Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Solusi Kesehatan Vol. 1 No.

1 Oktober 2022

PRILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE


*Nensi Trisnawati
*STIKES Kapuas Raya
A. Pendahuluan
Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang
termasuk di Indonesia. Selain sebagai penyebab kematian, diare juga menjadi penyebab
utama gizi kurang yang bisa menimbulkan kematian serta dapat menimbulkan kejadian
luar biasa. Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare
disebabkan oleh bakteri melalui kontaminasi makanan dan minuman yang tercemar
tinja dan atau kontak langsung dengan penderita. Selain itu, faktor yang paling dominan
berkontribusi dalam penyakit diare adalah air, higiene sanitasi makanan, jamban
keluarga, dan air (Melvani et al., 2019).
Penyakit diare ini sering ditemui pada kalangan anak-anak. Diare adalah
penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defeksi lebih dari biasanya (> 3
kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah
dan/atau lendir (Suraatmaja, 2005). Diare merupakan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan
bentuk tinja yang encer dan cair (Suriadi & Yuliana, 2006).. Selain sebagai salah satu
penyebab kematian, diare juga menjadi penyebab utama gizi kurang yang dapat
menyebabkan kematian serta dapat menimbulkan suatu kejadian luar biasa. Beberapa
faktor yang menjadi penyebab utama munculnya penyakit diare diakibatkan oleh suatu
bakteri melalui kontaminasi makanan serta minuman yang sudah tercemar tinja dan atau
kontak langsung dengan si penderita.
Selanjutnya, faktor yang paling dominan berperan dalam penyakit diare adalah
air, hygiene sanitasi, jamban keluarga, dan lingkungan. Jarak antara sumber air minum,
ketersediaan serta kepemilikan jamban menjadi factor risiko terjadinya diare. Diare juga
berhubungan dengan sanitasi yang tidak memadai dan pola hygiene yang tidak baik.

B. Faktor Risiko Diare


1) Faktor umur yaitu, diare terjadi pada kelompok umur 6 sampai 11 bulan pada saat
akan diberikan makanan pendamping ASI (MPASI).

39
Jurnal Solusi Kesehatan Vol. 1 No. 1 Oktober 2022

2) Factor musim yaitu, variasi pola musim diare dapat terjadi berdasarkan letak
geografis diare yang diakibatkan karena bakteri cenderung meningkat pada saat
musim hujan.
3) Factor lingkungan yaitu, meliputi kepadatan perumahan, ketersediaan sarana air
bersih (SAB), pemanfaatan SAB, kualitas air bersih serta penggunaan jamban.

C. Tanda Dan Gejala Diare


Gejala dan tanda awal diare dapat ditandai dengan Normalnya, pada orang dewasa
buang air besar bisa sebanyak satu hingga dua kali dalam sehari. Tapi, saat terserang
diare, buang air besar bisa berlangsung lebih dari tiga kali sehari. Selain perubahan
frekuensi, saat terserang penyakit ini akan terjadi juga perubahan konsistensi feses
menjadi lebih cair. Kembung Kram Feses berair Mulas Mual dan muntah Sakit perut
1. Gejala yang lebih serius dapat berupa:
 Penurunan berat badan
 Demam
2. Gejala dan tanda awal diare pada anak
Anak yang menjadi cengeng, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan menurun,
tinja cair (lendir dan tidak menutup kemungkinan akan diikuti dengan keluarnya darah),
anus lecet, dehidrasi (bila terjadinya dehidrasi berat maka volume darah akan
berkurang, nadi cepat dan kecil, denyut jantung menjadi cepat, tekanan darah menurun,
keadaan menurun ini diakhiri dengan syok), berat badan menurun, turgor kulit menurun,
mata dan ubun-ubun menjadi cekung, serta mulut dan kulit menjadi kering.

D. Klasifikasi Diare
a) Diare akut
Diare akut merupakan suatu keadaan buang air besar pada bayi atau anak-
anak atau orang dewasa yang melebihi 3 kali dalam sehari, disertai dengan adanya
perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair dengan atau tanpa lendir serta darah
yang berlangsung selama kurang dari 1 minggu
b) Diare kronis
Diare kronis seringkali dianggap suatu kondisi yang sama namun dengan
waktu yang relative lebih lama yaitu diare melebihi 1 minggu. Sebagian besar
disebabkan diare akut berkepanjangan akibat infeksi.

40
Jurnal Solusi Kesehatan Vol. 1 No. 1 Oktober 2022

c) Diare persisten
Diare persisten merupakan diare yang berlangsung selama 15 sampai 30 hari,
merupakan diare yang berkelanjutan dari diare kronis ditandai dengan penurunan
berat badan dan sukar untuk naik kembali.
d) Bahaya Penyakit Diare
1) Dehidrasi
2) Malnutrisi
3) Kematian
E. Cara Mencegah Diare
a) Pemberian asi
b) Makanan pendamping asi
c) Mengunakan air bersih yang cukup
d) Mencuci tanggan
e) Mengunakan jamban
f) Membuang tinja bayi yang benar
g) Pemeberian Imunisasi campak
h) Penyediaan air bersih
i) Pengelolaan sampah
j) Sarana pembuangan air limbah

F. Penatalaksanaan Penyakit Diare


Pengobatan adalah suatu proses yang menggambarkan suatu proses normal atau
fisiologi, dimana diperlukan pengetahuan, keahlian sekaligus berbagai pertimbangan
profesional dalam setiap tahan sebelum membuat suatu keputusan (Dewi Sekar, 2009).
Adapun tujuan dari penalataksanaan diare terutama pada balita adalah:
a) Mencegah dehidrasi.
b) Mengobati dehidrasi.
c) Mencegah ganngguan nutrisi dengan memberikan makan selama dan sesudah
diare.
d) Memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat.
Prinsip dari tatalaksana diare pada balita adalah Lintas Diare yang didukung
oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan
satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta

41
Jurnal Solusi Kesehatan Vol. 1 No. 1 Oktober 2022

mempercepat penyembuhan/ 14 menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan


gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare untuk itu Kementrian
Kesehatan telah menyusun Lima Langkah Tuntaskan Diare (Lintas Diare) yaitu:
a) Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah
b) Zinc selama 10 hari berturut-turut.
c) Pemberian ASI dan makanan
d) Pemberian antibiotik sesuai indikasi
e) Nasihat

G. Intervensi Gizi
Tujuan intervensi gizi pada diare adalah mencegah dehidrasi serta
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Strategi yang dapat dilakukan pada intervensi
gizi adalah:
1) Ganti kehilangan cairan dan elektrolit menggunakan larutan oral glucose
electrolyteatau larutan gula garam atau oralit.
2) Inisiasi diet sisa rendah, yaitu makanan secara lengkap dicerna, diabsorpsi dengan
baik dan makanan yang tidak meningkatkan sekresi saluran cerna.
3) Hindari gula dan alkohol berlebih
4) Dapat diberikan prebiotik dalam jumlah moderat, termasuk pektin, oligosakarida,
inulin, oat
5) Dapat diberikan probiotik, kultur makanan dan suplemen yang merupakan sumber
beneficial gut flora.
H. Manajemen Penyakit Diare
1) Air Bersih
Ketersediaan air bersih mempunyai peran besar dalam penurunan kejadian
diare terutama pada anak, bahkan juga disebutkan ketersediaan air bersih ini
memberikan kontribusi pada penurunan angka kematian pada anak akibat diare.
2) Jamban
Jenis tempat pembuangan tinja yang tidak saniter akan memperpendek
rantai penularan penyakit diare
3) Sampah
Salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah masalah
pembuangan dan pegelolaan sampah. Suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika

42
Jurnal Solusi Kesehatan Vol. 1 No. 1 Oktober 2022

sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta
sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebar luasnya suatu penyakit.

4) Air limbah
Pembuangan air limbah yang baik merupakan salah satu cara untuk
mencegah terjadinya penyakit diare, bukan saja pada anak balita tetapi pada seluruh
masyarakat.
5) PBHS
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang kurang diperhatikan menjadi
penyebab timbulnya berbagai penyakit yang akhirnya bersarang di tubuh kita. Pada
anak, orang tua disarankan untuk membersihkan tangan dan telapak anak secara
teratur serta menyusuinya selama mungkin dengan ASI, di samping makanan lainnya
sesuai umur. Bayi yang minum susu botol lebih mudah diserang diare daripada yang
minum ASI.

J. Kesimpulan
Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang
termasuk di Indonesia. Selain sebagai penyebab kematian, diare juga menjadi penyebab
utama gizi kurang yang bisa menimbulkan kematian serta dapat menimbulkan kejadian
luar biasa. Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare
disebabkan oleh bakteri melalui kontaminasi makanan dan minuman yang tercemar
tinja dan atau kontak langsung dengan penderita.
Cara mencegah diare dengan, pemberian asi, Makanan pendamping asi,
Mengunakan air bersih yang cukup, Mencuci tanggan, Mengunakan jamban,
Membuang tinja bayi yang benar, Pemeberian Imunisasi campak, Penyediaan air bersih,
Pengelolaan sampah, pembuangan air limbah. Tujuan intervensi gizi pada diare adalah
mencegah dehidrasi serta ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin R. 2007. Current Issue Kematian Anak karena Penyakit Diare (Skripsi).
Universitas Hasanuddin Makasar. Diakses: 23 Mei 2009.
Depkes RI. 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta: Depkes RI
.

43
Jurnal Solusi Kesehatan Vol. 1 No. 1 Oktober 2022

Dewi, Vivian Nanny Lia. (2011). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anan Balita. Cetakan Ke
3. Selemba Medika : Jakarta.
Dion, Yohannes dan Betan, Yasinta. (2013). Asuhan Keperawatan Keluaga Konsep
Dan Praktik. Cetakan Pertama. Nuha Medika : Yokyakarta.
Amatus (2015) HUBUNGAN DIARE DENGAN KEJADIAN MALNUTRISI PADA
BALITA di IRANA E BAWAH PRSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO,
Manado, Universitas Sam Ratulangi.
Buku Saku Petugas Kesehatan RI direktorat jendral pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan 2011.
Dyna dkk (2018). HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI JAJANAN PADA
PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN KEJADIAN DIARE , 2018. Jurnal
Endurance , (524-530).
Endang dkk (2017) DIARE BALITA SUATU TINJAUAN DARI BIDANG
KESEHATAN MASYARAKAT, Yogyakarta, Deepublish.

44

Anda mungkin juga menyukai