Anda di halaman 1dari 6

Dr.

Thysmel

Parasit penyebab infeksi saluran cerna

Nematoda usus

Soil Transmitted Helminths (STH)

Adalah nematoda usus yang memerlukan media tanah dalam siklus hidupnya (sebaai
proses pematangannya)
- Ascaris lumbricoides
- Trichuris trichiura
- Cacing tambang (hookworm) – ancylostoma duodenale dan necator americanus
- Strongilodes stercoralis

Faktor yang mempengaruhi tingginya pevalensi

- Usia
Golongan rawan yaitu anak balita
Termuda :
Infeksi ascaris : 16 minggu
Infeksi trichuris : 41 minggu
- Faktor lingkungan
Dilihat dari tanahnya
a. Ascaris dah trichuris : tanah liat
1. Ascaris
Telur menetas didalam tanah – matur – menginfeksi manusia jika tertelan karena tidak
cuci tangan, makan sayuran mentah – tertelan melalui saluran pencernaan – melalui
saluran imfatik – menembus vena prta – ke paru – matang 10-14 hari – ke bronkhus
bronkhiolus – tertelan kembali – masuk kembali ke saluran cerna – di usus halus dia
akan berkembang di usu halus
Hanya telur berembrio lah yang dia dapat menginfeksi manusia
Cacing dewasa hidup di usus halu bertahan selma 1-2 tahun. Betina menghasilkan
200.000
2. Cacing tambang
Ascaris oral
Tambang : melalui mukosa kulit
Jadi ketika ada tinja yang terinfeksi – telur berembrio – berubah menjadi 2 stadium –
larva rabditiform (non infektif), filariform (infektif), menimbulkan gejala ground itch
– jika memiliki riwayat alergi dia akan timbul reaksi gatal – cacing dibawa melauli
pembuluh darah 0 jantung – tembus ke paru – menetas – bronkiolus bronkus – tertelan
kembali ke saluran penceraan – akan menetap dewasanya di jejunum 1-2 tahun
2 pasang : ankilostoma (menancap : menimbulkan perdarahan)
3. Strongiloides stercoralis
Kompleks karena ada cacingnya hidup bebas dilingkugan (didalam tanah) sekitar dan
ada juga parasit yang ada ditubuh manusia (autoinfeksi) didaerah perianal – kembali
lagi ke usus
Penetrasi ke tubuh manusia – ven porta –paru – bronkiolus – paru – ytertelan kembal
ke saluran pencernaan
Gejala klinis :
- Ascariasis : syndrome loeffler
- T. Trichiura : tanpa gejala, nyeri epigastrik, konstipasi, kembung
Menyebabkan anemia hipokromik (ditemukan eosinofilia sebesar 5-10%
- Cacing tambang : pada kulit : ground itch
Paru : pneumonitis ringan, mual, muntah, iritasi faring, batuk, sakit leher dan
serak
Anemia hipokrom (N: 0,005-0,1 ml/hari
- Strongiloloidiasis

Diagnosis STH

- Darah rutin
- Pemeriksaan fese langsung
Metode flotasi
Harada mori
Kato-katz (gold standard)
- Ronsen thoraks

Penatalaksanaan

- Anti helmintik
Non farmako teapi:

- Meghindari kontak dengan tanah yang terinfeksi (menggunakan alas kaki,


meminum air matang, cuci tangan sebelum makan, menutup makanan
(menghindari lalat pembawa telur cacing)

Pencegahan dan pemberantasan

- Memutuskan rantai daur hidup dengan cara :


a. Menjaga kesehatan
b. Pengobatan masal

Non soil transmitted helminths

1. Enterobius (oxyuris) vermicularis –yang paling sering (cacing kremi)


- Penularan biasanya antar keluarga
- Penularan :
- Cara infeksinya :
a. Tertelan
b. Autoinfeksi
c. Retroinfeksi (tanpa keluar dari hospes dia bisa balik lagi ke usus)
Bertahan 2 minggu – 2 bulan
- Kemudian dia akan matang selama 4 – 6 jam – tertelan oleh manusia – masuk ke
saluran pencernaan – menetas sampai dewasa di usus halus
- Patologi dan gejala klinis
Terdapat pruritus ani/ vagina
- Pnatalaksanaan
Menggunakan anti helmintik : pirantel pramoat

Trematoda usus

1. Fasciolopsis buski
- Biasanya hospesnya di manusia, babi, anjing, serta kelinci
- Cara infeksi nya dengan menelan telur metaserkaria
- Siklus hidup : telur keluar dari tinja – tidak ada embrionya – berubah diair
menjadi ada ebrionya – berkembang menjadi mirasirsia – tertelan oleh siput –
berubah menjadi sporosit, rediae, cercariae – ada yang berenang bebas dan ada
yang menempel pada tumbuhan air dimana disini dia akan berubah menjadi
metaserkaria – masuk ke tubuh manusia – cacing dewasa di usus halus , biasanya
pada duodenum
- Lebih sering terjadi pada babi
- Patologi dan gejala klinis : biasanya asimptomtis, disre, nyeri abdomen, demam,
asites, eodem, obstruksi intestinal
- Diagnosis : ditemukan telur didalam tinja
- Penatalaksanaan : antihelmintik
- Pencegahan : memusnahkan keong, dan tumbuhan air (sebaai hospes perantara
ke2)
2. Heterophyidae (heterophyes heterophyes dan metagonimus yokogawai
- Tertular apabila memakan daging ikan yang mentah
- Siklus hidup : biasanya telur yang keluar bersama tinja – telur berembrio –
didalam air akan masuk ke tubuh siput – akan berubah dari sporosit menjadi regia
lalu menjadi cercariae – masuk ketubuh ikan – didalam tubuh ikan akan berubah
menjadi metacercaria – masuk ke tubuh manusia – berkembangbiak pada usus
halu, selain itu bisa juga mengkontaminasi hewan seperti anjing, kucing, burung
- Gejala utamanya : diare, nyeri kolik abdomen, migrasi telur ke jantung (infark
miokard), migrasi ke otak
- Diagnosis : telur berembrio dalam tinja
3. Echinostomatidae
Penyebabnya banyak ()
Hospesnya ada dimanusia, tikus anjing, burung, ikan , dll
Habitatnya diusus halus
Penyebaran geografis : negara (china)
Habitat : usus halus
Infeksi terjadi apabila manusia menelan
- Siklus hidupnya : telr dikeluarkan melaui tinja yang terinfeksi – tidak berembrio –
didalm air dia menjadi berembrio – masuk kedalam tubuh sibut – menjadi cercaria
– masuk ke hospes perantara kedua (keong, siput, katak) – termakan lewat unggas
– tertelan manusia –
- Gejala klinis : ada diare, lesi
- Diagnosis : ditemukan telur di pemeriksaan fes, dan pemeriksaan laboratorium
4. Skistosoma spesies
- Diindonesia paling sering ada hematobium, mansoni, dan japonicum
- Siklus hidup : sama saja ketiga spesies tersebut – telur keluar bisa bersama tinja
atau urin (mansoni, dan japonicum) – akan menetas – menghasilkan mirasidia –
sporokista didalam siput – metaserkaria masuk ketubuh manusia – masuk melalui
sistem pencernaan – cercaria masuk melalui pembuluh darah

Cestoda usus

1. Ordo pseudo phyllidea


- Diphylobothrium latum
- D. Mansoni
- Hospes definitifnya manusia
- Reservoar : hewan
- Sikllus hidup : biasanya telur keluar bersama tinja yang terinfeksi – berubah
menjadi coracidia – dimakan oleh hosper perantara pertama (udang) – procercoid
larva – akan keluar dari udang dan akan menginfeksi ikan-ikan kecil – dimakan
oleh ikan yang besar - masih ada procercoid larva – jika manusia memasak tidak
matang – menginfeksi manusia – masuk ke saluran cerna
- Habitat : usus halus
- Patologi dan gejala klini : dire, tidak nafsu makan (bagaimana jumlahnya)
- Diagnosis : menemukan telur didalam pemeriksaan feses
- Biasanya lebih sering pada ikan salmon (pada sushi, menthai)
2. Ordo cyclophyllidea
- Taenia saginata
- Taenia solium
- H. Nana
- H. Dimuta

Taenia spesies

- Taena cestoda (tapeworms = cacingnya seperti pita)


- Taenia saginata
a. Di bali dan jakarta (bagi yang suka makan steak yang suka matang, suka yang
medium rare)
b. Patologi dan gejala kliis : sakit ulu hati, tidak enak di perut, mual, muntah,
diare, pusing atau gugup
c. Diagnosis ditemukan proglotid yang aktif bergerak dalam tinja/ keluar spontan
- Taenia solium
a. Irian jaya, bali, sumatra utara (yang sering memakan daging babi terlebih yang
undercook)
b. Gejala klinis : nyeri ulu hati, diare, mual, bisa menyebabkan sistiserkosis
(bergantung dnegan organ yang dihinggapi)
c. Diagnosis :
- Siklus hidup : telur infektif  manusia akan terinfeksi jika daging sapi atau
babinya tidak matang – perhatikan scolecsnya – cacing dewasanya berada diusus
halus
- Penattalaksanaan : praziquantel
- Pencegahan : memasak daging dengan matang (63-71 drajat
- Hymenolepis nana
Nama penyakitnya : himenolepiasis
Nana (manusia, tikus), dimuta (tikus, sifatnya jarang)
- Siklus hidupnya : telur langsung infektifbegitu keluar dari feses – tidak dapat
bertahan > dari 10 hari dilingkungan luar – termakan oleh manusia – berkembang
menjadi cisticercoid – akan menginfeksi manusia/ hewan pengerat – akan
berkembang di usus halus
- Telur – cisticercoid tertelan kumbang, dll – tertelan oleh tikus atau manusai
melalui makanan – dia bisa autoinfeksi (berkembangbiak sendiri di usus manusia
tanpa keluar melalui tinja
- Umumnya tanpa gejala
- Jumlah cacing yang besar akan mengiritasi mukosa
- Penatalaksanaan

Dengan mengetahui siklus hidupnya kita dapat mengedukasi pasien dengan baik, dan dapat
mengetahui cara pencegahannya

Anda mungkin juga menyukai