Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO

A.   PENGERTIAN VERTIGO

   ”Vertere” suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain dari vertigo,
yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan pusing
(Wahyono, 2007). Definisi vertigo adalah gerakan  (sirkuler atau linier), atau gerakan
sebenarnya dari tubuh atau lingkungan sekitarnya diikuti atau tanpa diikuti dengan
gejala dari organ yang berada di bawah pengaruh saraf otonom dan mata (nistagmus)
(Jenie, 2001). Sedangkan menurut Gowers Kapita Selekta neurologi, 2005,
mendefinisikan vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau
objek-objek disekitar penderita yang bersangkutan dengan gangguan sistem
keseimbangan (ekuilibrum).
   Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau
gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat
dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan
diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan
system somato sensorik (propioseptik). Untuk memperetahankan keseimbangan
diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus difungsikan
dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau
dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar
namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang
vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus.
Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata (Lumban Tobing,
2003).
   Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-
olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan
mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat
atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih
baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak
bergerak sama sekali (Israr, 2008).
   Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang menderita
vertigo merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar, ini disebabkan oleh gangguan
keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah siput di daerah telinga.
Perasaan tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin muntah, bahkan
penderita merasa tak mampu berdiri dan kadang terjatuh karena masalah
keseimbangan. Keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat
informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata.
Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan
penglihatan (Putranta, 2005)
   Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan
mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan
gejala yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun pengobatan
sebaiknya langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya, asal
atau penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati (CDK,
2009)

B.   Jenis vertigo

Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular


yang mengalami kerusakan, yaitu
1.      Vertigo Periferal
Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis
semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan.
Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara lain
penyakitpenyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat
kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering
kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel
saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran).
2.      Vertigo Sentral
Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa
mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan.
Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di
bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak
kecil).

C.   ETIOLOGI VERTIGO

Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ


keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang
berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di
dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam
otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau
perubahan tekanan darah yang terjadi secara tibatiba. Penyebab umum dari vertigo:
(Israr, 2008)
1.      Keadaan lingkungan
   Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2.      Obat-obatan
   Alkohol
   Gentamisin
3.      Kelainan sirkulasi
   Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan
arteri basiler
4.      Kelainan di telinga
   Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga
bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
   Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
   Herpes zoster
   Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
   Peradangan saraf vestibuler
   Penyakit Meniere
5.      Kelainan neurologis
   Sklerosis multipel
   Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya
atau keduanya
   Tumor otak
   Tumor yang menekan saraf vestibularis.

D.   PATOFISISIOLOGI VERTIGO

Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan propioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajar akan diproses
lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa penyesuaian
dari otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu
orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak
ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk vertigo dan gejala dari
jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan
tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau
berlebihan, maka proses pengolahan informasi yang wajar tidak berlangsung dan
muncul tanda-tanda kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan
otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat
sehingga muncul gerakan abnormal dari mata disebut nistagnus.

