Lesu
Parasit dalam darah
Anemia
Lesu
a. Ascariasis
b. Filariasis
c. Fasciolopsiasis
d. Ankilostomiasis
e. Enteribiasis
f. Strongiloides
g. Schistosomiasis
h. Thricuriasis
i. Taeniasis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
1. Ascariasis
◦ Diagnosis ditegakkan dengan menemukan cacing
atau telur cacing pada tinja atau karena cacing
dewasa keluar tubuh dan ditemukan dalam tinja
◦ infeksi berat bila ditemukan >50.000 telur/gram
feses, eosinophil
2. Trichuriasis
Diagnosis mudah ditegakkan dengan
menemukan telur yang terdapat dalam tinja
dikatakan infeksi berat apabila ditemukan
>10.000 telur/gram feses.
3. Filariasis
Diagnosis pasti hanya dapat diperoleh melalui
pemeriksaan parasite dan hal ini cukup sulit.
Banyak individu terinfeksi yang tidak
mengandung mikrofilia dalam darahnya
sehingga diagnosis pasti sulit ditegakkan.
Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan
leukositosis dengan eosinophilia sampai
10%-30%.
4. Enterobiasis
Telur cacing jarang ditemukan di feses
Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan melihat
anus si anak pada malam hari dan menemukan
cacing dewasa yang sedang keluar untuk
bertelur.
anal swab merupakan metode terbaik dalam
mendiagnosis enterobiasis.
5. Strongiloides
Larva rhabditiform/larva filariform ditemukan
pada sediaan feses, cairan duodenum, cairan
asites, dan sputum. Larva rhabditiform dapat
ditemukan pada tinja segar sedangkan larva
filariform harus dilakukan pembiakan tinja dan
secret duodenum terlebih dahulu yang diambil
dengan duodenal sonde
6. Cacing tambang / necator
dengan ditemukannya telur cacing tambang
didalam tinja pasien
, larva dapat juga ditemukan dalam sputum.
Kadang-kadang terdapat sedikit darah dalam
tinja.
7. Fascioliasis
Diagnosis dapat ditegakkan dengan ditemukan
telur pada tinja atau cairan empedu.
8. Taeniasis
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya
proglotid dalam tinja baik secara aktif
maupun pasif serta telur dengan
menggunakan cellophan tape.
a. Ascariasis
Farmakologi
a) Mebendazole 500 mg, Albendazole 400 mg single
dose,
b) Pirantel Pamoate 10 mg/kgbb single dose,
levamisole 120 mg dewasa dan untuk anak 2,5
mg/kgbb single dose.
Non Farmakologi
Cacing Ascaris Lumbricoides merupakan cacing
dengan ukuran yang besar dibanding dengan jenis
cacing lainnya, apabila cacing ascaris dengan jumlah
yang banyak menumpuk di usus dan menyebabkan
obstruksi maka harus diberi tindakan laparatomi.
b. Trichuriasis
➢ Terapi kombinasi
Pirantel pamoate 10 mg /kgbb single dose +
oksantel pamoate 10-20 mg/kgbb single
dose.
Mebendazole 2x100 mg/hari single dose
atau levamisole 2,5 mg/kgbb/hari single
dose. Apabila terdapat gejala anemia maka
harus diberikan preparat besi dan perbaikan
asupan gizi.
c. Cacing tambang (Ankilostomiasis dan
necatoriasis)
• Terapi
Albendazole 400 mg single dose,
Mebendazole 600 mg single dos unt 3 hari
jika masih positif ulangi sampi 3-4 minggu
kemudian, dan zat besi oral atau parenteral
apa bila ditemukan anemia.
d. Strongiloidosis
• Terapi
Tiabendazile 3x25 mg/kgbb/hari selama 3
hari.
e. Enterobiasis
• Terapi
Albendazole 400 mg sigle dose, Mebendazol
100 mg, arintel Pamoat 10mg/kgbb/hari
selama 7 hari diulang setelah 2-4 minggu.
a. Pencegahan Ascariasis
Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
tanaman
Sebelum melakukan persiapan makanan dan
hendak makan tangan dicuci terlebih dahulu
dengan menggunakan sabun
Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar
(mentah) sebagai lalapan hendaklah dicuci
bersih dan disiram lagi dengan air hangat.
b. Pencegahan Filariasis
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat di
daerah endemis mengenai cara penularan dan
cara pengendalian vektor (nyamuk)
Mengidentifikasikan vektor dengan mendeteksi
adanya larva infektif dalam nyamuk dengan
menggunakan umpan manusia, mengidentifikasi
waktu dan tempat menggigit nyamuk serta
ternpat perkembangbiakannya
Pengendalian vektor jangka panjang yang
rnungkin memerlukan perubahan konstruksi
rumah dan termasuk pemasangan kawat kasa
serta pengendalian lingkungan untuk
memusnahkan tempat perindukan nyamuk
Melakukan pengobatan misalnya dengan
menggunakan diethylcarbamazine citrate.
Pencegahan Trichuriasis
Hindari sayuran yang belum dicuci bersih
Gunakan jamban yang bersih atau
pembuangan tinja yang memenuhi syarat
Tingkatkan kebersihan individu.
. Pencegahan Necator Americanus
Infeksi cacing tambang bias dicegah dengan
tidak menyentuh tanah secara langsung, dan
menggunakan alas kaki jika berkunjung
kedaerah endemic
Pencegahan Strongiloides
Selalu menggunakan alat kaki saat keluar
rumah
Hindari kontak kaki secara langsung dengan
tanah
Tidak buang air besar sembarangan
Pencegahan Enterobiasis
Memotong kuku yang sudah panjang dan
kotor
Selalu mencuci tangan sebelum makan
Menjauhkan makanan daridebu
Mencuci bersih dan rutin mengganti pakaian
serta alas Kasur
Pencegahan fasciolopsiasis
Memasak tumbuhan air sebelum dimakan,
Fasciolopsiasis dapat diobati
dengan Praziquantel secaraoral
Pencegahan Schistosoma
Menghindari kontak dengan air di daerah
tempat terdapat cacing parasit ini.
Selalu minum air yang bersih dan aman
Air yang digunakan untuk mandi Air yang
ditampung selama 1–2 hari dapat dianggap
aman untuk mandi.
Pencegahan Taeniasis
Hindari mengonsumsiikan dan daging (terutama
daging babi) yang tidak matang sempurna.
Cuci semua buah dan sayuran, sertamasa
kmakanan hingga matang sebelum dimakan.
Bagi yang memiliki peternakan, buatlah saluran
pembuangan kotoran yang baik, jangan sampai
mencemari air yang digunakanuntuk keperluan
konsumsi.
Bawalah hewan peliharaan kedokter hewan jika
ter infeksi cacing pita.
Cucilah tangan dengan sabun sebelum dan
sesudah mengolah makanan, sebelum makan,
dan setelah keluard ari toilet.
TERIMAKASIH