Oleh :
Kelompok I
( Reguler 1 )
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
AMDAL dengan cepat menyebar di negara-negara maju yang kemudian disusul oleh
negara berkembang dengan banyaknya pihak yang telah merasakan bahwa AMDAL adalah
alat yang ampuh untuk menghindari terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah akibat
aktivitas manusia. Dengan mangacu pada NEPA, maka untuk pertama kalinya pada tahun
1982 Indonesia mencetuskan UULH No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang ini merupakan langkah awal Indonesia
untuk menjadikan pembangunan berwawasan lingkungan. Pasal 16 UULH No. 4 tahun 1982
menyatakan bahwa setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan hidup wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang
pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah.
Untuk menindak lanjuti operasionalnya, dikeluarkanlah PP No. 29 Tahun 1986
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dalam Lembaran Negara Tahun 1986 No. 42
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3338. Isinya menyatakan bahwa AMDAL dimaksudkan
sebagai bagian dari studi kelayakan pembangunan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. PP
No. 29 Tahun 1986 kemudian dicabut dan diganti dengan PP No. 51 Tahun 1993 yang
kemudian diganti lagi dengan PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Semenjak. itulah semakin banyak munculnya peraturan perundang-undangan
lain mengenai AMDAL, salah satu yang tergolong sangat penting untuk menentukan bentuk
kajian lingkungan yang akan dilakukan adalah Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17
Tahun 2001 mengenai jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL.
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan pemerintah
tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah salah satu syarat
perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib mempertimbangkan hasil studi
AMDAL sebelum memberikan ijin usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk
mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.
Dokumen AMDAL terdiri dari :
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL)
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai oleh
Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah rencana usaha
dan/atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan apakah perlu
direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dibuat
pada tahap perencanaan, dan digunakan untuk pengambilan keputusan. Hal-hal yang
dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosialbudaya,
dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan. AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Guna amdal
• Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
• Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan/atau kegiatan
• Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau
kegiatan
• Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup
• Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana
usaha dan atau kegiatan
7. Pengelolaan lingkungan
8. Pemantauan proyek
9. Pengelolaan proyek
AMDAL bukan suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian dari proses
AMDAL yang lebih besar dan penting, menyeluruh dan utuh dari perusahaan dan
lingkungannya, sehingga AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau
proyek dan lingkuangannya deengan menggunakan dokumen yang benar.
Dampak, adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas, yang
dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi.Dalam konteks AMDAL,
penelitian dampak dilakukan karena adanya rencana aktivitas manusia dalam
pembangunan.
d) Mencegah rusaknya sumber daya alam lain yang berada diluar lokasi
proyek, baik yang diolah proyek lain, masyarakat, ataupun yang belum
diolah.
5.1 Kesimpulan
1. Dokumen Amdal yang diajukan kepada Komisi Penilai Amdal wajib disusun
oleh pemrakarsa.
3. Persetujuan KA.
1. Kelengkapan administrasi