E.   TANDA DAN GEJALA VERTIGO

1.      Vertigo Sentral


Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia,
perubahan serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah,
gangguan koordinasi, kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara
berturut-turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan.
Percobaan tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian
menunjuk hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia.
Namun pada pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung
sacara normal. Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi
vaskuler berulang, TIA dan strok. Contoh gangguan disentral (batang otak,
serebelum) yang dapat menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor
difossa posterior, migren basiler.
2.      Vertigo perifer
Lamanya vertigo berlangsung:
a.      Episode (Serangan ) vertigo yang berlangsung beberapa detik.
Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna
(VPB). Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling
sewaktu tidur atau menengadah mengambil barang dirak yang lebih tinggi.
Vertigo berlangsung beberapa detik kemudian mereda. Penyebab vertigo
posisional berigna adalah trauma kepala, pembedahan ditelinga atau oleh
neuronitis vestibular prognosisnya baik gejala akan menghilang spontan.
b.      Episode Vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam.
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang.
Penyakit meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun
(tuli), vertigo dan tinitus. Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan
munculnya penyakit.
  Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan
kesulitan dalam berjalan “Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu
berjalan dengan telapak kaki lurus kedepan, jika menapak tumit kaki yang satu
menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk garis lurus kedepan.
Sedangkan pemeriksaan elektronistagmografi sering memberi bukti bahwa terdapat
penurunan fungsi vertibular perifer. Perjalanan yang khas dari penyakit meniere ialah
terdapat kelompok serangan vertigo yang diselingi oleh masa remisi. Terdapat
kemungkinan bahwa penyakit akhirnya berhenti tidak kambuh lagi pada sebagian
terbesar penderitanya dan meninggalkan cacat pendengaran berupa tuli dan timitus
dan sewaktu penderita mengalami disekuilibrium (gangguan keseimbangan) namun
bukan vertigo. Penderita sifilis stadium 2 atau 3 awal mungkin mengalami gejala
yang serupa dengan penyakit meniere jadi kita harus memeriksa kemungkinana sifilis
pada setiap penderi penyakit meniere.
c.      Serangan Vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini
mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang menyertainya ialah mendadak. Gejala ini
berlangsung  beberapa hari sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih
lega namun tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam.
Pada Neuronitis vestibular fungsi pendengaran tidak terganggu kemungkinannya
disebabkan oleh virus. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nistagmus yang menjadi
lebih basar amplitudonya. Jika pandangan digerakkan menjauhi telinga yang terkena
penyakit ini akan mereda secara gradual dalam waktu beberapa hari atau minggu.
Pemeriksaan elektronistagmografi (ENG) menunjukkan penyembuhan total pada
beberapa penyakit namun pada sebagian besar penderita didapatkan gangguan
vertibular berbagai tingkatan. Kadang terdapat pula vertigo posisional benigna. Pada
penderita dengan serangan vertigo mendadak harus ditelusuri kemungkinan stroke
serebelar. Nistagmus yang bersifat sentral tidak berkurang jika dilakukan viksasi
visual yaitu mata memandang satu benda yang tidak bergerak dan nigtamus dapat
berubah arah bila arah pandangan berubah. Pada nistagmus perifer, nigtagmus akan
berkurang bila kita menfiksasi pandangan kita suatu benda contoh penyebab vetigo
oleh gangguan system vestibular perifer yaitu mabok kendaraan, penyakit meniere,
vertigo pasca trauma

VERTIGO PERIFERAL VERTIGO SENTRAL


NO
(VESTIBULOGENIK) (NON-VESTIBULER)
1 Pandangan gelap Penglihatan ganda
2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan
Jantung berdebar Kelumpuhan otot-otot
3 Wajah Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah
5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu
6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata
7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi
8 Mual dan muntah-muntah Mual dan muntah-muntah
9 Memori dan daya pikir menurun Tubuh terasa lemah
10 Sensitif pada cahaya terang
Berkeringat
11
12

F.    PEMERIKSAAN PENUNJANG VERTIGO

1.      Tes Romberg yang dipertajam


Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian
ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang
dipertajam selama 30 detik atau lebih
2.      Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50
langkah. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih
dari satu meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat
3.      Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai
fertikal) kemudian kembali kesemula
4.      Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala
bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 300  kepala ditoleh kekiri lalu
posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal
akan terjadi nistagmus
5.      Tes Kalori = dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
6.      Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul
7.      Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, vestibular dan
somatosensorik.           

G.   PENATALAKSANAAN VERTIGO

1.      Vertigo posisional Benigna (VPB)


   Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian
besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan
yang pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia
merebahkan dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya.
Setelah vertigo mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang
kembali sampai vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari,
tiap hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
   Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat
digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika muncul
eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea) dan rasa pusing.
Namun ada penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk dari vertigonya
sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan
dapat mereda sendiri maka dengan membatasi perubahan posisi kepala dapat
mengurangi gangguan.
2.      Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti  biotika dan
terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat bila
pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan berkurang
jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda.
3.       Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan  dari
terapi medik yang diberi adalah:
   Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukan upaya
: tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti vertigo. Pemberian penjelasan
bahwa serangan tidak membahayakan jiwa dan akan mereda dapat lebih membuat
penderita tenang atau toleransi terhadap serangan berikutnya.
   Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih
jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang menganjurkan diet
rendah garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan vasodilator mungkin pula
menberikan efek tambahan yang baik.
   Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan
oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid tidak dapat bekerja
atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
4.     Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan
vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. Misalnya
Dramamine, prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan vertibuler dan latihan
gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri meningkat dan
kemungkinan jatuh dikurangi.
5.     Sindrom Vertigo Fisiologis
Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat
ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada
penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.
6.     Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
   TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih
sempurna dalam kurun waktu 24 jam
   RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna
terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan yang
efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa meninggalkan
cacat.

H.   KOMPLIKASI VERTIGO

1. Kegelisahan

2. Kerusakan otak

3. Depresi

4. Kesulitan melakukan tugas sehari-hari

5. Menurunnya kualitas hidup secara keseluruhan

6. Terganggunya keseimbangan dan koordinasi tubuh


7. Masalah saraf yang menyebabkan nyeri, mati rasa atau kesemutan

8. Kelumpuhan

9. Gangguan pendengaran permanen

10. Hilangnya sensasi secara permanen

I.   PATHWAY VERTIGO

J.   PROSES KEPERAWATAN VERTIGO

DIANOGSA KEPERAWATAN VERTIGO

1.      Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.


2.      Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
3.      Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
4.      Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan
dengan kurangnya paparan informasi.
5.      Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.
IV     RENCANA KEPERAWATAN  VERTIGO
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan
1.    Environmental Management:
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24 Safety: awasi dan gunakan
pusing ketika jam pasien diharapakan tidak lingkungan fisik untuk meningkatkan
menggerakkan kepala jatuh keamanan
NOC: 2. Falls Prevention:
         Kaji penurunan kognitif dan fisik
a. Safeti status: Falls
pasien yang mungkin dapat
Occurrence
meningkatkan resiko jatuh
b. Falls prevention: know
         Kaji tingkat gait, keseimbangan
ledge personal safety
dan kelelahan dengan ambulasi
c. Safety beheviour: Falls
         Instruksikan pasien agar
prevention
memanggil asisten ketika melakukan
pergerakan
Dengan kreteria:
3. Teaching: disease proles
a. pasien mampu berdiri, d          jelaskan pada pasien tanda dan
uduk, berjalan tanpa gejala dari penyakit yang diderita
pusing          Anjurkan pasien untuk bedrest
b. Klien mampu pada fase akut
menjelaskan jika terjadi         Jelaskan pada pasien tentang
serangan dan cara terapi rehabilitatif pada pasien
mengantisipasinya vertigo
2. Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindak
1.    Patient / family teaching
dengan stimulasi keperawatan selama…x24 jam,-Anjurkan pasien agar pelen-pelan
visual yang tidak nausea berkurang / hilang nafas dalam dan menelan untuk
mengenakkan, N.O.C: menurunkan rasa mual dan muntah.
meniere, labirintitis a.    Comfort level -Ajarkan pasien untuk tidak minum 1
b.    Hidration jam sebelum,1 jam setelah dan
sewaktu makan.
c. Nutritional status food
2.NUTRITIONAL MONITORING
finid intake
-Monitor tipe kehilangan berat badan
dan pertumbuhan
Dengan kreteria:
-Monitor kelembaban,turgor kulit dan
b.    Terdapat tanda-tanda fisik dan
depigmentasi.
psikologik membaik
-Monitor tingkat energi,malaise,fatigue
c.    Turgor kulit, mukosa mulut
dan kelemahan pasien.
baik
-Monitor asupan kalori dan nutrisi.
d.    Tidak panas dan tidak terdapat
-Kolaborasi;
edeme perifer
kelola pemberian anticmetic  sebelum
Intake makanan dan minuman
makan atau sesuai jadwal
baik
3. Fluid managmen:

 Awasi secara akurat intake


dan output
 Monitor vital sign
 Monitor status nutrisi pasien
 Monitor status hydrasi misal
kelembaban
membranmukosa, tekanan
nadi dan orthostatic BP
Kelola pemberian terapi IV
3 Kurang perawatan Setelah dilakukan tindakan
v  NIC:Membantu perawatn diri pasien
diri: makan, mandi, keperawatan selama ... x 24 jam mandi dan toileting
berpakaian, toileting diharapkan kebutuhan mandiri Aktifitas:
b.d kerusakan klien terpenuhi, 1.Tempatkan alat-alat mandi ditempat
neurovaskuler NOC;PERAWATAN DIRI yang mudah dikenali dan mudah
(Mandi,makan,toileting,berpaka dijangkau klien
Batasan ian) Dengan kriteria : 2.Libatkan klien dan danpingi
Karakteristik : § Klien dapat makan de-ngan 3.Berikan bantuan selama klien tidak
·  Kelumpuhan wajah bantuan orang lain / mandiri mampu mengerjakan sendiri
atau anggota badan § Klien dapat mandi de-ngan NIC : ADL berpakaian
sehingga menyebab- bantuan orang lain Aktifitas :
kan : § Klien dapat memakai pakaian
1. Informasikan pada klien
·  Ketidakmampuan dengan bantuan orang lain /
dalam memilih pakaian
dalam menyuap, mandiri
selama perawatan
memegang alat makan § Klien dapat toileting de-ngan
2. Sediakan pakaian ditempat
·  Ketidakmampuan bantuan alat
yang mudah dijangkau
dalam membasuh
3. Bantu berpakaian yang sesuai
badan, mongering-
4. Jaga privasi klien
kan, keluar masuk
5. Berikan pakaian pribadi yang
kamar mandi
digemari dan sesuai
·  Ketidakmampuan
pergi ke kamar mandi,
NIC : ADL Makan
mengguna-kan pispot
Aktifitas :

1. Anjurkan klien duduk dan


berdoa bersama teman
2. Dampingi saat makan
3. Bantu jika klien belum
mampu dan beri contoh
4. Beri rasa nyaman saat makan

4. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan penjelasanTeaching individual (5606)


ten-tang penyakit, selama ...x pertemuan, pe-
1.    Tentukan kebutuhan pembelajaran
pengobatan dan ngetahuan klien tentang pe- klien
perawatan klien b.d nyakit, pengobatan dan pe-
2.    Kaji tingkat pengetahuan dan
keterbatasan kognitif, rawatan klien meningkat pemahaman klien tentang vertigo
ku-rang paparan atau 3.    Kaji tingkat pendidikan
mudah lupa NOC : 4.    Kaji kesiapan klien dalam
          Knowledge : Disease mempelajari informasi spesifik
process (1803) 5.    Atur agar realita tujuan 
          Knowladge : Illness care pembelajaran dengan klien saling
(1824) menguntungkan
6.    Pilih metode / strategi mengajar
Dengan kriteria : yang sesuai
          Klien dan keluarga mam-pu
7.    Sediakan lingkungan yang kondusif
menjelaskan penger-tian, proses untuk pembelajaran
penyakit, penyebab, tanda dan
8.    Koreksi adanya kesalahan informasi
gejala, efek penyakit, tindakan
9.    Sediakan waktu untuk bertanya pada
pencegahan, pe-ngobatan dan klien
perawatan vertigo 10.
Teaching : disease process (5602)
1.    Nilai tingkat pengetahuan klien
tentang penyakitnya
2.    Jelaskan patofisiologi vertigo
3.    Jelaskan tanda dan gejala vertigo
4.    Jelaskan kemungkinan penyebabnya
5.    Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin dapat mencegah
komplikasi dimasa yang akan datang
6.    Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-
ngobatan dan perawatan
7.    Jelaskan alasan rasional dari terapi
pengobatan yang direkomendasikan
8.    Kaji sumber-sumber pendukung
yang memungkinkan
5. Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Monitorang neurologis (2620)
efektif (spesifik: keperawatan selama ..... x 241.    Monitor ukuran, kesimetrisan,
cerebral) b.d aliran jam diharapkan reaksi dan bentuk  pupil
darah arteri terhambat n Nyeri kepala / vertigo berkurang2.    Monitor tingkat kesadaran klien
sampai de-ngan hilang 3.    Monitir tanda-tanda vital
Batasan n Tanda-tanda vital stabil 4.    Monitor keluhan nyeri kepala,
Karakteristik : mual, muntah
·  Nyeri kepala / vertigo 5.    Monitor respon klien terhadap
·  Perubahan status pengobatan
mental 6.    Hindari aktivitas jika TIK
·  perubahan respon meningkat
motorik 7.    Observasi kondisi fisik klien
·  dis-artria
·  Kelumpuhan wa-jah Terapi oksigen (3320)
v Bersihkan jalan nafas dari sekret
v Pertahankan jalan nafas tetap efektif
v Berikan oksigen sesuai intruksi
v Monitor aliran oksigen, kanul oksigen
dan sistem humidifier
v Beri penjelasan kepada klien tentang
pentingnya pemberian oksigen
v Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
v Monitor respon klien terhadap
pemberian oksigen
v Anjurkan klien untuk tetap memakai
oksigen selama aktifitas dan tidur

DAFTAR PUSTAKA
1. Lumbang Tobing.S,M,2003.
2. Vertigo tuju keliling, Jakarta : FK UI
3. Perhimpunan Dokter Spesialis syaraf Indonesia 1998
4. Vertigo phatofisiologi
5. Diagnosis dan Terapi,malang : Perdossi

Anda mungkin juga menyukai