Anda di halaman 1dari 9

Makalah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal

Ostheorthritis
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2
Dosen Pengampu : Dafid Arifiyanto, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.MB

Di Susun Oleh :
Shafa Asma Nadia (201902030075)
Lili Wulandari (201902030121)

Kelas : B/Semester 5

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pekalongan, 29 September 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Osteoartirits (OA) adalah penyakit degeneratif pada persendian yang
melibatkan kartilago, lapisan sendi, ligmen, dan tulang sehingga dapat menyebabkan
nyeri dan kekakuan pada sendi ( center for disease control and prevention, 2014).
Penyakit osteoartritis hampir 70% dialami oleh mereka yang berusia di atas 50 tahun
ditandai dengan adanya keruskan struktur dalam persendian. Penyakit ini sebagia
besar berlokasi di tangan, pergelangan tangan, serta sendi-sendi yang menahan beban
tubuh seperti lutut, pinggul, dan punggung dikarenakan proses penekanan yang terus
menerus selama bertahun-tahun (Kemesnkes P2PTM,2016).
Menurut data dari WHO, terdapat 9,6% laki-laki daan 18,0% wanita di atas
usia 60 tahun memiliki OA simtomatik. Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit
peradangan sendi yang paling sering ditemukan. Diperlirakan 15% dari seluruh
populasi terkena dampak penyakit ini. Saat ini OAmerupakan salah satu dari 10
penyakit penyebab disabilitas dinergara berkembang. Kesalahn diagnosis dapat
mengakibatkan terapi yang tidak diperlukan atau tidak tepat. Pemberian terapi Non-
Streoid Anti-Inflammation Drugs (NSAID) pada kerusakan mekanis yang terjadi
pada OA dapat efektif mengurangi gejala, namun tidak dapat menghentikan proses
yang mendasari terjadinya OA. Sehingga diperlukan terapi multi-modalitas untuk
dapat mengatasi msalah terkait OA secara paripurn. Berbagai modalitas terapi saat ini
banyak tersedia, termasuk yang tergolong dalam kategori Complementary And
Alternative Medicine (CAM).
OA merupakan penyakit dengan progresiftas yang lambat, dengan etiologi
yang tidak diketahui. Terdapat beberapa faktor risiko OA, yaitu: obesitas, kelemahan
otot, aktivitas fsik yang berlebihan atau kurang, trauma sebelumnya, penurunan
fungsi proprioseptif, faktor keturunan menderitaOA dan faktor mekanik. Faktor
risikotersebut mempengaruhi progresiftaskerusakan rawan sendi dan
pembentukantulang yang abnormal. OA paling seringmengenai lutut, panggul, tulang
belakangdan pergelangan kaki. Karakteristik OAditandai dengan keluhan nyeri sendi
dangangguan pergerakan yang terkait denganderajat kerusakan pada tulang rawan.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menjelaskan konsep dan proses keperawatan pada Osteorthritis

b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat memahami apa itu Osteorthritis
2. Mahasiswa dapat memahami penyeabab Osteorthritis
3. Mahasiswa dapat mengetahui patofiologi Osteorthritis
4. Mahasiswa dapat mengetahui tanda gejala Osteorthritis
5. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi Osteorthritis
6. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan dan penalataksanaan
Osteorthritis
7. Mahasiswa mampu memahami proses keperawatan pada Osteorthritis

C. Manfaat
1. Mahasiswa memahami konsep dan proses keperawatan pada klien dengan
penyakit osteorthritis sehingga menunjang pembelajaran mata kuliah Medikal
Bedah
2. Mahasiswa mengetahui proses keperawatan yang benar sehingga dapat menjadi
bekal dalam persiapan praktek klinik
BAB II

Tinjauan Teori

A. Definisi
Osteoarthritis (OA) (dari kata latin osteo : tulang, arthro : sendi, itis: inflamasi)
merupakan proses terjadinya inflamasi kronik pada sendi sinovium, dan kerusakan
mekanis pada kartilago sendi dan tulang. Berlangsungya proses perlunakan dan
disintegrasi tulang rawan sendi secara progresif, disertai dengan pertumbuhan baru
tulang dan tulang rawan pada perbatasan sendi (osteoft). Terjadinya pembentukan
kista dan sklerosis pada tulang sub-chondral, disertai sinovitis ringan dan fbrosis
kapsuler.
B. Etiologi
Osteoarthritis yang dianggap memegang peranan penting dalam perjalanan penyakit
adalah stres harian yang dialami oleh sendi, terutama pada sendi yang memikul berat
badan. Kebanyakan riset memecayai bahwa gangguan degeneratif pada osteoarthritis
diawali secara primer oleh beban yang terlalu berat pada sendi sehat atau beban yang
normal pada sendi yang sudah terganggu terlebih dulu. Adanya gaya dari luar akan
mempercepat efek katabolik kondrosit dan merusak matriks kartilago lebih jauh lagi.
C. Penyebab dan faktor risiko
Osteoarthritis disebabkan oleh kerusakan pada tulang rawan dan sendi. Kerusakan ini
berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Kondisi ini dimulai saat tulang rawan
yang merupakan bantalan pelindung tulang mengalami kerusakan.
Kerusakan ini kemudian menyebabkan terjadinya gesekan langsung antar tulang.
Gesekan ini lama-kelamaan akan merusak dan menyebabkan peradangan pada sendi.
Pertambahan usia adalah salah satu faktor utama terjadinya kondisi ini.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
osteoarthritis, antara lain:
 Berjenis kelamin wanita, terutama yang sudah menopause
 Mengalami obesitas
 Mengalami cedera pada sendi atau pernah menjalani operasi pada tulang dan
sendi
 Melakukan pekerjaan atau aktivitas fisik yang menyebabkan sendi tertekan secara
terus-menerus, misalnya terlalu sering mengenakan sepatu hak tinggi
 Memiliki riwayat osteoarthritis di keluarga
 Menderita penyakit tertentu, seperti rheumatoid arthritis dan hemokromatosis
 Mengalami kelainan bawaan atau cacat pada tulang rawan atau sendi
D. Tanda dan gejala
pada umumnya, gambaran osteoarthritis berupa nyeri sendi, terutama bila sendi
bergerak atau menanggung beban, yang akan berkurang bila penderita beristirahat.
Nyeri dapat timbul akibat beberapa hal, termasuk dari periostenum yang tidak
terlindungi lagi, mikrofaktur subkondral, iritasi ujung-ujung saraf di dalam sinovium
oleh osteofit, spasme otot periartikular, penurunan aliran darah di dalam tulang dan
peningkatan tekanan intraoseus dan sinovitis yang diikuti pelepasan prostaglandin,
leukotrien dan berbagai sitokin.
Selain nyeri, dapat pula terjadi kekakuan sendi setelah sendi tidak digerakkan
beberapa lama (gel phenomenon), tetapi kekakuan ini akan menghilang setelah sendi
digerakkan. Jika terjadi kekakuan pada pagi hari, biasanya hanya berlangsung selama
beberapa menit (tidak lebih dari 30 menit).
Gambaran lainnya adalah keterbatasan dalam bergerak, nyeri tekan lokal,
pembesaran tulang disekitar sendi, efusi sendi dan krepitasi. Keterbatasan gerak
biasanya berhubungan dengan pembentukan osteofit, permukaan sendi yang tidak
rata akibat kehilangan rawan sendi yang berat atau spasme dan kontraktur otot
periartikular. Nyeri pada pergerakan dapat timbul akibat iritasi kapsul sendi,
periostitik dan spame otot periartikular.
Beberapa penderita mengeluh nyeri dan kaku pada udara dingin dan atau pada waktu
hujan. Hal ini mungkin berhubungan dengan perubahan tekanan intra artikular sesuai
dengan perubahan tekanan atmosfir. Beberapa gejala spesifik yang dapat timbul
antara lain adalah keluhan instabilitas pada penderita OA lutut pada waktu naik turun
tangga, nyeri pada daerah lipat paha yang menjalar ke paha depan pada penderita OA
koksa atau gangguan menggunakan tangan pada penderita OA tangan.
E. Patogenesis
Terjadi OA tidak lepas dari banyak persendian yang ada di dalam tubuh manusia.
Sebanyak 230 sendi menghubungkan 206 tulang yang memungkinkan terjadinya
gesekan. Untuk melindungi tulang dari gesekan, di dalam tubuh ada tulang rawan.
Namun karena berbagai faktor risiko yang ada, maka terjadi erosi pada tulang rawan
dan berkurangnya cairan sendi. Tulang rawan sendiri berfungsi untuk merendam
getar antar tulang. Tulang rawan terdiri atas jaringan lunak kolagen yang berfungsi
untuk menguatkan sendi,proteoglikan yang membuat jaringan tersebut elastis dan air
(70% bagian) yang menjadi bantalan, pelumas dan pemberi nutrisi.
Kondrosit adalah sel yang tugasnya membentuk proteoglikan dan kolagen pada
rawan sendi. Osteoarthritis terjadi akibat kondrosit gagal mensintesis matriks yang
berkualitas dan memelihara keseimbangan antara degradasi dan sintesis matriks
ekstraseluler, termasuk produksi kolagen tipe I,III,VI, dan X yang berlebihan dan
sintesis proteoglikan yang pendek. Hal tersebut menyebabkan terjadi perubahan pada
diameter dan orientasi dari serat kolagen yang mengubah biomekanik dari tulang
rawan, sehingga tulang rawan sendi kehilangan sifat kompresibilitasnya yang unik.
Selain kondrosit, sinovitis juga berperan pada patogenesis OA, terutama setelah
terjadi sinovitis, yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak nyaman. Sinoviosit
yang mengalami peradangan akan menghasilkan Matrix Metalloproteinases (MMPs)
dan berbagai sitokin yang akan dilepaskan ke dalam rongga sendi dan merusak
matriks rawan sendi serta mengaktifkan kondrosit. Pada akhirnya tulang subkondral
juga akan ikut berperan, dimana osteoblas akan terangsang dan menghasilkan enzim
proteolitik.
Agrekanase merupakan enzim yang akan memecah proteoglikan di dalam matriks
rawan sendi yang disebut agrekan. Ada dua tipe agrekanase yaitu agrekanase 1
(ADAMTs-4) dan agrekanase 2 (ADAMTs-11). MMPs di produksi oleh kondrosit,
kemudian diaktifkan melalui kaskade yang melibatkan proteinase serin (aktivator
plasminogen, plamsinogen, plasmin), radikal bebas dan beberapa MMPs tipe
membran. Kaskade enzimatik ini dikontrol oleh berbagai inhibitor, termasuk TIMPs
dan inhibitor aktifator plasminogen. Enzim lain yang turut berperan merusak kolagen
tipe II dan proteoglikan adalah katepsin, yang bekerja pada PH rendah, termasuk
proteinase aspartat (katepsin D) dan proteinase sistein (katepsin B, H, K, L dan S)
yang disimpan didalam lisosom kondrosit. Hialuronidase tidak terdapat di dalam
rawan sendi, tetapi glikosidase lain turut berperan merusak proteoglikan

F.  Manifestasi Klinis

1.      Rasa nyeri pada sendi

Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2.      Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai
kegiatan fisik.
3.      Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan
menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.
4.      Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang
pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut
dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena
tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong
sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini
belum dapat diketahui penyebabnya.
5.      Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang
sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6.      Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7.      Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
  G.  Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan Radiologi
Gambaran rodiografi sendi yang menyokong diagnosis osteoartritis ialah:
a)      Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian sendi yang
menanggung beban.
b)      Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral
c)      Kista tulang
d)     Osteofit pada pinggir sendi
e)      Perubahan struktur anatomi sendi
H.

Anda mungkin juga menyukai