OPISTHORCHIS
CLONORCHIS
FASCIOLA HEPATICA
OPISTHORCHIS
Ukurannya 7 – 12 m x 2 mm,
O.viverini panjang : lebar = 2:1 dan
O.felineus panjang : lebar = 3 : 1
Oral sucker = ventral.sucker, terletak di anterior 1/5
panjang tubuh.
Testis ada 2 buah berbentuk lobulus terletak obliqua.
Glandula vittelaria follikelnya kecil-kecil terdapat di
1/3 bagian tengah tubuh pada sisi lateral.
TELUR :
Bentuk oval dan kecil, ukurannya 30 x 11 mikron
Mempunyai operkulum, bentukan seperti bahu tidak
sejelas pada Clonorchis.
Manifestasi Klinik:
Akut mirip dengan Katayama fever yaitu
Demam tinggi irreguler
Pembesaran kelenjar lymfe (Lymp node)
Myalgia, arthralgia
Rash, odema wajah
Anoreksia, kembung, nafsu makan kurang
Hepatomegali
Gejala awal rasa tidak enak pada perut kanan atas
meluas ke epigastrium. Hypochondrium kiri.
Komplikasi :
- hepar membesar
- kandung empedu teraba pada palpasi, fungsi
menurun
- intermitten fever
- jaundice
- Cholangio Ca diamati apakah ada hubungan dengan
opisthorchiasis
Diagnosa :
- menemukan telur di feses penderita
- menemukan telur dalam cairan empedu pada
aspirasi/bedah
- ELISA
Pengobatan :
Praziquantel, Mebendazole, Albendazole
Preventif :
Masak ikan dengan baik agar larva di daging ikan mati
Dilarang menggunakan feses sebagai night soil
Eggs of O. viverrini in an unstained wet mount of
concentrated stool. Images taken at 400x magnification.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Adult of O. viverrini. Image courtesy of the Web Atlas of Medical
Parasitology and the Korean Society for Parasitology.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Adult of O. felineus. Image courtesy of the Web Atlas of Medical
Parasitology and the Korean Society for Parasitology
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Penyakit : clonorchiasis
Penyebaran : merupakan penyakit zoonosis di TImur
jauh antara lain Jepang, China, Korea
dan Taiwan
MORFOLOGI
Dewasa : pipih panjang ~ lanset
Bagian anterior ramping – bulat di posterior.
Tubuhnya lunak, warna abu-abu.
12 – 20 µm x 3 – 5 µm.
Ventral sucker < oral sucker terletak ¼ panjang tubuh di
anterior.
Caecum panjang, testis berlobus = 2 buah dalam posisi
tanderm.
Ovarium ditengah tubuh anterior dari testis.
Kelenjar vitelaria folikelnya kecil-kecil di sisi lateral 1/3
tubuh bagian tengah.
TELUR:
Warna kuning coklat, ukuran 29 x 16 µm, operkulum
kecil-cembung.
Pada bagian dengan operkulum dinding telur
membentuk seperti bahu.disebut rim
Pada kutub lain terdapat penebalan dinding telur →
disebut “knob like”
SIKLUS HIDUP:
Parasit ini hidup di saluran empedu dan jaringan hati
manusia, anjing, kucing, babi dan angsa.
Cara inf eksi o.k makan ikan mentah/kurang masak.
Telur keluar bersama feses → masuk kedalam air
menetas → mirasidium di makan hospes perantara I.
(HP I) : snail/keong Parofossalurus, Bithynia, Thiara
dan Semisulcospira.
GEJALA
Lemah badan, jaundice, odema-astices, hepar menjadi
keras, cachexia
DIAGNOSA
Menemukan telur di feses / cairan empedu
Berdasar gejala klinis + anamnesa makan ikan
di daerah endemis
Terapi : Praziquantel
Epidemiologi :
Daerah endemik di Jepang, Korea, China, Taiwan,
Vietnam dimana ada HP 2 dan kebiasaan makan ikan
mentah seperti sashimi, prickledfish in vinegar di
Jepang.
Clonorchis sinensis eggs. The the operculum resting on
small knob at the abopercular "shoulders“; image taken at 400×
end is visible magnification
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Adult of C. sinensis stained with carmine. Clearly visible in this
image are the oral sucker (OS), pharynx (PH), ceca (CE),
acetabulum, or ventral sucker (AC), uterus (UT), vitellaria (VT) and
testes (TE).
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Morfologi:
Dewasa :
Tubuhnya flat, seperti daun, berdaging, ukuran 20-30
µ x 8-13 µ.
Mempunyai cephalic cone~bahu
Caecum bercabang-cabang
Bagian anterior ditutupi oleh scale like spine
Mempunyai oral, ventral sucker
Testis dendriticum = 2, posisi tandem
Telur :
Besar, ukuran 130-150 µ x 60-90 µ
Bentuk lonjong, operculum kecil, warna kuning
kecoklatan
Siklus hidup :
Telur bersama faeses jatuh ke air (22° - 26°C) →
mirasidia → ke snail (IH 1) → sporocyst → Redia I →
Redia II → Cercaria → encystasi pada tumbuh
tumbuhan air → Metacercaria
Bila tertelan Metacercaria → encystasi → pada
duodenum → melalui dinding usus → cavum
peritonial → melalui kapsul Glisson → parenchym
hati → bile duct menjadi dewasa
PA genesis & PA
cacing dewasa → hyperplasia, desquamasi penebalan
dan delatasi bile duct
Manifestasi Klinik :
Akut: oleh karena migrasi larva melalui Liver → bile
Duct
- dyspepsia, anorexia, nausea-vomit
- panas tinggi
- abdominal pain
- hepatomegali, hepatic tenderness
- urticaria
Kronik:
Parasit berada di billiary passage
- nyeri di epigastrium, hypochondrium kanan
- diare, nausea, vomit
- hepatomegali, jaundice
Diagnosa: Telur/Cacing dewasa + di tinja/muntahan
Terapi:
- Praziquantel 15mg/kg/dose setelah makan malam
- Niclosamide 40mg/kg/day → 2 hari
Prevensi:
- Tanaman air harus dimasak dulu
- Health Education
- Pengobatan penderita
Eggs of F. hepatica in an unstained wet mount, taken at 400x
magnification
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Adult of F. hepatica stained with carmine.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
- Morfologi ~ F.hepatica
- Panjang bisa mencapai 7,5 cm, bentuk lebih
Lanceolate, Cephalic cone lebih kecil
- Telur lebih besar dari pada F.hepatica, ukuran 160-190
µ
- Operculum kecil warna coklat
Manifestasi klinik:
- Penderita mengeluh: demam, nyeri perut, mual,
muntah
- Hepar membesar, lunak
- Laboratorium: Eo
Ectopic Infeksi
Bisa terjadi di paru, usus, jantung, otak, kulit.
Gejala~visceral larva migrans
Keluhan: Colic
Diagnosa:
- Gejala klinis (demam, hepatomegali) + Ax makan
tumbuh-tumbuhan air/hati kambing didaerah
endemis
- Tes serologis/Elisa
• Telur + di faeses/aspirasi duodenum
Terapi:
- Bithionol 1 gr - 3x sehari
- Praziquantel 25 mg/ 3 x sehari → 2 hari
Merupakan Trematoda usus terbesar
Fasciolopsis buski; parasit pada usus manusia, babi
Morfologi:
Dewasa: - bentuk ovoid – panjang
- warna merah ~ daging sapi
- ukuran 20-75 mm x 8-20 mm, tebal 0,5-3 mm
- tidak mempunyai Cephalic cone
- Caecum tidak bercabang
- mempunyai oral dan ventral sucker
- testis dendritikum= 2, posisi tandem
Telur : - besar, ukuran 130-140 µ x 80-85 µ
- warna kuning kecoklatan, dinding tipis-
jernih
- Operculum kecil~telur F.hepatica
Siklus hidup:
Dewasa hidup di usus Manusia & babi, melekat di
mukosa duodenum, yeyunum
Telur di tinja jatuh di air tawar → mirasidia → tubuh
snail (IH 1) → sporocyst → redia → cercaria →
encystasi pada tanaman air (IH 2) → metacercaria
Manifestasi Klinik:
Infeksi ringan: asymptomatik
Infeksi berat → diare, hungerpain
Faeses kuning-kehijauan, berisi makanan yang tidak di
cerna.
- Anorexia - Oedema anasarka
- Nausea dan Vomit - Ascites
- Kulit kering-kasar
Pada anak-anak gejala ~ Fasciolopsiasis yaitu:
- diare - anemia
- nyeri perut - oedema
Diagnosa:
- Telur + di faeses
Diagnosa banding dengan telur F. hepatica,
- Cacing dewasa + di faeses → Diagnosa pasti
Terapi:
- Praziquantel → single dose 40mg/kg BB
- Albendazole 400 mg, 2x sehari → 3 hari
Spesies:
- Echinostoma ilocanum
- Echinostoma malayanum
- Echinostoma revolatum
- Echinostoma lindoense (danau lindu )
Morfologi:
- Bentuk seperti sepatu kuda, panjang-kecil ukuran 5-
15mm x 1-2 mm dengan ujung posterior bulat
ada 1-2 baris spina/duri mengelilingi oral sucker,
jumlah duri tergantung spesies
- Ventral sucker > oral sucker
- Testis 2 lobi pada ¾ tubuh posterior
- Glandula Vittelaria pada sisi lateral, ¾ tubuh
posterior
Telur : besar, oval, dinding tipis, operculum +
Siklus Hidup:
- Cacing dewasa melekat pada mukosa usus halus
- Telur keluar bersama faeses → jatuh ke air →
mirasidia → penetrasi snail (IH 1) 6-7 minggu sporocyst
→ Redia Induk (RI) → Redia Anak (RII) → cercaria
(punya ekor)
- Cercaria keluar dari snail → encystasi ke:
snail/keong air tawar
ikan air tawar IH 2
tumbuh-tumbuhan air tawar
Snail sebagai IH 2: - Pila
- Viviparus
- Lymnae
Gejala:
- diare
- kembung/meteorisme
- kolik usus
Egg of Echinostoma sp. in an unstained wet mount of
stool. Image taken at 400x magnification.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Ukuran: 2,5-6,5 x 1,3 µ warna kelabu.
Spina pada
circumoral disk = 49 – 51
Telur:
Bentuk oval, 83-116 x 58-70 µ
Operculum kekuningan, dinding tipis
- Endemik tinggi di P. Luzon, Mindanao dan Leyte
(Philipina) → prev rate = 1 – 44%
- Infeksi pada manusia dilaporkan di Indonesia,
Thailand Utara dan China
IH 1: Gyraulus convexiusculus
Hippeutis umbilicus
IH 2 : Pila conica (Philipina)
Viviparus javanicus (Indonesia)
Merupakan enzootik-endemik di Thailand Utara,
Malaysia, Indonesia
Echinostoma linduense
- Endemik di lembah Lindu, Sulawesi Tengah
- Prev oleh karena adanya kompetitif biologi dengan
ikan Tilapia mosambica
Adult of E. revolutum, stained with carmine. Structures illustrated in
this figure include: oral sucker (OS), armed collar (CL), cirrus sac
(CS), ventral sucker, or acetabulum (AC), uterus containing eggs
(UT), ovary (OV), paired testes (TE), and vitelline glands (VT). This
species has been recorded from humans in Taiwan.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Infeksi disebut heterophyiasis
Morfologi:
- Bentuk piriformis, keabu-abuan
- ukuran 1 – 1,8 x 0,3 – 0,7 mm tubuh membulat ke
posterior
- oral sucker : 1/3 x ventral sucker
- Genital sucker (gonotyl) terletak posterolateral dari
ventral sucker : oral ventral gonotily
- Testis: 2 buah ovoid letak berdampingan 1/5 tubuh
posterior
- Uterus panjang melingkar
- Glandula vittelaria disisi lateral, di posterior tubuh
Gejala:
- diare dengan mukus
- gejala emboli tergantung organ yang terkena
Adult M. yokogawai. In this figure, the following
structures are labeled: oral sucker (OS), pharynx (PH),
intestine (IN), genitoacetabulum (GA), ovary (OV), the
large, paired testes (TE), and eggs within the uterus (EG).
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Penyakit disebut paragonimiasis, endemic hemoptysis,
pulmonary distomiasis
MORFOLOGI:
Parasit hidup di paru-paru
Bentuk bulat ~ biji kopi, 8 x 4 mm
Warna coklat kemerahan diliputi kutikula dengan duri
+
Bagian anterior bulat menyempit keposterior
Oral sucker = ventral sucker 0,8 mm
Testis = 2 letak berdampingan / obliqua di 1/3 tubuh
posterior
Ovarium di belakang asetabulum, uterus di kanan kiri
melingkar
Kel. Vitelaria pada sisi lateral memanjang dari anterior
ke posterior
TELUR:
Bentuk lonjong, warna kuning, 85 x 55 µ
Dinding telur tebal
Operkulum datar
Hospes Definitif : Mamalia, manusia
Hospes reservoir : Omnivora, Carnivora
- anjing, kucing, harimau, serigala
PENGOBATAN:
- Emetin H Cl
- Sulfonamide
- Chloroquine phospat
PENCEGAHAN:
- Masak udang/kepiting sampai matang
- Cuci tangan yang bersih
- Defekasi di WC
Eggs of P. westermani in unstained wet mounts.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Adult of P. westermani.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
Spesies:
1. Schistosoma haematobium
2. Schistosoma mansioni
3. Schistosoma japonicum
4. Schistosoma intercalatum
5. Schistosoma mekhongi
Perbedaan dengan Trematoda lain:
- Tubuh silindris
- ada jenis ♂ & ♀ → bukan jenis hermaprodit
- telur tidak beroperculum, mempunyai spina/duri
- Cercaria ekornya bercabang
Perbedaan dari spesies Schistosoma:
MIRASIDIUM
TUBUH SNAIL
- BIOM PHALARIA
- AUSTRA LORBIS
- ONCOMELANIA
MORFOLOGI:
- Cacing jantan seperti daun melipat
terdapat celah canalis gynecophorus tempat cacing
betina
ukuran 12-20 mm x 0,5 mm
mempunyai oral dan ventral sucker
jumlah testis tergantung spesies
tubuh diliputi dari kasar/halus tergantung spesies
-
Cacing betina
ditemukan berpasangan, dalam canalis gynecophorus
jantan
tubuh langsing-panjang, 26 x 0,3 mm
mempunyai oral dan ventral sucker
letak ovarium tergantung dari spesies
TELUR:
- S. japonicum : lonjong – bulat
ukuran 70-100 x 50 µ
spina rudimenter/–
knob like dilateral
- S. mansoni : lonjong dengan spina dilateral
ukuran 80-90 x 40 µ
- S. hematobium : lonjong dengan spina di
ujung/terminal
Telur berisi mirasidium
Penyakit: Katayama disease
Oriental Schistosomiasis
Ditribusi: - China → lembah Mekong, Hainan, Yang-Tse
- Jepang, Taiwan, Philipina
- Indonesia, sekitar danau Lindu
- Thailand, Malaysia, Kamboja
Gejala Klinik:
1. Stadium Penetrasi Kulit
- gatal ~ urticaria
- kelainan kulit: - erythema
- papulla
- dermatitis
2. Stadium Migrasi
- Batuk + riak/darah
- ~Asthma
3. Stadium Hypersensitif
- demam tinggi
- anorexia
- mual – muntah
- lemah
- diare
- sakit perut
- hati dan limpa membesar, nyeri tekan, Eo
4. Stadium Perletakan Telur
- demam, malaise, BB - ascites
- hepato-splenomegali - hematemesis, melena
- delatasi p. drh abdomen - anemia
- ikterus
Diagnosa:
1. Untuk daerah endemik → gejala+anamnesa:
- syndrome dysentri
- hepar / lien membesar
2. Diagnosa pasti: telur + dalam tinja/biopsi hati
3. Cara immunologi: - serologi test
- test kulit
Eggs of S. japonicum in unstained wet mounts. Note the
small, inconspicuous spines (red arrows)
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
- Penyakit: Schistomiasis dysenteri
- Habitat : p. drh usus besar & rectum
- Gejala : - mual/muntah
- anorexia
- sakit perut / tenesmus
- diare → dysenteri
- Diagnosa: Telur + dalam tinja
Eggs of S. mansoni in unstained wet mounts
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx
- Penyakit : Urinary Schistomiasis
- Habitat : p. drh vesica urinaria/ trakt. UG →
kelainan ∆ LEUTADI
- Gejala : - hematuria
- nyeri saat kencing
- urine + mucus / pus
- Diagnosa : Telur + dalam urine
Pengobatan Schistosomiasis
- Diberikan setelah telur + dalam faeses/urine
- Terapi berhasil bila:
o Diberikan pada stadium dini
o Mencegah kontak dengan cercaria
o Perbaiki keadaan umum dan gizi penderita
Pengobatan:
- Oxaminiqiune: komponen
tetrahydroquinoline. Efektif
untuk S.mansoni, mahal. Dosis: 15
mg/kg BB, single dose. Side
effect: drowsiness, dizziness,
demam, urine menjadi gelap.
- Praziquantel : untuk semua
spesies. Menyebabkan kontraksi
tetanik kuat. Dosis: 40 mg/kg
BB, single dose → cure rates 70-
95%
- Amoscanate: komponen lipophilic dengan
isothiocyanate. Efektif untuk
S.haematobium, S.mansoni &
S.japonicum
Eggs of S. haematobium in wet mounts of urine
concentrates, showing the characteristic terminal spine.
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx