Gelang)
Disusun Oleh :
Bagus Haryadi Darwis (1810033027)
M. Ibnu Balqis (1810033004)
Nadia Ferlita H.R (1810033031)
Nadya Risdayani (1810033015)
Nor Setia Rahmah (1810033025)
Nurul Azzahroh (1810033032)
Nurul Rahmatiyah (1810033007)
Reyna Anggraeni (1810033048)
Renyta Septiani (1810033022)
Rhyrin Pebriana Sabang (1810033017)
Definisi Kecacingan
Kemudian, saat
infeksi cacing
Gejala infeksi cacing gelang sudah masuk
gelang saat larva berada ke dalam jaringan
di usus: otot akan
Kram perut menimbulkan gejala
Diare sebagai berikut:
Nyeri pada otot
Mudah lelah
Sakit kepala
Mual Demam tinggi
Muntah Tubuh panas dingin
Patologi dan gejala klinis
1.Promotion
Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik dan tepat guna serta
hygiene keluarga dan hygiene pribadi seperti :
a. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk makanan
b. Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, tangan
dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan sabun dan air mengalir
c. Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar (mentah) sebagai lalapan,
hendaknya dicuci bersih dan disirami lagi dengan air hangat
d. Ajarkan masyarakat menggunakan fasilitas jamban yang memenuhi
syarat kesehatan
e. Mengajarkan kepada masyarakat agar tidak membuang feses outdoors
f. Mengajarkan pada masyarakat untuk tidak kontak langsung dengan
tanah tanpa menggunakan pelindung diri (sarung tangan) apalagi dengan
tanah yang terkontaminasi dengan feses.
2. Specific protection
a. Sediakan fasilitas yang cukup memadai untuk pembuangan kotoran yang
layak dan cegah kontaminasi tanah pada daerah yang berdekatan langsung
dengan rumah, terutama di tempat anak bermain
b. Di daerah pedesaan, buatlah jamban umum yang kontruksinya sedemikian
rupa sehingga dapat mencegah penyebaran telur askariasis melalui aliran air,
angina, dan lain lain. Kompos yang dibuat dari kotoran manusia untuk
digunakan sebagai pupuk kemungkinan tidak membunuh semua telur
c. Lakukan kegiatan pemberian obat cacing segera berkala dimasyarakat
melalui unit pelayanan kesehatan dasar (PUSKESMAS)
d. Di daerah endemis, jaga agar makanan selalu ditutup supaya tidak terkena
debu dan kotoran. Makanan yang telah jatuh kelantai jangan dimakan kecuali
telah dicuci atau dipanaskan
e. Ketika berpergian kenegara yang sanitasi dan higienisnya jelek , hindari
makanan yang mungkin berkontaminasi dengan tanah
f. Mengadakan kemoterapi massal setiap 6 bukan sekali di daerah endemik
ataupun daerah yang rawan terhadap penyakit askariasis
3. Early Diagnosis and Promt Treatment
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala di unit pelayanan
kesehatan agar mengetahui kondisi
kesehatan dan bisa menegah terkena
penyakit ascariasis.
b. Menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada untuk meningkatkan status
kesehatan. Bisa dengan berkonsultasi
dengan tenaga kesehatan agar
memperoleh informasi tentang
diagnose penyakit dini.
4. Disabillity Limitation
a. Investigasi kontak dan sumber infeksi : cari dan
temukan penderita lain yang perlu diberikan
pengobatan. Perhatikan lingkungan yang tercemar yang
menjadi sumber infeksi terutama disekitar rumah
penderita. Penderita penyakit askariasis tidak perlu di
isolasi ataupun di karantina karena tidak akan
membahayakan orang lain. Dan dirinya sendiri.
b. Untuk penanganan wabah di daerah endemis tinggi
cukup dengan pemberian penyuluhan tentang sanitasi
lingkungan dan hygiene perseorangan yang baik serta
pengobatan massal kepada kelompok resiko tinggi
terutama anak-anak.
5. Rehabilitation
WHO menyarankan strategi pemberantasan difokuskan pada
penduduk dengan resiko tinggi termasuk pengobatan pada
masyarakat (juga terhadap Trichuris Trichura dan Cacing
tambang). Pengobatan dibedakan berdasarkan prevalensi dan
beratnya penyakit infeksi:
a. Pengobatan massal pada wanita (sekali setahun
termasuk wanita hamil) dan anak prasekolah usia diatas
satu tahun (2 kali setahun). Pengobatan massal untuk
anak sekolah diberikan apabila lebih dari 10%
menunjukkan adanya infeksi berat (>50.000) telur
askariasis/gram tinja tanpa melihat angka prevalensinya.
b. Pengobatan massal setahun sekali untuk risiko tinggi
(termasuk wanita hamil) apabila prevalensinya >50% dan
infeksi berat pada anak sekolah <10%.
c. Pengobatan Individual, apabila prevalensinya <50%
dan infeksi berat pada anak sekolah <10%
Apakah ada
pertanyaan ???