ASUHAN KEPERAWATAN
DIARE PADA ANAK
OLEH : KELOMPOK IV
BEKTI.K
ARIF BUSTOMI
WIRAYUDHA
Menurut WHO, Diare secara klinis didefinisikan sebagai buang air besar ( defekasi)
dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat) kandungan air tinja lebih
banyak dari biasanya lebih dari 200g atau 200ml/24 jam.Definisi lain memakai kriteria frekwensi
diare .
Diare lebih sering menyerang bayi atau balita karena daya tahan tubuhnya lebih rendah
dari orang dewasa dan masih lemah,sehingga dapat terkena bakteri penyebab diare.Jika diare
disertai muntah berkelanjutan akan menyebabkan dehidrasi ( kekurangan cairan dan
elektrolit).Inilah yang harus diwaspadai karena sering ketrlambatan dalam pertolongan dan
menyebabkan kematian bayi dan anak.Dehidrasi pada anak lebih cepat menjadi
parah,disebabkan karena berat badan anak lebih rendah dari orang dewasa,sehingga cairan
tubuhnya relatif lebih sedikit,sehingga kehilangan sedikit cairan dapat mengganggu organ-
organ vitalnya,dehidrasi akan semakin parah.
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar yang dilakukan oleh kementrian kesehatan,
diare akut merupakan penyebab kematian pada bayi 31,4%,dan balita 25,2%
( Tjitrosusanto,2013).Kematian anak di Indonesia sangat tinggi,Indonesia menduduki rangking
ke enam dengan angka kejadian sebesar 6 juta bayi yang meninggal pertahunnya.Kematian
anak dan balita disebabkan oleh penyakit diare.Bahkan untuk menegakkan diagnosa diare
ini,pemerintah melakukan pemeriksaan antigen secara langsung dari tinja,dan mendapatkan
nilai sensitifitas mencapai 70-90% (Belfield,2014 et al).
I.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah tentang penyakit Diare dan penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Diare
pada anak ?
2.1.1 Definisi
Menurut WHO, Diare secara klinis didefinisikan sebagai buang air besar ( defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200g atau 200ml/24 jam.Definisi lain memakai kriteria frekwensi diare
Gatroentritis akut adalah gejala diare kadang disertai muntah yang terjadi secara
mendadak yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya sehat ( Muhammad
Iqbal,2018).Gastroentritis Kronik adalah gejala diare yang berlangsung lebih dari 14 hari yang
disebabkan infeksi maupun non infeksi.(Muhammad Iqbal,2018).
2.1.2 Patofisiologi
Penyebab diare amat beragam dan kadang pemicu pastinya tidak diketahui. Namun,
kebanyakan orang mengalami penyakit ini karena infeksi bakteri akibat mengonsumsi makanan
yang tidak steril atau telah terkontaminasi.
Saat terjadi infeksi, bakteri E. coli atau Salmonella mengeluarkan racun yang menyerang organ
pencernaan. Sebagai dampaknya, pasien akan merasakan gejala seperti sakit perut, mual, atau
buang-buang air setelah memakannya.
Beberapa penyebab umum lainnya meliputi:
Selain faktor risiko di atas, perubahan pola makan selama beberapa hari terakhir juga dapat
menyebabkan diare akut. Ini termasuk peningkatan asupan minuman kopi, teh, minuman
bersoda, atau permen karet yang mengandung gula yang sulit diserap.
Diare juga lebih umum dialami oleh pelancong, wisatawan, atau traveler. Biasanya, kondisi
ini terjadi saat mereka bepergian ke negara-negara berkembang yang banyak mengalami kasus
infeksi bakteri E. coli.
Mereka mungkin mengonsumsi makanan yang terkontaminasi atau makanan mentah yang
tidak higienis saat bepergian. Akhirnya, terjadilah infeksi bakteri atau virus yang ditandai
dengan buang-buang air.
Berikut tanda-tanda dehidrasi pada anak yang bisa terjadi ketika diare:
2.1.4 PENATALAKSANAAN
Pedoma tatalaksana diare pada anak prinsipnya mengikuti lima langkah tuntaskan diare
(Lintas Diare) yang terdiri dari,:
Monitor TTV
MONITOR Output input anak
Monitor komplikasi akibat demam
Lkukan kompres
Anjurkan minum banyak selama anak tidak muntah
Kolaburasi pemberian cairan dan elektrolit
Kolaburasi pemberian antipiretik dan antibiotik,jika perlu
4.Dx: Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan mengabsorbi makanan