Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH ILMU PENGETAHUAN ALAM

“ ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

DISUSUN OLEH :

1. SEPTI YANI
2. RISKA
3. SITI ATIKA
4. RIDHO FAUZAN

KELAS : X PEMASARAN 2

GURU PEMBIMBING : ANGLES JAYANI, S.Pd

SMK SETIA DARMA PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2022/2023
AMDAL – Analisis Mengenai Dampak Lingkungan & Penjelasannya
Dalam sebuah perencanaan usaha, kegiatan atau pembangunan tentu diperlukan perencanaan yang
matang. Tujuannya adalah agar usaha, kegiatan atau pembangunan tersebut berjalan lancar. Dalam suatu
perencanaan, tentunya dampak terhadap lingkungan juga perlu diperhatikan.

Perhatian terhadap lingkungan sekitar dimaksudkan untuk menekan dampak dari pembangunan kepada
lingkungan dan masyarakat sekitar. Maka dari itulah diperlukan sebuah analisis mengenai dampak
lingkungan yang dikenal dengan istilah AMDAL.

Keberadaan AMDAL dinilai penting untuk mengurangi berbagai potensi masalah dan dampak yang
ditimbulkan oleh pembangunan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut ini adalah
penjelasan lengkap mengenai Analisa Dampak Lingkungan.

Pengertian dan Pentingnya AMDAL


AMDAL atau analisis dampak lingkungan merupakan sebuah kajian mengenai dampak penting dan
dampak besar untuk pengambilan keputusan dari sebuah kegiatan atau usaha yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup. Kajian tersebut diperlukan untuk proses pengambilan keputusan mengenai
penyelengaraan kegiatan itu sendiri.

AMDAL adalah proses di dalam suatu studi ilmu formal yang diadakan untuk memperkirakan beberapa
dampak dari sebuah kegiatan atau pembangunan terhadap lingkungan. Karena setiap proyek tentu
memiliki dampak terhadap lingkungan di sekitarnya.

Analisis Dampak Lingkungan terdiri dari analisis yang meliputi berbagai macam aspek lingkungan, baik
yang berupa aspek kimia, fisik, sosial, ekonomi, budaya, biologi, dan sebagainya. Semuanya perlu analisa
secara menyeluruh. Adapun lingkungan hidup yang dimaksud adalah lingkungan yang bersifat biotik,
abiotik, dan juga kultural. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan Hidup.

AMDAL merupakan sebuah alat yang digunakan untuk pengambilan keputusan mengenai akibat apa saja
yang kemungkinan muncul dari sebuah rencana usaha atau kegiatan.

Jenis Usaha Berdampak Pada Lingkungan


Beberapa jenis sektor usaha atau kegiatan yang dapat menciptakan akibat yang besar kepada lingkungan,
antara lain:

 Eksploitasi terhadap sumber daya alam, baik sumber terbarukan dan tidak terbarukan
 Introduksi jenis hewan, jasad renik, dan tumbuhan
 Kegiatan yang menerapkan teknologi-tenologi yang diperkirakan memiliki dampak yang bisa
mempengaruhi lingkungan
 Kegiatan-kegiatan yang berpotensi dapat menciptakan pemborosan, kerusakan lingkungan
hidup, pencemaran akibat limbah, atau kemerosotan sumber daya alam
 Kegiatan-kegiatan yang bisa mempengaruhi pertahanan negara atau berpotensi tinggi
mempengaruhi pertahanan negara
 Kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan sesuatu yang mempengaruhi lingkungan, baik alam,
sosial budaya, maupun lingkungan buatan.
 Kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan sesuatu yang mempengaruhi perlindungan cagar
budaya dan atau kawasan konservasi sumber daya alam
 Penggunaan atau pembuatan bahan non hayati maupun hayati
 Pengubahan bentang alam dan bentuk lahan

Lalu, kriteria apa saja yang dibutuhkan untuk menilai apakah sebuah kegiatan atau proyek berpotensi
untuk mempengaruhi lingkungan hidup? Berikut ini beberapa kriterianya:

 Dilihat dari banyak atau sedikitnya unsur lingkungan yang diperkirakan terkena dampak
 Dilihat dari intensitas dan kurun waktu berlangsungnya dampak
 Dilihat dari jenis dampak (reversible atau irreversible)
 Dilihat dari jumlah manusia yang diperkirakan akan terkena dampak
 Dilihat dari luas wilayah persebaran dari dampak
 Dilihat dari sifat kumulatif dampak

Sejarah AMDAL
AMDAL merupakan sebuah konsep yang pertama kali dicetuskan oleh pemerintah Amerika Serikat,
tepatnya pada tahun 1969. Istilah ini dikenal dengan Environmental Impact Assesment atau disingkat EIA.

Tercetusnya EIA ini dimulai dari adanya berbagai macam gerakan aktivis lingkungan yang menentang
pembangunan serta menentang keberadaan teknologi tinggi pada masa itu. Maka dari itu AMDAL
menjadi konsep yang direncanakan untuk menjaga lingkungan hidup.

Konsep ini kemudian diadopsi oleh berbagai negara karena dinilai menjadi sebuah konsep yang positif,
termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, AMDAL tertuang dalam Undang-undang No. 23 tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dasar hukum lainnya adalah Peraturan Pemerintah No. 27 tahun
1999.

Tujuan AMDAL
Analisis Dampak Lingkungan memiliki tujuan untuk menjaga lingkungan dari dampak yang muncul
akibat adanya sebuah rencana proyek atau kegiatan tertentu. Keberadaannya sangat penting dan
didasarkan pada studi kelayakan yang ada di dalam peraturan atau undang-undang yang berlaku.

Tanpa analisis mengenai dampak lingkungan, bisa jadi lingkungan akan rusak akibat adanya kegiatan
atau proyek tersebut. Hal ini dikhawatirkan memunculkan beberapa kerusakan lingkungan dan juga
mengganggu kultural setempat.

Berikut ini beberapa komponen yang seharusnya tercantum dalam AMDAL, antara lain:

 PIL (penyajian informasi lingkungan)


 KA (kerangka acuan)
 ANDAL (analisis dampak lingkungan)
 RPL (rencana pemantauan lingkungan)
 RKL (rencana pengelolaan lingkungan)

Tujuan adanya Analisis Dampak Lingkungan adalah untuk menjaga, yaitu menjaga agar setiap kegiatan
atau proyek pembangunan tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial setempat.
Dengan demikian, analisis dibuat berdasarkan perkiraan dan juga solusi dari permasalahan yang mungkin
muncul.

Manfaat AMDAL
Analisis tentang dampak lingkungan tentunya memiliki berbagai macam dampak positif, baik bagi
pemerintah, bagi masyarakat, dan juga bagi pemrakarsa.

a. Manfaat Untuk Pemerintah


Bagi pemerintah, keberadaan AMDAL dapat membantu dalam:

 Pencegahan dari kerusakan lingkungan dan pencemaran


 Pencegahan terhadap konflik yang terjadi dengan masyarakat
 Menjaga supaya pembangunan atau kegiatan dilakukan sesuai dengan konsep pembangunan
berkelanjutan dan sesuai dengan peraturan tentang lingkungan yang berlaku
 Perwujudan dari tanggung jawab pemerintah dalam mengelola lingkungan hidup

b. Manfaat Untuk Masyarakat


Adapun manfaat AMDAL untuk masyarakat, antara lain:

 Memberikan pengetahuan dini dari kemungkinan dampak yang terjadi dari sebuah kegiatan atau
proyek pembangunan
 Menjadi salah satu sumber untuk proses pengambilan keputusan
 Melaksanakan fungsi masyarakat sebagai kontrol atau pengendalian terhadap kegiatan

c. Manfaat Untuk Pemrakarsa


Tidak hanya bermanfaat untuk pemerintah dan masyarakat saja, AMDAL pun bermanfaat juga untuk
pemrakarsanya, yaitu:

 Menjamin keberlangsungan usaha


 Referensi dari pengajuan kredit dan segala hal yang berhubungan dengan investasi dan ekonomi
proyek
 Sebagai referensi untuk berhubungan dengan masyarakat dan pemerintahan mengenai hukum dan
dapat saling menguntungkan bagi semua pihak

Fungsi AMDAL
Selain tujuan dan manfaatnya, AMDAL memiliki banyak sekali fungsi. Berikut ini beberapa fungsi dari
dokumen Analisis Dampak Lingkungan secara umum.

 Sebagai bahan perencanaan dalam pembangunan kawasan


 Sebagai izin dari kelayakan lingkungan
 Sebagai dokumen yang legal
 Sebagai awal dari rekomendasi mengenai izin usaha
 Sebagai dokumen untuk referensi pengambilan keputusan mengenai kelayakan lingkungan hidup
dan rencana usaha atau proyek
 Sebagai dokumen untuk referensi penyusunan rancangan usaha atau rancangan proyek
 Sebagai referensi untuk menyusun rencana pengelolaan dan juga pemantauan dari lingkungan
sekitar

Jenis AMDAL
Terdapat jenis-jenis AMDAL, tergantung dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Berikut ini
beberapa jenis AMDAL yang ada di Indonesia.

1. AMDAL Proyek Tunggal


AMDAL proyek tunggal merupakan sebuah dokumen yang membahas tentang studi kelayakan
lingkungan untuk sebuah usaha, kegiatan atau proyek yang diusulkan hanya untuk satu jenis.

Beberapa contoh AMDAL proyek tunggal misalnya untuk proyek rumah sakit, proyek lapangan golf,
proyek tol, proyek PLTU, dan lainnya. Pada umumnya, pengelola atau pemrakarsa kegiatan ini berasal
dari satu institusi.

Selain itu, fungsi kegiatan proyek tunggal juga terpisah dari proyek lainnya, dan memiliki penanggung
jawab dari satu instansi.

2. AMDAL Kawasan
AMDAL kawasan merupakan analisis mengenai dampak lingkungan yang membahas tentang studi
kelayakan lingkungan untuk sebuah kegiatan atau usaha atau proyek yang diusulkan dari beberapa
kegiatan.

Dalam hal ini, AMDAL menjadi satu kewenangan yang membidangi kegiatan tersebut. Contoh AMDAL
kawasan adalah AMDAL untuk kawasan pariwisata, industri, dan lainnya. Pada jenis ini, AMDAL
menjadi satu instansi yang di bawahnya masih ada beberapa kegiatan lainnya, biasanya masih berada di
satu kawasan.

3. AMDAL Terpadu Multi Sektor


AMDAL berikutnya adalah AMDAL terpadu multi sektor. AMDAL semacam ini merupakan sebuah
dokumen tentang studi kelayakan lingkungan untuk usaha kegiatan yang disukulkan dari beberapa jenis
kegiatan, namun beberapa kegiatan ini masih memiliki keterikatan dalam sektor perencaan, hingga
produksinya. Contohnya adalah proyek pembangunan hutan tanaman industri, proyek pembangunan
pemukiman terpadu, dan semisalnya.

4. AMDAL Regional
AMDAL jenis berikutnya adalah jenis regional. AMDAL ini membahas tentang studi kelayakan
lingkungan yang disulkan untuk kegiatan yang diusulkan dan terkait satu dengan lainnya. Di dalamnya
terdapat kewenangan-kewenangan yang lebih dari satu instansi dan berada pada satu kewenangan
administratif yang sama.

Contoh AMDAL Regional misalnya proyek pengelolaan tanah gambut pada satu juta hektar di sebuah
daerah, proyek pengelolaan bukit, dan sebagainya. Dalam hal ini, ada lebih dari satu instansi yang
bertanggung jawab.

Pihak Yang Terlibat Dalam Prosedur AMDAL


Sebelum membahas mengenai prosedur AMDAL, ada baiknya mengetahui telebih dahulu pihak mana
saja yang terlibat dalam prosedur itu sendiri. Berikut tiga pihak yang terlibat secara langsung.

1. Komisi Penilaian AMDAL


Pihak pertama yang terlibat secara langsung adalah komisi penilaian AMDAL. Komisi ini adalah pihak
yang bertugas untuk menilai dokumen AMDAL. Komisi penilai memiliki kedudukan di Kementerian
Lingkungan Hidup, yaitu:

1. Di tingkat provinsi berkedudukan di Bapedalda atau Instansi pengelola lingkungan hidup provinsi
2. Di tingkat kabupaten atau kota berkedudukan di Bapedalda atau Instansi pengelola lingkungan
hidup kabupaten atau kota

Komisi penilai AMDAL ini bertugas untuk mewakili masyarakat yang terkenda dampak dan juga
pemerintah untuk menilai kelayakan dari AMDAL tersebut. Pekerjaannya diatur dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup. Sementara itu anggota komisi penilai AMDAL ditetapkan oleh
gubernur dan walikota atau bupati.

2. Pemrakarsa
Pihak kedua yang terlibat dengan AMDAL tentunya adalah pemrakarsa. Pemrakarsa ini dapat berupa
orang atau instansi atau badan hukum yang bertanggung jawab atas sebuah rencana kegiatan atau rencana
usaha atau rencana proyek tersebut. Pemrakarsa bisa dikatakan sebagai pihak yang mengajukan AMDAL
untuk dinilai dan disetujui oleh komisi penilai.

3. Masyarakat
Pihak selanjutnya yang terlibat di dalam prosedur AMDAL adalah masyarakat yang berkepentingan.
Dalam hal ini masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat yang menjadi dampak dari adanya usaha
atau proyek yang dimaksud. Berikut beberapa kriteria masyarakat yang berkaitan dengan AMDAL
sebuah usaha atau proyek:

 Berdasarkan kedekatan jarak tinggalnya dengan lokasi rencana usaha atau rencana proyek
 Berdasarkan faktor ekonomi atau pengaruh ekonomi
 Berdasarkan faktor sosial budaya
 Berdasarkan pada kondisi lingkungan hidup
 Berdasarkan faktor pengaruh norma dan nilai-nilai yang ada di sekitarnya

Dalam hal ini, masyarakat memiliki kepentingan untuk ikut serta mengawasi prosedur AMDAL itu
sendiri. Maka dari itu, masyarakat dibedakan menjadi masyarakat yang terdampak dan masyarakat yang
menjadi pemerhati.
Prosedur AMDAL
Setelah mengetahui pihak mana saja yang terlibat dalam prosedur AMDAL, setelah itu dilanjutkan
dengan beberapa proses tertentu yang sesuai dengan hukum yang berlaku.

 
Berikut ini beberapa prosedur dan persyaratan AMDAL yang dibedakan ke dalam beberapa poin.

1. Proses Penapisan atau Screening atau Wajib AMDAL


Proses pertama yang perlu dilakukan untuk AMDAL adalah proses penapisan atau screening. Proses ini
dikenal juga dengan seleksi wajib. Proses ini dilakukan untuk menentukan apakah kegiatan atau proyek
tersebut wajib memiliki AMDAL atau tidak.

Proses penapisan di Indonesia dilakukan dengan satu langkah. Semuanya tertuang dalam Keputusan
Menteri Negara LH No. 17 tahun 2001 tentang jenis rencana usaha atau kegiatan. Dari peraturan tersebut
ada beberapa bahan pertimbangan yang perlu diperhatikan, apakah diperlukan AMDAL atau tidak.

2. Proses Pengumuman
Proses selanjutnya adalah proses pengumuman. Dalam hal ini, semua rencana kegiatan atau rencana
proyek yang dilakukan dan diwajibkan padanya untuk memiliki AMDAL, perlu diumumkan.
Pengumuman ini dilakukan kepada masyarakat mengenai seluruh rencana kegiatannya, sebelum
penyusunan AMDAL dilakukan.

Pengumuman ini dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan atau instansi yang bertanggung
jawab, selaku pemrakarsa. Pengumuman ini diatur prosesnya dalam Keputusan Kepala BAPEDAL No.
08 tahun 2000 tentang keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi.

3. Proses Pelingkupan atau Scapping


Proses berikutnya adalah pelingkupan atau scapping. Proses ini merupakan proses awal untuk
mengidentifikasi masalah dan menentukan batasan wilayah studi. Tujuannya untuk menetapkan tingkat
kedalaman studi dan dampak penting dari sebuah kegiatan terhadap lingkungan.

Tujuan lainnya adalah untuk membuat cakupan-cakupan yang akan dinalisis lebih lanjut. Dalam proses
ini, saran dan masukan dari masyarakat dapat menjadi sebuah bahan pertimbangan agar proses menjadi
berjalan dengan lancar. Hasil akhir dari proses scapping adalah KA-ANDAL.

4. Penyusunan dan Penilaian KA-ANDAL


Setelah melalui beberapa proses di atas, proses selanjutnya adalah penyusunan dan penilaian KA-
ANDAL. Proses ini dimulai dengan pengakuan KA-ANDAL oleh pemrakarsa kepada komisi penilaian
AMDAL.

Dokumen tersebut kemudian akan dinilai berdasarkan peraturan yang ada. Penilaian akan memakan
waktu 75 hari, sesuai dengan peraturan. Jika dokumen masih belum sesuai, maka pemrakarsa masih bisa
memperbaiki dan menyempurnakan dokumennya.

5. Penyusunan dan Penilaian pada ANDAL, RKL, dan RPL


Proses selanjutnya adalah penyusunan yang mengacu kepada KA-ANDAL yang sudah disepakati dan
sudah melalui proses penilaian. Jika penyusunan sudah selesai, dokumen bisa diajukan kembali ke komisi
penilaian untuk dinilai kembali. Lamanya proses penilaian dokumen ini juga memakan waktu 75 hari.

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai analisis dampak lingkungan atau AMDAL hingga prosedur
dan syarat yang wajib dipenuhi. Keberadaan AMDAL tentu penting, karena sebuah kegiatan atau proyek
harus berdasarkan perencanaan yang matang agar tidak menciptakan banyak masalah di kemudian hari,
khususnya untuk lingkungan di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai