Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan Manajemen
Keperawatan semester ketiga. Makalah ini membahas mengenai Aseptik dan Anti
Aseptik
Makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari beberapa pihak oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak M. Afif Hilmi, S.Kep,Ns.M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen Keperawatan
2. Bapak/Ibu dosen Poltekkes Kemenkes Surabaya Prodi D3 Keperawatan Sidoarjo.
3. Teman-teman sekelompok atas motivasinya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari, bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan pada
makalah ini.Hal ini karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Penulis berharap
semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan
utamanya kepada penulis sendiri. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.
Penyusun Kelompok 8
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
A. Pengertian asepsis.........................................................................................
B. Tujuan asepsis..............................................................................................
C. Tindakan asepsis..........................................................................................
D. Teknik asepsis..............................................................................................
E. Prinsip-prinsip asepsis bedah.......................................................................
F. Peraturaan-peraturan dasar asepsis bedah....................................................
G. Pengertian antiseptik....................................................................................
H. Tujuan antiseptik..........................................................................................
I. Kegunaan dari antiseptik..............................................................................
J. Jenis-jenis antiseptik...................................................................................
K. Teknik pembersihan luka dengan antiseptik...............................................
L. Komposisi antiseptik....................................................................................
M. Cara menggunakan antiseptik......................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran sangat
kecil dan dapat diminati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme terdapat
dimana-mana. Interaksinya dengan seksama mikroorganisme ataupun dengan
organisme lain dapat berlangsung dengan cara yang menguntungkan ataupun
merugikan. Teknik aseptik diperlukan selama membuat dan mensterilkan medium
kultur dalam membiakan mikroba, hal yang perlu dipertimbangkan bagaimana cara
menghindari dari kontaminan.
Asepsis merupakan hal yang perlu diketahui dan disiapkan sebelum melakukan
suatu perawatan. Sterilisasi pada instrumen perawatan dan desinfeksi pada kulit
operator. Tangan merupakan perantara penularan penyakit yang mungkin terjadi antara
dokter dan pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asepsis?
2. Apa tujuan dari asepsis?
3. Apa saja tindakan dari asepsis?
4. Bagaimana teknik dari asepsis?
5. Sebutkan prinsip-prinsip asepsis bedah?
6. Apa saja peraturaan-peraturan dasar pada asepsis bedah?
7. Apa pengertian dari antisepsik?
8. Apa tujuan dari antiseptik?
9. Apa saja kegunaan dari antiseptik?
10. Sebutkan jenis-jenis antiseptik?
11. Bagaimana teknik pembersihan luka dengan antiseptik?
12. Apa komposisi dari antiseptik?
13. Bagaimana cara menggunakan antiseptik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asepsis
2. Untuk mengetahui tujuan asepsis
3. Untuk mengetahui tindakan dari asepsis
4. Untuk mengetahui teknik asepsis
5. Untuk mengetahui prinsip-prinsip asepsis bedah
6. Untuk mengetahui peraturan-peraturan dasara asepsis bedah
7. Untuk mengetahui pengertian antiseptik
8. Untuk mengetahui tujuan dari antiseptik
9. Untuk mengetahui kegunaan antiseptik
10. Untuk mengetahui jenis-jenis antiseptik
11. Untuk mengetahui teknik pembersihan luka dengan antiseptik
12. Untuk mengetahui komposisi antiseptik
13. Untuk mengetahui cara menggunakan antiseptik
BAB II
PEMBAHASAN
A. DefinisiAsepsis
Asepsis tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini
dipakai untuk menggambarkan semua usaah yang dilakukan untuk mencegah
masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi
B. Tujuan Asepsis
Untuk mengurangi resiko kontak dengan mikroorganisme patogen dan
menciptakan lingkungan kerja yang aman, baik untuk pasien maupun untuk orang-
orang yang bekerja dalam bidang kedokteran.
C. TindakanAsepsis
Teknik Asepsis terdiri dari 3 dasar yaitu:
D. Teknik Asepsis
Asepsis terdiri dari asepsis medis dan asepsis bedah. Asepsis medis, disebut
juga teknik bersih. Dimaksudkan untuk mencegah penyebaran mikroorganisme.
Contoh tindakan: mencuci tangan, mengganti linen, menggunakan cangkir untuk
obat. Obyek dinyatakan terkontaminasi jika mengandung atau diduga mengandung
patogen.
1. Umum
Permukaan atau benda steril dapat bersentuhan dengan permukaan atau
benda lain yang steril dan tetap steril; kontak dengan benda tidak steril pada
beberapa titik membuat area steril terkontaminasi. Jika terdapat keraguan tentang
sterilitas pada perlengkapan atau area, maka dianggap tidak steril atau
terkontaminasi.Apapun yang steril untuk satu pasien dapat digunakan hanya pada
pasien tersebut. Perlengkapan steril yang tidak dipakai harus dibuang atau sterilkan
kembali jika akan digunakan kembali.
2. Personil
Personil yang scrub tetap dalam area prosedur bedah, jika
personil scrub meninggalkan ruang operasi, status sterilnya akan hilang. Hanya
sebagian kecil dari tubuh individu scrub yang dianggap steril, pada beberapa ruang
operasi suatu pelindung khusus yang menutup gaun dipakai, yang memperluas area
steril. Perawat instrumentator dan sarana personil yang tidak scrub tetap berada pada
jarak aman untuk menghindari kontaminasi di area steril.
3. Penutup atau draping
Selama menutup meja atau pasien, penutup steril dipegang dengan baik di
atas permukaan yang akan ditutup dan diposisikan dari depan ke belakang. Hanya
bagian atas dari pasien atau meja yang dianggap steril. Penutup steril tetap dijaga
dalam posisinya dengan menggunakan penjepit atau perekat agar tidak berubah
selama prosedur bedah. Robekan atau bolongan akan memberikan akses ke
permukaan yang tidak steril di bawahnya dan penutup tersebut harus diganti.
5. Larutan
Larutan steril dituangkan dari tempat yang tinggi untuk mencegah sentuhan
tidak disengaja pada basin atau mangkuk wadah steril, tetapi tidak terlalu tinggi
sehingga menyebabkan cipratan (bila permukaan steril menjadi basah, maka akan
dianggap terkontaminasi).
G. Definisi Antiaseptik
adalah zat-zat yang dapat membunuh atau menhambta pertumbuhan kuman.
H. Tujuan Antiaseptik
Untuk mencegah infeksi dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya
I. Kegunaan Antiaseptik
1. Membebaskan kulit dari bakteri sebelum operasi untuk mencegah infeksi
2. Mencuci tangan sebelum operasi untuk mencegah infeksi silang.
3. Mencuci luka, terutama pada luka kotor.
4. Sterilisasi alat bedah.
5. Mencegah infeksi pada perawatan luka.
6. Untuk irigasi daerah-daerah terinfeksi.
7. Mengobati infeksi lokal
I. Jenis-jenis Antiseptik
1) Alkohol, sifatnya bakterisida kuat dan cepat (efektif dalam 2 menit)
2) Halogen dan senyawanya
a. Yodium
antiseptik yang sangat kuat, berspektrum luas dan dalam konsentrasi 2% membunuh
spora dalam 2-3 jam
c. Yodoform
sudah jarang digunakan. Penggunaan biasanya untuk antiseptik borok.
3) Oksidansia
a. Kalium permanganat
bersifat bakterisid dan funngisida agak lemah berdasarkan sifat oksidator.
6) Derivat fenol
a. Trinitrofenol (asam pikrat)
antiseptik wajah dan genitalia eksterna sebelum operasi dan luka bakar.
b. Heksaklorofan (pHisohex)
berkhasiat untuk mencuci tangan.
L. Penggunaan antiseptik
1. Desinfeksi kulit secara umum (Pre Operasi) dengan larutan savlon 1:30 dalam alkohol
70%. Hibiscrup 0,5% dalam alkohol 70%.
2. Desinfeksi tangan dan kulit dengan Chlorrhexidine 4% (hibiscrup) minimal 2 menit
3. Untuk kasus Obgin (persiapan partus, vulva hygiene, neonatal hygiene). Hibiscrup
0,5% dalam Aquadest Savlon 1:300 dalam aqua hibiscrup
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Asepsis merupakan hal yang perlu diketahui dan
disiapkan sebelum melakukan suatu perawatan. Sterilisasi pada instrumen perawatan
dan desinfeksi pada kulit operator. Tangan merupakan perantara penularan penyakit
yang mungkin terjadi antara dokter dan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
http://blognyachami.blogspot.com/2010/10/sterilisasi-desinfeksi-aseptik-dan.html
(diakses tanggal 6 oktober 2020)