi di perut dan bagian duodenum
.Trofozoit akan masuk kedalam small intestine dan berkembang biak dan melakukan
replikasi dalam kurun eaktu 9-12 jam.Kemudian akan bermigrasi kedalam kolon dan
terjadi eksitasi.Pergerakan ini didukung 4 flagela sehingga protozoa ini motil.
Kerusakan oleh adhesi dari tofozoit menggunakan cakram ventral menyebbakan
oeningkatan permeabilitas epitel dan adanya Giardia Induced menybabkan hilagnya
permukaan brush intestine, villus yang rata,penghambatan aktivitas disakarida akibat
pelepasan proteinase tiol dan lektin.

c. Gejala
Gejala yang timbul bisa ekskresi organisme tanpa sebab,diare infeksi akut atau
kronis dengan adanya gangguan pencernaan persisten disertai nyeri dan keram
perut.Kadang kadang dapat bermigrasi ke saluran empedu atau pancreas.Gejala dengan
periode terbatas meliputi diare akut dengan atau tanpa demam ringan,mual,anoreksia dan
yang mengalami intermiten ditandari diare,kembung,malaise,anoreksia dampai pada
penurunan berat badan.
Pada kotoran banyak dan berait disertai bau busuk,kemudian adanya kondisi
kekurangan zat besi .Pada orang dewasa dapat ditemukan kondisi ekstraintestinal seperti
sindrom kelelahan kronis juga.Pada pemeriksaan fisik juga akan diadapati dehidrasi
ringan.

d. Terapi
kondisi yang membutuhkan rehidrasi oral dan resusitasi cairan bisa diberikan
Cairan Intravena.Metronidazole dapat diberikan sebagai lini pertama dengan dosis 250-
500 mg 3 kali sehari selama 5-10 hari dan pada anak anak Pda dosis 30 mg/kg hingga 50
mg/kg perhari dalam pembagian 3 dosis. Regimen lain yang mungkin termasuk
tinidazole, nitazoxanide, mebendazole, albendazole, dan paromomycin. Albendazole
(Albenza) Agen ini mengurangi produksi adenosin trifosfat (ATP) pada cacing,
menyebabkan penipisan energi, imobilisasi, dan, akhirnya, kematian. Nitazoxanide
(Alinia) Agen ini menghambat pertumbuhan Cryptosporidium parvum sporozoites dan
oocysts dan Giardia lamblia trophozoites. Obat-obatan yang dijual bebas untuk diare,
seperti loperamide (Imodium), dapat membantu gejala Anda

Drugs & Diseases > Gastroenterology

Giardiasis
Updated: Oct 01, 2018 
 Author: Hisham Nazer, MBBCh, FRCP, DTM&H; Chief Editor: Burt Cagir, MD,
FACS  more...
https://emedicine.medscape.com/article/176718-overview#a2

Giardiasis
Noel Dunn; Andrew L. Juergens.
Author Information

Last Update: February 27, 2020.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513239/

5. Makna klinis Trichomoniasis (transmisi, pathogenesis,gejala,dan terapi )

a. Transmisi
Trikomoniasis merupakan infeksi protozoa yang dapat bergerak atau motil dna
parasite yang disebut trichomonas vaginalis yang transmisi infeksinya secara seksual.Dan
menyebar dari orang ke orang saat berhubungan seksual. Saat berhubungan seks, parasit
biasanya menyebar dari penis ke vagina, atau dari vagina ke penis. Itu juga dapat
menyebar dari vagina ke vagina lain. Tidak umum parasit menginfeksi bagian tubuh lain,
seperti tangan, mulut, atau anus.

b. Pathogenesis
trofozoit T. vaginalis yang sudah berada pada saluran genital inferior wanita dan
uretra maupun prostat pria akan mengalami pembelahan biner.Kemudian T.vaginalis
akan meruska sel epithelium melalui pelepasan sitotoksik dan adhesi langusng pada
epitel.Kemudian mengikat protein plasma inang yang mampu mencegah pengenalan
parasite oleh jalur komplemen dan proteinase inang.Infeksi oleh T.vaginalis akan
menyebabkan peningkatan polimorfonuklear cell dan pH pada vagina.
Mode patogenesis TV termasuk kerusakan pada jaringan inang yang dimediasi
oleh pembunuhan parasit sel inang, gangguan ekologi mikroba vagina yang stabil, dan
menimbulkan peradangan dengan mengaktifkan respon imun inang.

c. Gejala
Gejala yang biasa terjadi yakni :
1. Wanita akan mengeluhkan keputihan, pruritus, dan iritasi. Tanda-tanda infeksi
seperti keputihan (42%), bau (50%), dan edema atau eritema (22 hingga 37%).
Ekskresinya digambarkan berbusa, tetapi sebenarnya berbusa hanya sekitar 10% dari
pasien.
Colpitis macularis (strawberry cervix) adalah tanda klinis spesifik untuk infeksi
ini tetapi terdeteksi dengan reliabilitas hanya dengan colposcopy dan jarang selama
pemeriksaan rutin. Keluhan lain mungkin termasuk disuria dan nyeri perut bagian bawah
dan hampir setengah dari semua wanita dengan T. vaginalis tidak menunjukkan
gejala.Ada juga kondisi seperti nyeri perut
2.Pria tidak menunjukkan gejala, tetapi telah diduga sebagai penyebab yang
semakin penting dari uretritis non-gonokokal Uretritis terjadi pada pria dengan
trichomonas sebagai patogen uretra Di antara pria dengan uretritis nongonococcal,
masing-masing) hampir sama banyak yang terdeteksi oleh T. vaginalis.
3.Pada anak anak terutama bayi perempuan yang baru lahir, T vaginalis yang
didapat selama kelahiran dapat menyebabkan keputihan selama minggu pertama
kehidupan. Infeksi pernapasan pada bayi baru lahir juga dimungkinkan. Bayi yang
terinfeksi bisa mengalami demam.
Anak-anak prapubertas dengan trikomoniasis dapat hadir dengan gejala yang
mirip dengan yang terlihat pada pasien remaja dan dewasa.

d. Terapi
Nitroimidazole, metronidazole (Flagyl) dan tinidazole (Tindamax), adalah satu-
satunya obat yang disetujui oleh FDA untuk pengobatan trikomoniasis.
Metronidazole sangat efektif dalam pengobatan banyak infeksi bakteri dan
protozoa anaerob. Metronidazole oral adalah obat pilihan untuk trikomoniasis. Terapi
dosis tunggal dengan 2 g oral sama efektifnya dengan terapi jangka panjang dengan 500
mg dua kali sehari selama 7 hari.
Tinidazole memiliki waktu paruh lebih lama (12-14 jam) daripada metronidazole
(6-7 jam). Terapi terdiri dari dosis oral 2 g tunggal yang diminum bersama saat makan
makanan. Tingkat kesembuhan yang dilaporkan untuk trikomoniasis berkisar antara 86-
100%.
Orang yang telah dirawat karena trikomoniasis bisa mendapatkannya lagi. Untuk
menghindari infeksi ulang, semua pasangan seks harus diobati dengan antibiotik secara
bersamaan. Tunggu untuk berhubungan seks lagi sampai semua orang dirawat dan gejala
apa pun hilang (biasanya sekitar seminggu).

Trichomoniasis
Updated: Jan 02, 2020 
 Author: Darvin Scott Smith, MD, MSc, DTM&H; Chief Editor: Michael Stuart
Bronze, MD  more...
https://emedicine.medscape.com/article/230617-overview

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC523559/

6. Makna klinis Criptosporidiasis (transmisi, pathogenesis,gejala,dan terapi )

a. Transmisi
cryptosporidiosis merupakan penyakit yang berasal dari Cryptosporidium yang
bertransmisi melalui jalur fecal-oral inang yang mengalami infeksi.infeksi yang bersifat
sporadis terjadi melalui kontak antara orang.Transmisi pun dapat terjadi melalui kontak
binatang,menelan air atau makanan.
Tahap ookista dari siklus hidupnya, Cryptosporidium dapat melawan desinfeksi,
termasuk klorinasi, dan dapat bertahan hidup untuk waktu yang lama di lingkunga

b. Pathogenesis
Patogenesis dari cryptosporidium dimulai ketika menelannya bentuk ookista dari
cryptosporidium dan kemudian akan mengalami aktivasi pada lambung dan usus superior
dimana akan melepaskan 4 bentuk sporozit yang infektif.Sporozoit akan bergerak karena
memiliki motilitas dan berikatan dengan resptor pada epitel usus.Begitu masukdalam
epitel parasite ini akan bertumbuh besar dan membelah daslam rangkaian seksual dan
aseksual untuk memproduksi kembali ookista dengan tipe berdinding tipis (aseksual)
diam dialam inang dang yang berdinding tebal ke lingkungan (seksual).Pada infeksi di
epitel usus akan bermanifestasi pada ratanya villous dan edem pada dinding small
intestine.

c. Gejala
Infeksi Cryptosporidium dapat tanpa gejala atau bermanifestasi sebagai diare
ringan hingga enteritis berat dengan atau tanpa keterlibatan bilier. Ciri khas infeksi
adalah diare encer yang bersifat eksplosif, yang sangat banyak dan seperti kolera yang
menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit yang signifikan.
Ketidaknyamanan perut, mual, muntah, demam, malaise, dan mialgia juga bisa
terjadi, dan penurunan berat badan.kondisi ekstraintestinal termasuk saluran empedu
(kolesistitis, kolangitis, pankreatitis) dan keterlibatan paru telah dilaporkan, terutama
pada pasien dengan infeksi HIV.
Penyakit berat ditandai oleh atrofi vili dan kripto-hiperplasia. Gejala seringkali
lebih parah pada orang yang mengalami gangguan kekebalan: Diare yang banyak, berbau
busuk, berir dan mungkin mengandung lendir tetapi jarang darah.
Gejala tambahan yang jarang dilaporkan termasuk:
1. Demam ringan
2. Anoreksia
3. Mual
4. Muntah
5. Kram perut bagian bawah
6. Perut kembung dan urgensi
7. Penurunan berat badan
8. Haus, penurunan output urin, dan pusing mungkin menandakan dehidrasi
yang signifikan

d. Terapi
ANTIPARASIT

Nitazoxanide (Alinia) mampu menghambat pertumbuhan Cryptosporidium


parvum dan Giardia lamblia trophozoites . efek antiprotozoal dilakukan dengan
mekanisme mengganggu enzim piruvat-ferredoksin oksidoreduktase (PFOR) yang
bergantung pada reaksi transfer elektron, yang penting untuk metabolisme energi
anaerob. Nitazoxanide adalah satu-satunya obat yang disetujui oleh FDA untuk
perawatan cryptosporidiosis pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua dari 12
bulan. Ini diberikan dalam tablet 3 hari, dua kali sehari, atau suspensi oral.
Paromomycin adalah aminoglikosida oral yang tidak terserap yang mana n aktif
dalam cryptosporidiosis. Agen amebicidal dan antibakteri, diperoleh dari strain
Streptomyces rimosus yang aktif dalam amebiasis usus. Paromomycin Sulfate, kapsul
oral; Dewasa dan Remaja: 500 mg PO 4 kali sehari selama 14-21 hari dengan terapi
antiretroviral yang dioptimalkan, pengobatan simtomatik, rehidrasi, dan penggantian
elektrolit.

ANTIDIARE

Loperamide hidroklorida (Imodium, Diamode). Efeknya terjadi sebagai


antimotilitas pada saluran GI melalui reseptor kolinergik dan opiat. Bekerja pada otot
usus untuk menghambat gerak peristaltik dan memperlambat pergerakan usus. Obat ini
memperpanjang pergerakan elektrolit dan cairan melalui usus, meningkatkan viskositas,
dan mengurangi kehilangan cairan dan elektrolit.
Loperamide Hydrochloride Larutan oral; Anak-anak 2 hingga 5 tahun: Gunakan
hanya berdasarkan anjuran prescriber. 1 mg PO pada awalnya, lalu 0,1 mg / kg setelah
setiap tinja yang belum terbentuk; Maks: 3 mg / hari selama 2 hari.
Loperamide Hydrochloride Tablet oral; Anak-anak 6 hingga 8 tahun (21,8 hingga
26,8 kg): 2 mg PO pada awalnya, kemudian 1 mg setelah masing-masing tinja yang
belum terbentuk; Maks: 4 mg / hari selama 2 hari.
Loperamide Hydrochloride Tablet oral; Anak-anak 9 hingga 11 tahun (27,3
hingga 43,2 kg): 2 mg PO pada awalnya, kemudian 1 mg setelah masing-masing tinja
yang belum terbentuk; Maks: 6 mg / hari selama 2 hari.
Loperamide Hydrochloride Tablet oral; Remaja: 4 mg PO pada awalnya, lalu 2
mg PO setelah setiap tinja yang belum terbentuk; Maks: 8 mg / hari selama 2 hari.
Loperamide Hydrochloride Tablet oral; Dewasa: 4 mg PO pada awalnya, lalu 2
mg PO setelah masing-masing tinja yang tidak berbentuk untuk diare pada pelancong
ringan atau sebagai terapi tambahan untuk diare pada pelancong sedang hingga berat.
Maks: 16 mg / hari.
3

U.S. Department of Health and Human Services: AIDS Info: Guidelines for the Prevention and Treatment of
Opportunistic Infections in HIV-Infected Adults and Adolescents: Cryptosporidiosis. AIDS Info website. Reviewed
June 14, 2017. Accessed October 24, 2018. https://aidsinfo.nih.gov/guidelines/html/4/adult-and-adolescent-
opportunistic-infection/323/cryptosporidiosis

https://emedicine.medscape.com/article/215490-medication#4 Drugs & Diseases > Infectious


Diseases

Cryptosporidiosis
Updated: Nov 11, 2019 
 Author: Melinda B Tanabe, MD; Chief Editor: Michael Stuart Bronze, MD  

7. Makna klinis Isosporiasis (transmisi, pathogenesis,gejala,dan terapi )

a. Transmisi
Isosporiasis merupakan penyakit yang diakibatkan oleh pantogen berupa parasir
coccidian yakni isospora belli.Tranmisi terjadi melalui mekanisme tinja-oral yang
terpapar pada makanan dan air sebagai factor predisposisi sehingga menajdi kontaminan
dan media untuk infeksitf kedalam tubuh host (manusia). Fase eksternal dalam
lingkungan diperlukan agar ookista menjadi matang, penularan langsung dari orang ke
orang tidak mungkin terjadi.

b. Pathogenesis
Infeksi terjadi dari konsumsi oral ookista matang, yang telah matang dalam waktu
48 jam setelah evakuasi di tinja ke tahap infektif. Mekanisme dimana parasit yang
menyerang menghasilkan lesi mukosa usus kecil tidak jelas.
Ookista harus berspora (matang) di luar inang, dalam kondisi lingkungan yang
menguntungkan, untuk menjadi infektif. Akibat menelan ookista yang bersporulasi,
seperti pada makanan atau air yang terkontaminasi maka akan bermigrasi lesi usus kecil
proksimal, ookista yang tertelan melepaskan sporozoit yang menyerang sel epitel usus.
Tahap-tahap aseksual dan seksual parasit ditemukan di usus, Di sini, mereka menjadi
trofozoit, dan perkalian aseksual (skizogoni) menghasilkan merozoit yang menyerang sel
yang sebelumnya tidak terinfeksi.
Segera setelah itu, siklus multiplikasi seksual (sporogoni) dimulai, menghasilkan
ookista yang dapat masuk ke lingkungan. Di luar inang, ookista matang dan menjadi
infeksi 2-3 hari kemudian. Ookista dari C belli tahan dan tetap hidup di lingkungan
selama berbulan-bulan.

c. Gejala
Gejala umum adalah diare berair (tidak berdarah), melimpah dan mengakibatkan
dehidrasi, penurunan berat badan, dan malabsorpsi. Orang yang terinfeksi akan juga
mengalami sakit perut kembung, perut kembung, mual, muntah, anoreksia, dan demam
ringan.
Penyakit empedu (kolesistitis / kolangiopati) dan artritis reaktif juga telah
dilaporkan. Sementara inang imunokompeten biasanya memiliki infeksi terbatas, diare
kronis dan melemahkan sering terjadi pada pasien dengan HIV yang tidak terkontrol.

Gejala dan tanda mungkin termasuk yang berikut:


1. Diare yang banyak, berair, tidak mengandung darah, berbau tidak sedap,
yang mungkin mengandung lendir
2. Flatus berbau busuk
3. Nyeri perut, muntah (mual dan muntah jarang terjadi)
4. Malaise, anoreksia, penurunan berat badan
5. Demam ringan
6. Steatorrhea dalam kasus yang berlarut-larut
7. Myalgias (jarang)
8. Sakit kepala (jarang)

Pada orang dengan gangguan kekebalan atau immunocompremise dengan


penyakit parah atau jangka panjang, dehidrasi mungkin terbukti. Jika tidak, nyeri perut
minimal mungkin terjadi.

d. Terapi
TMP-SMX (Trimethoprim-sulfamethoxazole oral) adalah pengobatan yang
disarankan untuk isosporiasis, Pirimetamin harian (50-75 mg pada orang dewasa), dengan
asam folinat (10–25 mg / hari) untuk mencegah myelosupresi, dapat menjadi terapi yang
efektif dan merupakan alternatif pengobatan tradisional untuk pasien yang tidak toleran
terhadap TMP-SMX. Pada pasien yang tidak toleran terhadap sulfonamid, pirimetamin
dengan asam folinat dapat diberikan selama 2-4 minggu.

Seperti halnya semua kasus diare terlepas dari penyebabnya, perawatan suportif,
termasuk penambahan cairan dan elektrolit, sangat penting.

Sumber :

Pengesahan Praktikum
Instruktur Praktikum :
Asisten / Laboran :

https://www.cdc.gov/dpdx/amebiasis/index.html
https://msu.edu/course/zol/316/glamscope.htm
https://www.cdc.gov/dpdx/balantidiasis/index.html
https://emedicine.medscape.com/article/176718-overview
https://www.cdc.gov/dpdx/giardiasis/index.html
https://msu.edu/course/zol/316/glamscope.htm
https://www.cdc.gov/dpdx/cryptosporidiosis/index.html
https://www.sciencedirect.com/topics/neuroscience/cryptosporidium-parvum
https://www.cdc.gov/dpdx/cystoisosporiasis/index.html
http://armymedical.tpub.com/MD0842/MD08420064im.jpg
https://i.pinimg.com/originals/b2/c4/f0/b2c4f081d3c0c52887c13d517092e813.jpg
PARASIT PADA ORGAN UROGENITALIA DAN PARASIT YANG MENGGANGGU
KEHAMILAN dr. Sitti Wahyuni, PhD, Dipl.Trop Epid. Departemen Parasitologi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 5 No. 3, September 2019 : 1-80 P-
ISSN : 2407-8441/℮-ISSN : 2502-0749 4 Haerani Harun, Nurhayana Sennang, Benny Rusli :4-
12 Editorial GIARDIASIS Haerani Harun*, Nurhayana Sennang, Benny Rusli Departemen Ilmu
Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako *E-mail: queen196um@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai