1 Oktober 2022
39
Jurnal Solusi Kesehatan Vol. 1 No. 1 Oktober 2022
2) Factor musim yaitu, variasi pola musim diare dapat terjadi berdasarkan letak
geografis diare yang diakibatkan karena bakteri cenderung meningkat pada saat
musim hujan.
3) Factor lingkungan yaitu, meliputi kepadatan perumahan, ketersediaan sarana air
bersih (SAB), pemanfaatan SAB, kualitas air bersih serta penggunaan jamban.
D. Klasifikasi Diare
a) Diare akut
Diare akut merupakan suatu keadaan buang air besar pada bayi atau anak-
anak atau orang dewasa yang melebihi 3 kali dalam sehari, disertai dengan adanya
perubahan konsistensi tinja menjadi lebih cair dengan atau tanpa lendir serta darah
yang berlangsung selama kurang dari 1 minggu
b) Diare kronis
Diare kronis seringkali dianggap suatu kondisi yang sama namun dengan
waktu yang relative lebih lama yaitu diare melebihi 1 minggu. Sebagian besar
disebabkan diare akut berkepanjangan akibat infeksi.
40
Jurnal Solusi Kesehatan Vol. 1 No. 1 Oktober 2022
c) Diare persisten
Diare persisten merupakan diare yang berlangsung selama 15 sampai 30 hari,
merupakan diare yang berkelanjutan dari diare kronis ditandai dengan penurunan
berat badan dan sukar untuk naik kembali.
d) Bahaya Penyakit Diare
1) Dehidrasi
2) Malnutrisi
3) Kematian
E. Cara Mencegah Diare
a) Pemberian asi
b) Makanan pendamping asi
c) Mengunakan air bersih yang cukup
d) Mencuci tanggan
e) Mengunakan jamban
f) Membuang tinja bayi yang benar
g) Pemeberian Imunisasi campak
h) Penyediaan air bersih
i) Pengelolaan sampah
j) Sarana pembuangan air limbah
41
Jurnal Solusi Kesehatan Vol. 1 No. 1 Oktober 2022
G. Intervensi Gizi
Tujuan intervensi gizi pada diare adalah mencegah dehidrasi serta
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Strategi yang dapat dilakukan pada intervensi
gizi adalah:
1) Ganti kehilangan cairan dan elektrolit menggunakan larutan oral glucose
electrolyteatau larutan gula garam atau oralit.
2) Inisiasi diet sisa rendah, yaitu makanan secara lengkap dicerna, diabsorpsi dengan
baik dan makanan yang tidak meningkatkan sekresi saluran cerna.
3) Hindari gula dan alkohol berlebih
4) Dapat diberikan prebiotik dalam jumlah moderat, termasuk pektin, oligosakarida,
inulin, oat
5) Dapat diberikan probiotik, kultur makanan dan suplemen yang merupakan sumber
beneficial gut flora.
H. Manajemen Penyakit Diare
1) Air Bersih
Ketersediaan air bersih mempunyai peran besar dalam penurunan kejadian
diare terutama pada anak, bahkan juga disebutkan ketersediaan air bersih ini
memberikan kontribusi pada penurunan angka kematian pada anak akibat diare.
2) Jamban
Jenis tempat pembuangan tinja yang tidak saniter akan memperpendek
rantai penularan penyakit diare
3) Sampah
Salah satu faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah masalah
pembuangan dan pegelolaan sampah. Suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika
42
Jurnal Solusi Kesehatan Vol. 1 No. 1 Oktober 2022
sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit serta
sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebar luasnya suatu penyakit.
4) Air limbah
Pembuangan air limbah yang baik merupakan salah satu cara untuk
mencegah terjadinya penyakit diare, bukan saja pada anak balita tetapi pada seluruh
masyarakat.
5) PBHS
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang kurang diperhatikan menjadi
penyebab timbulnya berbagai penyakit yang akhirnya bersarang di tubuh kita. Pada
anak, orang tua disarankan untuk membersihkan tangan dan telapak anak secara
teratur serta menyusuinya selama mungkin dengan ASI, di samping makanan lainnya
sesuai umur. Bayi yang minum susu botol lebih mudah diserang diare daripada yang
minum ASI.
J. Kesimpulan
Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang
termasuk di Indonesia. Selain sebagai penyebab kematian, diare juga menjadi penyebab
utama gizi kurang yang bisa menimbulkan kematian serta dapat menimbulkan kejadian
luar biasa. Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare
disebabkan oleh bakteri melalui kontaminasi makanan dan minuman yang tercemar
tinja dan atau kontak langsung dengan penderita.
Cara mencegah diare dengan, pemberian asi, Makanan pendamping asi,
Mengunakan air bersih yang cukup, Mencuci tanggan, Mengunakan jamban,
Membuang tinja bayi yang benar, Pemeberian Imunisasi campak, Penyediaan air bersih,
Pengelolaan sampah, pembuangan air limbah. Tujuan intervensi gizi pada diare adalah
mencegah dehidrasi serta ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin R. 2007. Current Issue Kematian Anak karena Penyakit Diare (Skripsi).
Universitas Hasanuddin Makasar. Diakses: 23 Mei 2009.
Depkes RI. 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta: Depkes RI
.
43
Jurnal Solusi Kesehatan Vol. 1 No. 1 Oktober 2022
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2011). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anan Balita. Cetakan Ke
3. Selemba Medika : Jakarta.
Dion, Yohannes dan Betan, Yasinta. (2013). Asuhan Keperawatan Keluaga Konsep
Dan Praktik. Cetakan Pertama. Nuha Medika : Yokyakarta.
Amatus (2015) HUBUNGAN DIARE DENGAN KEJADIAN MALNUTRISI PADA
BALITA di IRANA E BAWAH PRSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO,
Manado, Universitas Sam Ratulangi.
Buku Saku Petugas Kesehatan RI direktorat jendral pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan 2011.
Dyna dkk (2018). HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI JAJANAN PADA
PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN KEJADIAN DIARE , 2018. Jurnal
Endurance , (524-530).
Endang dkk (2017) DIARE BALITA SUATU TINJAUAN DARI BIDANG
KESEHATAN MASYARAKAT, Yogyakarta, Deepublish.
44