A. Latar Belakang
Pada makalah ini penulis akan membahas tentang trematoda usus (Fasiliopsis buski)
dimana perlu di ketahui bahwa Trematoda usus yang berperan dalam kedokteran adalah
dari keluarga fasciolidae,echinostomatidae dan heterophyidae. Ddaur hidup trematoda
usus tersebut,seperti pada trematoda lain,diperlukan keong sebagai hospes perantara
I,tempat mirasidium tumbuh menjadi sporokista,berlanjut menjadi redia dan serkaria.
Serkaria yang dibentuk dari redia, kemudian melepaskan diri untuk keluar dari tubuh
keong dan berenang bebas dalam air. Tujuan akhir serkario tersebut adalah hospes
perantara II,yang dapat berupa keong jenis yang lebih besar,bebrapa jenis ikan air tawar
atau tumbuh-tumbuhan air. Manusia mendapatkan penyakit cacing daun karena
memakan hospes perantara II yang tidak di masak sampai matang.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah ditemukannya Fasciolopsis buski.
2. Untuk mengetahui hospes dan nama penykit dari Fasciolopsis buski.
3. Untuk mengetahui distribusi geografis Fasciolopsis buski.
4. Untuk mengetahui morfologi dan daur hidup Fasciolopsis buski.
5. Untuk mengetahui patologi dan gejala klinis fasiolopsis.
6. Untuk mengetahui diagnosis fasiolopsis.
7. Untuk mengetahui pengobatan fasiolopsis.
8. Untuk mengetahui prognosis fasiolopsis.
9. Untuk mengetahui epidemiologi fasiolopsis.
BAB II ISI
A. Sejarah
Cacing nematoda Fasciolopsis buski adalah suatu trematoda yang didapatkan pada
manusia dan hewan. Trematoda tersebut mempunyai ukuran terbesar di antara trematoda
lain yang ditemukan pada manusia.
Cacing ini pertama kali ditemukan oleh Busk (1843) pada autopsi seorang pelaut yang
tinggal di London.
Ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa cacing ini pertama kali ditemukan di
Kalkuta India pada seorang tukang kayu suku cina pada tahun 1875. Infeksi lain
ditemukan di Hong-Kong dan Jepang. Dewasa ini diketahui bahwa chinese liver fluke
tersebar secara luas di Jepang, Korea, Cina, Taiwan dan Vietnam. Diperkirakan sekitar 19
juta orang terinfeksi cacing di Asia Timur tahun 1947, yang mungkin akan menjadi lebih
banyak lagi dewasa ini. Cacing berukuran panjang 8-25 mm dan lebar 1,5-5 mm.
C. Distribusi Geografik
Fasciolopsis buski adalah cacing nematoda yang sering ditemukan pada manusia dan babi
di RRC. Cacing ini juga ditemukan di berbagai negara seperti Taiwan, Vietnam, Thailand,
India dan Indonesia.
berkelok-kelok kearah anterior badan cacing, untuk bermuara pada atrium genital, pada
sisi anterior batil isap perut.
Telur berbrntuk agak lonjong, berdindin tipis transparan, dengan sebuah operculum
yang nyaris terlihat pada sebuah kutubnya, berukuran panjang 130-140 mikron dan lebar
80-85 mikron. Setiap ekor cacing dapat mengeluarkan 15.000-48.000 butir telur sehari.
Telur-telur tersebut dalam air bersuhu 20-32 Celcius, menetas setelah 3-7 minggu.
Mirasidium yang bersila keluar dari telur yang menetas, berenang bebas dalam air untuk
masuk kedalam tubuh hospes perantara I yang sesuai. Bisanya hospes perantara I tersebut
adalah keong air tawar, seperti genus/segmentina, hippeutis dan gyraulus. Dalam keong,
mirasidium tumbuh menjadi sporokista yang kemudian berpinda ke daerah jantung dan
hati keong. Bila sporokista matang, menjadi koyak dan melepas banyak redia induk.
Dalam redia induk dibentuk banyak redia anak, yang pada gilirannya membentuk serkaria.
Serkaria, seperti mirasidium, dapat berenang bebas dalam air, berbentuk seperti kecebong.
Ekornya lurus dan meruncing pada ujungnya, berukuran kira-kira 500 mikron dengan
badan yang agak bulat berukuran 195 mikron kali 145 mikron. Badan serkaria ini mirip
cacing dewasa yaitu mempunyai batil isap kepala dan batil isap perut. Mirasidium atau
serkaria yang dalam batas waktu tertentu belum menemukan hospes, akan punah sendiri.
Serkaria dapat berenang dengan ekornya, atau merayap dengan menggunakan batil isap.
Serkaria tidak menunjukan memilih tumbuh-tumbuhan tertentu untuk tumbuh mrnkjadi
danipomoea juga
karena metabolit cacing lebih menonjol, seperti edema pada muka, dinding perut dan
tungkai bawah. Kematian dapat terjadi karena keadaan merana (exhaustion) atau
intoksitasi.
Gejala klinis yang dini pada akhir masa inkubasi, adalah diare dan nyeri ulu hati
(epigastrium).diare yang mulanya diselingi kontipasi, kemudian menjadi persisten. Warna
tinja menjadi hijau kuning, berbau busuk, dan berisi makanan yang tidak dicerna. Pada
beberapa pasien, napsu makan cukup baik atau berlebihan, walaupun ada yangmengalami
gejala mual, muntah, atau tidak mempunyai selera; semua ini tergantung dari berat
ringannya penyakit.
F. Diagnosis
Sering gejala klinis seperti diaatas bila didapatkan disuatu daerah endemic, cukup
untuk menunjukan adanya penderita fasiiolopsisis; namun diagnosis pasti adalah dengan
menemukan telur dalam tinja.
Morfologi telur fasiolopsis buski hendaknya dapat dibedakan dari telur cacing faciola
hepatica, gastrodiscoides hominis dan echinochasmus perfoliatus.
G. Pengobatan
Obat yang efektif untuk cacing ini adalah diklorofen, niklosamid dan prazikuantel.
Diklorofen merupakan obat yang berupa bubuk warna krem dengan bau dan rasa
menyerupai fenol, hampir tidak larut dalam air. Cara kerjanya belum dikethui dengan jelas.
Segera setelah obat diberikan maka skoleks terlepas dari mukosa usus, mati dan dicerna oleh
usus, sehingga segmen yang matang susah atau ssedikit ditemukan dalam tinja.
Niklosamid berupa bubuk yang berwarna putih kekuningan, tidak berbau dan tidak
larut dalam air. Obat ini pada konsentrasi rendah dapat merangsang pengambilan oksigen
olehHymenolepis diminuta, sedangkan pada kadar yang lebih tinggi mengahambat
respirasi dan pengambilan glukosa. Selain itu, obat ini menghambat fosforilasi anaerobik
ADP yang merupakan proses pembentukan energi pada cacing. Cacing yang dipengaruhi
akan rusak sehingga sebagian skoleks dan segmen dicerna dan tidak dapat ditemukan
dalam tinja.
Prazikuantel merupakan obat yang berbentuk kristal, tidak berwarna dan rasanya
pahit. Obat ini bekerja dengan cepat melalui 2 cara. Pertama, pada kadar efektif terendah
menimbulkan peningkatan aktivitas otot cacing, akibat hilangnya Ca intrasel sehingga
timbul paralis spastik yang mungkin mengakibatkan terlepasnya cacing dari tempat
normal pada hospes. Kedua, pada dosis tinggi obat ini mengakibatkan vakuolisasi dan
vestikulasi tegumen cacing, sehingga isi cacing keluar, mekanisme pertahanan tubuh
hospes dipacu dan terjadi kehancuran cacing.
H. Prognosis
Penyakit fasiolopsiasis yang berat mungkin menyebabkan kematian, akan tetapi bila
dilakukan pengobatan sedini mungkin, masih dapat memberi harapan untuk sembuh.
Masalah yang penting adalah reinfeksi yang sering terjadi pada penderita.
I. Epidemiologi
Infeksi pada manusia tergantung dari kebiasaan makan tumbuh-tumbuhan air yang
mentah dan tidak dimasak sampai matang. Membudidayakan tumbuh-tumbuhan air di
daerah tercemar dengan kotoran manusia maupun babi, dapat menyebarluaskan penykit
tersebut.
Kebiasaan
mengenai
difekasi,
pembuangan
kotoran
ternak
dan
prazikuantel.
Penyakit fasiolopsiasis yang berat mungkin menyebabkan kematian, akan tetapi
bila dilakukan pengobatan sedini mungkin, masih dapat memberi harapan untuk
sembuh.
Infeksi pada manusia tergantung dari kebiasaan makan tumbuh-tumbuhan air
yang mentah dan tidak dimasak sampai matang.
ISTILAH-ISTILAH PARASITOLOGI
Parasitologi ialah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk sementara atau
menetap di dalam atau pada permukaan organisme lain dengan maksud untuk mengambil
makanan baik sebagian maupun seluruhnya serta untuk mendapatkan perlindungan dari
organisme yang ditempatinya. (Parasitos: organisme yang mengambil makanan; logos: ilmu)
Yang dimaksud parasit (secara luas) adalah mencakup semua agen infeksius meliputi:
1.
a.
b.
2.
Metazoa
: hewan bersel banyak yang dibagi lagi dalam Helminthes (cacing) dan
Arthropoda (serangga)
Fitoparasit = parasite yang berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari:
a.
b.
3.
Bakteri
Fungus (jamur)
PENGGOLONGAN PARASIT
Pada pokok bahasan ini dibahas disertai dengan contoh-contohnya parasit dan jenisjenis dari parasit.
A. Berdasarkan sifat keparasitannya
1. Parasit Fakultatif.Parasit fakultatif adalah organisme yang sebenarnya organisme
hidup bebas, tetapi karena kondisi tertentu mengharuskan organisme tersebut
hidup sebagai parasit sehingga sifat hidup keparasitannya itu tidak mutlak.
Sebagai contoh lalat-lalat seperti Sarcophaga, Chrysomyia, Caelophora dan lainlainnya yang termasuk keluarga Calliphorinae. Stadium larvanya normalnya hidup
di dalam kotoran ternak, tetapi karena tidak ada kotoran ternak, terpaksa lalat
betina bertelur di tubuh yang luka sehingga waktu menetas larva dan
menimbulkan miasis yang biasanya dijumpai di belakang kuku bahkan dibagian
lubang telinga luar.
2. Parasit obligat. Parasit obligat adalah semua organisme yang untuk kelangsungan
hidup dan eksistensinya mutlak memerlukan hospes. Semua organisme yang
patogen merupakan parasit obligat. Contohnya Plasmodium sp.
3. Parasit insidentil atau parasit sporadis.Parasit insidentil adalah suatu parasit
yang karena sesuatu sebab berada pada hospes yang tidak sewajarnya. Contoh
parasit insidentil: Dipylidium caninum. Parasit ini adalah cacing pita pada anjing
yang dikenal dengan cacing pita biji ketimun, tetapi karena kebetulan atau karena
suatu kecelakaan terdapat pada manusia. Kemudian Gongylonema scutum,
Parasit ini adalah termasuk cacing nematoda yang secara normal parasit pada
mulut sapi, tetapi karena kebetulan mungkin dapat ditemukan pada mulut orang.
