Anda di halaman 1dari 34

STUDI ANALISIS PENGGUNAAN GELANG REKAM MEDIS DALAM

MENGIDENTIFIKASI PASIEN DI KLINIK RAWAT INAP “ROLAS MEDIKA” JEMBER

LAPORAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
Yang dibina oleh Ns. Dwi Yunita Haryanti, S.Kep., M.Kes

Oleh :
Eka Cindy Halima 2111011001
Muhammad Hafid Al Fattah 2111011024
Adelia Firnanda Dhita 2111011026
Reza Lia Lestari Nasution 2111011031
Mohamad Rafli Agatha 2111011033
Santi Eka Hariyantie 2111011039

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan mata kuliah Keselamatan
Pasien dan keselataman Kesehatan Kerja dengan judul “STUDI ANALISIS
PENGGUNAAN GELANG REKAM MEDIS DALAM MENGIDENTIFIKASI PASIEN”.
Sholat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan para sahabat yang telah mengubah zaman menjadi terang benderang yaitu
Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Dwi Yunita Haryanti, S.Kep.,
M.Kes selaku dosen mata kuliah Keselamatan Pasien dan keselataman Kesehatan Kerja,
yang telah memberikan tugas sehingga meningkatkan pemahaman penulis dalam bidang
studi
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan untuk meningkatkan kualitas
laporan ini.

Jember, 26 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar belakang .......................................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................................... 2
C. Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3
A. Jurnal 1...................................................................................................... 3
B. Jurnal 2...................................................................................................... 5
C. Jurnal 3...................................................................................................... 7
D. Jurnal 4...................................................................................................... 8
E. Jurnal 5...................................................................................................... 9
BAB III METODE ........................................................................................................... 11
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan............................................................... 11
B. Uraian Kerja Masing-masing Anggota Tim ................................................ 11
C. Instrumen yang digunakan ........................................................................ 12
BAB IV HASIL DAN TEMUAN ...................................................................................... 13
A. Indikator SKP.............................................................................................. 13
B. Metode Skala Likert .................................................................................... 14
BAB V MANAJEMEN RISIKO SEDERHANA .............................................................. 16
PENUTUP ........................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 20
LAMPIRAN....................................................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Identifikasi pasien dianggap sebagai bagian awal yang penting dari proses
perawatan di institusi kesehatan, serta sebagai sumber keselamatan yang penting
dan, jika dilakukan dan digunakan dengan benar, akan membantu dalam pencegahan
kesalahan dan bahaya serius bagi pasien. Kegagalan dalam identifikasi pasien telah
diakui sebagai akar penyebab banyak masalah. Selain itu, kesalahan identifikasi
dapat berdampak serius terhadap penyediaan layanan kesehatan, oleh karena itu,
upaya tambahan harus dikonsentrasikan untuk mengurangi sumber signifikan dari
kesalahan medis yang dapat dicegah. Beberapa inisiatif dan strategi telah dibuat yang
bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pasien diidentifikasi dengan benar, dan
semua data mereka diperiksa sebelum intervensi apa pun. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menyarankan sejumlah strategi yang harus dipertimbangkan di semua
organisasi kesehatan untuk memastikan identifikasi pasien yang benar, seperti,
menekankan tanggung jawab profesional kesehatan untuk memverifikasi identitas
pasien sebelum perawatan atau pengobatan dilakukan.
Identifikasi pasien sangat penting untuk keselamatan pasien karena untuk
mencegah kesalahan medis yang berefek negatif. Dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang tepat kepada pasien yang tepat merupakan tujuan utama
keselamatan pasien. Memeriksa identitas pasien melalui gelang yaitu identifikasi
adalah salah satu metode yang paling efektif dan paling aman, berikut yang harus
selalu dipertimbangkan dalam desain gelang identifikasi meliputi nama lengkap
(nama lengkap ibu untuk bayi baru lahir), tanggal lahir dan nomor rekam medis
(Romano et al., 2021). Seperti yang dilaporkan dalam studi cross-sectional oleh
Hoffmeister de Moura, di mana ketidaksesuaian utama yang terdeteksi pada gelang
identifikasi adalah nama tidak lengkap atau salah, nomor rekam medis berbeda, data
tidak terbaca, dan masalah integritas gelang. Untuk meningkatkan hasil yang berasal
dari proses identifikasi pasien, perlu diterapkan protokol baru untuk meningkatkan
keselamatan pasien dan untuk mengembangkan praktik dan strategi yang ditujukan
untuk mendukung praktik keselamatan yaitu melihat atau mengecek gelang pasien

1
setiap memberikan tindakan medis seperti memberikan obat melalui injeksi,
pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium, transfusi darah,
penggantian cairan infus dan semua terkait tindakan medis kepada pasien maka dai
itu identifikasi pasien sangat penting.
Kesalahan dengan identifikasi pasien berpotensi membahayakan pasien dan
menyebabkan kesalahan perawatan atau memberikan layanan perawatan kesehatan
kepada pasien yang salah. Salah identifikasi dalam perawatan kesehatan dipandang
sebagai penyebab utama 13% kesalahan medis dalam pembedahan dan 67%
kesalahan tranfusi darah, disimpulkan sebagai ancaman yang paling utama untuk
keselamatan pasien. Efek negatif lainnya dari kesalahan mengidentifikasi pasien yaitu
sampai menyebabkan kematian, sebuah penelitian di jerman memperkirakan bahwa
ada 6.000 kematian akibat pemberian obat yang salah. Maka gelang pasien sangat
penting untuk identifikasi pasien yang paling akurat .

B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ada dua, di antaranya :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan
Pasien dan Kesehatan Keselamatan Kerja yang diampu oleh Ns. Dwi Yunita
Haryanti, S.Kep., M.Kes
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan Telaah jurnal 1,2,3,4,5
b. Menjelaskan metode yaitu waktu dan tempat pelaksanaan
c. Menguraikan kerja masing-masing anggota tim
d. Menjelaskan Instrumen yang digunakan
e. Menjelaskan hasil dan temuan pada saat studi analisis
f. Menjelaskan management risiko sederhana
C. Manfaat
Untuk mengetahui telaah jurnal yang berkaitan dengan identifikasi pasien, metode
yaitu waktu dan tempat pelaksanaan, menguraikan kerja masing-masing anggota tim,
untuk mengetahui instrumen yang digunakan, untuk mengetahui hasil dan temuan
pada saat studi analisis, untuk mengetahui management risiko sederhana.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jurnal 1
Judul : Pengaruh Penyuluhan Identifikasi Pasien dengan Menggunakan Media
Audiovisual Terhadap Pengetahuan Pasien Rawat Inap.
Journal : Jurnal Keperawatan Silampari Vol 3, No.1 Desember 2019 ISSN: 2581-
1975 (S3 Accredited)
Metode : Penelitian ini menggunakan metode quasi-experimen, dengan one group
pretest and postest design. Data dikumpulkan dengan Menggunakan
Kuesioner yang telah di validasi dan di nyatakan reliabel untuk
digunakan, dibagikan kepada 120 orang pasien rawat inap di Rumah
sakit Universitas Sumatera Utara. Data disajikan dalam distribusi
frekuensi dan dianalisis secara deskriptif. Pelaksanaan Penyuluhan
dengan Menggunakan Media Audio Visual, persiapan pembuatan media
Audio Visual (Video) Pelaksanaan Identifikasi pasien menggunakan
kamera dan di rekam, bisa disebut juga dengan membuat video edukasi
kemudian scenario disusun bersumber pada sasaran keselamatan
pasien.
Hasil : Distribusi Frekuensi Usia dan Jenis Kelamin Pasien yang Mengikuti
Penyuluhan Pelaksanaan Identifikasi Pasien yaitu hasil penelitian
menunjukkan bahwa pasien paling banyak berada pada kelompok usia
30-39 tahun yaitu sebanyak 56 orang, dan pasien perempuan ada
sebanyak 80 orang.
Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Pasien Sebelum Diberikan
Penyuluhan Pelaksanaan Identifikasi Pasien Menggunakan Media
Audiovisual yaitu Berdasarkan skor jawaban yang diberikan pada tiap
pertanyaan dalam kuesioner, diperoleh kategori pengetahuan pasien
sebelum penyuluhan adalah tidak ada pasien dalam kategori
pengetahuan baik, sebanyak 40 orang pasien dalam kategori
pengetahuan cukup.

3
Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Pasien Setelah Diberikan
Penyuluhan Pelaksanaan Identifikasi dengan Menggunakan Media
Audiovisual ialah Berdasarkan skor jawaban yang diberikan pasien
setelah mendapatkan penyuluhan dengan menggunakan media
audiovisual (video), sebanyak 12 orang pasien dinyatakan masuk dalam
kategori pengetahuan baik, dan 68 orang pasien dalam kategori
pengetahuan cukup.
Distribusi Frekuensi Jawaban Pasien Sebelum Diberikan Penyuluhan
Pelaksanaan Identifikasi Pasien Menggunakan Media Audiovisual yaitu
Hasil penelitian ini memberikan Informasi bahwa sebanyak 108 orang
pasien memberikan jawaban yang salah terhadap warna gelang untuk
pasien laki-laki, dan sebanyak 52 orang menjawab dengan benar
pertanyaan tentang tujuan Pelaksanaan Identifikasi pasien.
Distribusi Frekuensi Jawaban Pasien Setelah Diberikan Penyuluhan
Pelaksanaan Identifikasi Pasien Menggunakan Media Audiovisual yaitu
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebanyak 100 orang pasien
menjawab dengan benar warna gelang untuk pasien laki-laki, dan
sebanyak 68 orang pasien memberikan Jawaban yang salah untuk
pertanyaan tentang waktu pelaksanaan identifikasi.
Inovasi : Proses identifikasi pasien perlu dilakukan dari sejak awal pasien masuk
rumah sakit yang kemudian identitas tersebut akan selalu dikonfirmasi
dalam segala proses di rumah sakit, seperti saat sebelum memberikan
obat, darah atau produk darah atau sebelum mengambil darah dan
spesimen lain untuk pemeriksaan. Sebelum pengobatan dan tindakan
atau prosedur. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi
pasien yang nantinya bisa berakibat fatal jika pasien menerima prosedur
medis yang tidak sesuai dengan kondisi pasien seperti salah pemberian
obat, salah pengambilan darah bahkan salah tindakan medis
(Permenkes RI, 2017). Perlu proses kolaboratif untuk memperbaiki
proses identifikasi pasien. Untuk mencegah terjadi kesalahan identifikasi
pasien, perawat selaku tenaga kesehatan yang paling lama dan yang
paling sering berinteraksi dan berjumpa dengan pasien harus

4
berpengetahuan baik karena setiap tindakan yang dilakukan harus
didasari dengan pengetahuan. Pengetahuan merupakan hal yang
penting yang harus dimiliki sepenuhnya oleh perawat profesional untuk
mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan.

B. Jurnal 2
Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Perawat dan Bidan dengan
Penerapan Ketepatan Identifikasi Pasien
Journal : Jurnal Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal Volu 15, No.
2 (S3 Accredited)
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan
rancangan descriptive correlational dan dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden 34
responden. Uji normalitas yang digunakan yaitu Shapiro-wilk test yang
mana data yang ditemukan berdistribusi normal dan pada penelitian ini
juga dilakukan uji linieritas. Uji bivariate yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu uji pearson product moment yang digunakan untuk mengetahui
adanya hubungan tingkat pengetahuan perawat dan bidan terhadap
penerapan ketepatan identifikasi pasien
Hasil : Karakteristik responden berikut ini menunjukkan mayoritas responden
berusia 25-30 tahun, berjenis kelamin perempuan, Pendidikan terakhir
D3 Keperawatan, jenis tenaga Kesehatan yaitu perawat, lokasi ruang
rawat responden yaitu ruang kebidanan, dan masa kerja mayoritas 1-5
tahun.
Pada Uji Normalitas Variable Pengetahuan, Sikap dan Identifikasi Pasien
mendapatkan hasil diketahui bahwa nilai signifikansi dari variable sikap
sebesar 0,173 lebih besar dari 0,05, variabel pengetahuan sebesar
0.093 lebih besar dari 0,05, nilai signifikansi dari variable identifikasi
sebesar 0,062 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
data yang kita uji berdistribusi normal.

5
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan atau korelasi antara
variabel Sikap dengan variabel Identifikasi. Karena r hitung atau Pearson
Correlations dalam analisis ini bernilai positif maka itu artinya hubungan
antara kedua variabel tersebut bersifat positif atau dengan kata lain
semakin baik sikap dari perawat maka akan meningkat pula penerapan
terhadap identifikasi. Berdasarkan dari nilai tersebut koefisien korelasi
antara kedua variabel memiliki tingkat hubungan yang sedang. Semakin
baik sikap perawat maka semakin baik juga penerapan terhadap
ketepatan identifikasi pasiennya. Memerlukan kepatuhan dalam
menjalankan peraturan untuk meningkatkan tingkat keselamatan pasien.
Inovasi : Semakin tinggi pengetahuan perawat tentang penerapan keselamatan
pasien, semakin tinggi pula perawat dalam memahami pentingnya
penerapan keselamatan pasien yang diberikan kepada pasien dalam
pelayanan keperawatan (Enok Sureskiarti dalam Arini, 2023).
Pelaksanaan identifikasi pasien yang harus dilakukan perawat harusnya
menjadi budaya atau kebiasaan sehingga insiden tidak terjadi dalam
proses pelayanan kesehatan. Seorang perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan harus memiliki pengetahuan yang benar,
keterampilan, dan sikap untuk menangani kompleksitas perawatan
kesehatan.
Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau pembeda
yang mencakup nomor rekam medis dan identitas pasien dengan tujuan
agar dapat membedakan antara pasien satu dengan yang lainnya guna
ketepatan pemberian pelayanan, pengobatan dan tindakan atau
prosedur kepada pasien. Dalam hal mengidentifikasi pasien dengan
benar, fasilitas pelayanan kesehatan menyusun pendekatan untuk
memperbaiki ketepatan identifikasi pasien (Peraturan Menteri Kesehatan
No 11, 2017).

C. Jurnal 3
Judul : Pelaksanaan Standar Ketepatan identifikasi Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Sinar Husni Medan Tahun 2017

6
Journal : Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda (S4 Accredited)
Metode : Jenis penelitian dekriptif kuantitiatif dengan membuat gambar atau
deskripsi suatu kejadian secara objektif. Jumlah sampel sebanyak 46
pasien rawat inap di RSU Sinar Husni Medan dengan teknik sampling
insidental yaitu subjek dipilih secara kebetulan dan bersedia saat
pengambilan data. Variabel dalam penelitian ini adalah ketepatan
identifikasi pasien diantaranya : penulisan nama, tanggal lahir, nomor
rekam medis, dan gelang pasien .
Hasil : Berdasarkan Penulisan Nama
Kelengkapan nama sesuai dengan kartu identitas sebanyak 45 orang
(97,8%) dan tidak sesuai sebanyak 1 orang (2,2%), identitas pasien tidak
disingkat sebanyak 44 orang (95,7%) yang disingkat sebanyak 2 orang
(4,3%),identitas pasien ditulis dengan huruf kapital dan ditulis dengan
satu atau dua suku kata sebanyak 46 orang (100%).
Berdasarkan Nomor RM
Kelengkapan identitas pasien yang berdasarkan nomor rekam medis
yang sesuai dengan penomoran sebanyak 45 orang (97,8%) dan tidak
sesuai dengan penomoran sebanyak 1 orang (2,2%). Kelengkapan
identitas pasien berdasarkan tanggal lahir .
Berdasarkan Tanggal lahir
Kelengkapan identitas pasien berdasarkan tanggal lahir yang sesuai
dengan penomoran sebanyak 45 orang (97,8%) dan tidak sesuai dengan
penomoran sebanyak 1 orang (2,2%).
Berdasarkan Gelang Pasien
Ketepatan identifikasi pasien berdasarkan gelang pasien sesuai dengan
kondisi pasien dengan 46 orang (100% ).
Ketidaklengkapan identitas pasien dikarenakan penulisan identitas
pasien mudah terhapus dengan air. Tidak adanya proteksi ekstra pada
gelang atau tinta yang mudah luntur ketika tangan pasien terkena air
membuat perawat harus mencetak berulang kali kertas identitas pasien.

7
Inovasi : Mengubah regulasi dengan menetapkan bahan baku gelang yang anti air
serta tinta yang tidak mudah luntur, selain itu diperlukan pengembangan
program dan prosedur keselamatan pasien di rumah sakit.

D. Jurnal 4
Judul : Pelaksanaan ketepatan Identifikasi pasien oleh petugas kesehatan
dirumah sakit : Case Study
Journal : Indonesian Journal of Nursing Health Science Vol.5, No.2, September
2020
Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif non-eksperimental
dengan metode penelitian deskriptif menggunakan pendekatan study
kasus. Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability
sampling dengan metode total sampling. Responden adalah petugas
kesehatan di Rumah Sakit ( perawat, bidan, analis laboratorium, farmasi
dan fisioterapi). Besar sampel penelitian ini sebanyak 114 orang. Alat
penelitian yang digunakan adalah kuesioner tentang data demografi
responden dan lembar observasi yang berisi tentang ketepatan
identifikasi pasien.

Hasil : Berdasarkan Jenis Tindakan


menunjukkan bahwa dari 10 jenis tindakan sebagian besar responden
melakukan tindakan mengukur TTV Rawat jalan sebanyak 26
responden, dari 26 responden tersebut mayoritas responden (57.7%)
memiliki ketepatan identifikasi pasien sangat baik. Hasil penelitian 9
responden profesi perawat dan bidan dalam tindakan injeksi rawat inap,
(88,9%) telah menjelaskan pada pasien / penanggung jawab pasien
tentang prosedur yang akan dilakukan, dan telah melakukan
dokumentasi setelah memberikan terapi injeksi pada pasien rawat inap,
tetapi masih ditemukan (11,1%) petugas yang tidak menjelaskan pada
pasien/penanggung jawab pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
dan tidak melakukan dokumentasi setelah melaksanakan tindakan pada
pasien hal ini dikarenakan saat penelitian pasien sedang penuh dan

8
petugas yang berdinas terbatas sehungga petugas terburu buru dalam
melakukan tindakan.
Inovasi : Pelaksanaan ketepatan identifikasi pasien oleh petugas kesehatan
sebelum melakukan tindakan pada pasien di Rumah Sakit belum
mencapai target terbukti dengan hasil penelitian dengan kategori sangat
baik hanya sebagian yang seharusnya harus seluruhnya. Meskipun
kesalahan identifikasi pasien jarang terjadi, kesalahan tersebut dapat
mengakibatkan efek samping yang serius dan dapat dicegah. Pelatihan
yang lebih baik dan penggunaan teknologi yang lebih baik dapat
meningkatkan cara petugas kesehatan memverifikasi identitas pasien,
dan penelitian tambahan tentang metode ini.

E. Jurnal 5
Judul : Evaluation Of The Implementation Of Patient Identification
Jurnal : Jurnal Health of Studies ISSN 2549-3353 Vol 5, No.1
Metode : Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan dengan
melakukan wawancara mendalam pada petugas Klinik Laras Hati dan
juga melakukan observasi terkait ketersediaan sarana dan prosedur
pelaksanaan identifikasi pasien. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunalan metode purposive sampling dan
menggunakan informan sebagai subjek penelitian.Penelitian
dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2018, dengan
melakukan wawancara mendalam pada empat informan yang terdiri dari
perawat dan bidan.Peneliti juga melakukan pengamatan atau observasi
sarana dan dokumen pendukung pelaksanaan identifikasi pasien.
Hasil : Identifikasi pasien merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh
seluruh tenaga kesehatan sebagai salah satu penerapan keselamatan
pasien. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali
pengecekan. Pertama, identifikasi pasien sebagai individu yang akan
menerima pelayanan atau pengobatan, yang kedua adalah untuk melihat
kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.

9
Memastikan dengan benar identitas pasien merupakan hal penting untuk
mencegah kesalahan dalam pelayanan (Morrison, 2010). Kesalahan
yang terjadi selama pemberian pelayanan dapat berakibat fatal
(Marquard, 2011). Pelaksanaan identifikasi pasien ini tidak terlepas dari
sarana pendukung seperti gelang identitas pasien. Pelaksanaan
identifikasi pasien dimulai sejak di tempat pendaftaran pasien atau
tempat penerimaan pasien (TPP). Identitas pasien dicetak pada stiker
yang ditempel pada gelang identitas pasien juga tertera pada formulir
permintaan pemeriksaan penunjang.Identitas pasien yang tertera pada
stiker atau dituliskan pada gelang identitas terdiri dari nama, alamat,
tanggal lahir dan nomor rekam medis pasien. Gelang identitas
dibedakan berdasarkan beberapa kriteria. Warna merah muda untuk
pasien berjenis kelamin perempuan, biru muda untuk pasien berjenis
kelamin laki-laki dan ada gelang bayi.
Inovasi : Sosialisasi dan diskusi rutin pada para petugas seperti perawat maupun
bidan di klinik perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, dan meningkatkan ilmu-ilmu terbaru yang dapat diterapkan
dalam pelayanan kesehatan yang akan mereka berikan kepada pasien
serta dapat meningkatkan kepatuhan petugas. Hal ini pernah dilakukan
dalam penelitian Ardani (2018) yang mengungkap bahwa pelaksanaan
diskusi rutin kasus terbukti berhasil meningkatkan kepatuhan perawat
dalam melaksanakan prosedur yang ada. pelaksanaan identifikasi
pasien sudah dilakukan di Klinik Laras Hati, namun belum maksimal. Hal
ini terlihat dari belum lengkapnya sarana penunjang pelaksananan
identifikasi seperti gelang pasien yang belum ada. Gelang untuk bayi
yang ada di klinik belum digunakan sebagaimana mestinya, pemakaian
kadang dilakukan dan kadang tidak dilakukan. Gelang tidak selalu
dipakaikan ke pasien rawat inap. Peraturan, kebijakan ataupun prosedur
yang berisi ketentuan identifikasi pasien maupun pemakaian gelang
identitas pasien belum tersedia di Klinik Laras Hati.

10
BAB III

METODE

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Survei dilaksanakan pada hari Jumat, 19 Mei 2023 di Klinik Rawat Inap “Rolas
Medika” Jember pukul 08.00 WIB.
B. Uraian Kerja masing-masing Aggota Tim
No. NIM NAMA URAIAN KERJA
1. 2111011001 Eka Cindy Halima 1. Penyusunan BAB I dan
BAB II Tinjauan Pustaka
pada jurnal 1 dan 2
2. Wawancara
3. Pencarian Literatur
4. Penulisan referensi
(sebagian yaitu 4 jurnal)
menggunakan mendeley
5. Pembuatan ppt
2. 2111011024 Muhammad Hafid Al Fattah 1. Pembuatan media
kuesioner
2. Pencarian literatur
3. Wawancara
4. Penyusunan BAB III dan
V
5. Tinjauan pustaka Jurnal 3
6. Meninjau struktur
makalah
7. Analisis skala likert
3. 2111011026 Adelia Firnanda Ditha 1. Wawancara
2. Pencarian Literatur
3. Penyusunan BAB IV

11
4. 2111011031 Reza Lia Nasution 1. Penyusunan Tinjauan
pustaka pada Jurnal 4
dan jurnal 5
2. Wawancara
3. Pencarian Literatur
5. 2111011033 Mohamad Rafli Agatha 1. Wawancara
2. Penyusunan penutup
(kesimpulan dan saran)
3. Dokumentasi
4. Administrator
6. 2111011039 Santi Eka Hariyantie 1. Penulisan referensi
( Sebagian yaitu 4 Jurnal)
menggunakan Mendeley
2. Melampirkan skala likert
3. Melampirkan dokumentasi
4. Wawancara
5. Pembuatan ppt sebagian
6. Print kuisioner

C. Instumen yang digunakan


Instrumen yang digunakan berupa kuesioner untuk perawat dengan 16 pertanyaan
dan untuk pasien dengan 10 pertanyaan. Penilaian menggunakan skala likert pada
setiap pertanyaan.

12
BAB IV

HASIL DAN TEMUAN

A. Indikator SKP
No. Indikator SKP Temuan Analisis dan Rencana Tindak Lanjut
1 Identifikasi Pasien Terdapat pasien Perawat mengganti gelang rekam
yang gelang rekam medis yang telah hilang (cari bahan
medisnya hilang yang tidak mudah lepas, robek
dan pasien ataupun luntur)
melaporkannya
kepada perawat
sehingga diganti
dengan yang baru
2 Identifikasi Pasien Terdapat identitas Sebaiknya perawat menuliskan
pasien yang tidak nama pasien dengan lengkap
jelas (mis. Nama karena memungkinkan nama pasien
pasien disingkat, sama, serta mencantumkan nomer
tidak lengkap rekam medis di gelang dan bed
dengan nomer pasien
rekam medis)
3 Identifikasi Pasien Pasien mengalami Seharusnya perawat mencari solusi
alergi dibagian untuk bahan gelang rekam medis
tangan yang yang tidak membuat iritasi atau
terpasang gelang alergi pada tangan pasien
RM, ditangannya
terdapat kemerahan
dan terasa gatal
4 Identifikasi Pasien Terdapat pasien Seharusnya perawat memberikan
yang mengatakan atau memakaikan gelang rekam
bahwa gelang medis kepada pasien setalah
rekam medisnya dilakukan pemeriksaan di ugd atau
diberi oleh perawat sebelum pasien dipindahkan

13
setelah 3 hari keruangan rawat inap
dirawat
5 Identifikasi Pasien Terdapat pasien Seharusnya sebelum melakukan
yang mengatakan tindakan perawat menanyakan
selama dirawat terlebih dahulu kepada pasien
pasien tersebut ataupun keluarga pasien untuk
tidak ditanyakan memastikan benar tidaknya pasien
identitasnya oleh yang akan dilakukan tindakan untuk
perawat atau menghindari kesalahan yang tidak
memastikan benar diinginkan
pasien sebelum
melakukan tindakan
seperti
pengambilan darah
(pemeriksaan lab),
pemeriksaan ttv,
pemberian obat, dll

B. Metode Skala Likert


Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap, atau
pendapat seseorang atau kelompok tentang suatu peristiwa atau fenomena sosial.
berdasarkan definisi operasional yang ditetapkan oleh peneliti. Skala ini merupakan
skala psikometrik yang biasa digunakan dalam kuesioner dan paling sering digunakan
dalam penelitian survei, termasuk survei deskriptif.
Penellitian ini menggunakan metode skala likert dengan jumlah 6 responden.
NO. Daftar Pertanyaan Hasil
1. Perawat melakukan identifikasi sebelum memberikan dan 4
memakaikan gelang
2. Perawat melakukan identifikasi kepada pasien untuk menentukan 3,5
gelang identitas pasien sesuai dengan warna
3. Perawat memverifikasi nama, usia/ tanggal lahir dan nomor rekam 3,5
medis sebelum melakukan tindakan

14
4. Perawat memverifikasi nama, usia/ tanggal lahir dan nomor rekam 3
medis sebelum melakukan medikasi
5. Perawat memverifikasi nama, usia/ tanggal lahir dan nomor rekam 3
medis sebelum melakukan pemeriksaan lab ( Misal. Sampel darah)
6. Perawat memverifikasi nama, usia/ tanggal lahir dan nomor rekam 2,8
medis sebelum memberikan diit
7. Pada saat gelang identitas pasien lepas atau hilang. Perawat 2,1
melakukan pemasangan gelang identitas kembali seperti semula
8. Perawat memberikan Inform concent pada pasien yang menolak 2,5
pemasangan gelang identitas
9. Setiap pergantian shift perawat melakukan pengecekan gelang 2,6
identitas dan papan nama pada tempat tidur pasien
10. Gelang identitas selalu terpasang sejak MRS hingga KRS 3
11. Papan nama pada tempat tidur pasien sesuai dengan identitas diri 1
dan/ atau gelang identitas yang digunakan

Keterangan: 1= Tidak pernah


2= jarang
3= sering
4 = selalu

15
BAB V

MANAJEMEN RISIKO SEDERHANA

No Aktivitas Potensi Bahaya Jenis Probability Consequences (P x C) Tingkat Upaya Pengendalian


Pekerjaan Bahaya Risiko Jenis Upaya
1 Memasang Hilangnya Fisik 3 3 9 Sedang APD Memasang alarm atau
Gelang gelang pemberitahuan untuk
Identifikasi memperingati perawat
apabila gelang rusak atau
hilang
Administrasi Melatih perawat untuk
memastikan penggunaan
identifikasi pasien sesuai
prosedur (SOP) yang
berlaku
Infeksi dan/atau Biologi 4 2 8 Sedang Substitusi Mengganti gelang
iritasi kulit identifikasi dengan yang
lebih aman dan sesuai

16
(lembut, tahan air,
berbahan kain atau
silikon)
Perancangan Mengubah desain dan
bahan gelang untuk
mengurangi risiko rusak
atau pecah dan alergi
Gelang Fisik 2 2 4 Rendah Perancangan Mengubah desain dan
identifikasi pecah bahan gelang untuk
atau rusak mengurangi risiko rusak
atau pecah dan alergi
APD Memasang alarm atau
pemberitahuan untuk
memperingati staff medis
apabila gelang rusak atau
hilang
Administrasi Melatih staff medis untuk
memastikan penggunaan
identifikasi pasien sesuai

17
prosedur (SOP) yang
berlaku

18
PENUTUP

A. Kesimpulan
Identifikasi pasien dianggap sebagai bagian awal yang penting dari proses
perawatan di institusi kesehatan, serta sebagai sumber keselamatan yang penting
dan, jika dilakukan dan digunakan dengan benar, akan membantu dalam pencegahan
kesalahan dan bahaya serius bagi pasien. Identifikasi pasien sangat penting untuk
keselamatan pasien karena untuk mencegah kesalahan medis yang berefek negatif.
Seperti yang dilaporkan dalam studi cross-sectional oleh Hoffmeister de Moura, di
mana ketidaksesuaian utama yang terdeteksi pada gelang identifikasi adalah nama
tidak lengkap atau salah, nomor rekam medis berbeda, data tidak terbaca, dan
masalah integritas gelang. Kesalahan dengan identifikasi pasien berpotensi
membahayakan pasien dan menyebabkan kesalahan perawatan atau memberikan
layanan perawatan kesehatan kepada pasien yang salah.
dari berbagai jurnal yang kami dapat, banyak temuan dengan berbagai metode
yang antara lain metode quasi-experimen, dengan one group pretest and postest
design, metode kuantitatif dengan menggunakan rancangan descriptive correlational
dan dengan menggunakan pendekatan cross sectional, metode dekriptif kuantitiatif
dengan membuat gambar atau deskripsi suatu kejadian secara objektif, metode
kuantitatif non-eksperimental dengan metode penelitian deskriptif menggunakan
pendekatan study kasus, Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
dari klinik yang kami kunjungi untuk dilakukan survei managemen resiko
sederhana menunjukkan bahwa tingkat resiko bahaya menunjukkan sekala rendah
dan sedang.
B. Saran
1. Memasang alarm atau pemberitahuan untuk memperingati perawat apabila
gelang rusak atau hilang.
2. Memastikan penggunaan identifikasi pasien sesuai prosedur (SOP) yang berlaku
3. Mengganti gelang identifikasi dengan yang lebih aman dan sesuai (lembut, tahan
air, berbahan kain atau silikon) dan mengubah desain yang digunakan dengan
bahan gelang yang aman untuk mengurangi risiko rusak atau pecah dan alergi.

19
DAFTAR PUSTAKA

De Rezende, H. A., Melleiro, M. M., & Shimoda, G. T. (2019). Interventions to reduce


patient identification errors in the hospital setting: A systematic review protocol. JBI
Database of Systematic Reviews and Implementation Reports, 17(1), 37–42.
https://doi.org/10.11124/JBISRIR-2017-003895 (Diakses pada tanggal 26 Juni
2023)
Enok Sureskiarti, Rusni Masnina, Maridi Dirdjo, Arif Rahmawan, N. L. A. (2023).
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DAN BIDAN
DENGAN PENERAPAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN. 15, 959–966.
(Diakses pada tanggal 27 Juni 2023)
Insani, T.H.N. and Wikansari, N. (2021) ‘Evaluasi Pelaksanaan Identifikasi Pasien di Klinik
Laras Hati Yogyakarta’, JHeS (Journal of Health Studies), 5(1), pp. 81–87.
Available at: https://doi.org/10.31101/jhes.763.( Diakses pada tanggal 01 Juli
2023)
Parmasih and Rosya, E. (2020) ‘PELAKSANAAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
OLEH PETUGAS KESEHATAN DI RUMAH SAKIT: CASE STUDY Parmasih,
Ernalinda Rosya*’, Indonesian Journal of Nursing Health Science ISSN, 5(2), pp.
176–183.( Diakses pada tanggal 01 Juli 2023 )
Pranatawijaya, V.H. et al. (2019) ‘Penerapan Skala Likert dan Skala Dikotomi Pada
Kuesioner Online’, Jurnal Sains dan Informatika, 5(2), pp. 128–137. Available at:
https://doi.org/10.34128/jsi.v5i2.185.
Romano, R., Marletta, G., Sollami, A., La Sala, R., Sarli, L., Artioli, G., & Nitro, M. (2021).
The safety of care focused on patient identity: an observational study. Acta
Biomedica, 92(3). https://doi.org/10.23750/abm.v92iS2.11328 (Diakses pada
tanggal 26 Juni 2023)
Simamora, R. H. (2019). PENGARUH PENYULUHAN IDENTIFIKASI PASIEN DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN
RAWAT INAP. Progress in Retinal and Eye Research, 561(3), S2–S3. (Diakses
pada tanggal 27 Juni 2023)
Valentina, V. (2018) ‘Pelaksanaan Standar Ketepatan Identifikasi Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Sinar Husni Medan Tahun 2017’, Jurnal Ilmiah Perekam dan
Informasi Kesehatan, (2), pp. 327–333. Available at:
https://core.ac.uk/download/pdf/288016557.pdf. (Diakses pada tanggal 27 Juni
2023)

20
LAMPIRAN

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Anda mungkin juga menyukai