Anda di halaman 1dari 79

TERGOLONG LIVER FLUKES :

OPISTHORCHIS
CLONORCHIS
FASCIOLA HEPATICA
OPISTHORCHIS
Ukurannya 7 – 12 m x 2 mm,
O.viverini panjang : lebar = 2:1 dan
O.felineus panjang : lebar = 3 : 1
Oral sucker = ventral.sucker, terletak di anterior 1/5
panjang tubuh.
Testis ada 2 buah berbentuk lobulus terletak obliqua.
Glandula vittelaria follikelnya kecil-kecil terdapat di
1/3 bagian tengah tubuh pada sisi lateral.

TELUR :
Bentuk oval dan kecil, ukurannya 30 x 11 mikron
Mempunyai operkulum, bentukan seperti bahu tidak
sejelas pada Clonorchis.

Transmisi dan Epidemiologi:


Cacing dewasa habitatnya di saluran empedu bagian
distal, kadang-kadang di kandung empedu.
Telur dikeluarkan bersama feses penderita,
bila telur jatuh ke air dimakan hospes perantara I yaitu
keong dan tumbuh menjadi sporocyst, redia, cercaria.
Dalam 4-6 minggu cercaria bebas di air, penetrasi ke
tubuh ikan (metacercaria).
Infeksi pada manusia terjadi akibat makan ikan
mengandung larva metacercaria dimasak kurang
matang.
Metacercaria eksistasi di duodenum dan yeyunum
migrasi melalui ampula Vateri, saluran empedu dan
mature dalam 4 minggu.

IH 1 adalah keong; O.viverini = Bithynia siamensis dan


B.funiculata
O.felineus = Bithynia leachi dan
B.infata
IH 2 adalah ikan Cryptinoid
O.felineus adalah ikan air tawar yaitu:
Lencis cusrutilus
Blico byorkna
Tinca tinca dan ikan Burbus
Infeksi Opisthorchis viverini:
Prevalensinya tinggi di Thailand o.k
Kurang pengetahuan hygiene dan fasilitas kesehatan
Kebiasaan makan ikan mentah
Peningkatan pengembangan cadangan air/waduk
Pengembangan keong dan ikan merupakan IH
Infeksi O.felineus
Di Siberia Barat kebiasaan makan ikan mentah atau
ikan asin (1 day old salted fish)

Patologi dan Patogenesa:


Adanya parasit menimbulkan iritasi mekanis oleh
sucker dan adanya zat metabolit.
Perubahan awal berupa peningkatan produksi mucin,
desquamasi dan hyperplasia adenomatous obstruksi
biliary.
Retensi empedu menimbulkan nekrose.
Atropi sekitar sel hati.
Opisthorchiasis berat dapat menyebabkan cirrhosis
hati,adahubungandenganobstruksi
jaundice/pancreatitis dan cholangitis.

Manifestasi Klinik:
Akut mirip dengan Katayama fever yaitu
Demam tinggi irreguler
Pembesaran kelenjar lymfe (Lymp node)
Myalgia, arthralgia
Rash, odema wajah
Anoreksia, kembung, nafsu makan kurang
Hepatomegali
Gejala awal rasa tidak enak pada perut kanan atas
meluas ke epigastrium. Hypochondrium kiri.
Komplikasi :
- hepar membesar
- kandung empedu teraba pada palpasi, fungsi
menurun
- intermitten fever
- jaundice
- Cholangio Ca diamati apakah ada hubungan dengan
opisthorchiasis

Diagnosa :
- menemukan telur di feses penderita
- menemukan telur dalam cairan empedu pada
aspirasi/bedah
- ELISA
Pengobatan :
Praziquantel, Mebendazole, Albendazole

Preventif :
Masak ikan dengan baik agar larva di daging ikan mati
Dilarang menggunakan feses sebagai night soil
Eggs of O. viverrini in an unstained wet mount of
concentrated stool. Images taken at 400x magnification.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Adult of O. viverrini. Image courtesy of the Web Atlas of Medical
Parasitology and the Korean Society for Parasitology.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Adult of O. felineus. Image courtesy of the Web Atlas of Medical
Parasitology and the Korean Society for Parasitology
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Penyakit : clonorchiasis
Penyebaran : merupakan penyakit zoonosis di TImur
jauh antara lain Jepang, China, Korea
dan Taiwan

