Anda di halaman 1dari 21

Ascaris Lumbricoides (Cacing

Gelang)

Disusun Oleh :
Bagus Haryadi Darwis (1810033027)
M. Ibnu Balqis (1810033004)
Nadia Ferlita H.R (1810033031)
Nadya Risdayani (1810033015)
Nor Setia Rahmah (1810033025)
Nurul Azzahroh (1810033032)
Nurul Rahmatiyah (1810033007)
Reyna Anggraeni (1810033048)
Renyta Septiani (1810033022)
Rhyrin Pebriana Sabang (1810033017)
Definisi Kecacingan

Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh


parasitberupa cacing. Cacing umumnya tidak
menyebabkanpenyakit beratsehingga sering kali diabaikan
walaupun sesungguhnya memberikangangguan kesehatan.
Tetapi dalam keadaan infeksi berat atau keadaan yangluar
biasa, kecacingan cenderung memberikan analisa keliru ke
arahpenyakit lain dan tidak jarang dapatberakibat fatal
(Margono, 2008).
Definisi Cacing Gelang (Ascaris
Lumbricroides)

Ascaris lumbricoides atau yang lebih


dikenal dengan cacing gelang
merupakan salah satu cacing yang
merugikan bagi manusia. Ascaris
lumbricoides hidup di dalam tubuh
tepatnya di dalam usus halus. Ascaris
lumbricoides hidup di dalam usus halus
karena di dalam usus halus cacing  perut
ini dapat memperoleh makanan dengan
mudah.
Penyebab

Ascariasis terjadi bila telur cacing Ascaris lumbricoides masuk ke dalam


tubuh. Telur cacing tersebut dapat ditemukan di tanah yang
terkontaminasi oleh tinja manusia. Oleh karena itu, bahan makanan yang
tumbuh di tanah tersebut, dapat menjadi penyebab ascariasis. Telur yang
masuk ke dalam tubuh akan menetas di usus dan menjadi larva.
Kemudian, larva akan masuk ke paru-paru melalui aliran darah atau
aliran getah bening. Setelah berkembang di paru-paru selama satu
minggu, larva akan menuju ke tenggorokan. Pada tahap ini, penderita
akan batuk sehingga larva tersebut keluar, atau bisa juga larva kembali
tertelan dan kembali ke usus menurut WHO.
Epidemiologi

A. lumbricoides merupakan jenis cacing terbanyak yang


menyebabkan infeksi pada manusia. Tingginya angka kejadian
Ascariasis ini terutama disebabkan oleh karena banyaknya
telur disertai dengan daya tahan larva cacing pada keadaan
tanah kondusif. Parasit ini lebih banyak ditemukan pada tanah
liat dengan kelembaban tinggi dan suhu 25°- 30°C sehingga
sangat baik untuk menunjang perkembangan telur cacing
A.lumbricoides . Telur A. lumbricoides mudah mati pada suhu
diatas 40° C sedangkan dalam suhu dingin tidak
mempengaruhinya . Infeksi A. lumbricoides dapat terjadi pada
semua usia, namun cacing ini terutama menyerang anak usia
5-9 tahun dengan frekuensi kejadian sama antara laki-laki dan
perempuan
Tanda dan gejala

Kemudian, saat
infeksi cacing
Gejala infeksi cacing gelang sudah masuk
gelang saat larva berada ke dalam jaringan
di usus: otot akan
Kram perut menimbulkan gejala
 Diare sebagai berikut:
Nyeri pada otot
Mudah lelah
Sakit kepala
 Mual Demam tinggi
Muntah Tubuh panas dingin
Patologi dan gejala klinis

1. Gejala akibat migrasi larva A.


lumbricoides Selama fase migrasi, larva A.
lumbricoides di paru penderita akan
membuat perdarahan kecil di dinding
alveolus dan timbul gangguan batuk dan
demam. Pada foto thorak penderita
Ascariasis akan tampak infiltrat yaitu
tanda terjadi pneumonia dan eosinophilia
di daerah perifer yang disebut sebagai
sindrom Loeffler. Gambaran tersebut akan
menghilang dalam waktu 3 minggu
(Southwick dkk, 2007).
Lanjutan…….
2. Gejala akibat cacing dewasa Selama
fase didalam saluran pencernaan,
gejala utamanya berasal dari dalam
usus atau migrasi ke dalam lumen usus
yang lain atau perforasi ke dalam
peritoneum (Rampengan, 2008).
Cacing dewasa yang tinggal dilipatan
mukosa usus halus dapat
menyebabkan iritasi dengan gejala
mual, muntah, dan sakit perut.
Perforasi cacing dewasa A.
lumbricoides ke dalam peritoneum
biasanya menuju ke umbilikus pada
anak sedangkan pada dewasa
mengarah ke inguinal.
Manifestasi Klinik

Gejala klinik yang dapat


muncul akibat infeksi dari cacing
Ascaris lumbricoides antara lain
rasa tidak enak pada perut, diare,
nausea, vomiting, berat badan
menurun dan malnutrisi. Bolus
yang dihasilkan oleh cacing dapat
menyebabkan obstruksi intestinal,
sedangkan larva yang migrasi
dapat menyebabkan pneumonia
dan eosinophilia (Soedarmo,
2010).
 
Cara penularan
Cara penularan Ascariasis terjadi melalui beberapa jalan
yakni telur infektif A.lumbricoides yang masuk ke
dalam mulut bersamaan dengan makanan dan minuman
yang terkontaminasi, melalui tangan yang kotor
tercemar terutama pada anak, atau telur infektif yang
terhirup udara bersamaan dengan debu. Pada keadaan
telur infektif yang terhirup oleh pernapasan, telur
tersebut akan menetas di mukosa alat pernapasan bagian
atas dan larva akan segera menembus pembuluh darah
dan beredar bersama aliran darah (Soedarto, 2009).

Cara penularan Ascariasis juga dapat terjadi


melalui sayuran dan buah karena tinja yang
dijadikan pupuk untuk tanaman sayur-mayur
maupun buah-buahan (Sutanto dkk., 2008;
Duc dkk, 2013).
 
Pencegahan

Pencegahan dilakukan dengan memperbaiki


cara dan sarana pembuanganfeses, mencegah
kontaminasi tangan dan juga makanan dengan
tanahyaitu dengan cara cuci bersih tangan
sebelum makan dan sesudah makan,mencuci
sayur-sayuran dan buah-buahan yang ingin
dimakan,menghindari pemakaian feses sebagai
pupuk dan mengobati penderita
Penanggulangan
1. Penanggulangan untuk mengatasi
infeksi cacing dengan obat obatan
merupakan pilihan yang dianjurkan. Obaat
anti cacing golongan pirantel pamoat
(combatrin dan lain lain) merupakan anti
cacing yang efektif untuk mengatasi
sebagian besar infeksi yang disebabkan
parasite cacing.

2. Intervensi pemberian obat cacing (obat


pirantel pamoat 10 mg / kg BB
danalbendazole 10mg / kg BB ) dosis
tunggal diberikan tiap 6 bulan pada anak
SD dapat mengurangi angka kejadian
infeksi ini pada suatu daerah.
Lanjutan……

3. Paduan yang serasi antara


upaya prevensi dan terapi akan
memberikan tingkat keberhasilan
yang memuaskan, sehingga
infeksi cacing segera perlahan
dapat diatasi secara maksimal,
tuntas dan paripurna
 
Pengobatan
Adapun obat yaag sekarang ini dipakai
dalam pengobatan adalah:
2. Pirantel Pamoat
Dosis tunggal sebesar 10 mg/kg berat
1. Mebendazol badan adalah efektif untuk
menyernbuhkan kasus lebih dari 90 %.
Obat ini adalah obat cacing berspektrum
Gqala sampingan, bila ada adalah rirgan
luas dengan toleransi hospes yang baik. dan obat ini biasanya dapat diterima
Diberikan satu tablet (100 mg) dua kali (“Weell tolemted"). Obat ini
sehari selama tiga hari, talpa melihat mempunyai keunggulan karena efektif
umur, dengao menggunakan obat ini terhadap cacing kremi dan cacing
sudah dilaporkan beberapa kasus terjadi tambang. Obat berspektmm luas ini
migrasi ektopik. berguna di daerah edemik dimana
infeksi multipel berbagai cacing
Nematoda merupakan hal yang biasa
3. Levamisol Hidroklorida
Obat id agaknya merupakan obat anti-askaris yang
paling efektif yang msnyebabkan kelunpuhan cacing
dengan cepat. Obat ini diberikan dalam dosis
tunggal yaitu 150 mg untuk orang dewasa da.r 50
mg untuk orang dengan berat badan

4. Garam Pip erazin


Obat ini dipakai secam luas, karena murah dan
efektif, juga untuk Enterobius verrnicularis, tetapi
tidak terhadap cacing tambang. Piperazin sitrat
diberikan dalarn dosis tunggal sebesar 30 ml (5 ml
adalah ekuivalen dengan 750 mg piperazin). Reaksi
sampingan lebih sering daripada pirantel pamoat
dan mebendazol.
Perawatan

1.Promotion
Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik dan tepat guna serta
hygiene keluarga dan hygiene pribadi seperti :
a. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk makanan
b. Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, tangan
dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan sabun dan air mengalir
c. Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar (mentah) sebagai lalapan,
hendaknya dicuci bersih dan disirami lagi dengan air hangat
d. Ajarkan masyarakat menggunakan fasilitas jamban yang memenuhi
syarat kesehatan
e. Mengajarkan kepada masyarakat agar tidak membuang feses outdoors
f. Mengajarkan pada masyarakat untuk tidak kontak langsung dengan
tanah tanpa menggunakan pelindung diri (sarung tangan) apalagi dengan
tanah yang terkontaminasi dengan feses.
2. Specific protection
a. Sediakan fasilitas yang cukup memadai untuk pembuangan kotoran yang
layak dan cegah kontaminasi tanah pada daerah yang berdekatan langsung
dengan rumah, terutama di tempat anak bermain
b. Di daerah pedesaan, buatlah jamban umum yang kontruksinya sedemikian
rupa sehingga dapat mencegah penyebaran telur askariasis melalui aliran air,
angina, dan lain lain. Kompos yang dibuat dari kotoran manusia untuk
digunakan sebagai pupuk kemungkinan tidak membunuh semua telur
c. Lakukan kegiatan pemberian obat cacing segera berkala dimasyarakat
melalui unit pelayanan kesehatan dasar (PUSKESMAS)
d. Di daerah endemis, jaga agar makanan selalu ditutup supaya tidak terkena
debu dan kotoran. Makanan yang telah jatuh kelantai jangan dimakan kecuali
telah dicuci atau dipanaskan
e. Ketika berpergian kenegara yang sanitasi dan higienisnya jelek , hindari
makanan yang mungkin berkontaminasi dengan tanah
f. Mengadakan kemoterapi massal setiap 6 bukan sekali di daerah endemik
ataupun daerah yang rawan terhadap penyakit askariasis
 
3. Early Diagnosis and Promt Treatment
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala di unit pelayanan
kesehatan agar mengetahui kondisi
kesehatan dan bisa menegah terkena
penyakit ascariasis.
b. Menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada untuk meningkatkan status
kesehatan. Bisa dengan berkonsultasi
dengan tenaga kesehatan agar
memperoleh informasi tentang
diagnose penyakit dini.
 
 
4. Disabillity Limitation
a. Investigasi kontak dan sumber infeksi : cari dan
temukan penderita lain yang perlu diberikan
pengobatan. Perhatikan lingkungan yang tercemar yang
menjadi sumber infeksi terutama disekitar rumah
penderita. Penderita penyakit askariasis tidak perlu di
isolasi ataupun di karantina karena tidak akan
membahayakan orang lain. Dan dirinya sendiri.
b. Untuk penanganan wabah di daerah endemis tinggi
cukup dengan pemberian penyuluhan tentang sanitasi
lingkungan dan hygiene perseorangan yang baik serta
pengobatan massal kepada kelompok resiko tinggi
terutama anak-anak.
 
5. Rehabilitation
WHO menyarankan strategi pemberantasan difokuskan pada
penduduk dengan resiko tinggi termasuk pengobatan pada
masyarakat (juga terhadap Trichuris Trichura dan Cacing
tambang). Pengobatan dibedakan berdasarkan prevalensi dan
beratnya penyakit infeksi:
a. Pengobatan massal pada wanita (sekali setahun
termasuk wanita hamil) dan anak prasekolah usia diatas
satu tahun (2 kali setahun). Pengobatan massal untuk
anak sekolah diberikan apabila lebih dari 10%
menunjukkan adanya infeksi berat (>50.000) telur
askariasis/gram tinja tanpa melihat angka prevalensinya.
b. Pengobatan massal setahun sekali untuk risiko tinggi
(termasuk wanita hamil) apabila prevalensinya >50% dan
infeksi berat pada anak sekolah <10%.
c. Pengobatan Individual, apabila prevalensinya <50%
dan infeksi berat pada anak sekolah <10%
Apakah ada
pertanyaan ???

Anda mungkin juga menyukai