4. Parasit eratika. Parasit eratika adalah parasit yang terdapat pada hospes yang
wajar tetapi lokasinya pada daerah yang tidak sewajarnya. Contoh parasit eratika :
Ascaris lurnbricoides. Parasit ini termasuk cacing nematoda yang normalnya
berlokasi di dalam duodenum manusia dan babi. Namun demikian karena
pengaruh sesuatu hal seperti misalnya kelaparan atau karena pengaruh gerakan
antiperistaltik dinding usus, cacing tersebut terdorong masuk ke lambung atau
memasuki kandung empedu lewat saluran empedu.Fasciola hepatica, Parasit ini
termasuk cacing trematoda yang secara normal berlokasi di dalam hati sapi, tetapi
karena kecelakaan mungkin ditemukan di dalam jaringan bawah kulit kelinci atau
mungkin di temukan di dalam paru kuda. Kejadian ini tidak hanya bersifat parasit
eratika tetapi juga termasuk parasit indisentil.
5. Parasit spuriosa. Hal ini terjadi pada saat diagnosa pasca mati, misalnya karena
sebelum matianjing makan tinja sapi yang mengandung telur cacing Moniezia
expansa, maka pada pemeriksaan pasca mati bisa saja anjing didiagnosa
terinfestasi cacing Moniezia expansa.
B. Berdasarkan lama waktu
1. Parasit temporer atau parasit non periodik. Parasit temporer adalah organisme
yang sebagian waktu hidupnya harus hidup sebagai parasit sedang sisa hidupnya
sebagai organisme hidup bebas.Contoh-contoh dari parasit temporer yaitu Cimex
lecticularis, Parasit ini dikenal sebagai kutu busuk. Cimex Lecticularis hidup
sebagai parasit hanya 15 menit pada saat menghisap darah hospesnya, tetapi
dengan hidup sebagai parasit 15 menit, kutu tersebut dapat hidup bebas selama
satu tahun. Omithodorus moubata, organisme ini adalah Caplak parasit pada babi,
domba, kambing, anjing, kelinci bahkan pada manusia. Caplak ini hidup sebagai
parasit saat larvanya menghisap darah selama 5-7 hari, tetapi dengan hidup
sebagai parasit hanya beberapa caplak tersebut dapat hidup bebas selama 14 tahun
di dalam debu atau di dalam celah-celah gubuk.
2. Parasit stasioner. Parasit stasioner adalah parasit yang selama satu stadium
perkembangannya atau selama hidupnya selalu kontak dengan hospesnya.
nimfa dan dewasa biasanya berada dalam satu hospes. Contoh parasit yang
stadium larva dan stadium dewasanya selalu berada di dalam hospes yang
berbeda adalah protozoa darah seperti Plasmodium. Plasmodium stadium
dewasanya (dimanifestasikan dengan reproduksi seksual) berparasit dalam
tubuh nyamuk Anopheles sedang stadium mudanya di dalam tubuh manusia.
Jadi untuk Plasmodium tidak ada stadium hidup bebas.
hospes yaitu herbivora. Kutu : sernua kutu umumnya hanya hidup dalam satu
hospes.
2. Parasit heteroksenosa. Parasit heteroksenosa adalah parasit yang dalam siklus
hidupnya membutuhkan lebih dan satu organisme lain sebagai hospesnya. Contohcontoh parasit heteroksenosa : Babesia motasi. Babesia motasi adalah protozoa
yang berparasit dalam sel darah domba. Dalam siklus hidupnya, protozoa tersebut
membutuhkan caplak dan domba sebagai hospesnya..
3. Parasit poliksenosa, parasit poliksenosa adalah parasit yang dalam siklus
hidupnya membutuhkan lebih dari satu hospes tetapi hospes tersebut spesiesnya
sama. Sebagai contohnya adalah caplak keras ketualga Ixodidae yang berhospes
dua atau tiga (pada vertebrata) merupakan parasit poliksenosa, kecuali Ixodes
ricinus yang termasuk parasit heteroksenosa karena stadium larva dan nimfanya
membutuhkan burung sebagai hospesnya dan stadium dewasa hidup berparasit
pada anjing atau mamalia lainnya.
D. Berdasarkan lokasi atau prelideksinya
1. Ektoparasit atau ektozoa. Ektoparasit adalah parasit-parasit yang hidup
berparasitnya pada permukaan tubuh hospes atau di dalarn liang-liang pada kulit
yang masih mempunyai hubungan bebas dengan dunia luar. Termasuk golongan
ini adalah parasit temporer atau non periodik atau dikenal parasit datang pergi.
Disebut parasit datang pergi karena parasit mengunjungi hospesnya hanya pada
waktu tertentu saja. Contoh : Nyamuk dan lalat seperti nyamuk Anopheles
(manusia) dan lalat Stomoxys (kuda, sapi) termasuk parasit temporer karena
keduanyamengunjungi hospesnya untuk hidup berparasit pada waktu tertentu
untuk menghisap darah.
2. Endoparasit atau entoparasit atau entozoon. Endoparasit adalah parasit-parasit
yang berlokasi didalam jaringan tubuh hospesnya kecuali yang hidup
dipermukaan tubuh dan di dalam liang-liang kulit. Contoh-contoh endoparasit: Di
dalam saluran pencernaan. Saluran pencernaan tampaknya lokasi yang banyak
disenangi sebagai tempat tinggal atau predileksi parasit. Parasit dan berbagai
spesies cacing nernatoda, trematoda dan cestoda banyak tinggai di dalam lumen
atau di dalam mukosa dinding saluran pencernaan.
E. Berdasarkan pengaruhnya terhadap hospes.
Adanya parasit di dalam suata hospes akan berpengaruh terhadap hospesnya.
Pengaruh tersebut bervanasi mulai yang pengaruhnya tidak tampak sampai yang
menimbulkan sakit pada hospesnya. Sehingga dalam parasitologi dikenal istilah
PENGGOLONGAN HOSPES
1. Hospes Definitif. Hospes yang mengandung parasite stadium seksual (perkembangan
seksusal parasit +). Contoh : Ascaris lumbricoides hospes definitifnya manusia,
Plasmodium (Malaria) hospes definitifnya nyamuk.
2. Hospes Perantara. Hospes yang mengandung parasite stadium A seksual
(perkembangan seksual parasite). Contoh : Plasmodium (Malaria) hospes definitifnya
nyamuk dalam bentuk Sporogoni, hospes perantaranya manusia dalam bentuk
Schizogoni. Filaria (Penyakit kaki gajah) hospes definitifnya manusia, hospes
perantaranya nyamuk.
3. Hospes Reservoir / Cadangan. Hospes yang mengandung parasite, yang dapat
menjadi sumber infeksi bagi manusia. Contoh : Trichinella spiralis hospes
reservoirnya babi, tikus, breruang dll. Brugia malayo hospes reservoirnya kera,
kucing, anjing.
4. Hospes Aksidental. Hospes yang tidak biasanya mendapat parasite tersebut kemudian
secara kebetulan yang kadang-kadang dapat menjadi dewasa. Contoh : Toxocara cati,
Ancylostoma, Ceylanicum. Parasite anjing atau kucing kadang-kadang dapat
menghinggapi manusia sebagai hospes aksidental.
ISTILAH-ISTILAH
LAIN
YANG
DITEMUKAN
DALAM
PARASITOLOGI
1. Vektor. Suatu jasad mikroorganisme (biasanya serangga) yang dapat menularkan
penyakit atau memindahkan parasite pada manusia atau binatang. Contoh : nyamuk
menjadi perantara malaria dan filarial, lalat glosina menyebabkan penyakit tidur
afrika.
2. Zoonosis. Penyakit binstang yang dapat ditularkan pada manusia atau sebaliknya.