0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tiga topik utama, yaitu:
1. Bahaya terorisme di Indonesia yang menurun namun masih perlu waspada terhadap radikalisasi, khususnya melalui media sosial.
2. Kewajiban setiap warga negara untuk membela negara dari ancaman seperti pelanggaran wilayah dan terorisme.
3. Pentingnya etika ketika menggunakan media sosial, seperti memilih konten yang tepat, kritis, dan mengh
Dokumen tersebut membahas tiga topik utama, yaitu:
1. Bahaya terorisme di Indonesia yang menurun namun masih perlu waspada terhadap radikalisasi, khususnya melalui media sosial.
2. Kewajiban setiap warga negara untuk membela negara dari ancaman seperti pelanggaran wilayah dan terorisme.
3. Pentingnya etika ketika menggunakan media sosial, seperti memilih konten yang tepat, kritis, dan mengh
Dokumen tersebut membahas tiga topik utama, yaitu:
1. Bahaya terorisme di Indonesia yang menurun namun masih perlu waspada terhadap radikalisasi, khususnya melalui media sosial.
2. Kewajiban setiap warga negara untuk membela negara dari ancaman seperti pelanggaran wilayah dan terorisme.
3. Pentingnya etika ketika menggunakan media sosial, seperti memilih konten yang tepat, kritis, dan mengh
Global Terorisme Indeks Respon PBB dan Indeks potensi Radikalisme untuk meemahami bahaya terorisme tersebut pertama-tama mari kita pahami terlebih dahulu posisi Indonesia berkaitan dengan ancaman terorisme yang menurut global Indeks Terororisme mengeluarkan hasil survey yang menjelaskan bahwa Indonesia berada pada posisi ke 37 naik peringkat dari tahun sebelumnya artinya semakin besar peringkatnya menunjukan bahwa terorisme tidak dampak buruk bagi masyarakat. Pada tingkat Regional di Asia Tenggara Indonesia masih lebih aman di bandingkan dengan Negara tetangga , hasil ini sejalan dengan survey BNPT yang bekerjasama dengan Alfara Reserse dan Nazarudin Umar Fondation yang mengatakan bahwa Trend radikalisme di Indonesia menurun dari tahun 2017 sebesar 55,2 persen dan tahun 2019 sebesar 38,4 persen dan menjadi 14 persen di tahun 2020 dengan kategori rendah. PBB mengeluarkan Resolusi nomor. 2532 tahun 2020 dalam seruannya meminta agar segera melakukan gencatan senjata di daerah rawan konflik di dunia, namun gencatan senjata tersebut tidak berlaku bagi operasi terhadap jaringan terorisme internasional seperti ISIS, Al- Kaidah dan Taliban.kelompok teroris yang biasa di kenal sebagai kelompok radikal di tandai dengan mendukung atau menyetujui tindak terror baik secara material, finansial dan juga support terhadap kelompok teroris, kelompok radikal memiliki peran penting dalam mendukung aktifitas terror, pada kelompok ini individu pada Fase Radikalisme dan menunggu atau menggabungkan diri dengan para teroris. Jadi kita perlu mewaspadai radikalisasi dengan tidak mudah mempercayai informasi di dunia maya atau internet dengan menerima mentah-mentah informasi yang berkaitan dengan ideology kekerasan terutama jaringan ideolisme yang di sampaikan melalui sosial media. B. MATERI BELA NEGARA Ada 3 hal; mendasar untuk membela Negara yaitu kedaulatan Negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Kita sebagai warga Negara memiliki kewajiban untuk membela Negara kita. Sesuai UU no.23 tahun 2019 bela Negara adalah tekad dan perilaku serta tindakan warga Negara baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan Negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa dan Negara. Bela Negara bukanlah wajib militer tetapi bela Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara. Adapun ancaman terhadap pertahanan Negara yaitu ancaman militer, non militer dan ancaman Hibrida. Adapun ancaman actual yang kita hadapi saat ini adalah pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan, radikalisme dan terorisme. Saat ini kita sedang mengalami ancaman actual yakni wabah Covid-19, ancaman konvensional berupa ancaman perang tertutup dan perang terbuka, ancaman selanjutnya yaitu perang modern yaitu dengan Proxy Word dimana Negara yang berkuasa memperdaya Negar yang lemah dengan metode yang digunakan yaitu mencuci otak nenpengaruhi seseorang agar melakuakan kehendak yang diinginkan lawan, ada juga separatis, teroris dan Ipoleksosbud dengan tujuan untuk menguasai Indonesia. adapun metode yang digunakan melalui lembaga pendidikan, melalalui tempat ibadah, media sosial dengan menyebarkan berita Hoax, ini semua dapat di atasi dengan kemampuan sumberdaya manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dan kesadaran bela Negara. C. MATERI ETIKA BERMEDIA SOSIA Etika adalah sesuatu yang sudah muncul dengan sendirinya dalam kehidupan bermasyarakat, contohnya kesantunan. Dalam bermedia sosial juga memiliki etika untuk menjaga keramahan, kedamaian yang ada di media sosial. 5 etika bersosial media antara lain ; 1. kita harus memilih melaksanakan sebuah penelitian jangan sampai yang kita sharing atau posting mencakup data diri yang bersifat pribadi atau rahasia. 2. Memiliki sikap kritis dan juga harus berpikir sebelum sharing atau posting sebuah konten, dalam hal ini harus berhati-hati membagikan sesuatu ke media sosial. 3. Quotes atau sumber-sumber valid lainnya seperti music, Quotes dari orang atau teori yang sudah jelas, kita harus mengapresiasi yaitu dengan mention dan ditulis sumbernya darimana, dalam hal ini menghargai karya atau ide orang lain. 4. Kita harus memperhatikan gaya bahasa agar dapat lebih mudah dimengerti oleh orang lain. 5. Membuat akun sosial media dengan sebuah kejelasan contohnya alamat yang jelas maupun gambar karena saat ini banyak yang menggunakan akun-akun palsu yang tidak pernah memposting sesuatu yang berhubungan dengan dirinya, atau tidak pernah memposting apapun , tetapi ikut memberikan komentar-komentar ytang tidak sesuai dengan etika bermedia sosial. Mari kita bersama-sama kembangkan etika kita supaya kita bias nyaman dan menikmati sosial media.