Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Ordo : Opisthorchiida
Famili : Opisthorchiidae
Genus : Clonorchis
intermedier 2 : ikan
Penyakit : klonorkiasis
Distribusi geografik
Cacing ini ditemukan di cina, jepang, korea, vietnam. Penyakit yg ditemukan di indoneaia bukan infeksi
autokton
Siklus hidup
Telur keluar bersama tinja → telur dimakan hospes perantara 1 (keong air) → menetas menjadi
mirasidium → berkembang menjadi sporokista → redia → cercaria → keluar dari hospes perantara 1 →
cercaria berenang bebas di air → masuk ke hospes perantara 2 (ikan) → menjadi metaserkaria di dalam
hospes perantara 2 → ikan dimakan manusia → ekskistasi dalam duodenum → larva masuk ductus
choledochus → masuk saluran empedu dan menjadi dewasa.
Gejala klinis
2. Stadium progresif dutandai dengab menurunnya nafsu makan, perut rasa penuh, diare, edema dan
pembesaran hati.
3. Pada stadium lanjut didapatkan sindrom hipertensi portal terdiri atas pembeaarab hati, ikterus, asites,
edema, sirosis hepatis.
Patologi
Sejak larva masuk di dalam saluran empedu sampai menjadi dewasa, parasit ini dapat menyebabkan
iritasi saluran empedu dan penebalan dinding saluran. Selain itu dapat terjadi perubahan jaringan hati
berupa radanh sel hati. Pada keadaan lebih lanjut dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur pada pemeriksaan tinja atau dalam cairan duodenum
Pengobatan /kuratif
Obat praziquantel, dengan dosis 75mg/kg/hari secara oral, tiga dosis per hari selama 2 hari.
Obat alternatifnya adalah albendazole dengan dosis untuk orang dewasa adalah 10 mg/kg/hari selama 7
hari.
Preventif
Epidemiologi
Kebiasaan makab ikab yang diolah kura g matang merupakan faktor penting dalam penyebaran penyakit.
Selain itu cara pemeliharaan ikan dan cara pembuangan tinja di kolam ikan penting dalam penyebaran
penyakit.
Kegiatan pemberantasab ditujukan untum mencegah infeksi pada manusia. Misalnya dengan melalukan
penyuluhan