MORFOLOGI
Dewasa : pipih panjang ~ lanset
Bagian anterior ramping – bulat di posterior.
Tubuhnya lunak, warna abu-abu.
12 – 20 µm x 3 – 5 µm.
Ventral sucker < oral sucker terletak ¼ panjang tubuh di
anterior.
Caecum panjang, testis berlobus = 2 buah dalam posisi
tanderm.
Ovarium ditengah tubuh anterior dari testis.
Kelenjar vitelaria folikelnya kecil-kecil di sisi lateral 1/3
tubuh bagian tengah.

TELUR:
Warna kuning coklat, ukuran 29 x 16 µm, operkulum
kecil-cembung.
Pada bagian dengan operkulum dinding telur
membentuk seperti bahu.disebut rim
Pada kutub lain terdapat penebalan dinding telur →
disebut “knob like”

SIKLUS HIDUP:
Parasit ini hidup di saluran empedu dan jaringan hati
manusia, anjing, kucing, babi dan angsa.
Cara inf eksi o.k makan ikan mentah/kurang masak.
Telur keluar bersama feses → masuk kedalam air
menetas → mirasidium di makan hospes perantara I.
(HP I) : snail/keong Parofossalurus, Bithynia, Thiara
dan Semisulcospira.

Di tubuh snail tumbuh menjadi sporocyst → redia →


cercaria → keluar dari tubuh snail mencari HP II yaitu
ikan, tinggal di otot → metacercaria.

(HP II) : Cyprinidae, Anabantidae


Bila man/hospes definitif lain makan ikan air tawar
mengandung metacercaria → eksitasi, dindingnya di
cerna enzym trypsin → metacercaria migrasi ke saluran
empedu, hepar lobus kiri. Menjadi dewasa dalam 26 s/d
28 haru.

PA dan Gejala Klinik


Kelainan PA akibat iritasi saluran empedu → proliferasi
epitel dan penebalan saluran empedu.
Terjadi infiltrasi lekosit di sekitar portal dan ruang
interlobulus → pe > hepar, lunak → mengeras →
kelainan porta dan cirrhosis hati.
GEJALA PADA STADIUM AWAL:
 Demam, maleise, ikterus
 Nyeri epigastrium, rasa penuh di perut
 Cholangitis, cholelethiasis
 Hepar >, nyeri tekan

Infeksi berat menyebabkan perlemakan sel hati →


fibrosis → chirrosis hati

GEJALA
Lemah badan, jaundice, odema-astices, hepar menjadi
keras, cachexia

DIAGNOSA
 Menemukan telur di feses / cairan empedu
 Berdasar gejala klinis + anamnesa makan ikan
di daerah endemis
Terapi : Praziquantel

Pencegahan : Masak ikan sampai matang

Epidemiologi :
Daerah endemik di Jepang, Korea, China, Taiwan,
Vietnam dimana ada HP 2 dan kebiasaan makan ikan
mentah seperti sashimi, prickledfish in vinegar di
Jepang.
Clonorchis sinensis eggs. The the operculum resting on
small knob at the abopercular "shoulders“; image taken at 400×
end is visible magnification
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Adult of C. sinensis stained with carmine. Clearly visible in this
image are the oral sucker (OS), pharynx (PH), ceca (CE),
acetabulum, or ventral sucker (AC), uterus (UT), vitellaria (VT) and
testes (TE).
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Morfologi:
Dewasa :
 Tubuhnya flat, seperti daun, berdaging, ukuran 20-30
µ x 8-13 µ.
 Mempunyai cephalic cone~bahu
 Caecum bercabang-cabang
 Bagian anterior ditutupi oleh scale like spine
 Mempunyai oral, ventral sucker
 Testis dendriticum = 2, posisi tandem

Telur :
 Besar, ukuran 130-150 µ x 60-90 µ
 Bentuk lonjong, operculum kecil, warna kuning
kecoklatan
Siklus hidup :
 Telur bersama faeses jatuh ke air (22° - 26°C) →
mirasidia → ke snail (IH 1) → sporocyst → Redia I →
Redia II → Cercaria → encystasi pada tumbuh
tumbuhan air → Metacercaria
 Bila tertelan Metacercaria → encystasi → pada
duodenum → melalui dinding usus → cavum
peritonial → melalui kapsul Glisson → parenchym
hati → bile duct menjadi dewasa

IH 1 : Snail bersifat amfibi: Lymnae


- Lymnae truncatula
- Lymnae bulimoides
- Lymnae tomentosa
IH 2 : Tanaman air: water cress

PA genesis & PA
cacing dewasa → hyperplasia, desquamasi penebalan
dan delatasi bile duct
Manifestasi Klinik :
Akut: oleh karena migrasi larva melalui Liver → bile
Duct
- dyspepsia, anorexia, nausea-vomit
- panas tinggi
- abdominal pain
- hepatomegali, hepatic tenderness
- urticaria

Kronik:
Parasit berada di billiary passage
- nyeri di epigastrium, hypochondrium kanan
- diare, nausea, vomit
- hepatomegali, jaundice
Diagnosa: Telur/Cacing dewasa + di tinja/muntahan

Terapi:
- Praziquantel 15mg/kg/dose setelah makan malam
- Niclosamide 40mg/kg/day → 2 hari

Prevensi:
- Tanaman air harus dimasak dulu
- Health Education
- Pengobatan penderita
Eggs of F. hepatica in an unstained wet mount, taken at 400x
magnification
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Adult of F. hepatica stained with carmine.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
- Morfologi ~ F.hepatica
- Panjang bisa mencapai 7,5 cm, bentuk lebih
Lanceolate, Cephalic cone lebih kecil
- Telur lebih besar dari pada F.hepatica, ukuran 160-190
µ
- Operculum kecil warna coklat

IH: snail Lymnaea auricularia compl


- Lymnaea auricularia rufescen (India)
- Lymnaea auricularia rubiginosa (Malaysia &
Thailand)
- Lymnaea natelensis (Afrika)
Hospes Definitif: Manusia
Infeksi karena makan tumbuh-tumbuhan air atau
minum air tercemar metacercaria

Manifestasi klinik:
- Penderita mengeluh: demam, nyeri perut, mual,
muntah
- Hepar membesar, lunak
- Laboratorium: Eo

Ectopic Infeksi
Bisa terjadi di paru, usus, jantung, otak, kulit.
Gejala~visceral larva migrans

Keluhan: Colic
Diagnosa:
- Gejala klinis (demam, hepatomegali) + Ax makan
tumbuh-tumbuhan air/hati kambing didaerah
endemis
- Tes serologis/Elisa
• Telur + di faeses/aspirasi duodenum

Terapi:
- Bithionol 1 gr - 3x sehari
- Praziquantel 25 mg/ 3 x sehari → 2 hari
Merupakan Trematoda usus terbesar
Fasciolopsis buski; parasit pada usus manusia, babi
Morfologi:
Dewasa: - bentuk ovoid – panjang
- warna merah ~ daging sapi
- ukuran 20-75 mm x 8-20 mm, tebal 0,5-3 mm
- tidak mempunyai Cephalic cone
- Caecum tidak bercabang
- mempunyai oral dan ventral sucker
- testis dendritikum= 2, posisi tandem
Telur : - besar, ukuran 130-140 µ x 80-85 µ
- warna kuning kecoklatan, dinding tipis-
jernih
- Operculum kecil~telur F.hepatica
Siklus hidup:
Dewasa hidup di usus Manusia & babi, melekat di
mukosa duodenum, yeyunum
Telur di tinja jatuh di air tawar → mirasidia → tubuh
snail (IH 1) → sporocyst → redia → cercaria →
encystasi pada tanaman air (IH 2) → metacercaria

IH 1: Snail: Segmentina, Hippeutis, Gyraulus


IH 2: Water Caltrop : Trapa natans, Trapa
bicornis
Water Chesnut : Eliocharis tuberosa
Water Morning Glory : Ipomoea aquatica
Water Bamboo : Zizania aquatica
Water Cress : Neptunia olerocea
PA genesis & PA
- Trematoda → inflamasi, sekresi mukus ulserasi, erosi,
pendarahan
- Infeksi berat pada anak → obstruksi
- Hypoalbumin oleh karena mal-absorpsi, protein  →
oedema pada wajah, lengan
- Absorbsi vitamin B12 berkurang

Manifestasi Klinik:
Infeksi ringan: asymptomatik
Infeksi berat → diare, hungerpain
Faeses kuning-kehijauan, berisi makanan yang tidak di
cerna.
- Anorexia - Oedema anasarka
- Nausea dan Vomit - Ascites
- Kulit kering-kasar
Pada anak-anak gejala ~ Fasciolopsiasis yaitu:
- diare - anemia
- nyeri perut - oedema

Diagnosa:
- Telur + di faeses
Diagnosa banding dengan telur F. hepatica,
- Cacing dewasa + di faeses → Diagnosa pasti

Terapi:
- Praziquantel → single dose 40mg/kg BB
- Albendazole 400 mg, 2x sehari → 3 hari

Preventive:Mengupas umbi tanaman air atau


memasak
Eggs of F. buski in unstained wet mounts
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Adult fluke of F. buski. Image contributed by
Georgia Division of Public Health
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Family : Echinostomatidae
Parasit pada burung, anjing, kucing, bebek, angsa dan
Manusia.

Spesies:
- Echinostoma ilocanum
- Echinostoma malayanum
- Echinostoma revolatum
- Echinostoma lindoense (danau lindu )

Morfologi:
- Bentuk seperti sepatu kuda, panjang-kecil ukuran 5-
15mm x 1-2 mm dengan ujung posterior bulat
 ada 1-2 baris spina/duri mengelilingi oral sucker,
jumlah duri tergantung spesies
- Ventral sucker > oral sucker
- Testis 2 lobi pada ¾ tubuh posterior
- Glandula Vittelaria pada sisi lateral, ¾ tubuh
posterior
Telur : besar, oval, dinding tipis, operculum +

Siklus Hidup:
- Cacing dewasa melekat pada mukosa usus halus
- Telur keluar bersama faeses → jatuh ke air →
mirasidia → penetrasi snail (IH 1) 6-7 minggu sporocyst
→ Redia Induk (RI) → Redia Anak (RII) → cercaria
(punya ekor)
- Cercaria keluar dari snail → encystasi ke:
snail/keong air tawar
ikan air tawar IH 2
tumbuh-tumbuhan air tawar
Snail sebagai IH 2: - Pila
- Viviparus
- Lymnae

Infeksi pada manusia oleh karena:


makan IH 2: keong, ikan mentah atau kurang matang

PA dan Manifestasi Klinik:


Cacing dewasa melekat pada mukosa usus halus →
reaksi inflamasi dan infiltrasi sel → ulcus
Infeksi berat → nekrosis local (kematian sel)

Gejala:
- diare
- kembung/meteorisme
- kolik usus
Egg of Echinostoma sp. in an unstained wet mount of
stool. Image taken at 400x magnification.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Ukuran: 2,5-6,5 x 1,3 µ warna kelabu.
Spina pada
circumoral disk = 49 – 51

Telur:
Bentuk oval, 83-116 x 58-70 µ
Operculum kekuningan, dinding tipis
- Endemik tinggi di P. Luzon, Mindanao dan Leyte
(Philipina) → prev rate = 1 – 44%
- Infeksi pada manusia dilaporkan di Indonesia,
Thailand Utara dan China

IH 1: Gyraulus convexiusculus
Hippeutis umbilicus
IH 2 : Pila conica (Philipina)
Viviparus javanicus (Indonesia)
Merupakan enzootik-endemik di Thailand Utara,
Malaysia, Indonesia

Cacing dewasa mempunyai 43 duri


Habitat di usus halus anjing, tikus (reservoir host)
IH 2 dari E.malayanum
- Indoplanorbis → di Thailand
- Lymnae leuteola → di India
- Viviparus javanicus
di Indonesia dan Malaysia
- Pila scutata
- Parasit pada bebek, angsa, tikus
Pertama kali dikenal di Taiwan, kasus pada manusia
3 – 7%
- Cacing dewasa mempunyai 37 duri pada leher
- Juga ada di Indonesia
IH 1: Indoplanorbis exustus di Thailand
Radix rubiginosa
Segmentina di Taiwan
Helisoma
IH 2 : Corbicula producta

Echinostoma linduense
- Endemik di lembah Lindu, Sulawesi Tengah
- Prev  oleh karena adanya kompetitif biologi dengan
ikan Tilapia mosambica
Adult of E. revolutum, stained with carmine. Structures illustrated in
this figure include: oral sucker (OS), armed collar (CL), cirrus sac
(CS), ventral sucker, or acetabulum (AC), uterus containing eggs
(UT), ovary (OV), paired testes (TE), and vitelline glands (VT). This
species has been recorded from humans in Taiwan.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Infeksi disebut heterophyiasis
Morfologi:
- Bentuk piriformis, keabu-abuan
- ukuran 1 – 1,8 x 0,3 – 0,7 mm tubuh membulat ke
posterior
- oral sucker : 1/3 x ventral sucker
- Genital sucker (gonotyl) terletak posterolateral dari
ventral sucker : oral  ventral  gonotily
- Testis: 2 buah ovoid letak berdampingan 1/5 tubuh
posterior
- Uterus panjang melingkar
- Glandula vittelaria disisi lateral, di posterior tubuh

Telur: bentuk ovovid, coklat-muda, operculum +


ukuran: 28-30 x 15-17 µ
Siklus Hidup:
Hospes Definitif : Mammalia pemakan ikan
Habitat : Mukosa yeyunum & ileum
Telur akan keluar bersama faeses → jatuh keair
menetas di tubuh snail (IH 1) → sporocyst → cercaria
→ keluar dari snail → encystasi ditubuh ikan air tawar
(IH 2) tumbuh menjadi mertacercaria
Infeksi: makan ikan mentah, kurang matang
IH 1: Perinella conica (Mesir)
Ceritgedea cingulata (Jepang)
IH 2: - Mugil cephalus/Mugil capito
- Tilapia nilotica
- Aphanius fasciatus
- Gambusia affinis di Jepang
- Acanthogobius
Hospes reservoir: - Anjing, kucing, rubah, burung
- Mamalia pemakan ikan
PA & Manifestasi Klinis
Cacing dewasa di usus → lesi dan inflamasi sp
nekrose superfisial
Telur, cacing dewasa bisa masuk ke pembuluh darah
→ emboli pada jantung dan sistem saraf pusat

Gejala: - diare bercampur mukus


- dyspepsia
- kolik abdomen
Laboratorium: Eo 
Telur yang masuk melalui p.lymfe Mesenterika dapat
berakibat:
1. Myocarditis → congestive cardiac faillure
2. Emboli ke otak → pendarahan otak
Diagnosa: Telur + di faeses
Cacing dewasa + setelah penambahan
Anthelminthik
Terapi: Praziquantel

Pencegahan: - Memasak ikan dengan baik


- Mengobati hospes reservoir
Adult of H. heterophyes. In this figure, the following
structures are labeled: oral sucker (OS), pharynx (PH),
intestine (IN), ventral sucker, or acetabulum (AC), and eggs
within the uterus (UT).
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Morfologi ~ H. heterophyes
- Ukuran: 1-2,5 mm x 0,4-0,75 mm
- Bagian posterior > lebar daripada anterior
- Tubuh ditutupi lapisan kutikula seperti duri halus
- Mempunyai oral, ventral sucker
- Testis oval= 2 buah di bagian posterior, tidak
bercabang dan tidak berlobus

Siklus Hidup ~ H. heterophyes


IH 1 : Snail Semisulcospira
IH 2 : Ikan air tawar
- ikan Trout : Plectoglossi altivelis, Odontobulis
obscurus
- Ikan salmon : Tribolodan hakonensis
Hospes Reservoir: anjing, kucing, babi dan pelican

Cara infeksi karena makan ikan mentah atau kurang


Matang

Gejala:
- diare dengan mukus
- gejala emboli tergantung organ yang terkena
Adult M. yokogawai. In this figure, the following
structures are labeled: oral sucker (OS), pharynx (PH),
intestine (IN), genitoacetabulum (GA), ovary (OV), the
large, paired testes (TE), and eggs within the uterus (EG).
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Penyakit disebut paragonimiasis, endemic hemoptysis,
pulmonary distomiasis

MORFOLOGI:
Parasit hidup di paru-paru
Bentuk bulat ~ biji kopi, 8 x 4 mm
Warna coklat kemerahan diliputi kutikula dengan duri
+
Bagian anterior bulat menyempit keposterior
Oral sucker = ventral sucker  0,8 mm
Testis = 2 letak berdampingan / obliqua di 1/3 tubuh
posterior
Ovarium di belakang asetabulum, uterus di kanan kiri
melingkar
Kel. Vitelaria pada sisi lateral memanjang dari anterior
ke posterior
TELUR:
Bentuk lonjong, warna kuning, 85 x 55 µ
Dinding telur tebal
Operkulum datar
Hospes Definitif : Mamalia, manusia
Hospes reservoir : Omnivora, Carnivora
- anjing, kucing, harimau, serigala

SIKLUS HIDUP P. WESTERMANI


Hospes perantara I : Snail, family Thiaridae
Potamon & Semisulcospira
Hospes perantara II : Ketam air tawar
Crabs, Cray Fish, Crustacea
Telur keluar bersama feses/sputum penderita → jatuh
ke air, tertelan oleh HP I, mirasidium → sporocyst →
redia I → redia II → cercaria
Snail dengan cercaria ditelan HP II → metacercaria
Bila HP II dengan metacercia dimakan manusia →
Encystasi, menembus dinding usus → diafragma →
rongga pleura → paru, menjadi dewasa (5-6 mgg)

PA & Gejala Klinik

Bila Man tertelan metacercaria → migrasi melalui rngga


peritonium dan diafragma ke rongga pleura → jaringan
paru.
Sebagian parasit tinggal di mukosa usus → reaksi
radang → ulkus.
Di jar paru terjadi reaksi inflamasi → infiltrasi lekosit
→ pembentukan kista yang diliputi jaringan ikat. Kista
warna coklat kemerahan berisi cacing, eksudat purulen,
debris & kristal charcot leyden.
Gejala ~ Bronchitis kronis

- Batuk produktif di pagi hari + sputum kental coklat


kemerahan
- Sesak nafas (dyspnea), nyeri dada
- Demam, anorexia, malaise, BB 
- Hemoptysis

Bila kista di rongga perut, gejala berupa nyeri


abdomen, diare + darah & lendir
Bila kista di rg pleura timbul nyeri dada dengan gejala
pleural effusion
EPIDEMIOLOGI:
- adanya hospes reservoir, anjing, kucing, harimau
- adanya hospes perantara
- kebiasaan makan crabs / crayfish mentah / setengah
masak. Seperti drunken crab, mencelup dalam
anggur, raw crab sauce
- di Thailand, makanan raw shrimp salad (kung tun)
nam prik poo (crab sauce)
- di Korea : Ke Yang (crab di celup dalam soy sauce)
- di Korea dan Jepang crab dipakai sebagai obat
tradisionil untuk measles, diare dan urtikaria
- di Afrika : wanita makan udang mentah untuk 
fertilitas
DIAGNOSA:
- menemukan telur di feses/sputum
- foto rontgen
- serologi : CFT

PENGOBATAN:
- Emetin H Cl
- Sulfonamide
- Chloroquine phospat

PENCEGAHAN:
- Masak udang/kepiting sampai matang
- Cuci tangan yang bersih
- Defekasi di WC
Eggs of P. westermani in unstained wet mounts.

http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Adult of P. westermani.

http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Spesies:
1. Schistosoma haematobium
2. Schistosoma mansioni
3. Schistosoma japonicum
4. Schistosoma intercalatum
5. Schistosoma mekhongi
Perbedaan dengan Trematoda lain:
- Tubuh silindris
- ada jenis ♂ & ♀ → bukan jenis hermaprodit
- telur tidak beroperculum, mempunyai spina/duri
- Cercaria ekornya bercabang
Perbedaan dari spesies Schistosoma:

S.haematobiu S.mansoni S.japonicum


m
Kulit pada ♂ tonjolan halus kasar halus

Jumlah 4-5 8-9 6-8


testis
Letak posterior anterior ditengah
ovarium tubuh
Jumlah 20-30 1-4 50-100
telur/hari
Habitat vesica urinaria usus -usus
-hati
SIKLUS HIDUP
SCHITOSOMA

TELUR JATUH KE AIR

MIRASIDIUM

TUBUH SNAIL
- BIOM PHALARIA
- AUSTRA LORBIS
- ONCOMELANIA

DI TUBUH SNAIL → SPOROCYST → CERCARIA →


(SCOLEX DENGAN EKOR BERCABANG) →
PENETRASI KULIT HOSPES DEFINITIF →
SCHITOSOMULA → SIRKULASI DARAH → DEWASA
HABITAT:
S. japonicum di plexus Mesenterica superior
S. mansoni di plexus Mesentarica inferior
S. hematobium di plexus vasicalis

MORFOLOGI:
- Cacing jantan seperti daun melipat
 terdapat celah canalis gynecophorus tempat cacing
betina
 ukuran 12-20 mm x 0,5 mm
 mempunyai oral dan ventral sucker
 jumlah testis tergantung spesies
 tubuh diliputi dari kasar/halus tergantung spesies
-
Cacing betina
 ditemukan berpasangan, dalam canalis gynecophorus
jantan
 tubuh langsing-panjang, 26 x 0,3 mm
 mempunyai oral dan ventral sucker
 letak ovarium tergantung dari spesies
TELUR:
- S. japonicum : lonjong – bulat
ukuran 70-100 x 50 µ
spina rudimenter/–
knob like dilateral
- S. mansoni : lonjong dengan spina dilateral
ukuran 80-90 x 40 µ
- S. hematobium : lonjong dengan spina di
ujung/terminal
Telur berisi mirasidium
Penyakit: Katayama disease
Oriental Schistosomiasis
Ditribusi: - China → lembah Mekong, Hainan, Yang-Tse
- Jepang, Taiwan, Philipina
- Indonesia, sekitar danau Lindu
- Thailand, Malaysia, Kamboja

Gejala Klinik:
1. Stadium Penetrasi Kulit
- gatal ~ urticaria
- kelainan kulit: - erythema
- papulla
- dermatitis
2. Stadium Migrasi
- Batuk + riak/darah
- ~Asthma
3. Stadium Hypersensitif
- demam tinggi
- anorexia
- mual – muntah
- lemah
- diare
- sakit perut
- hati dan limpa membesar, nyeri tekan, Eo
4. Stadium Perletakan Telur
- demam, malaise, BB  - ascites
- hepato-splenomegali - hematemesis, melena
- delatasi p. drh abdomen - anemia
- ikterus
Diagnosa:
1. Untuk daerah endemik → gejala+anamnesa:
- syndrome dysentri
- hepar / lien membesar
2. Diagnosa pasti: telur + dalam tinja/biopsi hati
3. Cara immunologi: - serologi test
- test kulit
Eggs of S. japonicum in unstained wet mounts. Note the
small, inconspicuous spines (red arrows)

http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
- Penyakit: Schistomiasis dysenteri
- Habitat : p. drh usus besar & rectum
- Gejala : - mual/muntah
- anorexia
- sakit perut / tenesmus
- diare → dysenteri
- Diagnosa: Telur + dalam tinja
Eggs of S. mansoni in unstained wet mounts

http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
- Penyakit : Urinary Schistomiasis
- Habitat : p. drh vesica urinaria/ trakt. UG →
kelainan ∆ LEUTADI
- Gejala : - hematuria
- nyeri saat kencing
- urine + mucus / pus
- Diagnosa : Telur + dalam urine

Pengobatan Schistosomiasis
- Diberikan setelah telur + dalam faeses/urine
- Terapi berhasil bila:
o Diberikan pada stadium dini
o Mencegah kontak dengan cercaria
o Perbaiki keadaan umum dan gizi penderita
Pengobatan:
- Oxaminiqiune: komponen
tetrahydroquinoline. Efektif
untuk S.mansoni, mahal. Dosis: 15
mg/kg BB, single dose. Side
effect: drowsiness, dizziness,
demam, urine menjadi gelap.
- Praziquantel : untuk semua
spesies. Menyebabkan kontraksi
tetanik kuat. Dosis: 40 mg/kg
BB, single dose → cure rates 70-
95%
- Amoscanate: komponen lipophilic dengan
isothiocyanate. Efektif untuk
S.haematobium, S.mansoni &
S.japonicum
Eggs of S. haematobium in wet mounts of urine
concentrates, showing the characteristic terminal spine.

http://www.dpd.cdc.gov/dpdx

Anda mungkin juga menyukai