Anda di halaman 1dari 61

ASUHAN

KEPERAWATAN
STROKE
OLEH
M. SUKMANA
PENGERTIAN

 STROKE adalah kehilangan fungsi otak yang


diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke
otak.
 Stroke adalah sindrom klinis yang awal
timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa
defisit neurologis fokal dan atau global, yang
berlangsung 24 jam atau lebih atau
menimbulkan kematian yg disebabkan olah
GPDO non traumatik.
ETIOLOGI
STROKE adalah diakibatkan oleh satu dari 4
kejadian :
 Trombosis atau bekuan darah di dalam
pembuluh darah otak atau leher
 Embolisme serebral
 Iskemia
 Hemoragic serebral
soal
Faktor Resiko terjadinya STROKE:

 Hipertensi
 Penyakit cardiovaskuler; aterosklerosis, atrial fibrilasi,
embolisme serebral
 Kolesterol tinggi
 Obesitas,
 Peningkatan hematrokrit
 Diabetes,
 Merokok,
 Penyalahgunaan obat (kokain) dan konsumsi alkohol
 Komplikasi dari berbagai penyakit
STROKE AND AGING
 Risk doubles each decade after 55
 For adults > 65 yo, risk of death from stroke
= 7 x that of the general population
 2/3 of strokes occur in people over 65
 Major factor in dementia (occurring in 40%
of Americans over age 80)
KLASIFIKASI STROK
 HEMORAGIC
 NONHEMORAGIC
PATOFISIOLOGI

SPASME
 Iritasi dinding arteri cerebri akan menyebabkan
spasme arteri, arteri vasokontriksi aliran darah
ke arteri otak menurun, dalam waktu singkat
akan menimbulkan gejala TIA; hilang kesadaran,
hilang perasaan sensorik dan motorik otot muka,
kelemahan otot muka bagian bawah, jari-jari
tangan, lengan, kaki dan dispagia.
 Dalam waktu yang lama akan menyebabkan
kerusakan permanen otakSTROKE
PATOFISIOLOGI
TROMBOSIS
 Radang pembuluh darah pembentukan
trombustrombosisoklusiedema dan
kongestiiskemia jaringan otakinfark
otak: timbul gejala afasia, hemiplegia,
confuse, sakit kepala
PATOFISIOLOGI
EMBOLISME
 Embolisme dapat berupa udara, bekuan
darah, lemak, bakterial dan tumor dapat
menyebabkan oklusi(penyempitan)
penyempitan dapat berakibat nekrosis dan
edema.
Embolism formation:
Cerebral edema
Ischemic penumbra:
Local infarction:

Cell death ~ 6min


central infarct area
or umbra,
surrounded by a
penumbra of
ischemic tissue
that may recover
PATOFISIOLOGI
HEMORAGIC
 Hemorargic dapat diakibatkan hipertensi
dan atau arterosklerosis. Pembuluh darah
mengalami rupturperdarahan intracerebri
menimbulkan gejala : sakit kepala, muntah,
tekanan darah meningkat, demam, kaku
kuduk, coma.
Subarachnoid Hemorrhage:
Ruptured Berry Aneurism
Intraventricular Hemorrhage:
Anatomy – StrokeRESPON
KEPERAWATAN.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
 Perubahan pada tingkat kesadaran.
orientasi terhadap tempat, waktu dan orang
DEFISIT NEUROLOGIS
 Defisit lapang penglihatan
1. Kehilangan setengah lapang penglihatan
2. Kehilangan penglihatan perifer
3. Diplopia ; penglihatan ganda
DEFISIT NEUROLOGIS
 Defisit Motorik
1. Hemiparesis
2. Hemiplegia
3. Ataksia ; berjalan tidak mantap; jarak
antar kaki lebar
4. Disartria; sulit bentuk kata
5. Disfagia; kesulitan dalam menelan
DEFISIT NEOROLOGIS
 Defisit Sensorik; paresthesia
 Defisit Verbal
1. Afasia ekspresif
2. Afasia reseptif
3. Afasia global
 Defisit Kognitif
 Defisit Emosional
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Perubahan perfusi jaringan serebral


berhubungan dengan edema serebral
 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
hemiparesis, kehilangan keseimbangan dan
koordinasi, spastisitas dan cedera otak
 Nyeri berhubungan dengan hemiparese
 Inkontinensia berhubungan dengan
kandung kemih flaksid, ketidakstabilan
detrusor, kesulitan dalam berkomunikasi
 Perubahan proses berpikir berhubungan
dengan kerusakan otak, konfusi,
ketidakmampuan untuk mengikuti
instruksi
 Kerusakan komunikasi verbal
berhubungan dengan kerusakan otak
 Resiko terhadap kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan
hemiparese/hemiplegi, penurunan
mobilitas
PERENCANAAN KEPERAWATAN

 Memperbaiki aliran darah yang mengalir


ke otak
 Memperbaiki mobilitas dan mencegah
deformitas
 Pemberian posisi sesuai dengan
kesejajaran tubuh
Memperbaiki mobilitas dan mencegah deformitas :
 Posisi tidur yang tepat dimana terdapat papan
tidur dibawah matras yang akan memberikan
sokongan kuat pada tubuh
 Papan Kaki
 Mencegah adduksi bahu; bantal ditempatkan di
aksila ketika terdapat keterbatasan rotasi
eksternal
Memperbaiki mobilitas :
 Mencegah rotasi panggul dengan
menempatkan kantong pasir pada sisi
kaki
 Posisi tangan dan jari-jari; jari-jari
diposisikan sedikit fleksi, telapak tangan
supinasi (menghadap ke atas)
 Mengubah Posisi tiap 2 jam sekali
 Mencegah Nyeri bahuhindari
mengangkat pasien pada bahunya yang
flaksid atau menarik tangan yang sakit.
 Meningkatkan kemampuan perawatan diri
secara mandiri
 Mempertahankan integritas kulit
 Eliminasi
Bladder training
Perawatan kateter
EVALUASI KEPERAWATAN

 Mencapai peningkatan perfusi jaringan


serebral
 Mencapai peningkatan mobilitas
 Nyeri yang berkurang
 Kemampuan merawat diri sendiri meningkat
 Pembuangan bladder kandung kemih dapat
diatur
PERAWATAN STROKE DI
RUMAH
Persiapan Perawatan Stroke di
Rumah
1. Caregiver
2. Keluarga
3. Persiapan kamar tidur, tempat tidur, meja
di samping tempat tidur, kursi dan kursi
roda, kamar mandi, pakaian pasien, serta
alat kesehatan dan alat non medis sesuai
kebutuhan pasien. 
Pertolongan pertama
Meninggikan posisi kepala pasien sekitar
15-30 derajat (diganjal dengan satu bantal),
tidak memberikan makan atau minum untuk
mencegah tersedak, dan segera membawa
pasien ke rumah sakit yang memiliki fasilitas
ruang perawatan stroke.
Masalah kesehatan pasien pasca
stroke di rumah
 kelumpuhan / kelemahan separo badan
atau hemiparese,
 gangguan sensibilitas atau pasien
mengalami rasa kebas atau baal,
 gangguan keseimbangan duduk atau
berdiri,
Masalah kesehatan pasien pasca
stroke di rumah
 gangguan berbicara dan gangguan
berkomunikasi,
 gangguan menelan,
 gangguan penglihatan,
 gangguan buang air kecil atau
inkontinensia, gangguan buang air besar
atau konstipasi,
Masalah kesehatan pasien pasca
stroke di rumah
 Kesulitan mengenakan pakaian,
 gangguan memori atau daya ingat,
 Perubahan kepribadian dan emosi.
Prinsip dalam merawat pasien stroke
dirumah adalah:

 Membantu mencegah kecacatan menjadi


seminimal mungkin
 Melatih pasien mandiri dalam melakukan
kegiatan sehari-hari
 Meningkatkan rasa percaya diri pasien
 Mencegah terulangnya stroke
Kelumpuhan/ kelemahan
 Aturlah posisi pasien senyaman mungkin, tidur
terlentang atau miring ke salah satu sisi, dengan
memberi perhatian khusus pada bagian lengan
atau kaki yang lemah.
 Posisi tangan dan kaki yang lemah sebaiknya
diganjal dengan bantal, baik pada saat berbaring
atau duduk untuk memperlancar arus balik
darah ke jantung dan mencegah terjadinya
bengkak pada tangan dan kaki.
 Latihan gerak sendi,
melanjutkan latihan yang
telah dilakukan di rumah
sakit. Sebaiknya latihan
dilakukan minimal 2x
sehari.
 Untuk mempertahankan
dan meningkatkan
kekuatan otot latihan
harus dilakukan oleh
fisioterapi 3-4x
seminggu,
Keluarga membantu pasien berjalan kembali
dengan cara berdirilah disisi yang lemah atau di
belakang pasien untuk memberi rasa aman
pada pasien.
.
Mengaktifkan tangan yang lemah

 Anjurkan pasien makan, minum, mandi


atau kegiatan harian lain menggunakan
lengan yang masih lemah dibawah
pengawasan pengasuh.
 Mengaktifkan tangan yang lemah akan
memberikan stimulasi pada sel-sel otak
untuk berlatih kembali aktifitas yang
dipelajari sebelum sakit.
Gangguan sensibilitas (rasa kebas
atau baal)
 Keluarga sebaiknya menghampiri dan
berbicara dengan pasien dari sisi tubuh
yang lemah. Saat berkomunikasi,
pengasuh dapat menyentuh dan
menggosok tangan dengan lembut yang
mengalami kelemahan.
 Keluarga dianjurkan memberi motivasi kepada
pasien menggunakan tangan yang lemah
sebanyak dan sesering mungkin dan
menjauhkan dan menghindarkan barang atau
keadaan yang dapat membahayakan
keselamatan pasien
 Mengingatkan pasien untuk tidak mencoba
sesuatu, misalnya air panas dengan tangan
yang lemah.
 Pilihan kamar yang dekat dengan kamar
mandi, ruang makan, atau dapur.
 Aturlah perabotan atau peralatan yang
mudah digunakan penderita.
 Pastikan tinggi ranjang sesuai dengan
kegiatan perawatan sehari-hari dan
menggunakan lapisan anti bocor diantara
kasur dan seprai.
 Ciptakan suasana tenang dan
menyenangkan. Hindari pembicaraan
mengenai ketidakmampuan pasien. Jangan
memaksa pasien untuk melakukan sesuatu.
Sebaiknya gunakan saran-saran atau
bujukan.
 Bantu penderita untuk mengurus dirinya
sendiri sejauh mana yang bisa dia kerjakan
dorong penderita untuk bertanggung jawab
atas aktivitas latihan yang dilakukan.
 Pujilah setiap usaha yang dilakukannya
 jangan berasumsi bahwa dia tidak bisa
menggunakan pikirannya. Jagalah
hubungan sama seperti sebelum dia
menderita stroke.
 Bantulah penderita untuk mempertahankan
hubungan dengan dunia luar dan orang lain
sama seperti sebelum dia menderita stroke.
 Sesering mungkin ajaklah penderita untuk
bangkit dari ranjangnya, dan kalau tidak
mampu ajaklah duduk ketika menyantap
makanan.
Menghindari stroke berulang
 Latihan kebugaran
 Pola makan seimbang perbanyak ikan dan
sayur, rendah lemak, rendah garam,
pengolahan makanan direbus/kukus
 Perbanyak memakan buah
 Hindari merokok
 Kendalikan stress
 Ajarkan coping efektif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai